Anda di halaman 1dari 39

PENELITIAN ILMIAH DAN JENIS-JENIS PENELITIAN

PERTEMUAN 3

Kelompok 5

Ni Komang Sri Cristi Okta Dewi (17)


Ida Ayu Sinta Mahadewi (19)
Ni Made Ayu Candra Dewi (20)

PROGRAM REGULER JIMBARAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
1. Proses Penelitian ................................................................................................................................. 2
1.1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian .................................................... 2
1.2 Kajian Pustakan dan Hipotesis .................................................................................................... 8
1.3 Populasi dan Sampel ................................................................................................................... 15
1.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................................ 17
1.5 Rencana Analisis Data ................................................................................................................ 19
1.6 Penulisan Laporan ...................................................................................................................... 21
1.7 Proposal Penelitian ..................................................................................................................... 21
1.8 Cara Sitasi Yang Baik Dan Legal .............................................................................................. 25
2. Masalah Penelitian ............................................................................................................................ 26
2.1 Sumber-Sumber Masalah Penelitian......................................................................................... 26
2.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian..................................................................................... 26
2.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian ............................................................................. 27
2.4 Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigatif, dan Pertanyaan
Pengukuran ....................................................................................................................................... 28
BAB II ........................................................................................................................................................ 36
SIMPULAN ............................................................................................................................................... 36

ii
PETA KONSEP

iii
1
BAB I

PEMBAHASAN

1. Proses Penelitian
1.1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
1.1.1. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah adalah apabila manajemen mengetahui dan
menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi yang tidak diinginkan dalam
perusahaan. Beberapa situasi yang tidak diinginkan ini bisa terlihat dengan jelas,
misalnya pemogokan karyawan, tingginya tingkat perputaran karyawan,
penurunan jumlah produksi, pemilihan mesin pengganti, dan sebagainya, namun
beberapa yang lain hanya terlihat secara samar, apalagi pada saat permulaan.
Masalah yang hanya terlihat samar, kadang tidak terlihat dan tidak diperhatikan
oleh manajemen perusahaan. Meskipun permasalahan yang ada hanya terlihat
samar, akibat yang ditimbulkan dapat mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. Permasalahan dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam praktek
bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan penelitian bisnis, misalnya
teori motivasi dan kepemimpinan serta manajemen produksi, pemasaran, dan
keuangan. Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa
beberapa keuntungan, yaitu :
a. Penelitian sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait untuk menjawab
persoalan yang ada.
b. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih mudah dan jelas,
karena mempunyai hubungan yang erat dengan teori.
c. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori yang dijadikan
dasar untuk perumusan masalah.
Tidak semua permasalahan yang ada kemudian dapat dijadikan
permasalahan untuk diteliti. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan permasalahan penelitian adalah :

2
a. Kegunaan Penelitian, aspek yang penting dalam pemilihan masalah
penelitian adalah kegunaan penelitian. Setiap ada permasalahan, pertanyaan
pertama adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah
tersebut. Dengan kata lain, penelitian hanya dilakukan untuk penyelesaian
masalah yang mempunyai manfaat lebih besar daripada biayanya. Pada
beberapa penelitian tertentu, meskipun nilai penelitiannya tidak dapat diukur
dengan nilai moneter, kegunaannya sudah tidak perlu diragukan lagi.
b. Prioritas, Banyak permasalahan yang memerlukan penelitian serta
mempunyai kegunaan yang jelas dalam perusahaan. Namun, demikian tidak
semua dari permasalahan tersebut diangkat sebagai permasalahan penelitian.
Suatu permasalahan tertentu, mungkin menjadi permasalahan yang sangat
penting pada beberapa periode yang akan datang, namun belum terlalu
penting untuk diteliti pada saat sekarang.
c. Kendala Waktu dan Dana, Erat hubungannya dengan prioritas maka, suatu
penelitian yang berguna dan mendapatkan prioritas untuk diteliti, mungkin
belum dapat diteliti karena keterbatasan dana. Demikian pula dengan waktu
yang tersedia sering kali membatasi jumlah dan jenis penelitian yang dapat
dilakukan. Tidak jarang suatu penelitian yang diperlukan oleh perusahaan
tidak terlaksana karena tidak adanya dana atau waktu untuk mendukung
pelaksanaan penelitian tersebut.
d. Dapat Diselidiki, Pertimbangan lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah
apakah permasalahan yang dipilih dapat diselidiki. Ada dua hal dalam
hubungannya dengan dapat dan tidaknya suatu permasalahan untuk
diselidiki. Hal ini dapat terjadi karena masalah tersebut secara teoritis tidak
dapat diselidiki atau belum terdapat teori dasar untuk menyelidiki sehingga
saat ada kesempatan kemungkinan untuk dapat diselidiki dan juga karena
masalah yang dapat diselidiki tersebut tidak diizinkan oleh aparat yang
berwenang.
e. Kemampuan Peneliti, Sekadar tertarik kepada suatu permasalahan dan
kemudian melakukan penelitian merupakan langkah yang kurang bijaksana.

3
Apabila peneliti tertarik kepada suatu masalah, masih terdapat beberapa hal
lain yang perlu untuk dipertimbangkan, yaitu :
1) Kendala waktu dan anggaran
2) Tersedianya data yang diperlukan
3) Tingakat keahlian peneliti

1.1.2. Sumber Masalah Penelitian


Masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang terjadi. Menurut Stonner (1982 : 257)mengemukakan bahwa masalah
dapat diketahui bila terdapat hal-hal berikut :
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Misalnya seorang yang biasanya menjadi pimpinan pada bidang
pemerintah Harus pindah kebidang bisnis dan seseorang yang semula
mengetik dengan mesin ketik manual kemudian diganti dengan computer. Hal
ini pada awalnya tentu akan memunculkan masalah.
b. Terdapat penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan
Suatu rencana yang telah dirancang tetapi hasilnya tidak sesuai dengan
harapan dari rancangan tersebut, maka tentu ada masalah. Jadi
untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya
penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan. Misal target
wisatawan menginap di suatu hotel berbintang direncanakan sebanyak 6.000
orang, tetapi kenyataan jumlah yang menginap hanya 3.000 orang.
c. Ada pengaduan
Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata
setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang
diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi tersebut. Misalnya
pengaduan konsumen terhadap kualitas produk yang dinilai kurang baik,
pengaduan konsumen terkait dengan pelayanan yang diberikan.
d. Ada kompetisi
Adanya kompetisi yang dapat menimbulkan masalah. Misalnya
perusahaan pos dan giro merasa mempunyai masalah setelah adanya biro jasa
lain yang menerima titipan surat atau titipan barang. Terdapat perbedaan

4
antara masalah dan rumusan masalah. Seperti yang telah dikemukakan
bahwa, masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi, antara peraturan dengan pelaksanaan, dan antara teori dengan
praktek. Dalam penusunan proposal penelitian, setiap masalah harus
ditunjukkan dengan data oleh peneliti. Misalnya penelitian masalah SDM,
maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data seperti berapa jumlah
SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan
produktivitas yang masih rendah.

1.1.3. Perumusan Masalah Penelitian


Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian, alasan mengapa
penelitian diperlukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian menurut
Evan (1997). Beberapa karakteristik perumusan masalah yang baik adalah
sebagai berikut :
a. Pada umumnya menunjukan variabel yang menarik penelitian dan hubungan
deskriptif, di mana permasalahan sevara sederhana diungkapkan dalam suatu
pernyataan yang harus dijawab. Namun demikian arti penting penelitian tetap
oada hubungan antarvariabel. Perkecualian dalam hal ini adalah metode
penelitian deskriptif, di mana masalah mungkin merupakan pernyataan yang
sederhana untuk dijawab. Namun demikian, peneliti deskriptif juga
memperhatikan pertalian yang ada antara variabel-variabel yang diteliti.
b. Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan, baik secara langsung
maupun operasional. Definisi operasional ini harus jelas dan spesifik
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam pernafsiran yang berbeda, yang
pada akhirnya akan “mengganggu” pelaksanaan penelitian. Arti dari
penelitian adalah penjelasan dalam terminologi operasional atau proses. Jika
peneliti menyebutkan variabel produktivitas maka, peneliti perlu menjelaskan
arti operasional dari produktivitas tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan,
produktivitas harus mempunyai arti operasional yang jelas sehingga tidak
menimbulkan perbedaan pengertian antara peneliti dan pihak lain yang terkait
dengan penelitian tersebut.

5
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama
menurut Fraenkel dan Wallen (1990), yaitu masalah harus feasible, masalah harus
jelas (clear), masalah harus signifikan, dan masalah bersifat etis.
a. Masalah harus feasible, artinya masalah harus dapat dicari jawabannya
melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan waktu, dana dan
tenaga.
b. Masalah harus jelas, artinya dimana semua orang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan, artinya jawaban atas masalah yang diteliti harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, artinya penelitian tidak berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama (ini hanya berlaku
untuk penelitian kualitatif karena sulit mengukurnya, sedangkan penelitian
kuantitatif tidak harus seperti itu).
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk rumusan
masalah penelitian. Bentuk-bentuk masalah penelitian dapat dibagi menjadi tiga
bentuk, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif merupakan suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang
berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena tidak dipasangkan dengan
variabel dependen). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan
variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif. Contoh dari rumusan masalah deskriptif :
1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan PT. Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industry A?
3) Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan sistem multilevel?
b. Rumusan Masalah Komparatif

6
Rumusan Masalah Komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri dengan
Swasta? (satu variabel pada dua sampel)
2) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara Pegawai Swasta
Nasional dan Perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel)
3) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota,
desa dan gunung? (satu variabel pada tiga sampel)
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan
timbal balik/ interaktif/ resiprocal.
1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Contoh dari hubungan simetris adalah:
a) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat
manisnya buah?
b) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan
marketing?
2) Hubungan kausal adalah hubunagn yang bersifat sebab akibat. Dalam hal
ini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi). Contoh dari hubungan kausal
adalah:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
3) Hubungan timbal balik atau hubungan interaktif atau hubungan resiprocal
adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana
variabel dependen dan variabel independen. Contoh dari hubungan ini
adalah:

7
a) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi
motivasi.
b) Hubungan antara iklan dengan nilai penjualan. Makin banyak biaya
yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak penjualan.
Demikian juga semakin banyak penjualan, maka akan semakin
banyak biaya yang disediakan untuk iklan.
Perumusan masalah harus disertai dengan latar belakang masalah. Latar
belakang masalah adalah segala informasi yang diperlukan untuk memahami
perumusan masalah yang disusun peneliti. Dengan kata lain, latar belakang
masalah merupakan informasi yang diperlukan untuk mengerti permasalahan
yang ada. Dengan penyajian latar belakang masalah maka pemahaman
permasalahan peneliti menjadi lebih jelas.

1.2 Kajian Pustakan dan Hipotesis


1.2.1. Pengertian Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah bahasan atau bahan bacaan yang terkait
dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka
merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan.
Kajian pustaka disebut juga kajian literatur. Sebuah kajian pustaka
merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang relevan
dengan bidang atau topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku
ilmiah dan artikel jurnal.

1.2.2. Tujuan Kajian Pustaka


Sebuah kajian pustaka memberikan informasi kepada para pembaca
tentang peneliti dan kelompok peneliti yang memiliki pengaruh dalam suatu
bidang tertentu, misalnya dalam bidang pembelajaran, evaluasi, teknologi,
ilmu pengetahuan alam atau sains. Penulisan kajian pustaka dalam sebuah
penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik
tertentu dengan cara menyeleksi artikel atau bahan kajian yang

8
berkualitas dan relevan yang selanjutnya dirangkai dalam suatu laporan
yang lengkap.
b. Memberikan awalan bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam
suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum,
menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.
c. Memastikan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang
telah dilakukan.
d. Memberikan petunjuk ke mana penelitian diarahkan atau
direkomendasikan.
e. Memberikan garis besar temuan kunci.
f. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang
mengandung pertentangan dalam kajian pustaka.
g. Memberikan analisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan
dari para peneliti lain.

1.2.3. Peranan Kajian Pustaka Dalam Penelitian


Penelusuran atau pencarian kepustakaan yang relevan, hendaknya
dilakukan sebelum kegiatan atau pelaksanaan penelitian. Kepustakaan atau
literatur yang dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti
dalam mampertimbangkan cakupan penelitian yang sedang dikerjakan.
Studi kepustakaan ini memiliki peranan atau fungsi penting, yaitu:
a. Pengetahuan tentang penelitian yang berkaitan, memungkinkan peneliti
menetapkan batas-batasan bidang penelitiannya.
b. Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkinkan peneliti
menempatkan masalah dalam perspektifnya.
c. Melalui penelaahan atau kajian pustaka yang relevan para peneliti dapat
mengetahui prosedur dan instrumen mana yang telah terbukti berguna
dan mana yang tampak kurang memberikan harapan.
d. Pengkajian atau studi yang cermat terhadap bahan pustaka yang relevan
dapat menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara
tak sengaja.

9
e. Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi
yang lebih baik untuk menafsirkan arti pentingnya hasil penelitianya
sendiri.

1.2.4. Sumber-Sumber Pustaka yang Sesuai


Beberapa sumber pustaka yang dapat diperoleh oleh peneliti dalam
membantu kajian kepustakaannya dapat diperoleh dengan cara sebagai
berikut :
a. Sumber dari karya sebelumnya.
b. Lembaga yang menyimpan basis data.

Sumber – sumber utama kepustakaan yang menyimpan basis data dapat


diperoleh dari berbagai sumber antara lain:

1) ERIC (Educational Resources Information Center), di Indonesia


dikenal dengan nama Pusat Data dan Informasi Indonesia (PDII)
2) Abstrak (Abstract), merupakan hasil ringkasan hasil suatu penelitian
atau kajian dalam bidang tertentu, misalnya dalam bidang pendidikan,
psikologi, sosiologi, dan ekonomi. Beberapa klasifikasi abstrak sebagai
berikut :
a) Psychological Abstracts (Washington, DC : American
Psychological Association (APA),1927).
b) Sociological Abstracts (New York : Sociological Abstracts, Inc :
1954)
3) Indeks (Indexes), sebuah indeks dapat memberikan judul yang
dikatalogisasikan menurut atau berdasarkan judul utama tetapi tidak
memberikan abstrak atau deskripsi apapun tentang dokumen. Contoh
dari Indeks adalah :
a) The Education Index (New York : H. W. Wilton Co: 1929)
b) Curent Index to Journasl in Education (Phoenix, AZ: The Oryx
Press, 1969)

10
4) Reviews, merupakan judul artikel atau tulisan yang melaporkan dan
menyintesiskan beberapa hasil karya dalam suatu bidang pada periode
waktu tertentu. Reviews jurnal dalam bidang pendidikan seperti:
a) Review of Educational Research (Washington, DC : American
Educational Research Association(AERA) 1931).
b) Annual Review of Psycologi (Palo Alto, CA : Annual Reviews, Inc.:
1950)
5) Journal dan Buku, merupakan sumber utama dalam penelitian
pandidikan. Jurnal dan buku ini terdiri atas hasil kerja orisinal atau
merupakan “raw materials” untuk sumber sekunder seperti reviews.

1.2.5. Merakit Kepustakaan /Teori yang Berkaitan


Penelitian yang tidak berhasil merangkai bahan pustaka yang
berkaitan itu secara sistematis sejak awal bisa menjadi sangat kacau
penyajiannya. Berikut ini cara merangkai kepustakaan:
a. Mulailah dengan bidang yang diminati, cari yang paling akhir dimuat
dalam terbitan terbaru dan kemudian mundur keterbitan sebelumnya.
b. Bacalah abstrak atau ringkasan suatu laporan terlebih dahulu untuk
menetapkan apakah laporan itu relevan dengan masalah yang sedang
diteliti atau tidak.
c. Buatlah catatan langsung pada kartu catatan, agar mempermudah
diseleksi dan disusun.
d. Sebelum membuat catatan, baca laporan penelitian dengan tepat, guna
mengetahui bagian mana yang ada kaitannya dengan masalah yang
diteliti.
e. Tulislah referensi biografi ( nama pengarang, tahun, judul buku, nama
jurnal, volume buku, nomor, penerbit, tempat terbit dan halaman )
secara lengkap untuk setiap karyanya.
f. Masukkan cukup satu referensi pada satu kartu.
g. Beri tanda bagian yang merupakan kutipan langsung dari pengarang dan
bagian yang merupakan susunan kata-kata sendiri.

11
Berikut ini contoh rangkaian kepustakaan /teori yang berkaitan dalam
bentuk paragraf:
Alan W. Black dan Kevin A Lenzo dari Universitas Carnegie Mellon
(Black, 2006), pada tulisannya yang berjudul Multilingual Text To Speech
Sistem Membahas Tentang Suatu Framework Text To Speech yang dapat
menggunakan berbagai macam bahasa (dengan catatan bahasa-bahasa
tersebut memiliki aturan-aturan yang berbeda satu sama lain). Selain itu,
Alan W Black (Universitas Carnegie Mellon) dan Kishore Prahallad
(Internasional Institude of Technology, Hyderabad, 2005) dalam jurnalnya
yang berjudul A Text To Speech Intervace For Universal Digital Library,
menyebutkan tentang fungsi text to speech sebagai intervace dari sebuah
perpustakaan digital yang menggunakan bahasa India dengan bermacam-
macam dialeg (Assamese, Tamil, Malayam, Gujarati, Telugu, Oriya, Urdu,
dan sebagainya). Arry Akhmad Arman (2004) dari Department Teknik
Elektro Institut Teknologi Bandung dalam tulisannya mengenai Konversi
Dari Teks Ke Ucapan dibahas tentang bagian-bagian dari sistem Text To
Speech secara keseluruhan pada hasil tulisan Arry yang berjudul Teknologi
Pemrosesan Bahasa Alami Sebagai Teknologi Kunci untuk meningkatkan
cara interaksi antara manusia dengan mesin dan keuntungan-keuntungan
yang didapatkan dari sebuah sistem text to speech.

1.2.6. Pengertian Hipotesis


Dalam suatu penelitian, peneliti biasanya menyatakan suatu harapan
yang ingin diperoleh melalui penelitiannya. Harapan yang menyatakan
ramalan atau prediksi hasil yang diperolehnya dari penelitian itu dikatakan
sebagai hipotesis.
Secara umum, pengertian hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu di
uji secara empiris. Secara teknis, hipotesis dapat didefenisikan sebagai
pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang

12
diharapkan dan dilandasi oleh generalisasi dan biasanya menyangkut
hubungan di antara variabel-variabel penelitian.

1.2.7. Kegunaan Hipotesis


Sebelum mengetahui kegunaan dari hipotesis penelitian. Hipotesis
penelitian dapat dirumuskan menjadi dua alasan, yaitu:
a. Hipotesis yang mempunyai landasan kuat menunjukkan bahwa peneliti
telah memiliki cukup pengetahuan dalam melakukan penelitian di
bidangnya.
b. Hipotesis itu memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data,
dimana hipotesis ini menunjukkan kepada peneliti tentang prosedur dan
jenis data yang harus dikumpulkan.

Dari hipotesis yang dirumuskan tersebut, maka kegunaan hipotesis


adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala dan


memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat
diuji dalam penelitian.
c. Hipotesis memberikan arah bagi penelitian.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan dan
hasil penelitian

1.2.8. Karakteristik Hipotesis


Sesudah hipotesis dirumuskan dan sebelum dilakukan pengujian
lebih lanjut peneliti perlu menilai kembali hipotesis yang dirumuskan. Suatu
hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi kriteria tertentu, sehingga
peneliti dapat menguji secara empiris. Berkenaan dengan kriteria, Kerlinger
(1986) mengemukakan bahwa hipotesis yang baik memiliki dua kriteria,
yaitu:
a. Hipotesis merupakan pernyataan tentang hubungan atau relasi antara
variabel-variabel yang diperjelas dengan masuk akal.

13
b. Hipotesis harus mengandung implikasi-implikasi yang tepat dan teratur
untuk pengujian hubungan yang telah dinyatakan.
c. Konsistensi dengan penelitian sebelumnya.
d. Hipotesis dirumuskan dengan kalimat sederhana dan dapat diuji.

1.2.9. Jenis Hipotesis


1.2.9.1. Hipotesis Menurut Bagaimana Hipotesis Diperoleh (Diturukan)
Hipotesis menurut bagaimana diperoleh (diturukan) dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis induktif dan hipotesisi
deduktif.
a. Hipotesis induktif merupakan suatu hubungan yang ditentukan
diantara variabel – veriabel tertentu dan selanjutnya sebuah
penjelasan sementara diberikan. Hipotesis induktif ini memiliki
keterbatasan ilmiah karena hasil yang diperoleh tidak dapat
digeneralisasikan kedalam populasi yang lebih besar.
b. Hipotesis deduktif merupakan suatu hubungan yang ditentukan
diantara variabel – veriabel tertentu dan selanjutnya sebuah
penjelasan sementara diberikan. Hipotesis deduktif ini banyak
memberikan sumbangan ilmiah terhadap penelitian pendidikan
kerena hipotesis tersebut memberikan bukti untuk dapat
diterima atau ditolak, atau bahkan memodifikasi teori yang
dijadikan pijakan.

1.2.9.2. Hipotesis Menurut Bagaimana Hipotesis Dinyatakan


a. Hipotesis Deklaratif dan Hipotesis Nol
Suatu hipotesis dikatakan sebagai hipotesis deklaratif karena
hipotesis tersebut diungkapkan dalam bentuk kalimat
pernyataan atau deklarasi. Sedangkan hipotesis nol, sebaliknya
menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan di antara
dua variabel atau lebih. Menurut Gall & Borg (2003), hipotesis
ini biasanya tidak mencerminkan hal yang diharapkan terjadi
oleh peneliti. Hipotesis nol ini diperoleh berdasarkan hasil uji
statistik.Hipotesis direksional dan Nondireksional

14
b. Hipotesis direksional
Merupakan hipotesis yang menyatakan arah atau
kecenderungan suatu hubungan/ perbedaan dua variabel.
Sedangkan hipotesis nondireksional menyatakan adanya
hubungan atau perbedaan antara dua variabel.
c. Hipotesis non direksional
Merupakan hipotesis yang hanya menyatakan adanya
hubungan atau perbedaan dua variabel.

1.3 Populasi dan Sampel


1.3.1. Populasi
Populasi merupakan generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah gambaran
keseluruhan dari yang akan kita teliti, bukan hanya untuk orang atau manusia,
tetapi juga dapat berupa obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari tersebut,
namun meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek tersebut.

1.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga atau waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif (mewakili). Ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan dalam
mengambil sampel dari sebuah penelitian, antara lain :
a. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
berbagai teknik sampling yang dapat digunakan:
1) Probability Sampling

15
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a) Simple Random Sampling, pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi dan dilakukan bila populasi dianggap homogen,
b) Proportionate Stratified Random Sampling, digunakan bila
populasi memiliki anggota/ unsur yang tidak homogen dan
berstrata proposional.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling, digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tapi kurang
proporsional.
d) Cluster Sampling, merupakan teknik sampling area yang
digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti/ sumber data sangat luas.
2) Nonprobability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a) Sampling Sistematis, merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut.
b) Sampling Kuota, digunakan untuk menentukan sampel dari
populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
diinginkan.
c) Sampling Insidental, digunakan untuk penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
ditemukan oleh peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
d) Sampling Purposive, digunakan untuk penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel ini cocok digunakan untuk

16
penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.
e) Sampling Jenuh, digunakan untuk pengumpulan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sering
dilakukan bila populasi relatif kecil.
f) Snowball Sampling, merupakan teknik penentuan sampel yang
awalnya berjumlah kecil kemudian membesar.

1.4 Metode Pengumpulan Data


1.4.1. Pengertian dan Jenis Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan. Pengumpulan data adalah tahap yang cukup menentukan dalam
proses penelitian, karena dengan pengumpulan data yang tepat maka
diharapkan jawaban dari perumusan masalah tidak bias. Data dapat
diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu:
a. Data Kuantitatif
Adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) yang dapat
kalsifikasikan menjadi: Data Interval (yaitu data yang diukur dengan jarak
diantara dua titik pada skala yang sudah diketahui) dan Data Rasio (yaitu data
yang diukur dengan suatu proporsi).
b. Data Kualitatif
Adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik, namun karena
dalam statistic data harus berbentuk angka maka data kualitatif dapat
dikuantitatifkan dengan data kualitatif digolongkan menjadi: Data Nominal
(data yang dinyatakan dalam bentuk kategori) dan Data Ordinal (data yang
dinyatakan dalam bentuk skala peringkat).
c. Data Menurut Dimensi Waktu
Data menurut dimensi waktu dapat dibedakan menjadi: Data Runtut
Waktu (data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu
variabel tertentu), Data Silang Tempat (data yang dikumpulkan pada suatu
titik waktu), dan Data Pooling (data yang dikumpulkan melalui
penggabungan data runtut waktu dan data silang tempat).

17
d. Data Menurut Sumber
Data menurut sumber dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu
Data Internal (data yang didapat dari dalam organisasi), Data Eksternal (data
yang didapat dari luar organisasi), Data Primer (data yang diperoleh dari
survei lapangan dengan menggunakan semua metode pengumpulan data
organisasi), dan Data Sekunder (data yang dikumpulkan oleh lembaga
pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data).

1.4.2. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara, yaitu:
a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dengan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan
dapat dilakukan melalui tatap muka maupun lewat telepon.
b. Kuesioner atau angket
Kusioner atau disebut juga angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui untuk dijawab.
Menurut Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam
penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu prinsip penulisan,
pengukuran, dan penampilan fisik.
c. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan proses yang kompleks,
pengumpulan ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam, dan responden yang diamati tak terlalu besar. Observasi dapat
dibedakan menjadi Observasi Berperanserta (Participant Observation),
Observasi Nonpartisipan (Non Participant Observation), Observasi
terstruktur, dan Observasi Tidak terstruktur. Observasi Berperan serta adalah

18
observasi dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data.
Dengan melakukan observasi ini maka data yang diperoleh lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak. Sedangkan Observasi Nonpartisipan adalah dimana peneliti tidak
terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Observasi
Terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis dimana
peneliti sudah mengetahui dengan baik variabel yang akan diamati dengan
instrumen yang telah baku. Sedangkan Observasi Tidak Terstruktur adalah
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis dengan menggunakan
rambu-rambu pengamatan bukan instrumen yang telah baku.

1.5 Rencana Analisis Data


Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Menurut Mudjarad Kuncoro (2009), analisis
data merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Tujuan
dari analasis data adalah menyediakan informasi untuk memecahkan masalah. Adapun
tahap pra-analisis meliputi:
a. Penyuntingsn Data (Editing)
Kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk,
apakah ada kekeliruan pengiriman, tidak lengkap pengisiannya dan palsu. Tujuan
dari proses ini adalah agar data yang dikumpulkan memberikan kejelasan, dapat
dibaca, konsisten dan koplet.
b. Pengembangan Variabel
Variabel diciptakan untuk analisis tertentu dari peneliti yang berkaitan dengan
tujuan studi. Pengembangan variabel dapat berupa transformasi matematika.
c. Pengkodean Data (Coding)
Pengkodean data atau coding adalah pemberian tanda/simbol bagi tiap-tiap data
yang termasuk dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka atapun huruf.
Tujuan dari coding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-
kategori yang penting. Kode dapat dibuat pada kartu tabulasi ataupun daftar

19
petanyaan itu sendiri. Jika data diolah dengan komputer, kode-kode harus dibuat
dalam coding sheet.
d. Cek Kesalahan
Cek kesalahan memiliki dua tugas, yaitu meyakinkan bahwa semua tahapan pra-
analisis sebelumnya telah dilakukan dengan benar dan data yang telah diberi kode
harus dicek kembali untuk mendeteksi kemungkinan adanya salah ketik.
e. Pembentukan Struktur Data
Struktur data ini disusun untuk memasukan semua data yang dibutuhkan untuk
analisis dan kemudian mentransfernya ke dalam media penyimpanan data. Dengan
kata lain, struktur data adalah cara bagaimana informasi-informasiresponden
ditempatkan dalam media penyimpanan.
f. Pra-analisis Cek Komputer
Pada tahapan ini data perlu dicek kembali baik kekompletan maupun
konsistensinya. Tugas lain dari tahap ini adalah mengecek perangkat lunak yang
digunakan untuk menilai ketepatan dan keandalan perangkat lunak tersebut.
g. Tabulasi
Tabulasi merupakan alat analisis bisnis yang bermanfaat bagi peneliti sebagai alat
menyusun kategori ketika mengubah variabel interval menjadi klasifikasi nominal.
Selain itu, tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistic deskriptif
mengenai variabel yang digunakan dana tau tabulasi silang.
Secara umum, terdapat dua metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis
data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan pada penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini tidak menggunakan alat statistik,
namun dengan membaca tabel, grafik, atau angka-angka kemudian melakukan
penafsiran. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan pada penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Analisis ini menggunakan alat statistik. Terdapat dua macam alat
statistik, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dengan maksud membuat kesimpulan yang

20
berlaku untuk umum. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter pupulasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Sedangkan statistik
nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Penggunaan
statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan
dianalisis.

1.6 Penulisan Laporan


Tahap terakhir yang merupakan tahap paling penting dalam proses pelaksanaan
penelitian adalah tahap penulisan laporan hasil penelitian. Pentingnya teori dan hipotesis
suatu penelitian, atau hati-hati dan telitinya rancangan dan pelaksanaan penelitian itu,
atau penemuan-penemuan penelitian itu, semuanya akan kecil hasilnya apabila hasil
penellitian itu tidak dilaporkan secara tertulis. Peneliti membutuhkan komunikasi dengan
pihak lain sehingga pengalaman penelitiannya dapat menambah perbendaharaan untuk
kepentingan perkembangn ilmu pengetahuan.
Bentuk, isi, dan cara melaporkan hasil penelitian akan menentukan bagaiman
proses penyebaran pengalaman penelitian dapat berlangsung secara semestinya di dalalm
masyarakat luas. Jika suatu penelitian sudah selesai dilakukan, maka peneliti harus
membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk tertulis. Laporan penelitian merupakan
bentuk pertanggungjawaban. Ada berbagai versi laporan hasil penelitian tergantung dari
lembaga ataupun pakar mana yang menulisnya. Sekalipun demikian ada benang merah
dalam isi penulisan laporan, yaitu terdiri dari bagian-bagian Laporan terdiri atas : Bagian
I berisi Pendahuluan; Bagian II berisi Metodologi yang digunakan; Bagian III berisi Hasil
Penelitian dan Bagian V berisi Kesimpulan dan Saran.

1.7 Proposal Penelitian


Proposal merupakan suatu usulan atau rencana yang memerlukan persetujuan dari
pihak lain sebelum dilaksanakan. Isi proposal dapat berupa rancangan kegiatan, dana,
dan pelaksana. Proposal bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang
suatu rencana kegiatan secara lengkap, jelas, singkat, dan mudah dimengerti sebagai
bahan pertimbangan bagi pihak yang memberikan persetujuan atas kegiatan yang
diusulkan. Sudah barang tentu keberhasilan suatu proposal ialah disetujui oleh pengambil
keputusan yang berwewenang. Proposal Penelitian merupakan usulan yang berisi

21
rencana kegiatan penelitian yang disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan
dari pihak yang berwewenang. Pihak yang berwewenang dapat dikategorikan seperti
lembaga/instansi yang akan mensponsori atau membiayai penelitian tersebut, tempat atau
sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang meminta dilakukannya penelitian. Jenis-
jenis proposal bisnis dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:
a. Proposal Internal, proposal ini kebanyakan dibuat oleh sebuah perusahaan yang pada
umumnya lebih ringkas. Ringkasan eksekutif biasanya dicantumkan pada semua
jenis proposal kecuali proposal yang sederhana.
b. Proposal Eksternal, proposal eksternal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proposal
pesanan (proposal yang biasanya harus melalui sebuah persaingan untuk
mendapatkan kontrak atau dana dengan mengajukan proposal tersebut ke pihak lain)
dan Proposal bukan pesanan (proposal yang menggambarkan saran dan anjuran
peneliti untuk sebuah penelitian yang mungkin akan dilaksanakan).

Selain jenis-jenis dari proposal penelitian, maka terdapat manfaat dari proposal
penelitian, yaitu:

a. Manfaat Bagi Peneliti


1) Persamaan Persepsi Permasalahan, persamaan persepsi permasalahan antara
peneliti dan manajer sangat penting sebelum penelitian dilaksanakan, sehingga
hasil yang dibutuhkan manajer dalam pengambilan keputusan dapat bernilai bagi
manajer.
2) Orientasi Penelitian Keseluruhan, peneliti harus berpikir kritis mengenai aspek-
aspek penelitian sebelum melakukan penelitian. Dari diketahuinya aspek-aspek
penelitian maka peneliti dapat memprediksi anggaran dan waktu yang
dibutuhkan.
3) Pedoman Pelaksanaan Penelitian, proposal penelitian yang sudah disetujui oleh
manajer dapat digunakan sebafai pedoman pelaksanaa penelitian. Sehingga dari
proposal tersebut, peneliti dapat mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan
dan pelaksanaan kegiatan akan berjalan kondusif.
4) Kejelasan Kegiatan Penelitian, dengan menggunakan proposal yang baik, maka
kegiatan penelitian yang akan dilakukan menjadi jelas. Dengan begitu, peneliti

22
dapat mengefisienkan waktu penelitian, kemungkinan salah penelitian dapat
dikurangi, dan menghasilkan kualitas penelitian yang tinggi.
5) Kemudahan Evaluasi Penelitian, proposal akan mempermudah evaluasi
penelitian yang diusulkan baik bagi peneliti maupun pihak lain yang terkait. Dari
proposal maka dapat diketahui kegiatan apa saja yang harus, kegiatan apa yang
tidak perlu, atau yang tidak mungkin dapat dilaksanakan. Dari sana maka pihak
lain dapat memberikan koreksi atau saran yang sesuai dengan fungsi dan
kepentingan masing-masing.
6) Proteksi Pelaksanaan Penelitian, Proposal mampu menlindungi penelitidari
campur tangan pihak lain, ketika penelitian sedang berlangsung. Karena proposal
sudah disetujui dan campur tangan pihak lain dapat dihindari karna tidak tertera
pada proposal yang telah disetujui sebelumnya.
7) Persetujuan Peneliti dan Manajer, proposal berfungsi sebagai dokumen
persetujuan antara peneliti dan manajer. Dimana proposal data membawa
manajer kepada harapan yang realistis terhadap hasil studi yag diteliti oleh
peneliti.
b. Manfaat Bagi Manajer
1) Jaminan Kualitas Peneliti, proposal dapat menjadi jaminan bagi manajer bahwa
peneliti sudah jelas mengetahui permasalahan yang ada dan perkiraan hasil studi
sudah terangkum dalam proposal.
2) Persetujuan Metode Penelitian, dimana metode dan teknik yang digunakan
peneliti dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi manajer atas
permintaan manajer sebelum penelitian dilakukan.
3) Kendali Penelitian, proposal yang telah disetujui manajer akan menjadi
pernyataan resmi dari peneliti tentang hasil yang akan didapatkan manajer dari
penelitian yang dilakukan tersebut.
4) Prioritas Penelitian, proposal akan membantu manajer untuk menyusun nilai
relative dari masing-masing usulan penelitian yang ada. Sehingga manajer data
memilih penelitian mana yang lebih dulu dilaksanakan, yang ditunda atau bahkan
tidak dilakukan karena sehubungan dengan waktu dan dana yang tersedia.

23
5) Penilaian Informasi, proposal dapat menjadi tolak ukur bagi manajer menentukan
biaya penelitian. Dimana nilai informasi merupakan masukan yang sangat
penting.

Kendati jenis proposal relative beragam, suatu proposal biasanya mempunyai


struktur sebagai berikut,

a. Halaman Judul, disusun dengan ringkas, padat dan menarik


b. Ringkasan Eksekutif, disajikan secara sigkat dan padat sehingga memungkinkan
bagi para sponsor untuk mengetahui maksud dan tujuan secara cepat dan tepat.
c. Latar Belakang, uraian singkat mengenai lingkungan seputar masalah yang
diteliti.
d. Rumusan Masalah, diuraikan semenarik mungkin dengan runtut dan fokus
dengan dihasilkannya kata akhir permasalahan yang dapat dimengerti pembaca
secara jelas.
e. Tujuan Penelitian, bagian ini menjabarkan apa yang direncanakan untuk
dilakukan dalam usulan penelitian.
f. Studi Pustaka, memperlihatkan kembali semua penelitian yang pernah dan
sedang dilakukan yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan diteliti.
g. Manfaat Penelitian, berisikan penekanan penting mengenai dilakukannya sebuah
penelitian tersebut.
h. Desain Penelitian, menguraikan tahapan dana pa yang dilakukan peneliti baik
dalam penarikan sampel, metode pengumpulan data dan prosedur teknis
penelitian lainnya.
i. Analisis Data, menguraikan metode yang direncanakan dan dasar teoritis untuk
memakai teori tersebut oleh peneliti.
j. Bentuk Laporan, menjelaskan format laporan yang akan ditampilkan sebagai
bentuk akhir penyampaian hasil penelitian.
k. Kualifikasi Penelitian, menyebutkan pihak-pihak yang ikutserta dalam penelitian
yang dilakukan dengan data pribadi dari peneliti.
l. Anggaran, menguraikan secara benar pos-pos yang dianggarkan dalam
pelaksanaan penelitian.

24
m. Jadwal, menguraikan gambaran mengenai kapan dan berapa lama jangka waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan setiap langkah dalam penelitian.
n. Daftar Pustaka, menguraikan referensi atau kepustakaan dari semua kegiatan
penelitian oleh banyak sumber.
o. Lampiran, merupakan tempat khusus untuk memuat penjelasan-penjelasan yang
diperlukan, seperti daftar istilah, instrumen pengukuran, surat keputusan, dan
undang-undang.

Dalam membuat proposal maka terdapat aspek penting dalam teknik penulisan
proposal, yaitu

a. Perumusan masalah harus mudah dipahami.


b. Desain penelitian hendaknya memiliki skema dan didasarkan atas metodologi
yang jelas.
c. Mengemukakan pentingnya penelitian tersebut dengan baik agar sponsor tertarik
untuk memberikan dukungan.
d. Bagian objektif dan hasil penelitian hendaknya dapat mengomunikasikan hasil
konkrit yang akan diperoleh kegunaannya secara tepat dari hasil studi yang akan
dilakukan.

1.8 Cara Sitasi Yang Baik Dan Legal


Sitasi atau citation di dalam penulisan ilmiah sangat penting. Telah dimaklumi
bersama dalam penulisan ilmiah penulis memerlukan bahan pustaka pendukung bagi
tulisannya. Kegunaan bahan pustaka pendukung antara lain untuk menunjukkan antara
kebijakan di bidang kajiannya, menerangkan suatu teori, pengartian atau definisi,
memperlihatkan kepada pembaca apa yang pernah ditemukan oleh iluman lain, untuk
memperkuat temuannya, untuk memanfaatkan metode, sebagai pembanding, dalam hal
ini mungkin memperlihatkan beda atau kesamaan pendapat dengan ilmuan lain, dan
banyak lagi alasan lain yang dapat memperkuat keaslian penelitian yang dilakukan.
Dengan kata lain sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip
pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam
suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu
adalah pernyataan orang lain dan berikut contoh dari isi sitasi, yaitu:

25
a. Buku (pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi)
b. Jurnal (pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahun publikasi dan nomor
halaman)
c. Karya di Internet (URL dan tanggal tersebut diakses)
d. Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)
e. Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)

Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang
sama, tambahkan huruf kecil a, b, c setelah tahun terbit, misalnya 2005a, 2005b, 2005c.

2. Masalah Penelitian
2.1 Sumber-Sumber Masalah Penelitian
Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi
meliputi:
a. Bacaan terutama hasil penelitian, rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat
menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas.
Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawab.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.
b. Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah, hal ini dapat menjadi sumber masalah penelitian
karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional
sehingga munculah masalah.
c. Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan), hal ini
dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun ilmu
pengetahuan yang mengangkat sutu masalah sehingga memunculkan masalah.
d. Pengamatan sepintas, hal ini dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli
kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk
mendapatkan air minum.
e. Pengalaman pribadi, hal ini sebagai sumber masalah penelitian yang berkaitan
dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadi atau professional seseorang.

2.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Sekurang-kurangnya terdapat tiga kriteria yang diharap akan terpenuhi di dalam
perumusan masalah penelitian, yaitu

26
a. Perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat
interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris (yang menghubungkan dua atau
lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia).
b. Masalah penelitian diharapkan bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, dan
dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori
baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
c. Perumusan masalah yang baik, hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan
pragmatis yang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan
yang relevan, dan dapat diterapkan secara nyata dalam proses pemecahan masalah
bagi kehidupan manusia.
2.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa
masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal berikut.
a. Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas, dimana semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap
masalah tersebut
c. Masalah harus signifikan, dimana jawaban atas masalah tersebut harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan
praktis.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan dan agama.
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono
menyebutkan ada tiga bentuk masalah, yaitu masalah deskriptif, masalah komparatif, dan
masalah asosiatif.
a. Masalah deskriptif
Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat

27
perbandingan variabel tersebut pada sampel yang lain. Penelitian dengan rumusan
masalah deskriptif disebut dengan penelitian deskriptif.
b. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda.
c. Masalah Asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa dalam hubungan simetris, kausal
maupun hubungan timbal balik.
a. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif.
b. Hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifay sebab akibat. Dalam hal ini ada
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel tak bebas).
Variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas.
c. Hubugan timbal balik atau interaktif yaitu hubungan yang saling mempengaruhi.
Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen.

2.4 Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigatif, dan


Pertanyaan Pengukuran
2.4.1. Pertanyaan Penelitian
Begitu peneliti mempunyai pertanyaan yang jelas mengenai pertanyaan
manajemen, peneliti dan manajer harus menerjemahkan ke dalam pertanyaan
penelitian. Pertimbangkan pertanyaan penelitian agar berupa pertanyaan
pengumpul informasi yang berorientasi pada fakta. Ada banyak cara yang
berbeda untuk membahas sebagaian besar dilema manajemen. Di sinilah, dalam
perumusan pertanyaan penelitian, wawasan dan keahlian manajer berperan.
Hanya alternatif yang masuk akal yang dipertimbangkan. Jika peneliti bukan
bagian dari lingkungan pengambilan keputusan manajer, peneliti tersebut hanya
dapat membantu sedikit.

28
Arahan manajer kepada peneliti adalah yang paling penting. Namun,
apabila peneliti adalah bagian integral dari lingkungan pengambilan keputusan,
peneliti dapat membantu manajer dalam mengevaluasi arah tindakan mana yang
harus dan dapat diteliti. Tujuan peneliti adalah membantu manajer merumuskan
pertanyaan penelitian yang cocok dengan kebutuhan untuk mengatasi dilema
manajemen. Pertanyaan penelitian adalah hipotesis pilihan yang paling baik
menyatakan sasaran studi penelitian. Merupakan pertanyaan manajemen yang
lebih spesifik untuk dijawab. Jumlahnya mungkin lebih dari satu pertanyaan, atau
hanya satu. Proses penelitian yang menjawab pertanyaan yang lebih spesifik ini
melengkapi manajer dengan informasi yang diperlukan untuk proses
pengambilan keputusan.
Menyempurnakan Pertanyaan Penelitian
Istilah menyempurnakan mungkin terdengar aneh untuk penelitian, tetapi
ini menciptakan suatu citra yang mulai dikenali oleh sebagian besar peneliti.
Penyempurnaan pertanyaan persisnya adalah apa yang harus dikerjakan praktisi
ahli sesudah eksplorasi selesai. Pada saat ini, sebuah gambaran yang lebih jelas
mengenai pertanyaan manajemen dan penelitian mulai muncul. Sesudah tinjauan
awal, studi eksplorasi singkat, atau keduanya, proyek pun mulai menjadi jelas
melalui salah satu dari dua cara ini:
1. Pertanyaan sudah terjawab dengan jelas dan prosesnya selesai.
2. Muncul sebuah pertanyaan yang berbeda dengan pertanyaan yang semula
dibahas.

Pertanyaan penelitian tidak perlu berbeda materinya, tetapi akan


berkembang secara bertahap. Tidak ada alasan untuk berkecil hati. Pertanyaan
penelitian yang disempurnakan akan mempunyai fokus yang lebih baik dan akan
menggerakkan penelitian ke depan dengan lebih jelas ketimbang pertanyaan yang
telah diformulasikan sebelumnya. Selain menyempurnakan pertanyaan orisinal,
aktivitas penelitian lain yang terkait dengan pertanyaan tersebut harus dibahas
dalam fase ini untuk memperbaiki arah proyek:

29
1. Memeriksa konsep dan konstruk yang akan digunakan dalam studi. Apakah
konsep dan konstruk telah didefinisikan secara memuaskan? Apakah definisi
operasional sudah digunakan secara semestinya?
2. Mengulas pertanyaaan penelitian dengan tujuan untuk merincinya menjadi
pertanyaan tingkat kedua dan ketiga yang lebih spesifik.
3. Apabila hipotesis digunakan, pastikan apakah hipotesis tersebut memenuhi
uji kualitas.
4. Menentukan bukti apa yang harus dikumpulkan untuk menjawab bermacam
pertanyaan dan hipotesis.
5. Menetapkan cakupan studi dengan menyatakan apa yang bukan bagian dari
pertanyaan penelitian. Ini akan menetapkan batas untuk memisahkan masalah
yang berada dekat dengan sasaran utama.

Ketika karakteristik atau alasan yang masuk akal dari masalah telah
didefinisikan dengan baik dan pertanyaan penelitian dinyatakan secara jelas,
maka selanjutnya dapat mendeduksi sub pertanyaan esensial yang akan menuntun
perencanaan proyek dalam proses penelitian.

2.4.2. Pertanyaan Manajemen


Manajer harus melangkah dari dilema manajemen ke pertanyaan manajemen
untuk melanjutkan proses riset. Pertanyaan manajemen menyatakan kembali
dilema dalam bentuk pertanyaan:
a. Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat perputaran karyawan?
b. Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan lamanya masa tinggal
penyewa dan mengurangi tingkat kepindahan?
c. Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi biaya?
Kategori Pertanyaan Manajemen

Jumlah pertanyaan manajemen terlalu banyak untuk didaftar, tetapi kita dapat
menggolongkannya:

a. Pilihan tujuan atau sasaran.


b. Pembuatan dan evaluasi solusi.

30
c. Pelacakan masalah atau situasi kontrol.

Jenis pertama berkenaan dengan pilihan tujuan dan sasaran. Pertanyaan


umumnya adalah “Apa yang ingin kita capai?” Pada tingkat perusahaan,
pertanyaannya mungkin “Apakah kita di Perusahaan XYZ harus
mempertimbangkan kembali sasaran dasar perusahaan yang berkenaan dengan
citra kita dalam masyarakat?” secara lebih sempit, pertanyaan manajemen
mengenai sasaran mungkin menanyakan, “Sasaran apakah yang harus dicapai
XYZ dalam perputaran negoisasi tenaga kerja berikutnya?”

Kategori kedua untuk pertanyaan manajemen berkenaan dengan pembuatan


dan evaluasi solusi. Pertanyaan umumnya adalah ”Bagaimana kita dapat
mencapai tujuan yang kita inginkan?” Proyek riset di dalam kategori ini biasanya
berurusan dengan masalah yang konkret sehingga para manajer dengan cepat
dapat mengenali manfaat proyek riset tersebut. Proyek dapat melibatkan
pertanyaan seperti:

a. “Bagaimana kita dapat mencapai tujuan lima-tahun kita seperti penjualan dan
laba bersih yang meningkat dua kali lipat?”
b. “Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan program CompleteCare bagi
reparasi dan layanan produk MindWriter?”
c. “Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi keluhan layanan pasca
pembelian?”

Kelas ketiga pertanyaan manajemen berkenaan dengan pelacakan masalah


atau situasi control. Masalah biasanya melibatkan pemantauan atau diagnose atas
penyebab kegagalan seperti, dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkannya.
Kelompok ini mencakup pertanyaan seperti, “Mengapa departemen kita
mengeluarkan biaya tertinggi?” dan “Seberapa baikkah program kita memenuhi
sasarannya?”

Tidak peduli bagaimana pertanyaan manajemen didefinisikan, ada banyak


arah riset yang dapat diambil. Sebuah pertanyaan spesifik dapat menghasilkan

31
banyak studi. Kekhawatiran mengenai citra perusahaan MetalWorks dapat
menghasilkan:

a. Survei di berbagai kalangan kelompok untuk mengetahui sikap mereka


terhadap perusahaan.
b. Riset sekunder untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan lain untuk
memoles citra mereka.
c. Studi untuk meramalkan ekspektasi pada perubahan sikap sosial.

Pertanyaan sehubungan dengan sasaran negosiasi tenaga kerja MetalWorks


dapat mendorong riset mengenai penyelesaian terkini di dalam industry atau
survey di kalangan pekerja untuk mencari tahu seberapa baik manajemen telah
memenuhi kepeduliannya mengenai kualitas kehidupan kerja. Adalah tanggung
jawab bersama periset dan manajemen untuk memilih proyek yang paling
produktif.

Sifat Pertanyaan Manajemen, misalnya asumsikanlah seorang riset diminta


untuk membantu manajemen barus ebiah bank. Presiden bank tersebut khawatir
mengenai erosi kemampulabaan bank (dilema manajemen) dan ingin membalik
situasi ini. BankChoice adalah bank tertua dan terbesar di antara tiga bank di suatu
kota dengan populasi sekitar 50.000 penduduk. Laba tidak meningkat pada
beberapa tahun terakhir. Presiden dan konsultan mendiskusikan masalah yang
menghadang perusahaan dan menetapkan pertanyaan manajemen berikut
ini:”Bagaimana kita dapat memperbaiki gambaran laba kita?”

Pertanyaan manajemen tersebut tidak menetapkan jenis riset yang harus


dilakukan. Pertanyaan ini khas manajerial. Pertanyaan ini menyiratkan bahwa
manajemen bank menghadapi tugas mengembangkan strategi untuk
meningkatkan laba. Pertanyaannya luas. Perhatikan bahwa pertanyaan ini tidak
mengindikasikan apakah manajemen harus menaikkan laba lewat peningkatan
deposito perampingan personalia, pemanfaatan sumber luar untuk fungsi
pembayaran gaji, atau beberapa cara lain.

32
Diskusi lebih jauh antara presiden bank dan periset memperhatikan bahwa
sebenarnya ada dua pertanyaan yang harus dijawab. Masalah pertumbuhan
deposito yang rendah dikaitkan dengan kekhawatiran akan sifat persaingan.
Sementara deposito yang rendah langsung mempengaruhi laba, satu bagian lain
dari kelemahan laba yang berhubungan dengan factor negative di dalam
perusahaan yang meningkatkan biaya operasi. Periset kawakan mengetahui
bahwa pertanyaan manajemen seperti ini masih terlalu luas untuk menuntun riset
yang definitive. Sebagai pertanyaan manajemennya menjadi pertanyaan yang
lebih spesifik:

a. “Bagaimana kita dapat meningkatkan deposito?”


b. “Bagaimana kita dapat mengurangi biaya?”

Pemisahan pertanyaan manajemen menjadi dua pertanyaan seperti diatas


tidak mungkin terjadi tanpa diskusi antara periset dan manajer.

2.4.3. Pertanyaan Investigatif


Pertanyaan investigasi adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh periset agar
tiba pada kesimpulan yang memuaskan mengenai pertanyaan riset. Untuk
merumuskan pertanyaan investigasi periset menggunakan pertanyaan riset umum
dan memecahnya menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik untuk
mempermudah pengumpulan data. Proses pemecahan ini dapat berlanjut melalui
beberapa tingkat yang semakin spesifik. Pertanyaan investigasi harus disertakan
di dalam proposal riset, karena pertanyaan ini menuntun pengembangan desain
riset. Pertanyaan ini adalah dasar untuk menciptakan instrument pengumpulan
data riset.
Periset yang mengerjakan proyek BankChoice mengembangkan dua
pertanyaan investigasi utama untuk mempelajari pasar dengan beberapa
subpertanyaan di bawah masing-masing pertanyaan utama. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut memberikan wawasan mengenai tidak adanya pertumbuhan
deposito:
1. Bagaimana posisi masyarakat sehubungan dengan layanan keuangan dan
penggunaannya?

33
a. Apa layanan keuangan spesifik yang digunakan?
b. Seberapa menarik berbagai layanan tersebut?
c. Apa faktor spesifik bank dan factor lingkungan yang mempengaruhi
seseorang dalam memakai layanan tertentu?
2. Bagaimana posisi kompetitif bank?
a. Bagaimanakah pola geografis nasabah kita dan nasabah pesaing kita?
b. Apa sajakah perbedaan demografis yang terungkap di kalangan nasabah
kita dan nasabah pesaing kita?
c. Apa sajakah kata dan frasa yang dikaitkan masyarakat (baik nasabah
maupun bukan nasabah) dengan BankChoice? Dengan pesaing
BankChoice?
d. Seberapa sadar masyarakat akan upaya promosi bank?
e. Bagaimanakah opini masyarakat mengenai bank tersebut dan pesaingnya?
f. Bagaimanakah perbandingan pertumbuhan layanan yang diberikan oleh
lembaga-lembaga yang bersaing?
Kembali lagi ke situasi MindWriter. Apa yang manajemen perlu diketahui
untuk memilih di antara spesifik kemasan yang berbeda-beda? Pada saat
mengembangkan kebutuhan informasi, penting untuk berpikir secara luas. Dalam
mengembangkan daftar pertanyaan investigasi perlu memasukkan:
a. Pertimbangan kinerja (seperti biaya relative dari pilihan-pilihan yang
diajukan, kecepatan pengemasan laptop yang diservis, dan kondisi laptop uji
yang dikemas dengan bahan-bahan yang berbeda).
b. Masalah sikap (seperti kualitas layanan yang dirasakan).
c. Masalah perilaku (seperti kemudahan penggunaan oleh karyawan dalam
pengemasan dengan bahan yang dipertimbangkan).

2.4.4. Pertanyaan Pengukuran


Pertanyaan pengukuran harus disiapkan begitu aktivitas perencanaan
proyek selesai, tetapi biasanya menunggu pengujian percobaan untuk
penyempurnaan. Ada dua jenis pertanyaan pengukuran: pertanyaan yang sudah
didesain dan teruji sebelumnya dan pertanyaan yang didesain menurut pesanan.
Pertanyaan pengukuran yang didesain sebelumnya adalah pertanyaan yang sudah

34
dirumuskan dan diuji oleh periset sebelumnya, tercatat di dalam literature, dan
dapat diterapkan secara harfiah atau diadaptasi untuk proyek yang ditangani.
Beberapa studi menggunakan alat pengukuran yang sudah siap ini karena
meningkatkan keabsahan dan dapat mengurangi biaya proyek.
Namun, pertanyaan pengukuran lebih sering dibuat berdasarkan pesanan
sesuai pertanyaan investigasi. Sumber daya untuk hal ini adalah wawasan kolektif
yang berasal dari semua aktivitas dalam proses riset yang telah diselesaikan
hingga titik ini, khususnya wawasan dari eksplorasi. Selanjutnya, selama
pengujian percobaan atas instrument pengumpulan data, pertanyaan yang dibuat
sesuai pesanan ini akan disempurnakan. Dalam survey, pertanyaan pengukuran
adalah pertanyaan yang benar-benar kita ajukan kepada responden. Pertanyaan
ini muncul dalam kuisioner. Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran
adalah pertanyaan yang harus dicatat oleh periset observasi mengenai tiap subjek
yang dipelajari.

35
BAB II

SIMPULAN

36

Anda mungkin juga menyukai