I. Identitas
I. Identitas
IDENTITAS
Nama Pasien : An Noval No. Reg. : 10448707
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21bulan 28 hari
Tanggal Lahir : 12 Januari 2005
Alamat : Jl. Jojoran I Perintis 2 Surabaya
Orang Tua
Nama Ayah : Falahudin Nama Ibu : Suci Rahmawati
Umur : 30 tahun Umur : 27 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Ibu RT
Tanggal MRS : 28 Oktober 2006
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama : Muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IRD pada tanggal 28 Oktober 2006 dengan keluhan
muntah sejak 3 hari sebelum Masuk Rumah Sakit. Pasien sering muntah
pada waktu malam setelah minum susu (Frekwensi sehari 3 kali,setiap kali
muntah satu sendok makan). Pasien juga mengeluh sesak dan batuk-batuk
selama 4 hari disertai panas selama 4 hari.Nafas grok-grok. Nafsu makan
menurun(Tidak mau makan sejak 1 minggu). Tidak ditemukan diare,
frekwensi buang air kecil normal. Riwayat penyakit, pasien pernah
dirawat di RS lima bulan yang lalu karena penyakit muntaber.
2. Anamnesis Antenatal :
Saat hamil ibu pasien sehat dan tidak mengkonsumsi jamu-jamuan dan
obat.
3. Anamnesis Natal :
Anak lahir dengan berat badan lahir 3 kg 2 ons secara spontan dibidan.
Waktu lahir langsung menangis.
4. Anamnesis Neonatal :
Anak sehat langsung menangis dan tidak ada tanda sianosis. Kuning (-),
terlilit tali pusat.
5. Penyakit Lain :
Riwayat penyakit pernah di diagnosa TBC pada umur 10 bulan. Masuk
Rumah Sakit 5 bulan yang lalu dengan keluhan muntaber.
6. Imunisasi :
BCG (+), BCG scar (+)
DPT I (+), II (+), III (+) TT (+)
Hepatitis B I (+), II (+), III(+)
1
Campak (-)
Polio I (+), II (+)
7. Tumbuh Kembang :
Tumbuh lambat, . Bicara usia 10 bulan. Mengesot usia 20 bulan, Anak
masih belum bisa berjalan.
8. Gizi :
Tidak diberi ASI, Nafsu makan menurun. Gizi buruk.
9. Anamnesis Sosial :
Dalam keluarga, kakek sering batuk-batuk dan mendapat terapi obat dari
puskesmas dalam jangka waktu yang lama ( TBC). Anak pertama dari dua
bersaudara.
2
TB : 83 cm
Lk : 47 cm
Ld : 49 cm
Lla : 14 cm
LED : 41/1jam
Hb : 11,7 g/dL
Diffcount : -/-/3/45/52/-
Leukosit : 8800
Atypic cell :-
3
4. Nafsu makan berkurang
5. Mengesot usia 20 bulan
6. Anak belum bisa berjalan
7. Anak cengeng.
8. % IBW: 74,54%
9. BB / U : < persentil ke-5
10. TB / U : < persentil ke-50
11. BB/TB : < persentil ke-5
12. LK / U : Normal
13. Hb : 11,7
14. Leukosit : 4890/mm3
15. LED : 41
17. AST : 52 IU/L ( meningkat )
18. K = 5,1 meq/l ( meningkat )
19. Ca =10,3 meq/l ( meningkat )
VII. ASSESMENT
Broncopneumonia, Suspect TBC Paru, Gizi Buruk dan Motorik terlambat.
VIII. PLANNING
Tanggal 2-11-2006
Dx : Konsul Rehab Medik
Konsul Cardio anak
Konsul Tumbuh Kembang
EKG
GDA
Mantoux test
4
Rifampisin 1 x 100 mg
INH 1 x 100 mg
Pyrazinamide 1 x 200 mg
B6 1 x 10 mg
ZnSO4 1 x 1/2 sendok teh
Vitamin A 1 x 5000 IU
Vitamin C 1 x 50 mg
Vitamin E 1 x 10 mg
Parenteral 8 x 125 cc
Diit 1200 kcal + 14,5 g protein
Chest Physiotherapy
Thermoregulasi
IX. EDUKASI
Host : Perbaikan gizi anak
Terapi ke bagian Rehab Medik
Konsul Tumbuh Kembang
Pengobatan TBC secara menyeluruh
Agent : Melakukan pemeriksaan TBC pada anggota keluarga &
tetangga sekitar rumah
Pengobatan TBC pada anggota keluarga yang terjangkit
Environment : Perbaikan hygiene lingkungan
X. FOLLOW UP
Intake dan output, tanda-tanda dehidrasi, Peningkatan jamlah asupan kalori
dan protein, Monitoring Tumbuh Kembang anak.
5
BRONCHOPNEUMONIA
Pendahuluan
Merupakan penyakit paru berupa peradangan pada saluran bronkus yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri,virus,jamur atau bahan
kimia/benda asing yang teraspirasi.
Diagnosis
Gejala yang muncul biasanya mendadak tetapi dapat didahului dengan ISPA, gejalanya
antara lain demam tinggi terus menerus, batuk, sesak nafas, Kebiruan disekitar mulut,
menggigil, kejang dan nyeri dada. Pada umumnya anak lebih suka berbaring pada sisi
yang sakit. Pada bayi sering menimbulkan gejala non-spesifik misalnya hipotermi,
penurunan kesadaran, kembung, kejang sehingga sulit dibedakan dengan meningitis,
sepsis atau ileus.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan suhu > 39 oC. dispnea : ditandai dengan takipnea,
retraksi nafas, pernafasan cuping hidung dan sianosis. Pada pemeriksaan auskultasi paru
ditemukan suara nafas melemah atau mengeras, Suara nafas tambahan Ronki Basah halus
pada bagian paru yang terkena.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan terjadi leukositosis pada pemerikasaan darah
tepi dengan hitung jenis bergeser ke kiri. Bila dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
ditemukan keadaan hipoksemia. Kadar PaCO2 dapat rendah, normal atau meningkat.
Dapat pula terjadi asidosis respiratorik, asidosis metabolic dan gagal nafas. Pada foto
dada terlihat infiltrate alveolar yang terdapat pada seluruh lapang pandang paru.
Gambaran lain yang dapat ditemukan : KOnsolidasi pada satu lobus atau lebih pada
pneumonia lobaris, Penebalan pleura pada pleuritis, Komplikasi pneumonia seperti
atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum, pneumothorax, abses, pneumokel+
Diagnosis Banding
a. Bronkiolitis
b. Payah Jantung
c. Abses Paru
d. Aspirasi benda asing
Khusus pada bayi : Meningitis
Ileus
Komplikasi
6
a. Pleuritis
b. Efusi pleura
c. Pneumothorax
d. Abses Paru
e. Gagal Nafas
Tatalaksana
1. Indikasi MRS :
a. Ada kesukaran nafas, toksis
b. Sianosis
c. Umur kurang 6 bulan
d. Disertai penyakit lain : muntah, dehidrasi, empiema
e. Diduga infeksi Stafilokokus
f. Imunocompromise
2. Pemberian Oksigenasi
3. Pemberian cairan dan kalori yang cukup
4. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat diberikan diet enteral bertahap melalui selang
Nasogastrik
5. Jika sekresi lendir berlebih dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
6. Koreksi asam basa dan kelainan elektrolit yang terjadi
7. Pemilihan Antibiotik yang tepat.
7
TUBERKULOSIS PARU
PENDAHULUAN
Tuberculosis paru merupakan penyebab kematian nomor 3. Ini dapat kita lihat
dalam SKRT 1995 (Depkes) yang menyatakan bahwa TBC penyebab kematian nomor 3
setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok
umur. Pada tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru
TBC dengan kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000
penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru dengan BTA positif.
Dengan meningkatnya kejadian TBC pada dewasa, maka jumlah anak yang
terinfeksi TBC akan meningkat dan jumlah anak dengan penyakit TBC juga meningkat.
Seorang anak dapat terkena infeksi TBC tanpa menjadi sakit TBC dimana terdapat uji
tuberculin positip tanpa ada kelainan klinis, radiologis, dan laboratoris.
Penularan TBC:
8
à M. TBC berkembang biak
Dari kelenjar limfe à menyebar limfogen / hematogen ke hepar, lien, otak, tulang, ginjal
dan bagian lain dari paru.
• Di organ-organ tersebut :
M. TBC : - Langsung menyebabkan penyakit
- Dorman dalam makrofag jaringan dan aktif kembali beberapa
tahun lagi.
9
• TBC paru primer (pembesaran kelenjar hilus dengan atau tanpa kelainan
parenkim)
• TBC paru progressif (pneumonia, TBC endobronkial)
• TBC milier
• Efusi pleura
• TBC kronik : fibrosis, tuberkuloma, kavitas
Diluar paru
Diagnosis
Diagnosis kerja à berdasarkan
* Anamnesis
* Pemeriksaan Fisik
* Uji tuberkulin
10
* Gambaran radiologis
Kendala : * mahal
* adanya kontaminasi
* pembuangan sisa radioaktif
Uji serologis (Elisa, Mycodot, PAP): masih kontroversial dan mahal à belum
dapat dianjurkan
11
4. Rongent paru à pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar mediastinal dengan atau
tanpa lesi di paru
5. Ditemukan basil TBC pada pemeriksaan patologianatomik kelenjar limfe, tulang,
sum-sum tulang, lesi di kulit pada pleura
6. Ditemukan basil TBC pada pemeriksaan bakteriologis
CG dalam 2 tahun terakhir -1
b. Mungkin tuberkulosis
Anak yang dicurigai TBC, ditambah :
- uji tuberkulin + (> 10mm)
- Foto rongent paru sugestif TBC
- Biopsi sugestif TBC
- Respons baik dengan terapi OAT
1. Bakteri / PA +
2. Bakteri / PA –
- Mt +
- X-foto +
- Sumber +
- Gejala +
- BCG -
3. Bakteri / PA –
- Mt +
- Umur < 6 thn / konversi dalam 1 tahun terakhir
- X-foto -
- Sumber +/-
- Gejala +/-
- BCG –
4. Bakteri / PA –
- Mt +
- Umur > 6 thn
12
- X-foto -
- Sumber +/-
- Gejala +
- BCG -
5. Bakteri / PA –
- Mt [-]
- X-foto milier / kel. Paratrakeal/ hilus membesar
- Sumber +/-
- Gejala +/-
- BCG -
• Diagnosis pasti : basil TBC +, dari sputum, bilasan lambung, biopsi à pada anak
sulit dan jarang didapat
• Sebagian besar diagnosis TBC anak berdasar :
- gambaran klinis
- gambaran radiologis
- uji tuberkulin
Pada anak harus dicurigai TBC
3. Gejala-gejala umum
13
E. Batuk-batuk > 3 minggu, tanda-tanda cairan di dada, nyeri dada
F. Gejala GI: diare lama, benjolan / masa di abdomen, cairan dalam abdomen
2. Gejala spesifik
1. TBC kulit atau skrofuloderma
2. TBC tulang dan sendi (spondilitis, koksitis, gonitis)
3. TBC otak & saraf
4. Mata (konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid)
5. Lain-lain
7. Pemeriksaan PA
14
8. Respons dengan OAT: 2 bul (failure to thrive)
Gejala klinis spesifik (pada kelenjar limfe, otak, tulang, dll)
Pengobatan:
Cara pengobatan TBC anak = extrapolasi
penelitian dewasa
Pengobatan TBC anak : prinsip = dewasa à OAT harus diminum teratur dalam
waktu cukup lama
Pengobatan : Tahap intensif
Tahap lanjutan
à diberi setiap hari & harus sesuai BB
Susunan paduan OAT pada anak
Tahap intensif : - INH
- Rifampicine
- Pyrazinamide
Tahap lanjutan : - INH
- Rifampicine
TBC Berat (TBC Milier, Meningitis, TBC Tulang) juga diberikan : Streptomycin
atau Ethambutol
R/ Intensif: 4-5 obat : 2 bulan
Lanjutan: 2 obat : 10 bulan / lebih
15
(maks. 300 mg/kgBB/har
mg/hari) i
• Streptomicine :(maks. 750-1 Gram/hari) Ethambutol (maks. 2,5
15-30 : 15-20Gram/hari
mg/kgBB/hari mg/kgBB/h
ari
• INH :5- Rifampicine : 10-15 (maks. 600 Pirazinamide
15/kgBB/hari mg/kgBB/hari mg/hari) : 25-35
(maks. 300 mg/kgBB/har
mg/hari) i
• Streptomicine : (maks. 750- • Ethambutol (maks. 2,5
15-30 1 : 15-20Gram/hari
mg/kgBB/hari Gram/hari) mg/kgBB/h
ari
PEMBERIAN KORTIKOSTEROID
• TBC Milier
• TBC Meningitis
• TBC Endobronkial
• TBC Pleuritis
• TBC Perikarditis
• TBC Peritonitis
Prednison: 1-2 mg/kgBB/hari (1-3 bulan)
1. Profilakasis primer : kontak erat dengan TB menular (BTA +), tetapi belum
terinfeksi
2. Profilaksis sekunder : infeksi TB (Tuberkulin +) klinis baik.
Faktor resiko à TB Aktif :
- penyakit infeksi (morbilli, varicella)
- Obat imunosupresif (Sitostatik, Steroid)
- Umur akilbalik
- Infeksi HIV
EVALUASI :
PENGHENTIAN PENGOBATAN :
16
6 Bulan evaluasi membaik :
- Batuk menghilang
- Klinis membaik, anak menjadi aktif
- BB Meningkat
- X-foto : membaik
- LED menurun
- 6 bulan tidak ada perbaikan :
- kepatuhan penderita yang sudah sembuh, tokoh masyarakat yang sudah dilatih
Kesimpulan
Diagnosa TBC anak sulit à penemuan M. TBC tidak mudah
Cara-cara pemeriksaan bakteriologis atau serologis, dll perlu penelitian lebih
lanjut untuk dapat dipakai secara praktis klinis
GIZI BURUK
PENDAHULUAN
17
Malnutrisi pada anak masih merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan
angka mortalitas dan morbiditas yang tingi di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Penyebabnya adalah asupan makanan yang tidak mencukupi kebutuhan dasar, dapat pula
disebabkan penyerapan makanan yang tidak adekuat dimana Angka Kecukupan Gizi
(AKG) sang anak masih belum tercukupi. Kelainan metabolic tertentu dapat pula
menyebabkan malnutrisi, kebutuhan nutrient pokok yang meningkat pada kondisi stress,
sakit atau pemakaian obat antibiotik atau obat-obat katabolic maupun anabolik.
Malnutrisi ini dapat terjadi secara akut maupun kronik, reversible maupun tidak.
Evaluasi status nutrisi yang tepat memang sulit untuk dilakukan. Gejala akan
nampak jelas ketika gangguan berat terjadi pada anak, sedangkan gangguan ringan sering
tidak terdiagnosis walaupun dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang teliti.
Diagnosis akan terbantu jika dilakukan anamnesis riwayat diet yang tepat, melalui
pengukuran dan evaluasi anthopometri yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
kecepatan tumbuh, pengukuran komparatif lingkaran dan ketebalan kulit di tengah-tengah
lengan atas, atau dengan menggunakan uji kimia.
18
STATUS GIZI KLINIS ANTROPOMETRI
(BB/TB)
A. Anamnesis
Awal dan Lanjutan
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, Palpasi & Auskultasi
Anamnesa Awal
Anamnesa Lanjutan
Pemeriksaan Fisik
19
• Ukur BB,TB/Panjang badan lihat tabel
• Pembesaran hati dan ikterus
• Perut kembung, suara usus
• Pucat berat terutama telapak tangan
• Tanda-tanda renjatan
• Suhu tubuh hipotermia atau demam
• Tanda kekurangan vitamin A
• Tanda infeksi THT, kulit
• Gejala Pnemonia atau gagal jantung
B.Hipoglikemia
C.Hipothermia
D.Renjatan
E.Dehidrasi
• Anoreksia
20
• Perubahan kondisi mental (jadi letargi)
• Jaundis/ikterus (kuning pada kulit/mata)
• Sianosis (lidah & bibir berwarna biru)
• Sesak nafas
• Perut kembung
• Ada edema baru
• Perubahan BB berlebihan (naik/turun)
• Muntah terus
• Bercak merah pada kulit
HIPOGLIKEMIA
HIPOTERMIA
21
• Mengukur suhu aksiler, taruh Termometer 5 menit diketiak
• Hipotermia biasanya terjadi bersama hipoglikemi
• Px gizi buruk dg hipotermia harus diobati hipoglikemi dan infeksi
• Cadangan energi Pasien gizi buruk terbatas
• Pertahankan suhu tubuh Pasien
• Hangatkan tubuh
22
2. Uji tuberkulin (+) (>10mm)
5. Batuk >3minggu
GROWTH DELAY
23
Kemampuan motorik kasar merupakan salah satu proses tumbuh kembang yang harus
dilalui dalam kehidupan anak. Terjadinya gangguan dini pada proses tersebut akan
menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini biasa disebabkan
karena gangguan nutrisi, genetic maupun hormonal.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Rudi Irawan, Siti Nurul, Boerhan Hidajat. Bahan kuliah pediatri semester 7 tahun
2005. Divisi Nutrisi dan Metabolik Lab/SMF IKA FK Unair-RSU Dr.Soetomo.
2. Makmuri MS, Landia S., Gunadi Santosa. Bahan kuliah pediatri semester 7 tahun
2005. Divisi Pulmonologi Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo –
FK Unair.
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/
RSU dr. Soetomo.
25