Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KELUARGA

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Zaidin Ali, 2010)

Menurut Friedman (2010), mendefinisikan keluarga adalah unit dari

masyarakat dan merupakan ‟lembaga‟ yang memengaruhi kehidupan masyarakat.

Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat

menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu seperti ikatan atau

persekutuan (perkawinan /kesepakatan), hubungan (darah/ adopsi/ kesepakatan),

tinggal bersama dalam satu atap (serumah). Selain itu juga ada peran masing-

masing anggota keluarga dan ikatan emosional.

B. Fungsi Keluarga

Lima fungsi keluarga menurut Friedman (2010) sebagai berikut :

1. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubngan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.

Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembagkan melalui interaksi dan


hbungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil

melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat

mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi

oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

1. Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari anggota yang lain.

2. Saling menghargai.

3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru

2. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial (Friedman 1986 dikutip oleh Dyah 2011).

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber

daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain

untuk memenuh kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk

membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,

dan tempat tinggal.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan,

yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota

keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

memepengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

menyelesaikan masalah kesehatan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman 2010) :

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima

tugas keluarga yang dimaksud :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan

C. Tingkat kemandirian keluarga

Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat keluarga

dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan mengetahui

kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari tingkat

kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes sebagai berikut :

1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat


b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran

4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif


f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran

g) Melakukan tindakan promotif secara aktif

D. Tipe Keluarga

Berikut ini akan dijelaskan berbagai tipe keluarga ( Sri Setyowati dan Arita

Murwani, 2008) :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan

anak (kandung atau angkat)

2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang

mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman,

bibi.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan

istri tanpa anak.

4) “Single Parent” yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

(Ibu/ayah) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan

oleh perceraian atau kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang

dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal di kost

untuk bekerja atau kuliah).

b. Keluarga Non tradisional

1) keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah

2) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah

3) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)


4) keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin sama

hidup bersama sebagai pasangan yang menikah

5) keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu

pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan

fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang sama

E. Tahap – tahap Perkembangan Keluarga

Berikut ini akan diuraikan mengenai tahap perkembangan keluarga berdasarkan

konsep Duvall dan Miller (Friedman 2010) membagi keluarga dalam 8 tahap

perkembangan, yaitu :

1. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan

keluarga tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang

memuaskan, yang kedua menetapkan tujuan bersama, yang ketiga membina

hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial, ke-empat

mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, kelima yaitu persiapan

menjadi orang tua, yang keenam memahami prenatal care (pengertian

kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).

2. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan (child-bearing)

Masa in merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis

keluarga. Tugas perkembangannya meliputi :

1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan

kegiatan)

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua

terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

5) Konseling KB post partum 6 minggu.

6) Menata ruang untuk anak.

7) Biaya / dana Child Bearing.

8) Memfasilitasi Role learing anggota keluarga.

9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3. Keluarga dengan anak prasekolah

Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra

sekoah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)

dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada

saat ini yaitu pemenuhan kebutuhan anggota keluarga membantu

beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi, mempertahankan

hubungan di dalam maupun di luar keluarga, pembagian waktu ( individu, pasangan

dan anak), pembagian tanggung jawab, dan merencanakan kegiatan dan waktu

stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti:

1) membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan

linkungan lebih luas,

2) mendorong anak untuk mencapai pegembangan daya intelektual,

3) menyediakan aktivitas anak,


4) menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak,

5) memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang

dan bertanggung jawab meningat remaja adalah seorang yang dewasa

muda dan mulai memiliki otonomi).

2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi)

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 mninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan

menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam

keluarganya, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu memperluas keluarga inti menjadi

keluarga besar, mempertahankan keintiman, membantu anak untuk mandiri sebagai

keluarga baru di masyarakat, mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan

menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada

keluarganya, berperan suami istri, kakek dan nenek, menciptakan lingkungan

rumah yang dapt menjadi contoh bagi anak – anaknya.

7. Keluarga usia pertengahan (Middle age family)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak

dan waktu kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai,

memulihkan hubungan antara generasi muda tua, keakraban dengan

pasangan, persiapan masa tua / pensiun.

8. Keluarga lanjut usia

Keluarga lanjut usia memiliki tugasugas perkembangan keluarga seperti : 1)

Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, 2)

Menerima kematian pasanganya, kawan dan mempersiapkan kematian, 3)

Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, 4) Melakukan

Life Review masa lalu

F. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (2010), struktur keluarga terdiri dari :

1. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi seperti bersifat terbuka dan jujur, selalu

menyelesaikan konflik keluarga, berfikir positif, serta tidak mengulang – ulang isu

dan pendapat sendiri

2. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

sosial yang diberikan.

3. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalkan atau

mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.

G. Struktur Peran Keluarga

Peran formal yang terdapat dalam keluarga seperti mencari nafkah, ibu rumah
tangga, supir, pembantu rumah tangga dll.Sedangkan peran individual dan untuk

menjaga keseimbangan dalam keluarga seperti sebagai pendorong,

pengharmonis, pendamai, penghalang, penyalah, pengikut, pencari

pengangkutan atau sahabat.

H. Stressor dan Koping Keluarga

1. Stressor – stressor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan

eknomi dan sosialnya, apakah keluarga bisa memastikan lamanya dan

kekuatan dari stressor – stressor dan ketegangan sehari – hari.

2. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang objektif dan

resisten terhadap situasi yang mengandung stress.

3. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan stress

koping yang bagaimana diambil oleh keluarga, apakah anggota keluarga

mempunyai koping yang berbeda – beda, koping informal bersifat implisit

biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimankan hanya untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan emosional interna; dan eksterna yang diajarkan,

apakah anggota keluarga berbeda dalam cara – cara koping, strategi koping

internal keluarga, kelompok kepercayaan keluarga, pengugunaan tuner, self

evaluasi, penggunaan ungkapan, penggunaan keluarga terhadap masalah,

pemecahan masalah secara sistematis, fleksibilitas peran, stimulasi strategi koping

eksternal.

I. Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga

Ada beberapa peran yang dapt dilakukan oleh perawat antara lain adalah :

1. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

2. Pengenal atau pengamat masalah dan kebutuhan

kesehatan keluarga.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.

4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau

adalah dalam mencapai atau pelaksanaan asuhan keperawatan tidak dan

perawat dengan mudah menampung permasalahan yang

dihadapikeluarga dan memantau mencarikan jalan pemecahanya.

5. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk

merubah perilaku keluarga tidak sehat menjadi perilaku sehat.

6. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan

petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga

disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah – masalah

kesehatan keluarga.
Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran


EGC

Friedman,M. M. 2010. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Editor


Yasmin Asih, dkk, Alih bahasa Inade Bora. Jakarta : EGC

Murwani, A. S.Kep. & Setyowati, S.Kep. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga


: Konsep dan Aplikasi Kasus (Edisi Revisi). Yogyakarta : MITRA
CENDEKIA

Salvician G.Bailon dan Maglaya. 2008. Buku Keperawatan Keluarga. Jakarta :


EGC

Anda mungkin juga menyukai