Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

PARTUS PANDANG PADA NY. S DENGAN PERSALINAN NORMAL


DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS BUARAN KABUPATEN
PEKALONGAN

Disusun oleh :
NOVIA ARUM AIDASAMSI
(201902040033)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNUVERSITAS MUHAMMADIYAHPEKAJANGAN PEKALONGAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul Jannah,
2017: 1). Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di
Negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Pada
tahun 2012 SDKI mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target yang diharapkan berdasarkan
Melenium Development Goals (MDSGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran
hidup. Hal ini berarti AKI di Indonesia jauh diatas target yang ditetapkan WHO patau
hampir dua kali lebih besar dari target WHO (Depkes Kesehatan Indonesia, 2015).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan persalinan normal
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan mahasiswa mampu memahami pengertian persalinan.
b. Diharapkan mahasiswa mampu memahami etiologi persalinan.
c. Diharapkan mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis persalinan.
d. Diharapkan mahasiswa mampu memahami patofisiologi persalian.
e. Diharapkan mahasiswa mampu memahami pathway persalinan.
f. Diharapkan mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala persalinan.
g. Diharapkan mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang persalinan.
h. Diharapkan mahasiswa mampu memahami penetalaksanaan persalinan.
i. Diharapkan mahaiswa mampu memahami komplikasi persalinan.
j. Diharapkan mahasiswa mampu memahami pengkajian pada persalinan normal.
k. Diharapkan mahasiswa mampu memahami diagnosa pada pasien persalinan
normal.
l. Diharapkan mahasiswa mampu memahami intervensi pada pasien persalinan
normal.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Profesi Keperawatan
Memberikan gambaran bagi perawat mengenai asuhan keperawatan pada
pasien dengan kehamilan normal sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kehamilan normal yang
menjalani perawatan dan pengobatan di puskesmas.
2. Bagi Institusi Pelayanan/ Puskesmas
Memberikan wacana dalam meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dengan
salah satu caranya yakni mengembangkan metode pendekatan mental/ psikologis dan
spiritual/ religi terhadap pasien denganunit pelayanannya.
3. Bagi Penulis
Mengetahui bentuk-bentuk asuhan yang diperlukan oleh pasien dengan
kehamilan normal. Baik dalam bentuk asuhan keperawatan dalam segi psikis ataupun
fisik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan (37-42 minggu), atau hampir cukup bulan di susul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu atau persalinan adalah proses pengeluaran produk
konsepsi yang variabel melalui jalan lahir biasa (Dewi Setiawati, 2013: 53).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu dan janin (Dwi, dkk, 2012: 1).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011) :
1. Teori penurunan hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjdi tua turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero placenta.
4. Teori iritasi mekanik dibelakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus dapat pula jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitoksin drip yaitu pemberian oksitoksin menurut tetesan perinfus.
C. Patofisiologi
Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya sebagai berikut :
Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan, teratur, makin lama
makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan bertambah
kuat, dan mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran
dan pembukaan, lendir yang terdapat di kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah
pecah, yang menjadikan darah sedikit.Lendir dari canalis servikalis keluar di sertai dengan
sedikit darah.Perdarahan yang sedikit ini disebabnya karena lepasnya selaput janin pada
bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa kapiler terputus.Terjadi akibat
pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, hal ini
di sebut dengan ketuban pecah dini(Dewi Setiawati, 2013: 54)
Dalam proses persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Pada kala ini partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan
lendir yang bersemu darah (bloody Show).Lendir yang bersemu darah ini berasal dari
lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar.Sedangkan
darahnya berasal dari pembuluh - pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis
servikalis itu pecah karena pergeseran – pergeseran ketika serviks membuka.Dalam
kala 1 perkerjaan dokter, bidan atau penolong persalinan ialah mengawasi wanita ini
partu sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan untuk persalinan sudah
dilakukan. Memberi obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk
ibu maupun anak.
Proses pembukaan serviks pada primigravida terdiri dari 2 fase:
a. Fase laten
Fase laten tenaga kerja, juga disebut prodromal tenaga kerja, dapat berlangsung
beberapa hari dan kontraksi adalah intensifikasi kontraksi Braxton Hicks yang
mungkin mulai sekitar 26 minggu kehamilan. Serviks penipisan terjadi pada
penutupan minggu kehamilan dan biasanya lengkap atau hampir lengkap , pada
akhir fase laten. serviks penipisan atau dilatasi serviks adalah penipisan dan
peregangan leher rahim. Tingkat penipisan serviks dapat dirasakan selama
pemeriksaan vagina. A 'panjang' serviks menyiratkan bahwa tidak banyak yang
telah dibawa ke segmen yang lebih rendah, dan sebaliknya untuk 'pendek' leher
rahim. Fase laten berakhir dengan mulainya tahap pertama aktif; ketika leher
rahim sekitar 3 cm melebar.
b. Fase aktif:
1) Fase akselerasi lamanya 2 jam, dengan pembukaan 2-3 cm.
2) Fase dilatasi maksimal: lamanya 2 jam, dengan pembukaan 4-9 cm.
3) Fase deselerasi lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai
pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit selama 45 detik.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira- kira 2 sampai 3
menit sekali.kerana biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk diruang panggul,
maka his dirasakan tekanan pada otot - otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak
buang air besar.Kemudian perinium mulai menonjol dan melebar dengan anus
membuka.Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam
surva pada waktu his.Bila dasar panggul sudah lebih berlelaksasi, kepala janin tidak
masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati
perinium.
Dalam kala II kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban pecah
sendiri.Bila ketuban belum pecah, ketuban harus dipecahkan.Kadng – kadang pada
permulaan kala II ini wanita tersebut mau muntah atau muntah disertai timbulnya rasa
ingin mengedan kuat. His akan timbul lebih sering dan merupakan tenaga pendorong
janin pula disamping his, wanita tersebut harus dipimpin meneran pada waktu ada his.
Diluar his denyut jantung harus diawasi.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat.Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya.Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar sepontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.Pada kala III didapat dua tingkat pada kelahiran
plasenta:
a. Melepasnya plasenta dari implantasinya pada dinding uterus.
Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya, dipakai
beberapa perasat antara lain:
1) Perasat kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.Tangan kiri
menekan daerah diatas simfisis.Bila tali pusat ini masuk kembali kedalam
vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.Bila tetap atau tidak
masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari dinding uterus.
Perast ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian
plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.
2) Perasat strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.Tangan kiri
mengetok-ngetok fundus uteri.Bial terasa getaran pada tali pusat yang
direntangkan ini, plasenta belum lepas dri dinding uterus.Bila tidak terasa
getaran, berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus.
3) Perasat klein
Wanita tersebut disuruh mengedan.Tali pusat tampak turun ke bawah.Bila
pengedanan di hentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Kombinasi dari ketiga perasat ini baik dijalankan secara hati-hati setelah
mengawasi wanita yang baru melahirkan bayi selama 6-15 menit.Bila plasenta
telah lepas.
b. Pengeluaran plasenta dari dalam kavum uteri.
Setelah plasenta lahir, harus diteliti benar, apakah kotiledon lengkap atau masih
ada sebagian yang tertinggal dalam kavum uteri.Selanjutnya harus pula
diperhatikan apakah korpus uteri berkontraksi baik.Harus dilakukan massase
ringan.Pada korpus uteri untuk memperbaiki kontraksi uterus.
4. Kala IV
Kala ini penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya
kontraksi uterus. Seperti diterangkan diatas, kala ini dianggap perlu untuk mengamat-
amati apakah ada perdarahan post partum. Pada kala empat yang harus diperhatikan
pada wanita post partum adalah :
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat genitalia
lainnya.
c. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap kandung kencing harus
kosong
d. Luka-luka pada perineum terawat dengan baik
e. Bayi dalam keadaan baik
f. Ibu dalam keadaan baik
Nadi dan tekanan darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala atau
nek.Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan volume yang baik adalah suatu
gejala baik.
Pada kala VI, bayi perlu dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Inisiasi
Menyusu Dini adalah masa-masa belajar dalam satu jampertama hidup bayi diluar
kandungan. Dalam proses ini bayilah yang diharapkan harus aktif menemukan sendiri
puting susu ibu dengan carameletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi itumerayap untuk menyusu (Suryoprajoyo 2009). Hal ini bermanfaat
bagi bayi maupun ibu.
Beberapa keuntungan bagi ibu, diantaranya : merangsang produksi oktisosin dan
prolaktin, meningkatkan keberhasilan ASI serta meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan bayi. Penatalaksanaan IMD : Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan
secepatnya tanpamenghilangkan lapisan vernix yang menyamankan kulit bayi.Biarkan
kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulitdengan kulit dipertahankan
minimum 1 jam atau setelah menyusuawal selesai. Keduanya diselimuti, bayi
menggunakan topi untukmengurangi pengeluaran panas dari kepalanya dan ayah
ataukeluarga mendampingi ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, ibu dapat
merangsang bayidengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke
putingsusu. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tandaatau
perilaku bayi sebelum menyusu, hal ini dapat berlangsungbeberapa menit atau 1 jam,
walaupun bayi telah berhasil menyusupertama sebelum 1 jam, biarkan kulit ibu dan
kulit bayi bersentuhansampai berhasil menyusu pertama (Roesli, 2008)
D. Tanda dan Gejala
Tanda – tanda in partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian
servik.
3. Kadang – kadang ketuban pecah.
4. Pada pemeriksaan daam servik mendatar.
Ada 5 faktor yang penting dalam persalinan yaitu;
1. Power
Tenaga, his, kontraksi otot dinding uterus, kontraksi diafragma pelvis / kekuatan
mengejan, ketegangan / kontraksi ligamentum rotundum.
2. Passanger
Faktor yang berasal dari janin dan plasenta.
3. Passage
Faktor yang berasal dari jalan lahir lunak ataupun jalan lahir keras.
4. Persiapan penolong
5. Psikis
Apabila ke 5 faktor di atas berjalan dengan baik tanpa adanya alasan intervensi maka
persalinan tersebut berjalan normal, tetapi apabila terjadi penyimpangan pada kelima
faktor diatas sehingga memerlukan bantuan dari luar.

E. Pathways
(Terlampir)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah (Hb, gol darah, Glukosa, VDRL)
b. Urine
c. Pemeriksaan Swab
2. USG
a. Jenis kelamin
b. Taksiran kelahiran, TBJ, jumlah cairan amnion.
3. Bila HPHT tidak diketahui usia kehamilan dapat ditentukan dengan cara
a. TFU (cm x 7/8= usia dl mgg)
b. Terabanya ballotement di simpisis = 12 mgg
c. DJJ (+) dg Dopkker = 10-12 mgg
d. DJJ (+) dg fetoscop = 20 mgg
e. Quickening = 20 mgg
4. Perhitungan taksiran partus
a. H + 7
b. B (1-3) +9, bila tanggal > 24 + B 1
c. B (4-12) -3
d. T (1-3) +0
e. T (4-12) +1
5. Perhitungan taksiran berat janin
a. TFU – (11 belum masuk PAP) x 155 = gram
b. TFU - (13 sudah masuk PAP) x 155 = gram

G. Penatalaksanaan
1. Surgical Manajement
Beberapa wanita lebih suka menghindari analgesik pengobatan selama
persalinan. Mereka masih dapat mencoba untuk mengurangi nyeri persalinan
menggunakan persiapan psikologis, pendidikan, pijat, hipnosis, atau terapi air dalam
bak mandi atau shower. Beberapa wanita ingin memiliki seseorang untuk mendukung
mereka selama persalinan dan kelahiran.
2. Medikamentosa
Langkah yang berbeda untuk mengontrol rasa sakit memiliki berbagai tingkat
keberhasilan dan efek samping untuk wanita dan bayinya. Epidural analgesia adalah
umumnya aman dan metode efektif menghilangkan rasa sakit pada persalinan, tetapi
berhubungan dengan tenaga kerja lebih panjang, lebih operatif intervensi (terutama
instrumen pengiriman), dan meningkatkan biaya.
H. Komplikasi
Komplikasiyang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu :
1. Perdarahan pasca persalinan
2. Eklampsia
3. Sepsis
4. Keguguran
5. Hipotermia
Komplikasi yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonates:
1. Hipotermia
2. Asfiksia

I. Asuhan Keperawatan
Pengumpulan data meliputi : Biodata pasien, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit kelurga, riwayat obtetri (riwayat haid
dan riwayat kebidanan),Riwayat psikososialspiritual dan budaya, pola kebutuhan sehari-
hari (nutrisi, istirahat tidur, aktivitas, eliminasi, personal hygiene, seksual), pemeriksaan
umum meliputi : tinggi badan dan berat badan,tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan fisik head to toe.

J. Diagnosa Keperawatan
1. Trimester I
a. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan nafsu makan, mual dan muntah
b. Ketidaknyamanan b.d perubahan fisik dan hormonal
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d hilangnya cairan yang
berlebihan ( muntah )
2. Trimester II
a. Resiko tinggi terhadap perubahan citra tubuh b.d biofisik atau respon orang lain
b. Tidak efektifnya pola pernafasan b.d pergeseran diafragma karena pembesaran
uterus
c. Resiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih b.d statis urinarius, hygiene buruk
3. Trimester III
a. Perubahan pola seksual b.d perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan
b. Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan persalinan /
kelahiran perawatan bayi b.d kurangnya pengalaman, kesalahan interprestasi
informasi.

K. Intervensi
1. Trimester I
a. Resiko tinggi terhadap perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan nafsu makan, mual atau muntah
Hasil yang di harapkan:
1) BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
2) Mengikuti diet yang dianjurkan
3) Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
4) Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
mengunakan batasan 24 jam.
2) Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal an
suplemen vitamin atau zat besi setiap hari
3) Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang
tabu selama kehamilan
4) Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya
5) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah
6) pantau kadar HB atau HL
7) tes urin aleton, albumin dan glukosa
8) ukur pembesaran uterus
9) Kolaborasi : Buat rujukan sesui indikasi

b. Ketidak nyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal


Hasil yang di harapkan
1) Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidaknyamanan
2) Melaporkan hasil penatalaksanaan ketidaknyamanan :
Intervensi:
1) Catat adanya rasa tidak nyaman
2) Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal
3) Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting berlebihan
4) Instruksikan penggunaan teknik Hoffman untuk putting susu yang datar dan
masuk
5) Kaji adanya hemoroid
6) Intruksikan penggunaan kompres es, panas atau anestesi lokal ajari cara untuk
memasukkan kembali hemoroid dengan penggunaan jari yang di beri
pelumas.
7) Anjurkan diet tinggi serat buah dan sayuran, anjurkan mandi, anjurkan secara
periodik meninggikan bokong dengan bantal. Kram kaki : intruksikan untuk
posisi dorso fleksi telapak kaki diekstensikan serta menggurangi makan keju
dan susu.
8) Mual atau muntah : anjurkan untuk meningkatkan asupan karbohidrat saat
banggun tidur ,makan sedikit tapi sering dan hindarkan bau-bauan yang
menyengat
9) Hidung yang tersumbat anjurkan penggunaan udara yang di lembabkan dan
hindari semprotan nasal dan obat yang menghilangkan mampet
10) Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar komitmen keluarga/pekerjaan.
11) Kolaborasi :Penambahan suplemen kalsium per hari
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebihan (muntah)
Hasil yang diharapkan :
1) Menurunkan keparahan mual dan muntah.
2) Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
3) Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
1) Auskultasi DJJ
2) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah
3) Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis)
4) Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin dan
penurunan BB per hari
5) Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah, masukan
dan haluaran urin, timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
6) Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat, makan
6x/hr dengan jumlah yang sedikit dan makan tinggi serat (popcorn,roti
sebelum tidur)
2. Trimester II
a. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi
perubahan biofisik, respon orang lain
Hasil yang diharapkan :
1) Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh
2) Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan
penampilan keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang tepat dan berhak
rendah
Intervensi
1) Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh
2) Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap
perubahan.
3) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
4) Diskusikan metode perawatan kulit dan berias, menggunakan kaos kaki
penyokong pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
5) Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi orang tua.
b. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma dan
arena pembesaran uterus.
Hasil yang diharapkan :
1) Melaporkan penurunan frekuensi / beratnya keluhan.
2) Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.
Intervensi :
1) Kaji status pernafasan (sesak nafas, kelelahan)
2) Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC).
3) Kaji kadar Hb / Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin.
4) Berikan informasi tentang rasional kesulitan bernafas dan program aktivitas /
latihan yang realistis. Anjurkan untuk meningkatkan istirahat, tambah waktu
untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan ringan seperti berjalan.
5) Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah,
missal postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering, posisi
semi fowler.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius
praktik hygiene yang buruk.
Hasil yang diharapkan :
1) Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
2) Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
3) Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih. Tekankan perlunya
melaporkan tanda-tanda infeksi pada pemberi pelayanan kesehatan serta tidak
minum obat sampai pemberitahuan selanjutnya.
2) Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh sebelum dan
saat memegang makanan serta setelah toileting.
3) Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.
4) Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.
5) Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi dengan
menggunakan bath bila klien mempunyai riwayat ISK.
Kolaborasi :
6) Sample urin untuk pemeriksaan mikroskopik ph.
7) Lekosit, kultur dan sensitifitas.
3. Trimester III
a. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan salah pengertian/merasa takut.
Hasil yang diharapkan :
1) Mendiskusikan masalah yang dengan hubungan isu-isu seksualitas pada
trimester III.
2) Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan seksual.
Intervensi :
1) Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.
2) Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan terhadap satu sama
lain tentang perasaan dan masalah yang berhubungan dengan perubahan pada
hubungan seksual, berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
3) Berikan informasi tentang metode-metode alternative untuk mencapai
kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan keintiman.
4) Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi diatas.
5) Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan
hasrat untuk koitus.
6) Kolaborasi :Rujuk konseling bila masalah tidak teratasi.
b. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk
persalinan/kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/pengalaman kesalahan interprestasi informasi.
Hasil yang diharapkan :
1) Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan persalinan.
2) Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan
informasi tentang perawatan bayi.
3) Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal berkenaan
persalinan.
2) Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan,
bedakan antara persalinan palsu dan benar, diskusikan tahap-tahap persalinan.
3) Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi, perkembangan dan
pemberian makanan, kaji keyakinan budaya.
4) Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.
DAFTAR PUSTAKA

Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb dan

Patologi Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika, 2012. Depkes RI, 2015. Profil

Kesehatan Indonesia. Jakarta.

http//www.depkes.go.id/resource/download/pusdatin/profil-

kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien Persalinan Normal. Dimuat dalam

http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/ laporan-

pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 11 November 2018)

Jannah, Nurul. ASKEB II Persalinan Berbasis Kometensi, Jakarta : ECG, 2017.

Liliyana, dkk.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Jakarta : ECG, 2012

Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta: EGC

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarrta : Pustaka

Bunda.

Setiawati, Dewi. Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan, Makassar : Alauddin University

Press, 2013.
PATHWAY

Trimester I
Trimester III

Peningkata Uterus & Uterus


n estrogen payudara membesa perubahan fisik Pemeriksaan
membesar r psikologi

Kapasitas Perubahan pola Focus perhatian


VU seksual pada keselamatan
Meneka Vaskularisas janin
menurun
n gaster i meningkat
Mencari informasi
persalinan
Tonus perawatan kecemasan
Erektil
otot janin/anak
menuru
n
Ketidaknyamanan Trimester II
HCL pada ibu
lambung
menurun, uterus
Mual muntah semakin
peristaltic
menurun membesar

Diafragma Penekanan pada Perubahan


Perubaha Resti
terdorong ke saluran kemih tubuh semakin
n nutrisi terhada
atas (ureter) tampak
kurang dr p deficit
kebutuha vol.caira
n tubuh n Distensi paru- Penekanan pd Body
paru saluran kemih image
(ureter) menurun
Pola nafas Kapasitas
tidak efektif VU

Sering miksi

Terganggu
miksi

Resiko infeksi
BAB III
RESUM KASUS

Ny S 27 th G2P1A0 hamil usia 37 minggu dengan HPHT 7 Februari 2019 dan HPL
14 November 2019 datang ke Puskesmas pada hari Jum’at tanggal 18 Oktober 2019 jam
08.30 dengan keluhan pasien merasa perut kenceng-kenceng dari jam 05.00 dan
mengeluarkan sedikit lendir. Dari hasil pemeriksaan pada jam 08.30 Kala I fase aktif Bidan
melakukan VT diperoleh hasil sudah pembukaan 8 TD 120/80 mmHg N 81 x/ menit DJJ
140 x/ menit TFU 30cm.
Pada jam 08.45 kala I pasien mengatakan keluar air hasil pemeriksaan sudah
pembukaan lengkap dan ketuban pecah TD 120/80 mmHg, RR 23 x/ menit, nadi 81x/
menit suhu 36,6 0C Djj 131x/menit lama kontraksi 3x dalam 10 menit lama 40 detik,
kepala belum kelihatan. Pasien diminta untuk miring kiri dengan kaki kanan menahan di
bed dan mengejan untuk melihat apakah sudah mulai kelihatan kepala atau belum dan
melihat tanda-tanda kehamilan. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam dan panjang
kemudian langsung dilepaskan dan langsung mengambil nafas seperti tadi. Pasien
diposisikan miring dan disuruh tarik nafas dalam dan panjang sampai keluar tanda
persalinan.
Pada jam 08.50 pasien sudah mulai keluar tanda persalinan seperti anus membuka,
vulva membuka, kemudian pasien di posisikan posisi persalinan dengan tangan memegang
pada kedua kaki dan di suruh mengejan. Bidan memimpin persalinan dengan menyuruh
pasien untuk menarik nafas panjang dan dalam serta mengejan secara kuat dan diulangi.
Sesekali pasien di beri minum dan makan agar dapat meningkatkan energi pasien saat
mengambil nafas dalam dan mengejan. Bagian perineum disobek untuk mengeluarkan
bayi.
Kala II, kepala bayi lahir jam 09.10 diikuti dengan pengeluaran bahu, badan dan
kaki. Bayi lahir langsung menangis, bergerak, warna kulit memerah, nafas teratur, ada
respon terhadap stimulasi, denyut jantung bayi > 100 x/ menit sehingga penilaian apgar
scrore bayi 10. Pada kala III pasien di masaseuterus oleh Bidan, tali pusatnya yang
memanjang diregangkan terkendali untuk mengeluarkan plasenta di lakukan dengan dorso
cranial sampai plasenta keluar secara perlahan sehingga tidak menimbulkan luka dan
pendarahan pada bagian dalam ketika plasenta lepas. Tali pusat dipilin sampai tidak ada
yang tertinggal di dalam, saat di periksa plasenta berukuran panjang 50 cm dan lebar 20 cm
dengan ada akromnion dan fomnion serta kotiledan berwarna merah dan konstitensi padat
berjumlah 22.
Saat bayi lahir bayi langsung di keringkan, bayi menangis dan dilakukan perawatan
tali pusat. Karena kulit bayi sudah memerah maka bayi langsung di kasihkan ke ibu untuk
teknik IMD untuk membuat ibu mendapatkan rangsangan sensorik yang kemudian
memerintah otak untuk memproduksi hormon oksitosin dan prolaktin.
Kala 4, Bidan melakukan cek tanda pendarahan dan ttv pasien selama 15 menit
dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam 1 jam kedua pada 15 menit pertama TD pasien
120/70 , 120/80, 120/70 dan 120/80 mmHg kemudian dalam 30 menit 1 jam kemudian TD
pasien 110/80 dan 120/80 mmHg. Pada saat penjahitan perineum pasien sebelumnya di
bersihkan lukanya terdahulu luka dibersihkan dan di jahit menggunakan benang jaringan
dengan derajat laserasi I.
Bayi Lahir : tanggal 18 Oktober 2019 jam 09.10 WIB. Jenis Kelamin Perempuan
dengan berat bayi 2900 gram dan panjang bayi 49 cm. Anus : berlubang.
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada Ny. S dilakukan selama jam 12 jam. Pada tanggal 11
Oktober 2019 pukul 09.10 WIB klien melahirkan secara normal/ pervaginam. Persalinan
spontan dibantu oleh bidan. Pada pukul 08.30, klien tiba di puskesmas untuk dilakukan
partus.
Dari hasil asuhan keperawatan partus normal tersebut didapatkan 3 masalah
keperawatan yang utama. Yaitu meliputi: nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
fisik, resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan danansietas berhubungan dengan
status kesehatan.
Mitayani (2009) mengatakan nyeri yang ditimbulkan akibat persalinan yaitu karena
adanya proses persalinan dengan merobekan jalan lahir yang dapat menyebabkan
discontuinitas jaringan. Lalu merangsang implus/penekanan pada syaraf nyeri yang
dihantarkan ke cortex cerebri dan dipersepsikan nyeri sehingga terjadi gangguan rasa
nyaman nyeri. Seperti diagnosa ke 1 yaitu nyeri akut. Klien mengatakan nyeri ketika
melahirkan karena proses mengejan, perineum dirobek dan penjaitan perineum. Ekspresi
klien tampak menahan nyeri, klien hanya bedrest dan membatasi gerak/ aktivitas.
Wilkinson (2006, h. 20) mengungkapkan ansietas adalah suatu keresahan, perasaan
ketidaknyamanan yang tidak mudah atau dread yang disertai respon autonomis, sumbernya
tidak spesifik, perasaan khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Masalah ansietas pada diagnosa ke 2 ditegakkan setelah dilakukan pengkajian, baik yang
dilakukan dengan anamnesa atau pemeriksaan fisik. Data yang menunjang yaitu, DS: Klien
mengatakan takut dan cemas jika bayi tidak lahir- lahir. DO: ekspresi klien tampak tegang,
klien hanya bedrest dan membatasi gerak/ aktivitas.
Diagnosa ke 3 bisa menimbulkan infeksi bisa terjadi karena Dari perdarahan yang
terjadi karena luka tersebut dapat menyebabkan resiko infeksi yang di tandai dengan
adanya luka. Dan di jahit lagi sehinga harus di cek secara rutin apakah terjadi infeksi atau
tidak.
Menurut Suryoprajoyo (2009), Inisiasi Menyusu Dini adalah masa-masa belajar
dalam satu jampertama hidup bayi diluar kandungan. Dalam proses ini bayilah yang
diharapkan harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu dengan carameletakkan bayi
yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi itumerayap untuk menyusu. Posisi
kontak kulitdengan kulit dipertahankan minimum 1 jam atau setelah menyusuawal selesai.
Namun pada praktiknya, IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Petugas kesehatan mengambil
bayi dari ibu kurang dari 1 jam untuk dibersihkan dan dipakaikan pakaian. Dampaknya
adalah manfaat dari IMD kurang bisa didapatkan seperti merangsang produksi kolostrum
serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
Dari asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S selama 12 jam beberapa
masalah keperawatan teratasi. Pada tanggal 18 Oktober 2018 pukul 20.00 klien pulang.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Kelolaan kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan partus
normal berlangsung selama 12 jam. Masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri akut,
resiko tinggi infeksi dan ansietas. Dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
Ny. S masalah keperawatan yang muncul dapat teratasi.

B. Saran
Bagi tugas keperawatan di maternitas, penanganan persalinan perlu dilakukan
dengan cepat dan tepat. Karena resiko dan komplikasi yang ditimbulkan cukup berat.
Perforasi rahim, syok hipovolemik dan gangguan lainnya dapat terjadi jika penanganan
tidak dilakukan secara profesional. Diharapkan bagi tenaga keperawatan/ kebidanan di
ruang nifas bisa tanggap menangani atau mengurangi masalah yang terjadi, dengan
tindakan keperawatan yang sesuai untuk mencegah meningkatnya angka kematian ibu dan
bayi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN PERSALINAN NORMAL DI
RUANG BERSALIN DI PUSKESMAS BUARAN

Tanggal Pasien Masuk : 18 Oktober 2019


Jam Pasien Masuk : 08.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2019
Jam Pasien Dikaji : 08.30 WIB
Tempat : Puskesmas Buaran
Diagnosa Medis : G2P1A0

I. DATA UMUM
BIODATA KLIEN BIODATA SUAMI
1. Initial Klien : Ny. S 1. Initial Suami : Tn. H
2. Usia : 27 tahun 2. Usia : 28 tahun
3. Pekerjaan : Karyawan 3. Pekerjaan : Buruh
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SD
5. Agama : Islam 5. Agama : Islam
6. Status Perkawinan : Menikah 6. Status Perkawinan : Menikah
7. Alamat : Pakumbulan Buaran 7. Alamat : Pakumbulan Buaran

II. DATA UMUM KESEHATAN


1. Tinggi Badan/Berat Badan : 151cm/ 50kg
2. Berat Badan sebelum hamil : 42kg
3. Masalah Kesehatan khusus : -
4. Obat-Obatan yang dikonsumsi : Fe, vit
5. Alergi (Obat, makanan, minuman atau bahan tertentu) : -
6. Diet Khusus : -
7. Alat bantu yang digunakan (gigi tiruan, kacamata,lensa kontak, alat bantu dengar) -
8. Frekwensi BAK sering, masalah...............................
9. Frekwensi BAB 1x sehari, masalah..............................
10. Kerbiasaan Waktu Tidur : ± 8 jam

III. DATA UMUM KEBIDANAN


1. Kehamilan sekarang direncanakan (tidak)
2. Status Obstetrik : G2 P1 A0
3. HPHT : 7 Februari 2019
4. Usia Kehamilan 27 mgg
5. Taksiran Partus 14 November 2019
6. Jumlah Anak di rumah : 1

No Jenis Cara BB ASI/ Umur Keadaan


Kelamin Lahir Lahir PASI

1. perempuan normal 3300 g ASI 4 tahun Hidup


7. Mengikuti kelas Prenatal (tidak)
8. Jumlah ANC dalam Kehamilan ini : 5x
9. Masalah kehamilan sekarang : tidak ada
10. Rencana KB : suntik
11. Masalah dalam persalinan yang lalu : tidak ada
12. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu (orang tua)

IV. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


1. Mulai persalinan (kontraksi/pengeluaran pervaginam)
Tanggal 18 Oktober 2019 jam 09.00 WIB
2. Keadaan kontraksi (10 mnt 3x, kuat)
3. Denyut jantung janin (131x/menit, teratur)
4. Pemeriksaan Dalam Pertama, jam 08.30, oleh Bidan
Hasil : pembukaan 8 cm, presentasi kepala sudah mulai turun, penurunan presentasi
hodge sampai mulut servik ketuban : utuh
5. Ketuban pecah: tanggal 18 Oktober 2019 jam 08.45, warna jernih
6. Pemeriksaan Fisik :
Parameter Umum
- Kenaikan BB selama kehamilan 3kg
- Tanda Vital : TD 120/70 mmHg, Nadi 81x/mnt, Suhu 36,6 0C, Pernafasan
23x/mnt.

Kepala, Leher
a. Kepala
- Inspeksi : berbentuk bulat telur, rambut hitam, tidak ada pembesaran di leher
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Keluhan : -
b. Muka
- Inspeksi : tidak pucat; cloasma gravidarum tidak ada
- Palpasi : tidak ada edema
c. Mata
- Inspeksi
Konjungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterik
- Palpasi
Pembengkakan kelopak mata : tidak
- Keluhan : -
d. Hidung
- Inspeksi : polip tidak ada
- Keluhan : -
e. Mulut
- Inspeksi : mukosa bibir lembab
Kebersihan gigi dan mulut bersih
- Keluhan : -
f. Telinga
- Inspeksi : bersih
- Keluhan : -
g. Leher
- Palpasi : tidak ada Pembesaran kelenjar tyroid
- Keluhan : -

Dada
a. Jantung
- Auskultasi bunyi jantung
b. Paru
- inspeksi dada : bentuk dada simetris; pergerakan dada saat bernafas sama
- auskultasi : suara paru vesikuler
- perkusi : sonor
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Payudara
- Inspeksi : puting susu menonjol; areola mammae bersih
- Palpasi : benjolan tidak ada, pengeluaran kolostrum ada
- Masalah khusus -

Abdomen
a. Uterus
- Tinggi fundus uterus 1 jari diatas PX
- Kontraksi ada

b. Pigmentasi
- Linea nigra; ada
- Strie; tidak ada
- Fungsi pencernaan : baik
- Masalah khusus -
c. Perineum dan Genital
- Vagina : tidak ada varises
- Kebersihan
- Keputihan : tidak ada
- Hemorroid tidak ada
- Masalah khusus -
d. Ekstremitas
- Atas
Edema tidak; lokasi...................
Varises tidak; lokasi..................
- Bawah
Edema tidak; lokasi...................
Varises tidak; lokasi..................
Reflek patela positif
- Masalah khusus -
Eliminasi
a. Urin
1. Kebiasaan BAK : sering
b. BAB
1. Kebiasaan BAB : 1x sehari
2. Masalah khusus –
Mobilisasi dan Latihan
a. Tingkat Mobilisasi; mandiri
b. Latihan/Senam; tidak
c. Masalah Khusus -

7. Laboratorium ...........................

V. LAPORAN PERSALINAN
1. PENGKAJIAN AWAL
- Tanggal 18 Oktober 2019, jam 08.30
- Tanda-tanda vital : TD 120/70 mmHg, Nadi 81x/mnt, suhu 36,60C, RR
23x/mnt.
- Hasil Periksa Dalam
Hasil : pembukaan 8 cm, presentasi kepala mulai turun, penurunan presentasi
hodge kepala sudah di servik
ketuban : utuh
- Persiapan Perineum
- Dilakukan klisma (tidak), jelaskan
- Pengeluaran Pervaginam
- Perdarahan Pervaginan (tidak), jelaskan
- Kontraksi Uterus (10 mnt 3x lama 40 detik )
- Denyut jantung janin (131x/mnt, teratur)
- Status Janin (hidup)
2. Kala Persalinan
KALA I
- Mulai Persalinan: tanggal 18 Oktober 2019 jam 08.50 WIB
- Tanda dan Gejala ketuban pecah, perut mules, dan kenceng-kenceng
- Tanda-tanda Vital : TD 120/70 mmHg, Nadi 81x/mnt, suhu 36,60C, RR
23x/mnt.
- Lama Kala I 3 jam
- Keadaan Psikososial : baik
- Kebutuhan khusus klien : -
- Tindakan : persiapan persalinan
- Pengobatan

- Observasi Kemajuan Persalinan


Tanggal, Kontraksi uterus DJJ Ket.
jam
18 10 menit 3x 131x/mnt Baik
Oktober
2019
08.45

KALA II
- Kala II dimulai tanggal 18 Oktober 2019 jam 09.10 WIB
- Tanda-tanda Vital : TD 120/ 80 mmHg, Nadi 88x/mnt, suhu 370C, RR 24x/mnt
- Lama Kala II 25 menit
- Tanda dan Gejala : pengeluaran bahu, badan dan kaki. Bayi lahir langsung
menangis, bergerak, warna kulit memerah, nafas teratur, ada respon terhadap
stimulasi.
- Jelaskan upaya meneran : Ny. S meneran dengan baik mengikuti aba-aba dari
bidan.
- Keadaan Psikososial : stress ringan
- Kebutuhan khusus : -
- Tindakan : menolong kala II

CATATAN KELAHIRAN
- Bayi lahir jam 09.10 WIB
- Nilai APGAR : 10
- Perineum (episiotomi derajat I)
- Bonding Ibu dan Bayi
- Tanda-tanda Vital : TD 120/70 mmHg, Nadi85x/mnt, suhu 37C, RR 23x/mnt.
- Pengobatan : -

KALA III
- Tanda dan Gejala
- Plasenta Lahir Jam 09.20 WIB
- Cara lahir plasenta : normal (dorso kranial)
- Karakteristik Plasenta :
Ukuran 20 cm
Panjang Tali Pusat 50 cm
Jumlah Pembuluh darah 22 arteri 22 vena
Kelainan : tidak ada
- Perdarahan 100 ml
Karakteristik : baik
- Keadaan psikososial : baik
- Kebutuhan khusus.............-..................................
- Tindakan.................-.........................................
- Pengobatan...............-......................................................

KALA IV
- Mulai jam 09.30 WIB
- Tanda-tanda Vital : TD 120/80 mmHg, Nadi 85x/mnt, suhu 36,7 0C, RR:
20x/mnt.
- Kontraksi Uterus : keras
- Perdarahan 100 ml, karakteristik : normal
- Bonding ibu dan bayi
- Tindakan............-.....................................................
BAYI
- Bayi Lahir : tanggal 18 Oktober 2019 jam 09.10 WIB
- Jenis Kelamin : perempuan
- Nilai APGAR menit I 10, Menit V 10
- BB/PB/lingkar kepala bayi : 2900 g, 49 cm, 34 cm
- Karakteristik khusus bayi : -
- Kaput : sephal hematom/ kaput suksadeum
- Suhu 37 0C
- Anus : berlubang
- Perawatan tali pusat : dilakukan pemotongan tali pusat
- Perawatan mata: dilakukan pemberian salep mata

Laporan Persalinan (SYAIR OBSTETRIK SESUAI DENGAN LANGKAH APN)


Patograf

Anda mungkin juga menyukai