METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
kualitatif karena penelitian ini didasarkan pada masalah yang diajukan dalam
penelitian ini, yaitu tentang pendeskripsian bentuk dan referen disfemisme dalam
berita kriminal pada koran Jateng Pos edisi September-Desember 2015. Hal ini
kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret
kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya
(2002: 111). Penelitian ini dideskripsikan secara menyeluruh, dalam hal ini adalah
bentuk dan referen disfemisme. Bentuk yang akan dideskripsikan pada penelitian ini
meliputi kata dan frasa, sedangkan referen yang akan disedkripsikan adalah referen
Data dan objek merupakan sesuatu yang berbeda. Hal tersebut dapat diketahui
dari contoh Sudaryanto mengenai data dan objek yaitu pada morfem (ber-) dalam
bahasa Indonesia, maka jelaslah bahwa objek penelitian atau Gegenstand-nya adalah
afiks ber- itu. Namun, dalam penelitian itu, afiks ber- tidak pernah menjadi data.
40
41
bersepeda, dan bertani (1990: 3). Data dapat diidentifikasikan atau dijatikan sebagai
objek penelitian sebagai bahan penelitian, dan bukannya sebagai objek penelitian
datalah objek penelitian terdapat (Sudaryanto, 1990: 14). Ditambahkan kembali oleh
Dari paparan di atas, maka data yang akan digunakan dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah disfemisme dalam tataran kata dan frasa yang terdapat
pada kalimat yang mengandung disfemisme. Hal ini dapat diilustrasikan pada contoh
(5) Tersangka kita jerat pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman
maksimal 7 tahun.
42
Pada contoh data di atas, data penelitiannya adalah kalimat Tersangka kita jerat
pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun, sedangkan objek
C. Sumber Data
Sumber data merupakan tempat di mana data yang akan diteliti ditemukan.
edisi September - Desember 2015. Koran Jateng Pos edisi September - Desember
2015 dipilih sebegai sumber data karena dalam koran tersebut tersedia berita kriminal
Penyediaan data bertujuan untuk menyediakan data yang siap untuk diteliti.
Hal tersebut sependapat dengan Sudaryanto yang menyatakan bahwa makna dari
“penyediaan data” adalah penyediaan data yang benar-benar data, penyediaan data
yang terjamin sepenuhnya akan kesahihannya (1993: 131). Dengan demikian, maka
1. Metode Simak
bahasa yang mengandung disfemisme yang terdapat pada koran Jateng Pos
2. Teknik Catat
mencatat objek sasaran yang digunakan dalam penelitian. Hal ini sependapat
dalam penelitian ini adalah teknik catat. Penulis mencatat data berupa
E. Klasifikasi Data
didasarkan pada bentuk disfemisme yaitu, kata dan frasa. Pengklasifikasian kata
dipecah berdasarkan kata dasar, kata berafiks, kata ulang, dan kelas katanya.
frasa endosentrik dan frasa eksosentrik dan kelas kata. Referen juga digunakan
dengan namanya, “analisis”, tahap ini merupakan upaya peneliti menangani langsung
masalah yang terkandaung pada data. Penanganan itu tampak dari adanya tindakan
45
memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu (1993: 6).
1. Metode
metode agih dan metode padan. Metode agih merupakan metode yang alat
penentunya bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Hal ini sepadan
dengan pendapat Sudaryanto yang menyatakan bahwa metode agih itu alat
penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan sendiri (1993: 15).
Metode padan merupakan metode yang alat penentunya di luar bahasa. Hal
padan, alat penentunya di luar bahasa, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari
disfemisme.
2. Teknik
Seperti yang telah diuraikan pada poin (a) metode peneltian di atas,
penelitian ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu (1) bagaimana bentuk
Teknik pertama adalah teknik bagi unsur langsung. Cara kerja teknik
ini yaitu dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian
bahwa teknik bagi unsur langsung merupakan teknik dengan cara membagi
satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur
penelitian ini.
depan atau di belakang data lingual. Hal ini didasarkan oleh pendapat
lingual data itu akan menghasilan tuturan berbentuk EABCD atau ABCDE
bila tuturan data semula berbentuk ABCD (1993: 55). Teknik perluas
dengan cara menghilangkan unsur satuan lingual. Hal ini sepadan dengan
lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk ABC, ABD, atau BCD
unsur penentu merupakan teknik dengan mencari referen atau acuan yang
yang berupa pengantian unsure satuan lingual data itu akan menghasilkan
tuturan berbentuk ABCS, ABSD, atau SBCD, bila tuturan data semula
berbentuk ABCD. Hal itu sepenuhnya tergantung pada unsure mana yang
kesamaan kelas kategori. Hal ini sepadan dengan pendapat Sudaryanto yang
kesamaan kelas atau kategori unsure terganti atau unsur ginanti dengan unsur
pengganti, khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti atau
satuan lingual lain yang memiliki makna yang sama, tetapi kadar yang
berbeda.
49
ini adalah metode penyajian informal. Penyajian hasil analisis data secara