Anda di halaman 1dari 13

Buku Panduan Terapi

Gerak pada Pasien


Skizofrenia

Tris Abdul Aziz


4201.0115.A.065

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN (STIKes) CIREBON
1 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan

yang Maha Esa atas segala karunia nikmat serta

hidayahnya sehingga saya dapat menyusun buku panduan

yang berjudul Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

dengan lancar dan tepat waktu.

Meski demikian, penyusun merasa masih banyak

kesalahan dalam penyusunan buku panduan ini. Oleh

sebab ini penyusun sangat terbuka menerima kritik dan

saran yang membangun untuk dijadikan sebagai bahan

evaluasi. Akhir kata, semoga buku panduan ini dapat

berguna bagi semua orang termasuk para Masyarakat atau

keluarga yang terkena skizofrenia.

22 Februari 2019

Penulis
2 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... 1


DAFTAR IS ..................................................................... 2
1.1 Konsep Terapi Gerak ........................................... 3
1.1.1 Terapi ....................................................... 3
1.1.2 Rehabilitasi Terapi Gerak......................... 3
1.1.3 Tujuan Terapi Gerak ................................ 5
1.1.4 Proses Pelaksanaan Terapi Gerak ............ 5
2.1 SOP Terapi Gerak Pada Pasien Skizofrenia ........ 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 12
3 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

1.1 Konsep Terapi Gerak


1.1.1 Terapi

Terapi dalam jiwa bukan hanya meliputi

pengobatan dengan farmakologi, tetapi juga pemberian

psikoterapi, serta terapi modalitas yang sesuai dengan

gejala atau penyakit pasien yang akan mendukung

penyembuhan pasien jiwa.

Pada terapi diatas juga dukungan keluarga dan

sosial akan memberikan peningkatan penyembuhan

karena pasien akan merasa berguna dalam masyarakat dan

tidak merasa diasingkan dengan penyakit yang

dialaminya.

1.1.2 Rehabilitasi Terapi Gerak

Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan

dengan terapi modalitas lain atau berdiri sendiri. Terapi ini

terdiri atas: Terapi Okupasi, Terapi Rekreasi, Terapi

Gerak, dan Terapi Musik yang masing-masing


4 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

mempunyai tujuan khusus. Salah satu yang akan dibahas

pada topik ini adalah Terapi Gerak yaitu terapi aktivitas

fisik yang dapat dilakukan dengan cara berolahraga atau

senam untuk melatih tubuh seseorang agar sehat secara

jasmani dan rohani. Olahraga merupakan salah satu

bentuk terapi gerak, sehingga kelebihan dari terapi ini

diantaranya adalah dapat melakukannya dengan senang

tanpa merasa terbebani. Terapi gerak apabila dilaksanakan

secara teratur dapat mengurangi kegelisahan, menurunkan

tingkat kecemasan, menurunkan ketegangan, menurunkan

tingkat depresi, mencegah stress serta mengurangi

ketergantungan dengan obat-obatan.

Terapi gerak merangsang pengeluaran hormon

dopamine adrenalin untuk meningkatkan energi bergerak

melakukan aktivitas. Pada pasien skizofrenia yang

mempunyai masalah halusinasi mengalami penurunan


5 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

energi untuk bergerak karena energinya terfokus pada

pemikiran sedangkan energi untuk psikomotor menjadi

berkurang. Dengan terapi gerak hormone dopamine,

epineprin yang dikeluarkanakan merangsang peredaran

darah, meningkatkan metabolisme tubuh dan energi untuk

melakukan aktivitas termasuk aktivitas perawatan diri.

1.1.3 Tujuan Terapi Gerak

1. Terapi khusus untuk pengembalian fungsi fisik.

2. Mengajarkan aktivitas sehari-hari (ADL).

3. Meningkatkan toleransi kerja (Kegiatan Terapi

Gerak).

1.1.4 Proses Pelaksanaan Terapi Gerak

Pada pelaksanaanya, terlebih dahulu pasien

melakukan pendataan atau absensi dan selanjutnya

melaksanakan terapi. Terapi dilaksanakan tetap dalam

pengawasan perawat ditempat rehabilitasi, tahapan


6 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

rehabilitasi terdiri dari tahapan persiapan, tahapan

pelaksanaan, dan tahapan implementasi.

Pada tahap persiapan melakukan absensi dan

dinilai tingkat kemandirianya sebelum melakukan

tindakan. Pada tahap pelaksanaan pasien di intervensi

dengan melakukan terapi gerak. Selanjutnya pada tahap

implementasi pasien di nilai tingkat kemandirianya

setelah melakukan terapi gerak.


7 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

2.1 SOP Terapi Gerak Pada Pasien Skizofrenia

TERAPI GERAK PADA PASIEN SKIZOFRENIA


PROSEDU NO NO HALAMAN
R DOKUMENTASI REVISI
TETAP

TANGGAL DI TETAPKAN OLEH


TERBIT
1 PENGERTIAN Terapi gerak merupakan terapi aktivitas fisik yang dapat
dilakukan dengan cara berolahraga seperti senam SKJ untuk
melatih tubuh seseorang agar sehat sehat secara jasmani dan
rohani.

2 Tujuan Tujuan dengan terapi ini dilakukan secara berkelompok untuk


membantu pasien agar dapat bersosialisasi dengan orang lain
serta dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.

3 INDIKASI Semua pasien skizofrenia yang berjumlah 29 orang di Panti


Gramesia Kedawung Kota cirebon

4 KONTRA INDIKASI Klien yang mempunyai riwayat penyakit persendian, tidak


bisa berdiri, dan pasien yang sering mengamuk bisa
menimbulkan perilaku kekerasan.
5 PERSIAPAN 1) Pastikan identitas klien
PASIEN 2) Kaji kondisi klien
3) Beritahu dan jelaskan kepada klien tentang tindakan
yang akan di lakukan
4) Jaga privasi klien
5) Klien di anjurkan untuk menggunakan baju yang
longgar dan nyaman untuk bergerak
6) Atur dan posisikan tubuh klien senyaman mungkin
dan disesuaikaan dengan kebutuhan terapi yang
diberikan
8 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

6 PERSIAPAN ALAT Salon music, vcd.

7 CARA BEKERJA TAHAP ORIENTASI


1) Berikan salam kepada klien
2) Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3) Jelasakan tujuan prosedur
4) Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
sebelum senam kebugaran jasmani dilakukan

TAHAP KERJA
1) Tujuan manfaat dan prosedur
2) Posisikan tubuh secara senyaman mungkin
3) Lepasakan asesoris yang digunakan seperti
kacamata
4) Menggunakan pakaian yang longgar suapaya bebas
bergerak

PROSEDUR SENAM
1. Pemanasan
Pemanasan perlu untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya cedera, pemanasan hanya lama cukup 5-10
menit.
a. Sikap pemanasan
1) Salam teurapetik sebelum mulai senam
kebugaran jasmani
-bertujuan : menyampaikan diri untuk melaksanakan
senam kegugaran jasmani.
Sikap pemula
2) Berdiri tegak, menghadap kedepan
3) Menarik nafas dan keluarkan dengan sacara
perlahan-lahan
4) Jalan di tempat sambil mengatur nafas 2X8
hitungan
5) Gerakan kepala menengok samping kanan
dan kiri secara berganian 2X8 hitungan
6) Gerakan kepala ke atas dan tundukan
kebawah 2X8 hitungan
9 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

7) Jatuhkan telingan ke bahu dan tekukan


lehernya dan melakukan sebaliknya 2X8
hitungan
8) Naikan dan turunkan bahu. Lalu putarkan
kedepan dan kebelakang 2X8 hitungan

2. Latihan Inti ( conditioning )


Pada tahap ini denyut nadi di usahakan mencapai THR
agar latihan bener-bener bermanfaat. Bila THR tidak
tercapai maka tidak akan bermanfaat. Bila melebihi
THR akan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan
Sebelum melakukan senam terutama
intensitas pada tahap ini diperahankan dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan tingkat keterlatihan
peserta hingga memasuki tahap penanganan.
9) Jalan di tempat sambil menatur nafas 2X8
hitungan
10) Kaki bergantia ke depan dan tanagannya di
angkat setinnggi bahu 2X8 hitungan
11) Melangkah kesamping kanan dan kiri 2
langakah posisi tangan mendorong 2X8
hitungan
12) Mengulangi gerakan 1,2,3
13) Jalan di tempat sambil mengatur nafas 2X8
hitungan
14) Maju dengan mengangkat lutut sejajar paha
dan kedua siku di ayun di depan dada 2X8
hitungan
15) Melangkah kesamping kanan dan kiri satu
langkah dan tangan di dorong keatas
dengan mengepal 2X8 hitungan
16) Ulangi derakan pada 5,6,7 dan 1,2,3
17) Jalan di tempat sambil mengatur nafas 2X8
hitungan
18) Kaki maju dan mundur 2 langkah dan
tangan mengepal di luruskan kedepan 2X8
hitungan
10 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

19) Melangkah kesamping kanan kiri 2 langkah


dan tangan mengepal di luruskan kedepan
2X8 hitungan
20) Ulangi gerakan 9,10,11 selama 4 set
3.Pendinginan(cooling-down )
Sebaiknya setelah selesai melakukan olahraga
dilakukan pendingan, untuk mencegah terjadinya
penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa
nyeri pada otot sesudah berolahraga atau pusing-
pusing karena darah msih terkumpul pada otot yang
aktif .
4. Peregangan( stretching )
Hal ini dilakukan untuk melemaskan dan
melenturkan otot-otot yang masih teregang dan lebih
elastis. Komponen ini lebih penting bagi pasien usia
lanjut. Bagi pasien yang sebelumnya tidak pernah atau
jarang berolahraga sebaiknya mulai secara
bertahap.Perlahan atau setelah merasa tidak berat bisa
di ingatkan baik intensitas maupun durasinya.
Misalnya mulai dengan jalan menit lalu 1-2 minggu
kemudian tambahkan lagi 5 menit demikian
seterusnya hingga sesuai dengan yang di anjurkan 30-
60 menit, 3-5 kali perminggu. Bahakan dapat
dilakukan selama 10 menit,di bagi 2-3 kali sehari, atau
15 menit, 2 kali sehari, bagi yang memiliki gangguan
persarafan atau pembuluh sarah kaki sebaiknya lebih
hati-hati, harus memakai sepatu dan kaos kaki yang
sesuai. Kedua kaki maupun sepatu yang akan
digunakan sebaiknya di cek terlebih dahulu setiap kali
akan berolah raga.
21) Jalan di tempat sambil melakukan mengatur
nafas 2X8 hitungan
22) Mengayun tanagan di atas samapai sejajar
bahu 2X8 hitungan
23) Mengayun tangan di bawah sampai sejajar
bahu 2X8 hitungan
24) Posisi kaki melebar dan angkat tangan ke
atas membentuk huruf V lalu turunkan ke
bawah dan keluarkan nafas 2X8 hitungan
11 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

25) Tepuk tangan

8. DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,tanggal,jam


pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan
9. HAL-HAL YANG 1. Membutuhkan waktu sekitar 20-45 menit
PERLU 2. Keseriusan dalam melakukan terapi
DIPERHATIKAN 3. Catat kemandirian sebelum dan sesudah melakukan
terapi gerak
12 Buku Panduan Terapi Gerak pada Pasien Skizofrenia

DAFTAR PUSTAKA

1. Landers 2009. Manfaat olahraga bagi kesehatan

mental http://www.smallrabd.com. Diakses pada

tanggal 22 Desember 2018

2. Kusumawati, Farida dan Hartono, Yudi. Buku

Ajar Keperawatan Jiwa: Penerbit Salemba

Medika; 2010

3. Sulistiyani, Titi. Pengaruh Senam SKJ Lansia

Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu

Sulistiyani, Titi. Pengaruh Senam SKJ Lansia

Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu

Pada Lansia Diabetes Melitus Di Desa Banjareja

Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.

Gombong, 2015

Anda mungkin juga menyukai