Anda di halaman 1dari 7

UAS

Disusun untuk memenuhi mata kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Citra Kumala Sari, M.Si.

Disusun Oleh:

Aldelia Shielda R 12308173038

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

DESEMBER 2018
Mutu Layanan PAUD Ditingkatkan
Koran Sindo
Selasa, 4 Desember 2018 - 08:26 WIB

JAKARTA - Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bakal


ditingkatkan. Guna mendukung langkah ini, maka pemerintah mengalokasikan
anggaran sebesar Rp4,47 triliun untuk bantuan operasional penyelenggaran (BOP)
PAUD pada 2019. Jumlah anggaran di 2019 ini naik 10% dibanding tahun 2018
yang hanya sebesar Rp4,07 triliun. BOP PAUD merupakan program pemerintah
untuk membantu biaya operasional. Sasaran program ini adalah lembaga PAUD
yang terdaftar dalam data pokok PAUD dan pendidikan masyarakat (Dapodik).

Bantuan tersebut akan diberikan kepada 7.459.167 anak dengan nominal


sebesar Rp600.000 per anak. “Pemberian bantuan ini untuk meningkatkan mutu
layanan PAUD,” kata Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Kemendikbud Harris Iskandar di kantor
Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Penggunaan BOP PAUD diatur di Permendikbud No 2/ 2018 tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bantuan Operasional
Penyelenggaraan PAUD 2018.

Permendikbud ini menyatakan, 50% dana BOP PAUD harus digunakan


untuk kegiatan pembelajaran dan bermain, 35% untuk kegiatan pendukung, antara
lain membeli obat-obatan ringan, dan menambah biaya transpor pendidik, 15%
sisanya untuk perawatan sarana dan prasarana, membayar telepon, listrik, dan
internet. Bantuan ini hanya diberikan kepada lembaga yang memiliki Nomor
Pokok Satuan Pendidikan Nasional (NPSN), siswa minimal 12 anak yang
terdaftar di Dapodik, rekening lembaga dan NPWP.

Harris menuturkan, program PAUD yang berkualitas tidak hanya menjadi


tugas dan tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi harus melibatkan pemerintah
daerah, swasta, dan unsur masyarakat untuk saling bersinergi aktif. “Kita telah
berkomitmen dalam Sustainable Development Goals 2030, yakni harus
memberikan layanan PAUD berkualitas kepada seluruh anak,” ujar Harris.

Harris menekankan, para pengelola lembaga PAUD agar tidak melakukan


korupsi dan penyimpangan dalam penggunaan dana BOP PAUD. Dia juga
berharap pemberian BOP PAUD dapat mendorong lembaga untuk
menyelenggarakan PAUD holistik integratif.

Hal ini merupakan pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan esensi anak. Sehingga tidak hanya pemenuhan layanan
pendidikan saja, namun juga gizi dan perlindungan anak. Sementara itu, Kepala
Sekolah TK Tunas Bangsa, Bukittinggi, Sumatera Barat Evawati yang juga juara
III Kepsek TK tingkat Nasional mengatakan, TK yang dikelolanya sangat
mendukung gerakan literasi dengan membuat program Gonjong Limo.

Gonjong merupakan bentuk dalam rumah adat Minangkabau yang


berbentuk seperti sudut lancip. ‘’Gonjong Limo kami telah mendapat apresiasi
dari kementerian,” katanya. Eva menjelaskan, gonjong pertama ialah setiap guru
wajib membuat satu pantun setiap bulan. Kumpulan pantun ini akan dijadikan
dalam satu buku sehingga bisa memperkuat budaya mempantun yang sudah lama
terkenal di tanah melayu itu. Lalu pada gonjong dua adalah anak setiap hari selalu
dibacakan buku-buku oleh para guru dan juga orangtua agar wawasan mereka
semakin kaya.

Selanjutnya gonjong tiga adalah para guru juga harus bisa membuat puisi
yang isinya kaya dengan pendidikan karakter. Dia menyampaikan, melalui puisi
dan pantun maka akan semakin mudah menanamkan nilai, karakter dan moral
baik kepada anak. Sekolahnya juga menyediakan pojok bacaan bagi orangtua
sehingga di sela mereka menunggu untuk menjemput anak bisa membaca buku-
buku yang tersedia. Selanjutnya tidak hanya guru yang didorong untuk menulis
puisi dan pantun namun juga orang tua diminta membuat cerita singkat puisinya
kepada anak. "Kami juga akan mengumpulkannya menjadi satu buku yang tidak
dijual bebas namun akan diberikan kepada orangtua saja,” jelasnya. (Neneng
Zubaidah)(nfl)

Sumber https://nasional.sindonews .com/read/1359810/144/mutu-layanan-paud-


ditingkatkan-1543886786 diakses pada Selasa 4 Desember 16:10.

Dalam berita dijelaskan bahwa pelayanan mutu pada jenjang PAUD


seharusnya dioptimalkan. Pemerintah telah memberikan dana untuk
mengoptimalkan pelayanan yang ada di PAUD khususnya pada pembelajaran dan
permainan. Hal tersebut ditujukan untuk pemenuhan gizi dan perlindungan bagi
anak. Dalam program PAUD, orangtua dan guru bisa saling bekerja sama dalam
menuntun anak menjadi generasi yang hebat. Namun, penyelenggaraan PAUD
tersebut masih menghadapi berbagai masalah, sehingga konsep PAUD pun mulai
bergeser. Para ahli pun merekomendasikan perlunya untuk melakukan
pengembangan terhadap anak usia dini secara holistik dan terintegrasi. "Peraturan
Presiden No. 60 (2013) mengamanatkan agar pengembangan anak usia dini
hendaknya dilakukan secara holistik integratif.

Bahkan, UNESCO menyarankan, 75 persen anak Indonesia wajib mendapat


hak-hak untuk mendapatkan pendidikan usia dini secara holistik. Namun, kita
masih sanggup memenuhinya hanya sekitar 30 persen. Karenanya, seluruh
layanan sosial dasar bagi anak didorong untuk dapat terintegrasi, terutama pada
layanan posyandu dan PAUD,” ungkap Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK, Kepala
BKKBN. Pengembangan PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak
usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang
beragam, meliputi berbagai aspek fisik dan non-fisik, termasuk mental,
emosional, dan sosial.

Menurut dr. Fasli, pengembangan PAUD holistik integratif juga bertujuan


memenuhi 5 pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk terhindar dari penyakit,
serta hak terpenuhi kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan mengembangkan
kemampuan otaknya dengan maksimal. Selain itu, anak juga perlu distimulasi
sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan
perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis. Lima pilar inilah yang disebut
pengembangan PAUD holistik integratif. Ini yang perlu kami
pertanggungjawabkan agar berjalan dengan baik,” lanjut dr. Fasli. Layanan PAUD
holistik integratif ini meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek
dalam bidang agama dan moral, motorik kasar dan halus, kognitif, serta bahasa
dan sosial-emosional. Metode ini juga menekankan layanan kesehatan dan gizi,
serta stimulasi. Selain itu, layanan PAUD ini memiliki konsep program berbasis
keluarga dan komunitas.1

Pengembangan anak usia dini holistik dan Integrasif adalah pengembangan


anak usia dini yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan dan
sistimatis (Bappenas, 2006).2 Menurut Desmita (2009:44) teori belajar
behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang
menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya
pengkondisian.

semua aktivitas yang dilakukan oleh anak pada hakikatnya adalah bermain
yang menjadi kebutuhan dasar bagi setiap anak, baik itu bertujuan ataupun tanpa
1
https://www.motherandbaby.co.id/article/2014/3/31/1735/Konsep-PAUD-Holistik-
Integratif Home - Kesehatan - Brighter Future / 11 Maret 2014 / Redaksi

2
Dikutip dari jurnal karya Gatot Marganto jurnal pendidikan pengembangan anak usia
dini holistik – intgratif mewujudkan anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia
tujuan, yang didalamnya mengandung berbagai unsur kesenangan dan
kegembiraan. Dalam bermain juga banyak memberikan kesempatan anak untuk
mengembangkan seluruh potensi dalam dirinya dan menggali kekuatan yang ada
dalam diri.

Beberapa karakteristik bermain pada anak menurut Yuliani (2013:146) yaitu

1. Bermain muncul dalam diri anak

2. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati

3. Bermain adalah aktivitas nyata dan sesungguhnya

4. Bermain harus difokuskan pada proses dari pada hasil

5. Bermain harus didominasi oleh permainan

6. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain

Hasil penelitian setelah perlakuan menunjukkan ada perbedaan keterampilan


sosial yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
dengan (t = 10,191 ; p = 0,000), kelompok eksperimen mempunyai keterampilan
sosial lebih tinggi dengan (mean = 111,857) dibandingkan dengan kelompok
kontrol (mean = 53,893) berdasarkan hasil tersebut diatas, maka permainan
kooperatif efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial anak taman kanak-
kanak.3

Menurut Mukinan (1997: 23), beberapa prinsip tersebut adalah:

1. Teori ini beranggapan bahwa yang dinamakan belajar adalah perubahan


tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika yang
bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku tertentu.

2. Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya
stimulus dan respons, sebab inilah yang dapat diamati. Sedangkan apa

3
Jurnal karya Mariah Kibtiyah Efektifitas Cooperative Games dalam Meningkatkan
Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-kanak tahun 2006
yang terjadi di antaranya dianggap tidak penting karena tidak dapat
diamati.

3. Reinforcement, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya


respons, merupakan faktor penting dalam belajar. Respons akan semakin
kuat apabila reinforcement (baik positif maupun negatif) ditambah.4

Untuk mengatasi permasalahn yang ada dalam pemenuhan gizi dan


perkembangan anak dapat diatasi dengan stimulus dari orang sekitar terutama
orang tua dan guru. Dalam hal ini pemerintah pun sudah sadar akan pentingnya
pendidikan anak pada usia dini sehingga membeikan dana untuk menunjang
kepentingan yang berkaitan dengan anak itu sendiri. Tujuan pemerintah
memberikan dana perasional tersebut adalah untuk memberikan layanan yang
optimal sehingga menjadikan anak di usia dini sudah menjadi bihhit yang unggul
karena kelak pemerintahan juga akan digeakkan oleh tangan-tangan yang
sekarang beada di PAUD tersebut.

Referensi:

https://www.motherandbaby.co.id/article/2014/3/31/1735/Konsep-PAUD-Holistik-
Integratif Home - Kesehatan - Brighter Future / 11 Maret 2014 / Redaksi

Jurnal karya Muh. Hizbul Muflihin APLIKASI DAN IMPLIKASI TEORI


BEHAVIORISME DALAM PEMBELAJARAN (Analisis Strategis Inovasi Pembelajaran)

Jurnal karya Mariah Kibtiyah Efektifitas Cooperative Games dalam


Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-kanak tahun 2006
jurnal karya Gatot Marganto jurnal pendidikan pengembangan anak usia dini
holistik – intgratif mewujudkan anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia

4
Jurnla karya Muh. Hizbul Muflihin APLIKASI DAN IMPLIKASI TEORI BEHAVIORISME DALAM
PEMBELAJARAN (Analisis Strategis Inovasi Pembelajaran)

Anda mungkin juga menyukai