PERTEMUAN 3
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
1. Proses Penelitian ................................................................................................................................. 2
1.1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian .................................................... 2
1.2 Kajian Pustakan dan Hipotesis .................................................................................................... 8
1.3 Populasi dan Sampel ................................................................................................................... 15
1.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................................ 17
1.5 Rencana Analisis Data ................................................................................................................ 19
1.6 Penulisan Laporan ...................................................................................................................... 21
1.7 Proposal Penelitian ..................................................................................................................... 21
1.8 Cara Sitasi Yang Baik Dan Legal .............................................................................................. 25
2. Masalah Penelitian ............................................................................................................................ 26
2.1 Sumber-Sumber Masalah Penelitian......................................................................................... 26
2.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian..................................................................................... 26
2.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian ............................................................................. 27
2.4 Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigatif, dan Pertanyaan
Pengukuran ....................................................................................................................................... 28
BAB II ........................................................................................................................................................ 36
SIMPULAN ............................................................................................................................................... 36
ii
PETA KONSEP
iii
1
BAB I
PEMBAHASAN
1. Proses Penelitian
1.1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
1.1.1. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah adalah apabila manajemen mengetahui dan
menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi yang tidak diinginkan dalam
perusahaan. Beberapa situasi yang tidak diinginkan ini bisa terlihat dengan jelas,
misalnya pemogokan karyawan, tingginya tingkat perputaran karyawan,
penurunan jumlah produksi, pemilihan mesin pengganti, dan sebagainya, namun
beberapa yang lain hanya terlihat secara samar, apalagi pada saat permulaan.
Masalah yang hanya terlihat samar, kadang tidak terlihat dan tidak diperhatikan
oleh manajemen perusahaan. Meskipun permasalahan yang ada hanya terlihat
samar, akibat yang ditimbulkan dapat mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. Permasalahan dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam praktek
bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan penelitian bisnis, misalnya
teori motivasi dan kepemimpinan serta manajemen produksi, pemasaran, dan
keuangan. Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa
beberapa keuntungan, yaitu :
a. Penelitian sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait untuk menjawab
persoalan yang ada.
b. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih mudah dan jelas,
karena mempunyai hubungan yang erat dengan teori.
c. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori yang dijadikan
dasar untuk perumusan masalah.
Tidak semua permasalahan yang ada kemudian dapat dijadikan
permasalahan untuk diteliti. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan permasalahan penelitian adalah :
2
a. Kegunaan Penelitian, aspek yang penting dalam pemilihan masalah
penelitian adalah kegunaan penelitian. Setiap ada permasalahan, pertanyaan
pertama adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah
tersebut. Dengan kata lain, penelitian hanya dilakukan untuk penyelesaian
masalah yang mempunyai manfaat lebih besar daripada biayanya. Pada
beberapa penelitian tertentu, meskipun nilai penelitiannya tidak dapat diukur
dengan nilai moneter, kegunaannya sudah tidak perlu diragukan lagi.
b. Prioritas, Banyak permasalahan yang memerlukan penelitian serta
mempunyai kegunaan yang jelas dalam perusahaan. Namun, demikian tidak
semua dari permasalahan tersebut diangkat sebagai permasalahan penelitian.
Suatu permasalahan tertentu, mungkin menjadi permasalahan yang sangat
penting pada beberapa periode yang akan datang, namun belum terlalu
penting untuk diteliti pada saat sekarang.
c. Kendala Waktu dan Dana, Erat hubungannya dengan prioritas maka, suatu
penelitian yang berguna dan mendapatkan prioritas untuk diteliti, mungkin
belum dapat diteliti karena keterbatasan dana. Demikian pula dengan waktu
yang tersedia sering kali membatasi jumlah dan jenis penelitian yang dapat
dilakukan. Tidak jarang suatu penelitian yang diperlukan oleh perusahaan
tidak terlaksana karena tidak adanya dana atau waktu untuk mendukung
pelaksanaan penelitian tersebut.
d. Dapat Diselidiki, Pertimbangan lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah
apakah permasalahan yang dipilih dapat diselidiki. Ada dua hal dalam
hubungannya dengan dapat dan tidaknya suatu permasalahan untuk
diselidiki. Hal ini dapat terjadi karena masalah tersebut secara teoritis tidak
dapat diselidiki atau belum terdapat teori dasar untuk menyelidiki sehingga
saat ada kesempatan kemungkinan untuk dapat diselidiki dan juga karena
masalah yang dapat diselidiki tersebut tidak diizinkan oleh aparat yang
berwenang.
e. Kemampuan Peneliti, Sekadar tertarik kepada suatu permasalahan dan
kemudian melakukan penelitian merupakan langkah yang kurang bijaksana.
3
Apabila peneliti tertarik kepada suatu masalah, masih terdapat beberapa hal
lain yang perlu untuk dipertimbangkan, yaitu :
1) Kendala waktu dan anggaran
2) Tersedianya data yang diperlukan
3) Tingakat keahlian peneliti
4
antara masalah dan rumusan masalah. Seperti yang telah dikemukakan
bahwa, masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi, antara peraturan dengan pelaksanaan, dan antara teori dengan
praktek. Dalam penusunan proposal penelitian, setiap masalah harus
ditunjukkan dengan data oleh peneliti. Misalnya penelitian masalah SDM,
maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data seperti berapa jumlah
SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan
produktivitas yang masih rendah.
5
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama
menurut Fraenkel dan Wallen (1990), yaitu masalah harus feasible, masalah harus
jelas (clear), masalah harus signifikan, dan masalah bersifat etis.
a. Masalah harus feasible, artinya masalah harus dapat dicari jawabannya
melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan waktu, dana dan
tenaga.
b. Masalah harus jelas, artinya dimana semua orang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan, artinya jawaban atas masalah yang diteliti harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, artinya penelitian tidak berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama (ini hanya berlaku
untuk penelitian kualitatif karena sulit mengukurnya, sedangkan penelitian
kuantitatif tidak harus seperti itu).
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk rumusan
masalah penelitian. Bentuk-bentuk masalah penelitian dapat dibagi menjadi tiga
bentuk, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif merupakan suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang
berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena tidak dipasangkan dengan
variabel dependen). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan
variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif. Contoh dari rumusan masalah deskriptif :
1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan PT. Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industry A?
3) Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan sistem multilevel?
b. Rumusan Masalah Komparatif
6
Rumusan Masalah Komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri dengan
Swasta? (satu variabel pada dua sampel)
2) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara Pegawai Swasta
Nasional dan Perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel)
3) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota,
desa dan gunung? (satu variabel pada tiga sampel)
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan
timbal balik/ interaktif/ resiprocal.
1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Contoh dari hubungan simetris adalah:
a) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat
manisnya buah?
b) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan
marketing?
2) Hubungan kausal adalah hubunagn yang bersifat sebab akibat. Dalam hal
ini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi). Contoh dari hubungan kausal
adalah:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
3) Hubungan timbal balik atau hubungan interaktif atau hubungan resiprocal
adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana
variabel dependen dan variabel independen. Contoh dari hubungan ini
adalah:
7
a) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi
motivasi.
b) Hubungan antara iklan dengan nilai penjualan. Makin banyak biaya
yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak penjualan.
Demikian juga semakin banyak penjualan, maka akan semakin
banyak biaya yang disediakan untuk iklan.
Perumusan masalah harus disertai dengan latar belakang masalah. Latar
belakang masalah adalah segala informasi yang diperlukan untuk memahami
perumusan masalah yang disusun peneliti. Dengan kata lain, latar belakang
masalah merupakan informasi yang diperlukan untuk mengerti permasalahan
yang ada. Dengan penyajian latar belakang masalah maka pemahaman
permasalahan peneliti menjadi lebih jelas.
8
berkualitas dan relevan yang selanjutnya dirangkai dalam suatu laporan
yang lengkap.
b. Memberikan awalan bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam
suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum,
menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.
c. Memastikan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang
telah dilakukan.
d. Memberikan petunjuk ke mana penelitian diarahkan atau
direkomendasikan.
e. Memberikan garis besar temuan kunci.
f. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang
mengandung pertentangan dalam kajian pustaka.
g. Memberikan analisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan
dari para peneliti lain.
9
e. Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi
yang lebih baik untuk menafsirkan arti pentingnya hasil penelitianya
sendiri.
10
4) Reviews, merupakan judul artikel atau tulisan yang melaporkan dan
menyintesiskan beberapa hasil karya dalam suatu bidang pada periode
waktu tertentu. Reviews jurnal dalam bidang pendidikan seperti:
a) Review of Educational Research (Washington, DC : American
Educational Research Association(AERA) 1931).
b) Annual Review of Psycologi (Palo Alto, CA : Annual Reviews, Inc.:
1950)
5) Journal dan Buku, merupakan sumber utama dalam penelitian
pandidikan. Jurnal dan buku ini terdiri atas hasil kerja orisinal atau
merupakan “raw materials” untuk sumber sekunder seperti reviews.
11
Berikut ini contoh rangkaian kepustakaan /teori yang berkaitan dalam
bentuk paragraf:
Alan W. Black dan Kevin A Lenzo dari Universitas Carnegie Mellon
(Black, 2006), pada tulisannya yang berjudul Multilingual Text To Speech
Sistem Membahas Tentang Suatu Framework Text To Speech yang dapat
menggunakan berbagai macam bahasa (dengan catatan bahasa-bahasa
tersebut memiliki aturan-aturan yang berbeda satu sama lain). Selain itu,
Alan W Black (Universitas Carnegie Mellon) dan Kishore Prahallad
(Internasional Institude of Technology, Hyderabad, 2005) dalam jurnalnya
yang berjudul A Text To Speech Intervace For Universal Digital Library,
menyebutkan tentang fungsi text to speech sebagai intervace dari sebuah
perpustakaan digital yang menggunakan bahasa India dengan bermacam-
macam dialeg (Assamese, Tamil, Malayam, Gujarati, Telugu, Oriya, Urdu,
dan sebagainya). Arry Akhmad Arman (2004) dari Department Teknik
Elektro Institut Teknologi Bandung dalam tulisannya mengenai Konversi
Dari Teks Ke Ucapan dibahas tentang bagian-bagian dari sistem Text To
Speech secara keseluruhan pada hasil tulisan Arry yang berjudul Teknologi
Pemrosesan Bahasa Alami Sebagai Teknologi Kunci untuk meningkatkan
cara interaksi antara manusia dengan mesin dan keuntungan-keuntungan
yang didapatkan dari sebuah sistem text to speech.
12
diharapkan dan dilandasi oleh generalisasi dan biasanya menyangkut
hubungan di antara variabel-variabel penelitian.
13
b. Hipotesis harus mengandung implikasi-implikasi yang tepat dan teratur
untuk pengujian hubungan yang telah dinyatakan.
c. Konsistensi dengan penelitian sebelumnya.
d. Hipotesis dirumuskan dengan kalimat sederhana dan dapat diuji.
14
b. Hipotesis direksional
Merupakan hipotesis yang menyatakan arah atau
kecenderungan suatu hubungan/ perbedaan dua variabel.
Sedangkan hipotesis nondireksional menyatakan adanya
hubungan atau perbedaan antara dua variabel.
c. Hipotesis non direksional
Merupakan hipotesis yang hanya menyatakan adanya
hubungan atau perbedaan dua variabel.
1.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga atau waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif (mewakili). Ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan dalam
mengambil sampel dari sebuah penelitian, antara lain :
a. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
berbagai teknik sampling yang dapat digunakan:
1) Probability Sampling
15
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a) Simple Random Sampling, pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi dan dilakukan bila populasi dianggap homogen,
b) Proportionate Stratified Random Sampling, digunakan bila
populasi memiliki anggota/ unsur yang tidak homogen dan
berstrata proposional.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling, digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tapi kurang
proporsional.
d) Cluster Sampling, merupakan teknik sampling area yang
digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti/ sumber data sangat luas.
2) Nonprobability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a) Sampling Sistematis, merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut.
b) Sampling Kuota, digunakan untuk menentukan sampel dari
populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
diinginkan.
c) Sampling Insidental, digunakan untuk penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
ditemukan oleh peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
d) Sampling Purposive, digunakan untuk penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel ini cocok digunakan untuk
16
penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.
e) Sampling Jenuh, digunakan untuk pengumpulan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sering
dilakukan bila populasi relatif kecil.
f) Snowball Sampling, merupakan teknik penentuan sampel yang
awalnya berjumlah kecil kemudian membesar.
17
d. Data Menurut Sumber
Data menurut sumber dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu
Data Internal (data yang didapat dari dalam organisasi), Data Eksternal (data
yang didapat dari luar organisasi), Data Primer (data yang diperoleh dari
survei lapangan dengan menggunakan semua metode pengumpulan data
organisasi), dan Data Sekunder (data yang dikumpulkan oleh lembaga
pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data).
18
observasi dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data.
Dengan melakukan observasi ini maka data yang diperoleh lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak. Sedangkan Observasi Nonpartisipan adalah dimana peneliti tidak
terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Observasi
Terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis dimana
peneliti sudah mengetahui dengan baik variabel yang akan diamati dengan
instrumen yang telah baku. Sedangkan Observasi Tidak Terstruktur adalah
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis dengan menggunakan
rambu-rambu pengamatan bukan instrumen yang telah baku.
19
petanyaan itu sendiri. Jika data diolah dengan komputer, kode-kode harus dibuat
dalam coding sheet.
d. Cek Kesalahan
Cek kesalahan memiliki dua tugas, yaitu meyakinkan bahwa semua tahapan pra-
analisis sebelumnya telah dilakukan dengan benar dan data yang telah diberi kode
harus dicek kembali untuk mendeteksi kemungkinan adanya salah ketik.
e. Pembentukan Struktur Data
Struktur data ini disusun untuk memasukan semua data yang dibutuhkan untuk
analisis dan kemudian mentransfernya ke dalam media penyimpanan data. Dengan
kata lain, struktur data adalah cara bagaimana informasi-informasiresponden
ditempatkan dalam media penyimpanan.
f. Pra-analisis Cek Komputer
Pada tahapan ini data perlu dicek kembali baik kekompletan maupun
konsistensinya. Tugas lain dari tahap ini adalah mengecek perangkat lunak yang
digunakan untuk menilai ketepatan dan keandalan perangkat lunak tersebut.
g. Tabulasi
Tabulasi merupakan alat analisis bisnis yang bermanfaat bagi peneliti sebagai alat
menyusun kategori ketika mengubah variabel interval menjadi klasifikasi nominal.
Selain itu, tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistic deskriptif
mengenai variabel yang digunakan dana tau tabulasi silang.
Secara umum, terdapat dua metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis
data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan pada penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini tidak menggunakan alat statistik,
namun dengan membaca tabel, grafik, atau angka-angka kemudian melakukan
penafsiran. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan pada penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Analisis ini menggunakan alat statistik. Terdapat dua macam alat
statistik, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dengan maksud membuat kesimpulan yang
20
berlaku untuk umum. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter pupulasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Sedangkan statistik
nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Penggunaan
statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan
dianalisis.
21
rencana kegiatan penelitian yang disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan
dari pihak yang berwewenang. Pihak yang berwewenang dapat dikategorikan seperti
lembaga/instansi yang akan mensponsori atau membiayai penelitian tersebut, tempat atau
sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang meminta dilakukannya penelitian. Jenis-
jenis proposal bisnis dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:
a. Proposal Internal, proposal ini kebanyakan dibuat oleh sebuah perusahaan yang pada
umumnya lebih ringkas. Ringkasan eksekutif biasanya dicantumkan pada semua
jenis proposal kecuali proposal yang sederhana.
b. Proposal Eksternal, proposal eksternal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proposal
pesanan (proposal yang biasanya harus melalui sebuah persaingan untuk
mendapatkan kontrak atau dana dengan mengajukan proposal tersebut ke pihak lain)
dan Proposal bukan pesanan (proposal yang menggambarkan saran dan anjuran
peneliti untuk sebuah penelitian yang mungkin akan dilaksanakan).
Selain jenis-jenis dari proposal penelitian, maka terdapat manfaat dari proposal
penelitian, yaitu:
22
dapat mengefisienkan waktu penelitian, kemungkinan salah penelitian dapat
dikurangi, dan menghasilkan kualitas penelitian yang tinggi.
5) Kemudahan Evaluasi Penelitian, proposal akan mempermudah evaluasi
penelitian yang diusulkan baik bagi peneliti maupun pihak lain yang terkait. Dari
proposal maka dapat diketahui kegiatan apa saja yang harus, kegiatan apa yang
tidak perlu, atau yang tidak mungkin dapat dilaksanakan. Dari sana maka pihak
lain dapat memberikan koreksi atau saran yang sesuai dengan fungsi dan
kepentingan masing-masing.
6) Proteksi Pelaksanaan Penelitian, Proposal mampu menlindungi penelitidari
campur tangan pihak lain, ketika penelitian sedang berlangsung. Karena proposal
sudah disetujui dan campur tangan pihak lain dapat dihindari karna tidak tertera
pada proposal yang telah disetujui sebelumnya.
7) Persetujuan Peneliti dan Manajer, proposal berfungsi sebagai dokumen
persetujuan antara peneliti dan manajer. Dimana proposal data membawa
manajer kepada harapan yang realistis terhadap hasil studi yag diteliti oleh
peneliti.
b. Manfaat Bagi Manajer
1) Jaminan Kualitas Peneliti, proposal dapat menjadi jaminan bagi manajer bahwa
peneliti sudah jelas mengetahui permasalahan yang ada dan perkiraan hasil studi
sudah terangkum dalam proposal.
2) Persetujuan Metode Penelitian, dimana metode dan teknik yang digunakan
peneliti dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi manajer atas
permintaan manajer sebelum penelitian dilakukan.
3) Kendali Penelitian, proposal yang telah disetujui manajer akan menjadi
pernyataan resmi dari peneliti tentang hasil yang akan didapatkan manajer dari
penelitian yang dilakukan tersebut.
4) Prioritas Penelitian, proposal akan membantu manajer untuk menyusun nilai
relative dari masing-masing usulan penelitian yang ada. Sehingga manajer data
memilih penelitian mana yang lebih dulu dilaksanakan, yang ditunda atau bahkan
tidak dilakukan karena sehubungan dengan waktu dan dana yang tersedia.
23
5) Penilaian Informasi, proposal dapat menjadi tolak ukur bagi manajer menentukan
biaya penelitian. Dimana nilai informasi merupakan masukan yang sangat
penting.
24
m. Jadwal, menguraikan gambaran mengenai kapan dan berapa lama jangka waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan setiap langkah dalam penelitian.
n. Daftar Pustaka, menguraikan referensi atau kepustakaan dari semua kegiatan
penelitian oleh banyak sumber.
o. Lampiran, merupakan tempat khusus untuk memuat penjelasan-penjelasan yang
diperlukan, seperti daftar istilah, instrumen pengukuran, surat keputusan, dan
undang-undang.
Dalam membuat proposal maka terdapat aspek penting dalam teknik penulisan
proposal, yaitu
25
a. Buku (pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi)
b. Jurnal (pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahun publikasi dan nomor
halaman)
c. Karya di Internet (URL dan tanggal tersebut diakses)
d. Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)
e. Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)
Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang
sama, tambahkan huruf kecil a, b, c setelah tahun terbit, misalnya 2005a, 2005b, 2005c.
2. Masalah Penelitian
2.1 Sumber-Sumber Masalah Penelitian
Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi
meliputi:
a. Bacaan terutama hasil penelitian, rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat
menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas.
Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawab.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.
b. Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah, hal ini dapat menjadi sumber masalah penelitian
karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional
sehingga munculah masalah.
c. Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan), hal ini
dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun ilmu
pengetahuan yang mengangkat sutu masalah sehingga memunculkan masalah.
d. Pengamatan sepintas, hal ini dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli
kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk
mendapatkan air minum.
e. Pengalaman pribadi, hal ini sebagai sumber masalah penelitian yang berkaitan
dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadi atau professional seseorang.
26
a. Perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat
interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris (yang menghubungkan dua atau
lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia).
b. Masalah penelitian diharapkan bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, dan
dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori
baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
c. Perumusan masalah yang baik, hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan
pragmatis yang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan
yang relevan, dan dapat diterapkan secara nyata dalam proses pemecahan masalah
bagi kehidupan manusia.
2.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa
masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal berikut.
a. Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas, dimana semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap
masalah tersebut
c. Masalah harus signifikan, dimana jawaban atas masalah tersebut harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan
praktis.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan dan agama.
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono
menyebutkan ada tiga bentuk masalah, yaitu masalah deskriptif, masalah komparatif, dan
masalah asosiatif.
a. Masalah deskriptif
Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
27
perbandingan variabel tersebut pada sampel yang lain. Penelitian dengan rumusan
masalah deskriptif disebut dengan penelitian deskriptif.
b. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda.
c. Masalah Asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa dalam hubungan simetris, kausal
maupun hubungan timbal balik.
a. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif.
b. Hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifay sebab akibat. Dalam hal ini ada
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel tak bebas).
Variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas.
c. Hubugan timbal balik atau interaktif yaitu hubungan yang saling mempengaruhi.
Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen.
28
Arahan manajer kepada peneliti adalah yang paling penting. Namun,
apabila peneliti adalah bagian integral dari lingkungan pengambilan keputusan,
peneliti dapat membantu manajer dalam mengevaluasi arah tindakan mana yang
harus dan dapat diteliti. Tujuan peneliti adalah membantu manajer merumuskan
pertanyaan penelitian yang cocok dengan kebutuhan untuk mengatasi dilema
manajemen. Pertanyaan penelitian adalah hipotesis pilihan yang paling baik
menyatakan sasaran studi penelitian. Merupakan pertanyaan manajemen yang
lebih spesifik untuk dijawab. Jumlahnya mungkin lebih dari satu pertanyaan, atau
hanya satu. Proses penelitian yang menjawab pertanyaan yang lebih spesifik ini
melengkapi manajer dengan informasi yang diperlukan untuk proses
pengambilan keputusan.
Menyempurnakan Pertanyaan Penelitian
Istilah menyempurnakan mungkin terdengar aneh untuk penelitian, tetapi
ini menciptakan suatu citra yang mulai dikenali oleh sebagian besar peneliti.
Penyempurnaan pertanyaan persisnya adalah apa yang harus dikerjakan praktisi
ahli sesudah eksplorasi selesai. Pada saat ini, sebuah gambaran yang lebih jelas
mengenai pertanyaan manajemen dan penelitian mulai muncul. Sesudah tinjauan
awal, studi eksplorasi singkat, atau keduanya, proyek pun mulai menjadi jelas
melalui salah satu dari dua cara ini:
1. Pertanyaan sudah terjawab dengan jelas dan prosesnya selesai.
2. Muncul sebuah pertanyaan yang berbeda dengan pertanyaan yang semula
dibahas.
29
1. Memeriksa konsep dan konstruk yang akan digunakan dalam studi. Apakah
konsep dan konstruk telah didefinisikan secara memuaskan? Apakah definisi
operasional sudah digunakan secara semestinya?
2. Mengulas pertanyaaan penelitian dengan tujuan untuk merincinya menjadi
pertanyaan tingkat kedua dan ketiga yang lebih spesifik.
3. Apabila hipotesis digunakan, pastikan apakah hipotesis tersebut memenuhi
uji kualitas.
4. Menentukan bukti apa yang harus dikumpulkan untuk menjawab bermacam
pertanyaan dan hipotesis.
5. Menetapkan cakupan studi dengan menyatakan apa yang bukan bagian dari
pertanyaan penelitian. Ini akan menetapkan batas untuk memisahkan masalah
yang berada dekat dengan sasaran utama.
Ketika karakteristik atau alasan yang masuk akal dari masalah telah
didefinisikan dengan baik dan pertanyaan penelitian dinyatakan secara jelas,
maka selanjutnya dapat mendeduksi sub pertanyaan esensial yang akan menuntun
perencanaan proyek dalam proses penelitian.
Jumlah pertanyaan manajemen terlalu banyak untuk didaftar, tetapi kita dapat
menggolongkannya:
30
c. Pelacakan masalah atau situasi kontrol.
a. “Bagaimana kita dapat mencapai tujuan lima-tahun kita seperti penjualan dan
laba bersih yang meningkat dua kali lipat?”
b. “Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan program CompleteCare bagi
reparasi dan layanan produk MindWriter?”
c. “Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi keluhan layanan pasca
pembelian?”
31
banyak studi. Kekhawatiran mengenai citra perusahaan MetalWorks dapat
menghasilkan:
32
Diskusi lebih jauh antara presiden bank dan periset memperhatikan bahwa
sebenarnya ada dua pertanyaan yang harus dijawab. Masalah pertumbuhan
deposito yang rendah dikaitkan dengan kekhawatiran akan sifat persaingan.
Sementara deposito yang rendah langsung mempengaruhi laba, satu bagian lain
dari kelemahan laba yang berhubungan dengan factor negative di dalam
perusahaan yang meningkatkan biaya operasi. Periset kawakan mengetahui
bahwa pertanyaan manajemen seperti ini masih terlalu luas untuk menuntun riset
yang definitive. Sebagai pertanyaan manajemennya menjadi pertanyaan yang
lebih spesifik:
33
a. Apa layanan keuangan spesifik yang digunakan?
b. Seberapa menarik berbagai layanan tersebut?
c. Apa faktor spesifik bank dan factor lingkungan yang mempengaruhi
seseorang dalam memakai layanan tertentu?
2. Bagaimana posisi kompetitif bank?
a. Bagaimanakah pola geografis nasabah kita dan nasabah pesaing kita?
b. Apa sajakah perbedaan demografis yang terungkap di kalangan nasabah
kita dan nasabah pesaing kita?
c. Apa sajakah kata dan frasa yang dikaitkan masyarakat (baik nasabah
maupun bukan nasabah) dengan BankChoice? Dengan pesaing
BankChoice?
d. Seberapa sadar masyarakat akan upaya promosi bank?
e. Bagaimanakah opini masyarakat mengenai bank tersebut dan pesaingnya?
f. Bagaimanakah perbandingan pertumbuhan layanan yang diberikan oleh
lembaga-lembaga yang bersaing?
Kembali lagi ke situasi MindWriter. Apa yang manajemen perlu diketahui
untuk memilih di antara spesifik kemasan yang berbeda-beda? Pada saat
mengembangkan kebutuhan informasi, penting untuk berpikir secara luas. Dalam
mengembangkan daftar pertanyaan investigasi perlu memasukkan:
a. Pertimbangan kinerja (seperti biaya relative dari pilihan-pilihan yang
diajukan, kecepatan pengemasan laptop yang diservis, dan kondisi laptop uji
yang dikemas dengan bahan-bahan yang berbeda).
b. Masalah sikap (seperti kualitas layanan yang dirasakan).
c. Masalah perilaku (seperti kemudahan penggunaan oleh karyawan dalam
pengemasan dengan bahan yang dipertimbangkan).
34
dirumuskan dan diuji oleh periset sebelumnya, tercatat di dalam literature, dan
dapat diterapkan secara harfiah atau diadaptasi untuk proyek yang ditangani.
Beberapa studi menggunakan alat pengukuran yang sudah siap ini karena
meningkatkan keabsahan dan dapat mengurangi biaya proyek.
Namun, pertanyaan pengukuran lebih sering dibuat berdasarkan pesanan
sesuai pertanyaan investigasi. Sumber daya untuk hal ini adalah wawasan kolektif
yang berasal dari semua aktivitas dalam proses riset yang telah diselesaikan
hingga titik ini, khususnya wawasan dari eksplorasi. Selanjutnya, selama
pengujian percobaan atas instrument pengumpulan data, pertanyaan yang dibuat
sesuai pesanan ini akan disempurnakan. Dalam survey, pertanyaan pengukuran
adalah pertanyaan yang benar-benar kita ajukan kepada responden. Pertanyaan
ini muncul dalam kuisioner. Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran
adalah pertanyaan yang harus dicatat oleh periset observasi mengenai tiap subjek
yang dipelajari.
35
BAB II
SIMPULAN
36