Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Bengkalis)

Endang Sri Wahyuni, Rosmida


Program Studi Akuntansi Keuangan Publik Politeknik Negeri Bengkalis
Jl. Bathin Alam, Sungai Alam, Bengkalis - Riau
Kode Pos. 28712, Telp. (0766) 7008877, Fax. (0766) 8001000
Email :endang.sri@polbeng.ac.id

Abstract: This purpose of this study is to examine the effect of organizational


culture and locus of control, on the performance of district governments. The
population in this study are all of working units Bengkalis District Government
and purposive sampling is used as sampling method. This study uses questioner
for 183 respondents. The analysis technique used is the technique of path
analysis using SPSS version 17.0. The results showed prove that organi-
zational culture affect on the performance of district governments, and locus of
control affect on the performance of district governments.

Keywords: Performance, Organizational, culture, Locus Of Control (LOC),


district, governments.

PENDAHULUAN mengemukakan sejak tahun 1993 pe-


Isu mengenai kinerja pemerintah dae- merintah di Amerika Serikat sudah
rah dewasa ini menjadi perhatian ber- memberikan prioritas utama dalam
bagai organisasi, apalagi yang me- mengembangkan strategi baru terkait
nyangkut isu upaya untuk mendorong sistem pengukuran kinerja. Hal ter-
organisasi pemerintah menjadi lebih sebut ditandai dari dikeluarkannya
efisien dan efektif dengan menghi- mandat yang tertulis pada Undang-
langkan streotip yang telah lama me- Undang mengenai kinerja dan hasil
lekat di instansi pemerintah, yaitu sa- pemerintah di Amerika Serikat yang
rang inefisiensi, pemborosan, sumber dikeluarkan pada tahun tersebut (The
kebocoran dana, dan institusi yang se- Government Performance and Results
lalu merugi menjadi faktor utama pe- Act of 1993).
ngadopsian sistem pengukuran kinerja Di Indonesia sendiri sistem pe-
pada instansi pemerintah (Mardias- ngukuran kinerja untuk pemerintah,
mo, 2004). baik pusat maupun daerah, mulai di-
Sistem pengukuran kinerja di- atur semenjak dikeluarkannya Ins-
harapkan dapat meningkatkan trans- truksi Presiden (Inpres) Nomor 7 ta-
paransi, akuntabilitas dan efisensi serta hun 1999. Inpres tersebut mengisya-
efektifitas organisasi publik. Lemba- ratkan untuk diterapkannya Sistem
ga-lembaga publik diharapkan memili- Akuntabilitas Instansi Pemerintah
ki kinerja yang baik, yang ditunjukkan (SAKIP) guna meningkatkan akun-
dengan stewardship dan akuntabilitas tabilitas dan kinerja pemerintah di
lembaga terhadap sumber daya publik Indonesia.
yang dikelolanya. Lebih lanjut berdasarkan Pera-
Menurut Atkinson, et al. (1997) turan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006
ISSN 2338-4840 99
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…100

“Setiap instansi pemerintah baik dari honorarium ganda dan atau mele-
pusat maupun di daerah wajib menyu- bihi standar yang ditetapkan.
sun laporan keuangan yang dilengkapi 2. Terdapat potensi kerugian daerah
dengan laporan kinerja”. Dari hasil senilai 53,83 diantaranya: Aset
evaluasi akuntabilitas kinerja instansi yang tidak diketahui keberadaan-
pemerintah daerah (AKIP) Kabupaten/ nya.
Kota tahun 2014, Kabupaten Bengka- 3. Terdapat kekurangan penerimaan
lis yang merupakan salah satu Kabu- senilai 1.769,71 diantaranya: den-
paten yang memperoleh predikat C da keterlambatan pekerjaan belum/
(agak kurang baik) yang artinya Kabu- tidak ditetapkan atau dipungut/
paten Bengkalis memiliki kinerja yang diterima/disetor ke kas Negara/
kurang diandalkan, dan perlu men- daerah, penerimaan Negara/daerah
dapat perbaikan yang mendasar. Se- lainnya (selain denda keterlambat-
mentara itu untuk nilai rata-rata tahun an) belum/tidak ditetapkan atau
2014 sebanyak 36,60%. Jika di- dipungut/diterima/disetor ke kas
bandingkan dengan nilai rata-rata ta- Negara/daerah, penggunaan lang-
hun 2013 mencapai 43,78%, sehingga sung penerimaan daerah.
terjadi penurunan kinerja sebesar 4. Terdapat permasalahan adminis-
7,18%. trasi, diantaranya: pertanggung ja-
Untuk melihat hasil kinerja pe- waban perjalanan dinas tidak
merintahan daerah di Kabupaten akuntabel (bukti tidak lengkap/
Bengkalis juga bisa dilihat dari temuan tidak valid), kepemilikan aset ti-
Badan Pemeriksa Keuangan LHPS se- dak/belum didukung bukti yang
mester II tahun 2014, yang disajikan sah, penyimpangan terhadap pe-
dalam daftar kelompok temuan menu- raturan per Undang-Undang bi-
rut entitas ketidakpatuhan terhadap dang pengelolaan perlengkapan
pemeriksaan laporan keuangan peme- atau barang milik daerah/perusa-
rintah daerah Kabupaten se-Provinsi haan, penyetoran penerimaan Ne-
Riau semester II tahun 2014. gara/daerah melebihi batas wak-tu
Dari hasil temuan Badan Peme- yang ditentukan, dan sisa kas di
riksa Keuangan (BPK) atas LHPS se- bendahara pengeluaran akhir tahun
mester II tahun 2014 tersebut dapat anggaran belum disetor ke kas
dijelaskan bahwa Kabupaten Beng- daerah.
kalis memiliki 33 permasalahan yang
menyangkut ketidakpatuhan Per- Dari penjelasan diatas dapat di-
Undang-Undangan jika dibandingkan simpulkan bahwa untuk LHPS tahun
dengan Kabupaten lainnya, hal ini 2014 menunjukkan kinerja pada peme-
mengakibatkan: rintahan kabupaten Bengkalis tidak
1. Terdapat kerugian daerah senilai akuntabel, terbukti terdapat 33 perma-
3.421,43 diantaranya: belanja tidak salahan yang dihadapi oleh Pemda
sesuai atau melebihi ketentuan, Bengkalis jika dibandingkan dengan 3
biaya perjalanan dinas ganda atau (tiga) Kabupaten lainnya. Dalam hal
melebihi standar yang ditetapkan, ini penyelenggaraan pelaksanaan prog-
belanja perjalanan dinas fiktif, ram dan kegiatan kinerja instansi pe-
pemahalan harga (markup), peng- merintah daerah masih lemah, sehing-
gunaan uang /barang untuk ke- ga perlu adanya evaluasi terkait de-
pentingan pribadi dan pembayaran ngan kinerja pemerintah daerah secara
keseluruhan.

ISSN 2338-4840
101 Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 101-112

Secara umum kinerja dipenga- diselesaikan oleh individu, kelompok


ruhi oleh dua faktor, yaitu faktor in- atau organisasi. Dalam sek-tor publik
ternal dan eksternal (Ismail, 2006). khususnya sektor pemerin-ta-han,
Faktor internal merupakan faktor yang kinerja dapat diartikan sebagai suatu
berasal dari dalam diri pegawai, yakni prestasi yang dicapai oleh pega-wai
locus of control. pemerintah dalam melaksanakan pela-
Hubungan secara teoritis ter- yanan kepada masyarakat dalam suatu
sebut didukung oleh beberapa pene- periode.
litian empiris yang juga menemukan Birokrat yaitu aparatur yang ber-
bahwa locus of control berpengaruh tindak secara birokratis. Menjunjung
positif terhadap kinerja aparat peme- tinggi nilai-nilai secara sistematis. Bi-
rintah daerah (misalnya Frucot dan rokrat menjunjung tinggi inovasi
Shearon (1997); Menez (2008); Chen dalam bekerja. Kemajuan bukanlah
dan Silverthorne (2008); Rozikin sesuatu yang ditargetkan karena terlalu
(2006)). Namun terdapat pula be- berpacu pada aturan yang ada.
berapa penelitian empiris yang mene- Aparatur sebagai pelaksana jalannya
mukan bahwa locus of control tidak birokrasi sering melupakan tujuan pe-
berpengaruh terhadap kinerja (misal- merintah sebagai pelayan masyarakat.
nya Rizki dan Andri (2012); Arti- Aparatur lebih memprioritaskan kepa-
ningsih dan Rasyid (2013)). da bentuk organisasi dan cara-cara
Untuk melihat lebih lanjut pe- yang sering dilaksanakan.
ngaruh budaya organisasi dan locus of Terdapat 9 indikator yang di-
control (LOC) terhadap kinerja aparat gunakan untuk mengukur kinerja apa-
pemerintah daerah, maka yang men- rat pemerintah daerah, diantaranya:
jadi pertanyaan dalam penelitian ini planning (perencanaan), investtigating
adalah “Apakah budaya organisasi dan (investigasi/pemeriksaan), coordinating
locus of control berpengaruh terhadap (koordinasi), evaluating (evaluasi), su-
kinerja aparat pemerintah daerah di pervising (pengawasan), staffing (pemi-
Kabupaten Bengkalis?”. lihan staf), negotiating (negosiasi), re-
presenting (perwakilan), rate your
LANDASAN TEORI overall performance (tingkat kinerja
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah secara keseluruhan) (Mahoney, 1963).
Menurut Indra (2006), kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan Budaya Organisasi
suatu kegiatan/program/ kebijaksanaan Budaya organisasi adalah ke-rangka
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, kerja yang menjadi pedoman tingkah
misi dan visi organisasi. Kinerja (per- laku sehari-hari dan membuat kepu-
formance) sering diterjemahkan seba- tusan untuk karyawan dan menga-
gai penampilan, prestasi kerja, tingkat rahkan tindakan untuk mencapai tuju-
keberhasilan ataupun pencapaian dari an organisasi (Rivai & Mulyadi,
suatu target yang menunjukkan 2012). Menurut Kreitner dan Kinicki
pelaksanaan hasil dari individu atau (2003) budaya organsasi adalah suatu
kelompok individu yang dinilai ber- wujud anggapan yang dimiliki diteri-
dasarkan ukuran-ukuran dari suatu ma secara implisit oleh kelompok dan
sistem pengukuran kinerja. Menurut menentukan bagaimana kelompok ter-
Stoner (1986) dalam Arnia (2001), sebut merasakan, memikirkan dan be-
kinerja (performance) merupakan reaksi terhadap lingkungannya yang
kuantitas dan kualitas pekerjaan yang beraneka ragam.

ISSN 2338-4840
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…102

Menurut Hofstede (1990) budaya operasikan sebagai konstruk internal


bukan lah perilaku yang jelas atau dan eksternal locus of control yang
benda yang dapat terlihat dan diamati mengukur keyakinan seseorang atas
oleh seseorang. Budaya juga bukan kejadian yang menimpa kehidupan-
falsafah atau sistem nilai yang diu- nya. Internal locus of control adalah
capkan atau ditulis dalam anggaran individu yang meyakini bahwa apa
dasar organisasi tetapi budaya adalah yang terjadi selalu berada dalam
asumsi yang terletak dibelakang nilai controlnya dan selalu mengam-bil
dan menentukan pola perilaku indi- peran serta bertanggung jawab dalam
vidu terhadap nilai-nilai organisasi, setiap pengambilan keputusan. Se-
suasana organisasi dan kepemimpinan. dangkan eksternal locus of control
Hasil penelitian Waridin dan adalah individu yang meyakini bahwa
Masrukhin (2006) menunjukkan bah- kejadian dalam hidupnya berada diluar
wa budaya organisasi yang diindika- kontrolnya (Rotter, 1966 dalam Frucot
sikan dengan budaya dituntutnya dan Shearon, 1997).
pegawai mencari cara-cara yang lebih Dikatakan bahwa orang-orang
efektif dan berani menanggung resi- yang memiliki locus of control inter-
konya, cermat dalam melaksanakan nal faktor kemampuan dan usaha ter-
pekerjaan, perhatian pada kesejahtera- lihat dominan, oleh karena itu apabila
an pegawai, tuntutan konsentrasi yang individu dengan locus of control inter-
dicapai, semangat yang tinggi dalam nal mengalami kegagalan mereka akan
be-kerja, serta kewajiban dalam me- menyalahkan dirinya sendiri karena
realisasikan target dan tugas instansi kurangnya usaha yang dilakukan.
mempunyai pengaruh positif terhadap Begitu pula dengan keberhasilan, me-
kinerja pegawai. reka akan merasa bangga atas hasil
Selanjutnya penelitian yang di- usahanya. Hal ini akan membawa
lakukan oleh Noer (2007) yang mene- pengaruh untuk tindakan selanjutnya
mukan bahwa budaya organisasi ber- dimasa akan datang bahwa mereka
pengaruh secara signifikan terhadap akan mencapai keberhasilan apabila
kinerja, selain itu penelitian yang di- berusaha keras dengan segala ke-
lakukan oleh Sutanto (2002) diperoleh mampuannya.
hasil temuan bahwa budaya organisasi Sebaliknya pada orang yang me-
memiliki peranan yang sangat penting miliki locus of control external meli-
dalam peningkatan kinerja karyawan. hat keberhasilan dan kegagalan dari
Berdasarkan uraian diatas maka faktor kesukaran dan nasib, oleh
dapat dirumuskan hipotesis pertama karena itu apabila mengalami ke-
(H1) sebagai berikut: gagalan mereka cendrung menyalah-
H1: Budaya organisasi berpengaruh kan lingkungan sekitar yang menjadi
terhadap kinerja aparat pemerin- penyebabnya. Hal itu tentunya ber-
tah daerah. pengaruh terhadap tindakan dimasa
datang, karena merasa tidak mampu
Locus Of Control (LOC) dan kurang usahanya maka mereka
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003), tidak mempunyai harapan untuk mem-
locus of control menggambarkan ke- perbaiki kegagalan tersebut.
yakinan individu bahwa individu bisa Hasil penelitian yang dilakukan
mempengaruhi kejadian-kejadian yang oleh Ngatemin (2009) menyatakan
berkaitan dengan kehidupannya. Da- bahwa moderasi variabel locus of
lam penelitian ini locus of control di- control dan gaya kepemimpinan ber-

ISSN 2338-4840
103 Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-112

pengaruh terhadap kinerja. Penelitian penelitian menemukan bahwa internal


yang dilakukan oleh Chen (2008) yang auditor yang memiliki locus of control
menguji hubungan antara locus of internal memiliki kinerja yang lebih
control dan prilaku stres kerja, ke- tinggi dari internal auditor yang me-
puasan kerja dan kinerja menunjukkan miliki locus of control eksternal.
bahwa salah satu dari aspek kepri- Berdasarkan uraian diatas maka
badian seorang akuntan yang diukur dapat dirumuskan hipotesis kedua (H2)
dengan locus of control internal yang sebagai berikut:
lebih tinggi cendrung memiliki tingkat H2: Locus Of Control berpengaruh
stres kerja dan tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja aparat pemerin-
dan kinerja praktis lebih tinggi. tah daerah.
Begitu juga penelitian yang
dilakukan oleh Menez (2008) dengan Model Penelitian
mengumpulkan data dari internal au- Model penelitian yang diajukan dalam
ditor yang ada di Jawa Tengah, hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
X1 H1

H2
Z
X2

Gambar.1 Model Penelitian

Berdasarkan model diatas maka peru- keuangan, kepala sub bagian prog-
musan hipotesis yang diajukan dalam ram, kepala seksi, bendahara penge-
penelitian ini, diantaranya: luaran dan bendahara pengeluaran
Hipotesis 1: Budaya organisasi ber- pembantu yang ada di 36 Satuan
pengaruh terhadap ki- Kerja Perangkat Daerah yang ada di
nerja aparat pemerintah Kabupaten Bengkalis.
daerah
Hipotesis 2: Locus of control ber- Metode Pengumpulan Data
pengaruh terhadap ki- Pengumpulan data dalam penelitian
nerja aparat pemerintah ini dilakukan melalui metode kuesio-
daerah ner, yaitu teknik pe-ngumpulan data
yang dilakukan de-ngan cara mem-
METODE PENELITIAN berikan seperangkat pertanyaan atau
Populasi dan Sampel pernyataan tertulis kepada responden
Populasi dalam penelitian ini adalah untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010).
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Skala interval yang digunakan
lingkungan Pemerintah Kabupaten untuk pengukuran data adalah sum-
Bengkalis berjumlah 183 orang. Ada- mated rating dari likert, dimana likert
pun metode pengambilan sampel menggunakan 5 alternatif jawaban
yang digunakan adalah metode pur- dengan kriteria sebagai berikut: 1 =
posive sampling, yaitu pemilihan Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak
sampel menggunakan kriteria bahwa Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 =
anggota populasi yang menjadi sam- Sangat Setuju.
pel adalah pegawai negeri sipil daerah
kabupaten Bengkalis yang menjadi Definisi Operasionalisasi Variabel
kepala bidang, kepala sub bagian dan Pengukurannya.
ISSN 2338-4840
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…104

Variabel-variabel yang akan diuji da- a. Budaya Organisasi


lam penelitian ini terdiri atas variabel Menurut Hosfstede, (1990)
terikat (Y) dan variabel bebas (X), Budaya organisasi adalah
dapat dilihat sebagai berikut: orientasi, pola pikir, persama-
1. Variabel Terikat (Y), merupakan an tindakan yang mempenga-
variabel yang dijelaskan atau ruhi prilaku, sikap dan efek-
yang dipengaruhi oleh variabel tivitas seluruh karyawan. Un-
bebas (Umar,1997:51). Variabel tuk mengukur variabel budaya
terikat dalam penelitian ini ada- organisasi terdapat 7 indikator
lah Kinerja. yang berpengaruh terhadap
Menurut Indra, (2006) Ki- budaya organisasi, diantara-
nerja adalah gambaran pencapai- nya:
an pelaksanaan suatu kegiatan/ a). Inovasi dan pengambilan
program/ kebijaksanaan dalam resiko.
mewujudkan sasaran, tujuan, misi b). Perhatian terhadap detail.
dan visi organisasi. Terdapat 9 c). Orientasi ke keluaran.
indikator yang digunakan untuk d). Orientasi ke orang.
mengukur kinerja pemerintah e). Orientasi team.
daerah, diantaranya: f). Keagresifan.
a. Planning (perencanaan) g). Stabilitas.
b. Investigating (investtigasi/ pe- Sumber: (Robbins, 2007)
meriksaan)
c. Coordinating (koordinasi) Variabel ini diukur de-
d. Evaluating (evaluasi) ngan skala likert yaitu mengu-
e. Supervising (pengawasan) kur sikap dengan mengatakan
f. Staffing (pemilihan staf) setuju atau tidak setuju terha-
g. Negotiating (negosiasi) dap pertanyaan yang diajukan
h. Representing (perwakilan) dengan menggunakan skala
i. Rate your overall performance linkert 1-5 dimana 1 menun-
(tingkat kinerja secara keseluru- jukkan tingkatan sangat tidak
han) setuju, sedangkan tingkatan 5
(Sumber: Mahoney, 1963). menunjukka sangat setuju.
b. Locus of Control
Variabel ini diukur dengan Menurut Frucot dan Shearon,
skala likert yaitu mengukur sikap (1997) Locus of control adalah
dengan mengatakan setuju atau keyakinan masing-masing in-
tidak setuju terhadap pertanyaan dividu tentang kemampuannya
yang diajukan dengan meng- untuk bisa mempengaruhi se-
gunakan skala linkert 1-5 dimana mua kejadian yang berkaitan
1 menunjukkan tingkatan sangat dengan dirinya dan pekerjaan-
tidak setuju, sedangkan tingkatan nya. Indikator untuk mengu-
5 menunjukka sangat setuju. kur variabel locus of control
2. Variabel Bebas (X), variabel adalah:
yang menjelaskan atau yang a). Kegagalan yang dialami
menjadi pe-nyebab dan prediktor individu karena ketidak
bagi variabel terikat (Umar, mujuran.
1997:51). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah:

ISSN 2338-4840
105 Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 105-112

b). Perencanaan jauh ke de- internal locus of control. Semakin


pan pekerjaan yang sia- tinggi internal locus of control maka
sia. kinerja seseorang akan makin bagus.
c). Kejadian yang dialami da-
lam hidup ditentukan oleh TEKNIK ANALISIS DATA
orang yang berkuasa. Uji Analisis Statistik Deskriptif
d). Kesuksesan individu kare- Analisis statistik deskriptif yang di-
na faktor nasib. gunakan untuk memberikan gambaran
e). Segala yang dicapai indi- atau deskripsi mengenai variabel-va-
vidu hasil dari usaha sen- riabel dalam penelitian ini, yaitu locus
diri. of control dan kinerja aparat peme-
f). Menjadi pimpinan karena rintah daerah.
kemampuan sendiri.
g). Keberhasilan individu ka- Uji Validitas Data
rena kerja keras. Untuk menguji validitas alat ukur,
h). Segala yang diperoleh in- terlebih dahulu dicari nilai korelasi
dividu bukan karena ke- antara bagian-bagian alat ukur secara
beruntungan. keseluruhan dengan cara mengkore-
i). Kemampuan individu da- lasikan tiap btir alat ukur dengan skor
lam menentukan kejadian total yang merupakan jumlah tiap
dalam hidup. skor butir (Riduwan dan Kun-coro,
j). Kehidupan individu diten- 2008). Dasar pengambilan ke-putusan
tukan oleh tindakannya. untuk uji validitas adalah nilai r. Jika
k). Kegagalan yang dialami nilai r hitung positif dan lebih besar dari
in-dividu akibat perbuatan rtabel maka butir tersebut valid.
sendiri. Sebaliknya, jika rhitung tidak positif
Sumber: (Rotter, 1996; dalam Chi dan lebih kecil dari rtabel maka butir itu
Hsinkuang at al. 2010). tidaklah valid.
Variabel ini diukur dengan Uji Reliabilita Data
skala likert yaitu mengukur sikap Uji reliabilitas ini berguna untuk men-
dengan mengatakan setuju atau tidak dapatkan tingkat ketepatan alat pen-
setuju terhadap pertanyaan yang gumpulan data yang dipakai. Dikata-
diajukan dengan menggunakan skala kan reliabel jika data dipakai bebera-
likert 1-5 dimana 1 (satu) menun- pa kali untuk mengukur objek yang
jukkan tingkatan sangat tidak setuju, sama akan menghasilkan data yang
artinya jika seseorang tidak bisa sama. (Sugiyono, 2010) dan apabila
mempengaruhi semua kejadian yang koefisien alpha lebih besar dari 0,6
ada dalam dirinya maupun peker- maka tingkat reliabilitas data dinilai
jaannya maka seseorang dikatakan dapat diterima (Sekaran, 2000).
memiliki eksternal locus of control.
Semakin tinggi eksternal locus of Uji Normalitas Data
control nya maka kinerjanya akan Pengujian ini menggunakan uji Kol-
semakin buruk. Sedangkan tingkatan mogorov-Smirnov. Dimana ada pe-
5 (lima) menunjukkan sangat setuju, ngambilan keputusan jika Sig > 0,05
artinya jika seseorang bisa mempe- maka data berdistribusi normal. Dan
ngaruhi semua kejadian yang ada sebaliknya jika Sig < 0,05 maka
dalam dirinya maupun pekerjaannya pendistribusian data tidak normal.
maka seseorang dikatakan memiliki

ISSN 2338-4840
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…106

Metode Regresi Linear Berganda Y = Kinerja aparat pemerintah


Menurut Sugiyono (2010) Analisis daerah
regresi linear berganda adalah analisis X1 = Budaya organisasi
yang digunakan peneliti, bila ber- X2 = Locus of control
maksud meramalkan bagaimana kea- ε = Faktor penganggu di luar
daan (naik turunnya) variabel depen- model
den (kriterium), bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor HASIL ANALISIS DAN PEMBA-
prediktor dimanipulasi (dinaik turun- HASAN
kan nilainya). Analisis ini bertujuan Pengujian terhadap hipotesis pene-
untuk menerangkan besarnya penga- litian dilakukan dengan analisis re-
ruh variabel budaya organisasi dan gresi linier berganda.
locus of control terhadap kinerja apa-
rat pemerintah daerah. Persamaan Hasil Analisis Deskriptif
analisis regresi linier berganda secara Hasil analisis deskriptif terhadap va-
umum untuk menguji hipotesis dalam riabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: penelitian ini dapat dilihat pada Ta-
bel.1 berikut:
Y = βο + β1X1 + β2X2 + ε
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Kinerja Aparat 183 33.00 65.00 51.3825 5.77091
Pemerintah Daerah
Budaya Organisasi 183 21.44 34.00 27.8251 3.05302
Locus Of Control 183 33.00 53.00 41.9672 4.32968
Valid N (listwise) 183
Sumber: Data Olahan 2016

Dari Tabel.1 diatas dapat jika semakin rendah tingkat standar


dilihat bahwa nilai minimum untuk deviasinya maka semakin homogen,
variabel kinerja aparat pemerintah artinya bahwa semakin kecil variasi
daerah sebesar 33, nilai maksimum jawaban atas pertanyaan.
65 dengan rata-rata 51,38 dan standar
deviasi 5,77. Untuk nilai minimum Uji Validitas Data
variabel budaya organisasi sebesar Hasil pengujian validitas data dalam
21.00, nilai maximum 34.00 dan nilai penelitian ini menggunakan korelasi
mean 27,83 dengan rata-rata 3.05 bivariate pearson (korelasi produk
serta variabel locus of control sebe- momen pearson) yaitu analisis ini
sar 33, nilai maksimum 53 dengan dilakukan dengan mengkorelasikan
rata-rata 41,97 dan standar deviasi masing-masing skor item dengan
4,33. skor total. Dimana keseluruhan
Pada standar deviasi, semakin variabel penelitian terdiri dari 62
tinggi tingkat standar deviasi maka pertanyaan yang harus dijawab oleh
akan semakin heterogenitas, yang responden. Dalam penelitian ini un-
berarti pernyataan dalam variabel ter- tuk mengukur atau menentukan valid
sebut semakin bervariasi. Sedangkan atau tidaknya pertanyaan ini apabila

ISSN 2338-4840
107 Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 107-112

korelasi antara masing-masing indi-


kator terhadap total skor konstruk Uji Reliabilita Data
menunjukkan hasil yang signifikan Hasil uji reliabilitas data dapat dilihat
dengan tingkat signifikannya 5% df pada Tabel. 2 berikut:
= n-2 (183-2) =181 rtabel= 0,145.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel Cronbach's Alpha Nilai Kritis Keputusan
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah 0,832 0,6 Reliabel
Budaya Organisasi 0,748 0,6 Reliabel
Locus Of Control (LOC) 0,748 0,6 Reliabel
Sumber: Data Olahan 2016
simpulkan bahwa penelitian ini me-
Hasil pengujian reliabilitas ini miliki nilai reliabilitas > 0,60 dan
menunjukkan bahwa konstruk-kon- dianggap reliabel.
struk dari dua variabel diatas di-
peroleh nilai Cronbach’s Alpha. Hasil Normalitas Data
Untuk variabel kinerja aparat peme- Hasil normalitas data dapat dilihat
rintah daerah sebesar 0,832 dan locus pada Tabel. 3 berikut:
of control 0,748. Sehingga dapat di-
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data
Kinerja Budaya
Pemerintah Daerah Organisasi Locus of control
N 183 183 183
Normal Mean 51.3825 27.8251 41.9672
Parametersa,,b Std. Deviation 5.77091 3.05302 4.32968
Most Extreme Absolute .095 .091 .083
Differences Positive .050 .073 .083
Negative -.095 -.091 -.057
Kolmogorov-Smirnov Z 1.279 1.233 1.127
Asymp. Sig. (2-tailed) .076 .096 .157
Sumber: Data Olahan 2016

Berdasarkan hasil uji norma-


litas pada Tabel 3 diperoleh nilai sig- Hasil Analisis Regresi Linier Ber-
nifikansi uji kolmogorov smirnov. ganda
Dari hasil pengujian diatas nilai sig- Penelitian ini menggunakan reg-resi
nifikansi variabel kinerja aparat pe- sederhana dengan variabel indepen-
merintah daerah sebesar 0,076 dan den, yaitu budaya organisasi dan lo-
locus of control 0,157. Jika dilihat cus of control, dan variabel dependen
seluruh variabel memiliki nilai sig- kinerja aparat pemerintah daerah.
nifikansi lebih besar dari 0,05 maka Untuk hasil regresi linier berganda
dapat diartikan bahwa data berdistri- dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
busi secara normal.

Tabel 4. Hasil uji Regresi Linier Berganda

ISSN 2338-4840
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…108

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.658 4.339 1.074 .284
Budaya .348 .111 .184 3.146 .002
Organisasi
Locus Of Control .267 .077 .200 3.475 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Sumber: Data Olahan 2016

Dari gambar diatas dapat diben- untuk meningkatkan kinerjanya men-


tuk persamaan regresi linier berganda jadi lebih baik. Hasil penelitian kon-
sebagai berikut: sisten dengan penelitian yang dilaku-
Y = βο + β1X1 + β2X2 + ε kan oleh Abdulloh (2006) dan Noer
= 4.658 + 0,348BO + (2007) bahwa budaya organisasi ber-
0,267LOC pengaruh terhadap kinerja. Sementara
itu hasil penelitian ini berbeda dengan
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS penelitian yang dilakukan oleh Rizki
Pengaruh budaya organiasi terha- dan Andri (2012).
dap kinerja aparat pemerintah dae-
rah Pengaruh Locus of Control terha-
Hasil pengujian menunjukan dap Kinerja Aparat Pemerintah
bahwa hipotesis pertama (H1) diteri- Daerah
ma karena nilai uji statistik t hitung Hasil pengujian menunjukkan bah-wa
yang diperoleh sebesar 3,146 dimana hipotesis kedua (H2) diterima karena
angka tersebut lebih besar jika diban- nilai uji statistik t hitung yang dipe-
dingkan dengan nilai t tabel sebesar roleh sebesar 0,261 dengan signi-
1,973 dan nilai P value diperoleh sebe- fikasi 0,001 dimana angka tersebut
sar 0,002 dimana angka tersebut lebih lebih kecil dari tingkat signifikansi
kecil dari tingkat signifikansi/ yang yang digunakan sebesar 0,05. Berda-
digunakan sebesar 0,05. sarkan hal tersebut di atas dapat di-
Berdasarkan hal tersebut di simpulkan bahwa hipotesis kedua
atas dapat disimpulkan bahwa budaya yang diajukan dalam penelitian ini
organisasi berpengaruh terhadap ki- terbukti.
nerja aparat pemerintah daerah, de- Dengan kata lain, terdapat pe-
ngan nilai koefisien path variabel ngaruh antara locus of control terha-
budaya organisasi sebesar 0,348. Ha- dap kinerja aparat pemerintah daerah.
sil penelitian ini memberi arti bahwa Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
dengan budaya organisasi yang kuat internal locus of control ternyata da-
akan memicu pegawai untuk berfikir, pat mendorong peningkatan kinerja
berperilaku dan bersikap sesuai de- pegawai pada SKPD di Kabupaten
ngan nilai-nilai organisasi yang meli- Bengkalis. Keadaan ini dikarenakan
puti profesionalisme, percaya pada pegawai dapat memberdayakan locus
rekan, keteraturan dan integrasi. Se- of control baik internal maupun eks-
hingga kesesuaian budaya yang ter- ternal, sehingga terciptanya kondisi
bentuk dalam diri setiap anggota or- kerja yang kompetitif dan berupaya
ganisasi dapat mendorong pegawai untuk selalu mampu menghadapi ma-
salah dalam menyelesaikan pekerja-

ISSN 2338-4840
109 Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 109-112

annya dengan lebih baik, baik itu lahan yang dihadapi oleh masing-
secara kualitas, kuantitas, ketepatan masing SKPD yang berbeda.
waktu dan kemandirian kinerjanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Saran
yang dilakukan oleh Kreitner dan Kondisi lingkungan internal dan ek-
Kinicki (2003) dan penelitian yang sternal pada pemerintah Kabupaten
dilakukan oleh Patten (2005). Semen- Bengkalis pada saat dilakukan pene-
tara itu hasil penelitian ini berbeda litian menunjukkan kompleksitas per-
dengan penelitian yang dilakukan masalahan yang sedang dihadapi, se-
oleh Hidayat (2012) bahwa locus of hingga berdasarkan hasil penelitian
control berpengaruh negatif terhadap ini faktor kinerja aparat tidak terbatas
kinerja auditor, begitu juga dengan hanya pada faktor budaya organisasi
penelitian yang dilakukan oleh Arti- dan locus of control saja. Oleh kare-
nigsih dan Rasyid (2013). na itu perlu diteliti lebih lanjut terkait
dengan indikator lain yang memung-
KESIMPULAN DAN SARAN kinkan turut mempengaruhi kinerja
Kesimpulan aparat pada pemerintah Kabupaten
Penelitian ini bertujuan untuk mene- Bengkalis.
mukan bukti secara empiris apakah
budaya organisasi dan locus of con- DAFTAR RUJUKAN
trol berpengaruh terhadap kinerja Abdullah dan Arisanti, Herlin. (2010).
aparat pemerintah daerah. Hasil pe- Pengaruh Budaya Organisasi,
ngujian terhadap hipotesis menun- Komitmen Organisasi dan
jukkan bahwa variabel budaya organi- Akuntabilitas Publik Terhadap
sasi berpengaruh terhadap kinerja Kinerja Organisasi. Jurnal Eko-
aparat pemerintah daerah dan variabel nomi dan Bisnis. Vol. 9, No. 2,
locus of control juga berpengaruh ter- pp. 118-134.
hadap kinerja aparat pemerintah dae-
rah. Hal ini dikarenakan bahwa ki- Abdulloh, (2006). Pengaruh Budaya
nerja dipengaruhi oleh budaya yang Organisasi, Locus of control, dan
terbentuk didalam sebuah organisasi, Kepuasan kerja terhadap kinerja
selain itu juga dipengaruhi oleh tipe karyawan pada kantor pelayanan
personalitas individu, yaitu individu pajak Semarang Barat. Tesis,
dengan internal control lebih banyak Undip: Semarang.
berorientasi pada tugas yang di-
hadapinya, sehingga akan mening- Artiningsih dan Rasyid. (2013). Pe-
katkan kinerjanya. ngaruh Locus of Control, Orga-
nization Citizenship Behavior
Keterbatasan dan Kualitas Kehidupan Kerja
Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap Kinerja Karyawan.
pada pemerintah Kabupaten Bengka- Jurnal Aplikasi Manajemen. 11,
lis, dengan demikian kesimpulan yang 365-373.
diperoleh dalam penelitian ini tentu-
Astuti, Retno Fajar. (2005). Pengaruh
nya belum memungkinkan untuk dija-
Kepercayaan pada atasan, Ke-
dikan kesimpulan yang berlaku umum
puasan kerja dan Komitmen Or-
pada SKPD yang ada di Kabupaten
ganisasi terhadap Kinerja Karya-
Bengkalis secara umum. Hal ini dise-
wan (Studi Empiris pada Pega-
babkan oleh kompleksitas permasa-
wai Pemkab Kendal). Tesis.

ISSN 2338-4840
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…110

Semarang: Program Pascasar- Chi Hsinkuang, (2010). The Modera-


jana Universitas Diponegoro. ting Effect of Locus of Con-
trol on Customer Orientation
Bastian, Indra. (2006). Sistem Peren- and Job Performance of Sales
canaan dan Penganggaran Peme- People. Journal The Business
rintah Daerah di Indonesia. Pe- Review, Cambridge. Vol. 16
nerbit Salemba Empat: Jakarta Num, 2 December, pp. 142-146.
Bimantoro dan Noor. (2012). “Penga- Fitrie (2011). Pengaruh Sistem
ruh Stres Kerja terhadap Kinerja Pengendalian Akuntansi dan
Karyawan di PT. Tonga Tiur Pu- Komitmen Organisasi terhadap
tra”. Jurnal, Universitas Muham- Kinerja Manajerial. Fakultas
madiyah Jakarta. Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Bengkulu.
Bokti dan Mansor, (2009). A Preli- Frucot, Veronique and Winston T.
manary study on occupational Shearon. (1997), Budgetary par-
stress and job satisfaction a ticipation, Locus of Control, and
mong male navy personnel at a Mexican Managerial Perfor-
naval base in Lumut, Malaysia. mance and Job Satisfaction. The
The Journal Of International Accounting Review, Vol. 66 No.
Social Research, Vol. 2/9, Fall: 1, January, p: 80 -90.
2009.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi ana-
Brahmasari, Ida Ayu. Agus Supra- lisis Multivariate dengan Pro-
yetno (2008). Pengaruh Motivasi gram IBM SPSS.21 . Umlpdate
kerja, Kepemimpinan dan Buda- PLS Regresi, Edisi 7, BP Uni-
ya Organisasi terhadap Kepua- versitas Diponegoro.
san Kerja Karyawan serta Dam-
paknya pada Kinerja Perusahaan Hidayat, Widi (2012). ESQ dan Locus
(Studi Kasus pada PT. Pei Hai of Control sebagai Anteseden
International Wiratama Indone- Hubungan Kinerja Pegawai dan
sia). Jurnal Manajemen dan Ke- Penerimaan Perilaku Disfung-
wirausahaan, Vol. 10, No. 2, sional Audit pada Badan Penga-
Surabaya. was Daerah (BAWASDA) Jawa
Timur. Jurnal Mitra Ekonomi
Brownel, P. (1982). Participation and dan Manajemen Bisnis, Vol. 3,
Budgeting, Locus of Control and No. 1, April: 2012, 50-74. ISSN
Organizational Effektiviness. 2087-1090.
The Accounting Review. Vol. VI
(4). October: 766-777. Hofstede, G., Bram Neuijen, Denise
Daval Ohayv and Geert Sanders,
Chen & Silverthorne. (2008), The (1990). Measuring Organizatio-
impact of locus of control on job nal Cultures: A Qualitative and
stress, job performance and job Quantitateive Study Across
satisfaction in Taiwan, Leader- Twenty Cases. Administrative
ship & Organization Develop- Science Quarterly, Vol. 35, p:
ment Journal, Vol. 29 Iss 7 pp. 286-316.
572 – 582.

ISSN 2338-4840
111 Inovbiz: Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 111-112

Jamal, M. and Baba, V.V. (2000), Job No.2, Mei 2009. ISSN: 1693-
Stress and burnout among Ca- 5241.
nadian managers and nurses: an
empirical examination. Canadi- Mardiasmo, 2004. “Akuntansi Sektor
an Journal of Public Health. Publik”. Gramedia, Jakarta.
Vol. 91 No. 6, pp. 454-8.
Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J.
Koesmono, Teman. (2005). Pengaruh Carroll. (1963). Development of
Budaya Organisasi terhadap Mo- Managerial Performance: A Re-
tivasi dan Kepuasan Kerja serta search Approach, Cincinnati:
Kinerja Karyawan pada Sub South Western Publ. Co.
Sektor Industri Pengolahan Ka-
yu Skala Menengah di Jawa Ti- Menezes, Alvaro, (2008). Analisis
mur. Jurnal Manajemen & Ke- Dampak Locus of control terha-
wirausahaan, Vol. 7, No. 2, Sep- dap Kinerja dan Kepuasan Kerja
tember 2005: 171-181. Internal Auditor. Tesis, Undip:
Semarang.
Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor KEP/ Noer Mohammad, Rihardjo Ikhsan
63/M.PAN/1/2004 tentang Pela- Budi, (2007). Pengaruh Budaya
yanan Umum. Organisasi, Locus of Control
dan Kebijakan Sektor Publik
Kurniawan, Rizki dan Andri, (2011). terhadap Kinerja Aparat Pelaya-
Pengaruh Komitmen Organisasi, nan Publik UPT Dipenda Bang-
Budaya Organisasi dan Kepua- kalan. Jurnal Akuntansi, Mana-
san Kerja terhadap Kinerja Or- jemen Bisnis dan Sektor Publik
ganisasi Publik (Studi pada (JAMBSP), ISSN 1829-9857:
Pemerintah Daerah Kabupaten Surabaya.
Demak). Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitang Diponego- Oemar, Yohanas (2013). Pengaruh
ro, Semarang. Budaya Organisasi, Kemampuan
Kerja dan Komitmen Organisasi
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, terhadap Organizational Citizen
(2003). Perilaku Organisasi. Sa- Behavior (OCB) Pegawai pada
lemba Empat. Mc. Graw Hill BAPPEDA Kota Pekanbaru.
Education. Jakarta. Jurnal Aplikasi Manajemen,
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo, Vol. 11, No. 1, Maret 2013.
(2005). Perilaku Organisasi, bu- ISSN: 1693-5241.
ku 1, Edisi kelima, Jakarta : Sa-
lemba Empat. Oktaviana, Nur. (2011). Pengaruh Bu-
daya Organisasi terhadap Moti-
Lumbanraja, Prihatin (2008). Penga- vasi dan Kepuasan Kerja serta
ruh Karakteristik Individu, Gaya Kinerja Karyawan (Pada PT.
Kepemimpinan dan Budaya Or- Mirota Kampus di Yogyakarta).
ganisasi terhadap Kepuasan Ker- Tesis. Yogyakarta:UPN.
ja dan Komitmen Organisasi
(Studi pada Pemerintah Daerah Patten, M. D. (2005). An Analysis of
di Provinsi Sumatra Utara). Jur- The Impact of Locus of Control
nal Aplikasi Manajemen. Vol.7 on Internal Auditor Job Perfor-

ISSN 2338-4840
Wahyuni, Analisis Aparat Kerja Pemerintah…112

mance and Satisfaction. Mana- Robbins dan Judge. (2008). Perilaku


gerial Auditing Journal, Vol. 20 Organisasi, Edisi Duabelas, Pe-
No: 9, 1016-1029. nerbit Salemba Empat: Jakarta.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Rotter, J. (1986). Generalized expec-


Aparatur Negara dan Reformasi tancies for internal versus exter-
Birokrasi Republik Indonesia, nal control of reinforcement.
Nomor 38 tahun 2012 tentang Psychological iWonographs,
Pedoman Penilaian Kinerja Unit Vol. 80 , 1-28.
Pelayanan Publik.
Rozikin, Zainur. (2006). Pengaruh
Peraturan Pemerintah Republik Indo- Konflik Peran dan Stres Kerja
nesia, Nomor 8 Tahun 2006 ten- terhadap Kinerja Karyawan pada
tang Pelaporan Keuangan dan Bank Pemerintah di Kota Ma-
Kinerja Instansi Pemerintah. lang. Jurnal Aplikasi Manaje-
men. Vol. 4, No. 2, Agustus:
Purba, Sukarman (2009). Pengaruh 2006.
Budaya Organisasi, Modal Inte-
lektual dan Perilaku Inovatif ter- Sekaran, U. (2006). Reseach Methods
hadap Kinerja Pemimpin Juru- For Business, 4th Edition. Sa-
san di Universitas Negeri Me- lemba Empat. Jakarta.
dan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
ISSN 0853-6627. Vol.13, No.2, Sugiyono (2010). Metode penelitian
Tahun. 2009. Hal.150-167. Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Rahmah Ismail, Syahida Zainal Abi- Stoner, Freeman dan Gilbert (1995).
din, (2010), Impact Of Workers’ Pengantar bisnis. GRAHA IL-
Competence On Their Perfor- MU. Yogyakarta.
mance In The Malaysian Private
Service Sector, BEH - Business Taurisna, Chaterina Melina dan Rat-
and Economic Horizons Volume nawati, Intan (2012). Analisis
2 | Issue 2 | July 2010 |pp. 25-36 pengaruh Budaya Organisasi dan
Riduwan dan Engkos, Achmad Kun- Kepuasan Kerja terhadap Komit-
coro. (2012). Analisis Jalur. men Organisasional dalam Me-
Bandung: Alfabeta. ningkatkan Kinerja Karyawan.
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2012). Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Kepemimpinan dan Perilaku (JBE), September 2012, Hal.
Organisasi. Jakarta: Rajawali 170-187. ISSN: 1412-3126. Vol.
Pers. 19, No. 2.

Robbins, Stepen. (2007). Perilaku Waridin dan Masrukhin, (2006), Pe-


Organisasi: Terjemahan: Benya- ngaruh Motivasi Kerja, Kepua-
min Molan. New Jersey Prentice san Kerja, Budaya Organisasi,
Hall, Inc. dan Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Pegawai. Ekobis, Vol.7,
No.2.

ISSN 2338-4840

Anda mungkin juga menyukai