1,.
J tJ
1 I
.r
TDAFTAR ISI
EDITORIAL
Perang Aceh: Dimana Solidaritas
LAPORAN UTAMA
Darurat Militer di Aceh dalam Persoektif HAM
PERSPEKTIF
Aceh: Menutup Aib dengan Darurat Militer .............. 14
NASIONAL
Perlindungan Saksi dan Korban 1q
BERITA BUKU
Aceh, Ladang Kejahatan Kemanusiaan
1k
EDITORIALI
Litsus
STATUS DARURAT MILITER telah mendatangkan segala membiak dan kebencian bernrmbuh. Singkat kaa Litsus iuga
bentuk mimpi buruk bagi rakyat di Aceh. Dari segda bentuk adalah tempat kepalsuan dan mesin kebohongan utama ddam
mimpi buruk itu yang paling membuat bulu kuduk berdiri rezim militeriq-korup Soeharto. Bisa dikaakan Soehatto dengan
adalah Litsus yang hendak dilancar oleh pemerintah di Aceh. segala perdatan militernya sukses memakai perkakas Litsus ini
Menurut keterangan resmi pemerintah Litsus dituiukan untuk menyingtirkan dan membungkam setiap kritik terhadap
untuk melihat kaitan para PNS di Aceh dengan GAM dan juga dirinya. Hasilnya adalah kekuasaan tergenggam selama 30 tahun
demi melihat keterpengaruhan PNS dari GAM. Menyimak dengan korupsi milyaran dolar.
juan dari Litsus itu seakan membuat jarum iam melangkah Mungkin saat ini Megawati terinspirasi dari keberhasilan
surut ketahun-tahun iaya kekuasaan rezim militeris-korup rezim Soeharto itu, sehingga ia menganggukkan kepala ketika
Soeharto. para menterinya ftemungkinan besar Sohartois) menyodorkan
Di masa Soeharto itu Listus menjadi senjata pemungkas proposal Litsus bagi PNS di Aceh. Meskipun secara logika
untuk mematikan orang secara sosial. Dengan kategori-kategori semua orang tahu bahwa PNS itu notabene adalah bawahan
karet seseorang bisa dipecat, ditangkap atau dimatikan hak dari para menteri itu.Jika ada yang keliru dikerjakan atau karena
perdatanya dengan mengatakan orang tetsebut tidak bersih terpaksa bertoleransi dengan ancaman yang menyamperi
lingkungan, terpengaruh'oleh idelogi yang tidak diresrui oleh rumahnya, salah mereka. Yang felas yang paling bertanggung
negara atau lain-lain. Singkat kata Litsus adalah lembaga politik jawab adalah par* dari pa.ra PNS itu. Mereka yang
^t^s
kontrol utama dan sekaligus lembaga seleksi dan wadah hendaknya tahu diri dan memeriksa kerja mereka selama ini
penyucian bagl pata pengikut rezim atau penentang rezim. sudahkah memberi contoh, melindungi dan rrtembesarkan hati
Segala ukuran dan ienisnya ditentukan oleh penguasa dalam para PNS yang hidup pas-pas itu.
rezim itu yaitu militer. Litsus' akan mendatangkan saling curiga, permusuhan
Litsus tentu sebuah temPat bahkan intimidasi. Setiap otang akan menudingkan teluniuknya
kecurigaan dipupuk. Setiap or- untuk menyingkirkan siapa saja yang tidak disukai. Jika ada
angadalah musuh dan panas yang bertindak salah dan itu tindakan kriminal mengapa bukan
untuk disingkirkan. Litsus polisi saja yang mengusutnya dan diperiksa di pengadilan.
iuga alat untuk dendam Bukankah begitu hukum mengaturnya itka ada orang
yang berbuat salah secara
kriminal.
Oleh karena itu bagi
mereka yang berpikiran
sehat, selayaknya Litsus di
Aceh itu ditolak sejak dari
dalam kepala sampai ke
segala bentuk prakteknya.
Ingat ribuan nyawa
melayang, ribuan
keluatga beran-
takan. dan ribuan
anak-anak ke-
hilangan masa
s mudanya karena
LITSUS di masa
Soeharto.Jangan
ulangi lag1.
I
\SASI. vol 02/VIlVl(ru3 3
Pelanggaran HAM dalam
Kovenan-kovenan HAM aPa
t
....1t
*'n
-)r1:..
i APOIII\N I]TANIAI
Oirepro dari: BeutervAlres Alia
memiliki kalusul pengurangan yang lebih bedaku surut), Pasal 16 (hak untuk diakui perkawianan, kartu tanda Penduduk,
kekat yang melarang Pengurangan sebagai orang di depao hukum), Pasal 18 menangani kriminalitas dan sebagainya.
terhadap hak-hak tertentu, sekalipun (<ebebebasan unfirk menyatakan pikiran, Dalam daturat militet, ketertiban umnm
pengutangan diizinkan oleh Pasal 4 hati nurani dan agama). diambilalih sepenuhnya oleh militer.
Dalam peneraPan keadaan darurat Peran pemerintahan sipil dan kepolisian
Kovenan.
umum Pasal 4ICCPR melarang negara- tiddk ada lagi. Di Aceh, pengurusan karnr
Pengurangan Hak Yang neg^r^ pihak untuk "semata-mata tidak tanda penduduk diambilalih militer,
Tidak Diizinkan oleh ICCPR melibatkan diskriininasi atas dasat ras, termasuk pengisian posisi-posisi pejabat-
Pasal 4 (2) Kovenan ICCPR men- watna kulit, jenis kelamin ,bahasa, agama pejabat pemerintah publik hingga tingkat
&ftar berbagai ketentuan kovenan yang dan asal-usul sosial". kecamatan dan kelurahan. Militer
tidak diizinkan untuk dikurangi dalam berwenang melakukan PenangkaPan
keadaan darurat umum, Yakni Pasal 6 Kewenangan Penguasa Darurat warga sipil, penggeledahan orang dan
(hak untuk menjalani kehidupan), Pasal Militer yang Melanggar HAM penggeledahan rumah dan melakukan
7 Qanngrn untuk menYiksa), Pasal 8 tindakan kekerasan terhadap warga sipil.
nz.r;ryalf 1 dan 2 (arangan untuk men- 1. Penguasa darurat militer berhak Dalam pelaksanaannya, Penguasa darurat
jalankan perbudakan dan mengambil kekuasaan ketertiban militer bisa pula mengambil tr/ewenang
Peng-
hambatan), Pasal 11 (larangan hukuman umum pengadilan.
waiiban yang bertdian dengan perianjian)' pemerintah sipil dan kepolisian, mis4lnya menafsirkan sendiri tentang kewe-
Pasal 15 (larangan terhadap undang- urusan-urusan pelayanan publik seperti nangannya ini. Di Aceh, tiga hari status
undang dan hukuman Pidana Yang pelayanan kesehatan, administrasi daruat militer, panglima darurat militer,
Mayjen Endang Suwatya, mengatakan
akan menindak aktivitas politik dari
aktivis ISM dan Mahasiswa di Aceh. Dia
mengancam akan melakukan Penang-
kapan terhadap aktivis-aktivis SIRA,
SMUR dan Kontras Aceh yang dianggaP
"simpatisan" GAM. Aktivis LSM
Srikandi, Cut Nur Asikin, bahkan telah
ditangkap dan ditahan. Saat ini, ia bahkan
telah dinyatakan sebagai tersangka
"m klr" dengan ancam n hukuman
matl.
' P.rr*gk^pan lainnya menimpa lima
aktivis hak asasi manusia (HAM) di
Langsa, Aceh Timur, oleh kePolisiar
setemPat, 6 hingga 8 Juni 2003. Kelima
aktivis tersebut adalah telawan Palang
Merah Indonesia @MI) Langsa Kerun,
Ketua Pos Bantuan Hukum dan Hak
Asasi Manusia Muhammad Yusuf (rJek
Suh), Ketua Pemberdayaan Harkat Inong
@erempuan) Aceh @HIA) Nursyarnsiah,
serta dua staf PHIA Nadaria dan Fitriani.
Penangkapan itu, menurut terfadi seiak
6 Juni ketika aparat mendatangi PMI
Langsa. Aparat langsung menangkap dan
membawa Kerun. Esoknya, aPalat
: LAPORAN UTAMAIJ
TABEL
mendatangi Kantor PB HAM Aceh pembedakuan keadaan darurat, sejumlah umum juga tidak terbatas pada keadaan
Timur di Langsa dan menangkap hak dan kebebasan dasar yang bersifat peiang namuo juga karena b encartt afzm.
ketuanya, Muhammad Yusuf dan dua nor-dnogable (ndak boleh dikwangi) harus 2. Birdan pemerintahan sipil harus
aktivis PHIA Nursyamsiah dan Nadaria. tetap dihormati. Satu dt antanrrya adalah tunduk,
Had inr juga polisi mencari Fitriani, api hak terhadap kebebasan berpikir dan Dalam kedadaan darurat militer,
yang dicari melarikan diri dan baru berkeyakinan, termasuk keyakinan penguasa militer dalam hal ini Panglima
esoknya menyerahkan diri. politik. Non-derogablc rigbts terhadtp Kodam Iskandar Muda Aceh, praktis
Mereka ini merupakan wargasiptl rcn kebebasan berpikir dan berkeyakinan ini mengambilalih pemerintahan sipil di
combatan yang menurut kovenan sudah menjadi hak konstitusional warga Aceh dan kewenangan Dewan Perwa-
intetnasional harus dilindungi bukan neg t^ Indonesia, sejak ia diakui dan kilan Rakyat Daerah. Semua kepunrsan
difadikan sasaran operasi militer. diiamin pedindungannya oleh konstitusi admistrasi pemerintahan, termasuk
Seiak 1998, para pekerja kemanusiaan kita hasil amandemen kedua, ahun 1999. uruSan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dan para pekerja hak asasi manusia sudah @asal 28 e Ayat 2:.'lSetiap orang berhak kebijakan hukurn, dan keamanan menjadi
dilindungi oleh deklrasai PBB betjudul atas kebebasan meyakini kepercayaan, wewenang militer. Dengan mengambil
'Dechration on tbe Ngbt afld Res?onriMliA menyat4kan pikiran, dan sikap sesuai alih pemerintahan sipil, maka penguasa
of Indiuidrab, Groxps, and Organs of Soci- dengan hati nwarrinya.') militer memiliki otoritas yang melebihi
e! to Pmmoh ard Prohct Uniacrsal! Rmg- Pembatasan-pembatasan hak-hak otoritas pemerintahan sipil dan cen-
niqed Haman Nghts and Frndamental &ee- watg neg t^.dalam keadaan darurat derung melakukan banyak pelanggaran
doms". Penangk^p^t p tL aktifis kema- umum yang diumumkan secara resmi kovenan-kovenan FIAM internasional
nusiaan ini oleh penguasa darurat militet memaog diperbolehkan oleh Kovenan
Aceh melanggat deklarasi PBB ioi. Internasional mengenai Hak-Hak Sipil 3. Menguasai pos, telekomu-
Dalam hal ini, penguasa darurat dan Politik. Namun ICCPR tidak nikasi, menyita dan membqka
militer tidak membedakan aktivitas mengenal term "darurat militer" atau kiriman pos
bersenjata dari aktivitas politik. Dalam " daturat perang?'. Keadaan darutat Pos dan telekomunikasi merupakan
ILAPORAN UTAMA
Direoro dad: AP Photcy'Rendra Piadhana
; i( l.t:n i.:,:'
(kebebasan akan) mencari, menerima,
dan menyiarkan keterangan dan pikiran-
pikiran dengan perantaraan alat pengan-
tar pun serta dengan tidak usah
^p^
mengindahkan batas-batas negara".
7. Mengadakan militerisasi
Militerisasi j uga cenderung m elanggar
hak asasi manusia iika dalam pelak-
sanaannya dilakukan secara paksa.
Pelaksanaan militerisasi juga tidak boleh
dilakukan secara diam-diam dan diguna-
kan untuk kepentingan lain. Dalam kasus
Aceh, Tim Pemantau Perdamaian di A-
ceh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAIID menemukan adanya
semacam "militerisasi liar". Komnas
HAM mengungkap, pasukan Tentan
Nasional Indonesia (lNI) melatih milisi,
Anggota TNI dari Yon 144 di Pengadilan: Bagaimana dengan kasus yang lain? yang dimanfaatkan untuk mengalihkan
konflik horizontal meniadi konflik verti-
alat yang vital bagl kehidupan sosial ma- keadaan darurat'umum. Salah satu kal. Tidak jelas, apakah pelatihan milisi
syarakag merupakan media publik yang pengecualian pEmbatasan hak dalam itu metupakan bagian dari kebijakan
dibutuhkan oleh orang banyak. Pos dan keadaan darunt runutn adalah hak warga TNI, atau cuma improvisasi sebagian
telekomunikasi juga merup akan alat bagl negar^ y4ng termuat dalam Pasal 18 prajurit. Tenaga milisi itu direkrut dan
masyarakat untuk mendapatkan infor- yakni kebebebasan untuk menyatakan dilatih di Aceh Tengah. Mereka dilatih
masi, hal yang melanggar Pasal 19 dari pikiran, hati nurani dan agama, tidak baris-be6aris, menggunakan dan merakit
Deklarasi HAM yang dicanangkan PBB boleh dikurangi. Dalam pelaksanaan senjata api, serta keterampilan dasar mili-
pada tanggal l0 Desembet 1948. keadaan darurat militer sesuai dengan UU ter lain. Mengutip penjelasan pengungsi,
No. 23/Prp /1.959, penguasai darurat Komnas HAM mengungkapkan, tefl^ga
4. Menutup gedung militer memiliki kewenangan membatasi milisi ini disiapkan untuk memicu
Penguasa darurat militer berwenang penerbitan dan penyebaran tulisan atau pertikaian antar etnis-Aceh dan non
menutup gedung. Kewenangan ini gzmbar, seperti pemberitaan media Aceh, agama-Islam non Islam, dan antar
memungkinkan penguasa militer mem- massa. Pertunjukan seperti pertunjukan warga-pendatang dan warga setempat.
berangus aktifitas masyarakat tetmasuk kesenian merupakan hak berekspresi, hak Komnas HAM mengungkap tenaga
aktifitas politik dan sosial. Penguasa ini merupakan hak yang tidak boleh milisi itu disiapkan sejak pembentukan
militer bisa menutup gedung-geilung dikr,rrangi dalam keadaan darurat. Cessation of Hostilities Agreemert, 9
pemerintah sipil, gedung penerbitan surat Pasdl25 butir 2 UU No. 23/Pry/ Desember 2002.
kabar, radio, kantor prtaj d^n kantor 1959 menyebutkan penguasa darurat
organisasi non pemerintah termasuk militer bisa mengambil alih televisi, RR[, 8. Berwenang menyimpang dari
organisasi-organisasi hak asasi manusia. pemberitaan-pemberiaan. Lalu, pasal 25 ketentuan hukum yang ada
Hal ini bertentangan dengan berbegai butir 5 dan 6 menyatakan, membatasi Kewenangan ini bertentangan dengan
kovenan int'ernasional, seperti ICCPR orang keluat dan masuk. Artinya, siapa kovenan dan undang-undang yang ada.
dan Pasal 1,9 dari Deklarasi HAM 0948). saja orang keluar masuk itu bisa diatur Jika kewenangan ini ditafsirkan secara
oleh penguas a darurat militer. luas, kewenangan penguasa darurat mili-
5. Membatasi peredaran barang Kewengan penguasa darurat milter ter bisa melakukan apa saia termasuk
Pembatasan peredaran barang oleh ini juga melanggar Pasal 19 dari Deklarasi melakukan kejahatan perang dan keia-
pengu.asa darurat militer akan melanggar HAM yang dicanangkan PBB pada hatan terhadap kemanusizan Iainnya,
hak-hak ekonomi masyarakat. tanggal 10 Desember'1948, yakn "Setiap seperti pembunuhan l<tIat (extra jzdicia/
orang bethak akan kebebasan untuk killin!, penghilangan orang secara paksa
6. Membatasi pertunjukan, pener- mempunyai pendapat senditi dan (inuolantary disapperenaces), penyiksaan,
bitan, penyebaran tulisan/gambar melahirkan pikiran-pikirannya; dalam hak penangkapan dan penahanan secara
Pembatasan ini menyalahi Pasal 4 Q) ini termasuk kebebasan untuk mem- sewenang-wenang dan sebagainya.
Kovenan ICCPR tentang pengecualian pSnfai pendapat-pendapat dengan tidak
hak-hak yang boleh dibatasi dalam boleh dicampuri (oleh orang lain) serta I lrawan Saptono Er Togl Simanjr-rnrak
TAPORAN UTAMAT
Pada Senin, 19 Mei 2003 keamanan umum. panao, perdagangan, penempelan dan
Presiden Megawati menge- 2. Badan-badan sipil serta pata pegawai- gambar-gambar.
luarkan Keppres No. 28/ nya wajib tunduk pada perintah- 8. PDM berhak menahan dan menyita
2003 yzng membedakukan perintah PDM segala surat dan kiriman lain yang
satus Keadaan Darurat Militer di Aceh. 3. PDM berhak menguasai pedengakpan- melalui jawatan pos atau iawatan
Dengan pgmbedalukan darurat militer perlengakapan pos, telekomunikasi, lainnya serta wesel dan kwitasi serta
itu berarti Indonesia secara sepihak telah serta alat-alat radio atau alat-alrt lain berhak membuka melihat bahkan
keluar dan membatalkan seluruh ke- .yang dapat mencapai rakyat banyak. mengubah isi atau menghancukannya.
tentuan dalam perfanjian CoFIA (Cessa- 4. Menutup fasilitas umum seperti la- 9. PDM berhak menahan, menyia dan
tion of Hostilitiu Agreenm) yang ditan- pmg@, gedung, rumah makan, bios- . menghancurkan surat-surat kawat di
datangani pada 9 Desember 200.2 lalu,. kop, pabrik dan lainlain. kantor telegram.
Keppres No. 2812003 ini mempunyai 5. Mengatur, membatasi dan melaraog 10. PDM berhak melarang orang bertem-
makna bahwa Ptesiden selaku Penguasa keluar masuknya barang-barang. . pat tinggal di suatu
daetah dan
Darwat Militer Pusat telah melimpahkan 6. Mengatur, membatasi dan melarang mengeluarkan orang dari suatu
kewenanganly^ sec ra penuh kepada arus lalu lintas baik darat, laut dan daerah.
militer dalam menentukan Aceh saat ini udara setta penangkapan ikan. 11. PDM berhak melarang orang me-
dan menempatkan pemerintahan sipil 7. PDM berhak membataii bentuk- ninggalkan daetah jika diperlukan.
berada di bawah kendali Penguasa Da- bentuk pertuniukan, percetakan, 12. PDM berhak melakukan militerisasi
rurat Militer Daerah dengan Gubernur penerbitan, penyampaian, penyim- terhadap suatu jawaatan atau instansi
berfungsi sebagai pembantu.
Direpro dad: Routefvfarmizy Hawa
TTAPORAN IJTAMA
ai
l0 ASASI. vol 0llVIll/2(X).1
lr +.
t LAPORAN UTAMAI
f. Menladikan mereka sabagai sandera kedua belah pihak. semestinya lebih para penguasa darurat militer dalam
@asal34) mempertimbangkan penyeles.aian menialankan kewenangannya sehingga
g. Melakukan tindakan yang menimbul- dialogis, demi menghindari jatuhnya terhindar dari perbuatan-petbuatan
kan penderitaan iasmani atau permu- banyak korban dari kalangan rakyat sipil. melawan hukum dan pelanggaran FIAM
suhan terhadap orang yang dilindungi Berdasarkan pengalaman historis baik berat dan kejahatan terhadap kemanusian
(Pas.al 32) pada masa DOM maupun sesudah DOM sebagaimana yang petnah terjadi pada
melalui berbagai operasi militet seperti masa pemberlakuan Daerah Operasi
Perlindungan terhadap penduduk Operasi Vibawa, Operasi Sadar Rencong Militer (DON! dari tahun 1989-1998 di
I
sipil menurut Konvensi Geneva ini Operasi Meunasah, Opetasi Pemulihan Aceh.
diutamakan terhadap orang yang luka dan Keamanan, akibat yang ditimbulkan Solusi akhir dari upaya penyelesaian
sakit, perempuan hamil dan menyusui ad,anya sejumlah pelanggaran HAM persoalan Aceh adalah melalui ialut
serta memiliki anak-anak balita, orang- kategori berat seperti Kasus Gedung damai. Melihat semakin besarnya i"rrrl"h
orang lanjut usia dan anak-anak. Oleh KNPI, Kqsus Simpang KKA, Kasus korban iiwa yang iatuh, semakin besarnya
karena itu PDMD harus mengatur Beutong Ateuh, dll. Beragam operasi jumlah pengungsi; semakin banyaknya
pembentukan rumah-rumah sakit militer itu katena berjalan demikian lama fasilitas umum/sosi el yang hancur,
sebagai tempat pelayman kesehatan &n tidak membawa perubahan yang lebih semakin rusaknya t^tunln masyarakat,
daerah-derah keselamatan; baik, rnelainkan memperburuk keadaan. semakin terpuruknya kondisi ekonomi,
Begitu iuga perlakukan terhadap Oleh karenaitr Penguasa Darurat Mjliter dan semakin tidak betjalanny^ up^y^
tawanan perang. Terhadap mereka yang Aceh sudah semestinya pula mempertim- reformasi pemerintahan lokal, maka
betsenjata (conbatat) yang telah lumpuh bangkan a$ar operasi-operasi militer up^y^-up^ya damai harus kembali
atau menyerahkan diri harus dibedaku- yang bersifat tempw tidak berialan lama digulirkan. Tujuannya tentu agar kerusak-
kan sesuai dengan ketentuan Konvensi sehingga ekses buruknya bisa dihin- y^ng semakin parah bisa dicegah.
^n
Geneva sebagai tawanan perang yzlg darkan: Sehingga tata hubungan dan tata peme-
tidakboleh dibunuh atau disiksa, sebagai- Poin-poin di atas merup akxr ttwaran rintahan baik dilan tatzranlokal maupun
mana diatur dalam Pasal 73, 74, 75, 76 agar ekses buruk tidak membiak ddam antar daetah dan pusat bisa dibenahi
Konvensi Geneva tahun 1949 tentang .keadaan Darurat Militer yang kini tanpa harus mengorbankan banyak jiwa
Peralukan Tawanan Perang. diberlakukan di Aceh. Menilai Keadaan dan mengotbankan ata kehidupan sosial-
Hukum humbniter ini pada prin- Darurat tidak semaa-maa berdasarkan ekonomi dan sosial-budava masvarakat
sipnya membedkan perlindungan kepada kewenangan yang dimiliki penguasa Aceh.lYalkfu alam.
penduduk yang ti&k menjadi kekuaan daruratnya melainkan juga berdasarkan
dalam berperz;rig (non-combattan) serta ketentuan-keterioan Hak Asasi Manusia
memberikan perlindungan terhadap dan hukum humanitet akan membekali IAmiruddin al Rahab
mer0ka yang menyerah atau ditawan oleh
musuh. Tuiuannya adalth agar pedaku-
kan terhadap meteka yang ditawan atau
penduduk sipil yang berada di daerah
perang tetap terjamin harkat kemanu-
srannya.
Sebuah Tawaran
Secara prinsipil keadaan darurat harus
segera mungkin diakhiri agar tidak
mendatangkan ekses-ekses kemanusian
yang berkepaniangan. Oleh karena itu
IPERSPEKTIF
Dlropro dad: RetJbrJstingpl
Menutup Aih_
TNI Beroatroli di Bireuen: Sekitar
45.000 pasukan dari TNI dan Brimob
dikerahkan di Aceh sejak berlakunya
Darurat Militer.
Dasar-dasar yang menjadi pertimbangan penerapan Keppres status Daerah Operasi Militer (DOID di
Aceh dalam rangka menumlvas gerakan
tersebut adalah: Kegagalan dialog damai antara Pemerintah
separatisme GAM. Sepanjang sembilan
dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM); dan Meningkatnya tahun (1989-1998) diberlakukannya
tindakan kekerasan bersenjata oleh GAM yang dinilai mengarah DOM, ribuan korban masyarakat sipil
kepada bahaya terorisme tewas, hilang, mengalami perkosaan dan
pelecehan seksual, atau mengalami pen-
Kontrol atas semua hasil-hasil ekonomi Narasi ini kemudian di-konstruksi dan Politik Pasca-Otoriterianisme :
dipusatkan di bawah kekuasaan peme- berkembang menandingi narasi pem- Operasi Militer Sebagai Panglima
rintah pusat @aca: Jakatz), koosenffasi bangunan Otde Baru. Narasi ini melahir- Perubahan yang te{adi di Indonesia
kekuasaan dan.otoritas yang terpusat di kan bentuk-bentuk pedawanan dengan pada 1998 membawa dampak luas bagi
Jakatta.Pada sisi lain pembangunan di ide dasar bagi gerakan untuk memerde- konstelasi politik lokal. Peran miJiter yang
Aceh tidak mengalami kemaiuan kakan dan memisahkan dari republik, begitu dominan dalam politik meniadi
signifikan, iika dibandingkan dengan katena republik dinilai tidak mampu sorotan, dan kemudian dalam beberapa
.euntungan ekonomi yang dihasilkan memenuhi janii dan kontrak pendirian hal dikurangi. Perubahan ini iuga
oleh wilayah tersebut. republik. Aksi-aksi berseniata kemudian berdampak terhadap Aceh. Status DOM
Untuk menjaga berlangsungnya dilakukan untuk mendukung narasi dicabut, dan kasus-kasus pelanggaran
ptoses eksploitasi ekonomi ini, Orde partikular yang pedahan inulai menem- HAM mulai diungkap kepada publik
Baru menempatkan militer sebagai pati ruang-ruang yang sebelumnya sebagai b"g dari kejahatan politik dan
peniaga stabilitas ekonomi-politik, serta dipenuhi oleh narasi pembangunan Orde kemanusiaan dari pemerintahan Otde
memangkas otoritas pemedntah lokal. Baru. Peningkatan aktivitas bersenjata Baru. Sebuah landasan tuntutan baru
Jabatan-izbatan politik lokal seperti berupa penyerangan tethadap kantor muncul, yakni bagaimana keadilan
gubernur dan bupati sepenuhnya perusahaan besar atau kantor polisi dan terhadap korban dan peldku kejahatan
ditentukan pemerintah pusat. Sentralisasi instansi militer, serta kontak seniata pelanggatan hak asasi manusia selama
kekuasaan dan absennya otoritas wilayah dengan aparat militer, melahirkan tin- DOM dilaksanakan. Kotban mendapat-
ini yangkemudian menjadi alasan lahirnya dakan coilnter-irnrgencl yang dahsyat dari kan proses rehab.ilitasi dan tekonstruksi
pedawanan dari sekelompok masyarakat pemerintah Orde Baru. Dalam rangka yanglayak, dan pelaku dibawa ke depan
yangmenamakan dirinya GAM di bawah memperahankan narasi pembangunan, pengadilan untuk mempertanggungja-
kepemimpinan Hasan di Tiro pada 197 6. pemerintahan Soeharto pada 1989 wabkan kejahatan HAM yang telah
Dalam konteks politik dan ekonomi; melakukan opetasi militer, yang berkem- dilakukannya selama operasi militet masa
eksploitasi kekayaan Aceh bagi kepen- bang dengan penetapan dan penerapan DOM dan pasca DOM. Namun penga-
:ingan elit politik Jakarta, hilangnya
\ otoritas lokal bagi kontrol atas politik dan
ekonomi Acch, serta reduksifikasi kultur
Aceh $ang Islamis) ke dalam kulturJawa
(yang sekulet) merupakan discorrse yang
dikonstruksi sebagai narasi untuk
menandingi narasi Orde Baru.
Sentralisme kekuasaan dan eksploitasi
ekonomi, hilangnya secara perlahan
kultur Aceh yang Islami, serta absennya
otoritas lokal, merupakan narasi parti-
kular yang dikonstruksi dan dikembang-
kan GAM. Narasi partikular ini melihat
Aceh sebagai wilayah yang teralienasi dari
proyek "menjadi Indonesia" yang pada
awaJnya didirikan secara bersama-sarna.
tus DOM sehingga mengakibatkan Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera, distribusi ekonbmi, kegagalan peme-
banyaknya jatuh korban jiwa maupun hanya tidak ada gerakan perl^w nuhan tasa keadilan hukum niasyarekat
^olryartg
trauma berkepanjang t y^ng dialami muncul sekuat di Aceh. Demikian juga maka pemerintah mengambil jdan pinas:
masyarakat Aceh. Kondisi ini melahirkan pada masa Orde Baru, masyatakat Aceh darurat milited
gerakan pedawanan batu yang dipimpin kembali melakukan gerakan resistensi Di satu salah satu sisi misalnya
Hasan Tiro, dan tetus berlan$ung yang kuat pada saat otodas politik dan pelaksanaan pemerinahan daerah jelas
sampai saat ird di mana daruat militer ekonomi lokal dipangkas dan ditampas. tetlihat tebobrokan yang mencolok,
diberlakukan di Aceh. Artinya bercermin pada konteks-konteks terutama dalam hal penyalahgunaan
Apa yang bisa dilihat dari keseluruhan sebelumnya maka bisa disimpulkan wewenang dan korupsi. Dalam tabloid
konteks ini? Satu hal yang bisa dilihat bahwa penetapan darurat militer meru- anti-korupsi Lacak, dipaparkan 50
bahwa wilayah Aceh secara historis pakan ialan palirig tidak populet dan tidak penyalahgunaan wewenang Pemda Aceh
memiliki otoritas politik yang kuat akan menyelesaikan masalah Aceh, (dalam hal ini Gubernur Abdullah Puteh)
terhadap wilayahnya sendiri, setiap usaha Dalam rnenghadapi persoalan Aceh berupa mark-tp, tender proyek yang tidak
yang berusaha memangkasnya akan selalu ini pemerintah hanya menempatkan transparan, dan defisit anggaran pada
menghadapi pedawanan yang kuat. Ini GAM sebagai faktor tunggal dan 2003 sampai Rp 85 milyat (I-.acakNo.4,
bisa dilihat bahwa persoalan ketidak bukannya melihat kembali pada Th.I, Mei 2003, hlm. 4-5), belum lagi
adilan ekonomi, absennya otodtas politik kesalahan-kesalahan kebijakan yang menguapnya dana pendidikan yang dialo-
rkal, tingginya tindak pelanggaran selama ini diambil dan dijalankan. kasikan semenjak 2000 tanpa adanya
FIAM, tetjadi hampir di seluruh wilayah Penyerdehanaan masalah oleh Peme- laporan dan alokasi yang jelas (L.acak
di Indonesia di bawah pemerintahan dntah RI hanya dengan menempatkan No.4, Th.I, Mei 2003, hlm.|. Di sisi lain
Soekarno maupun Orde Baru, namun di GAM sebagai faktor tunggal bisa keboborokan ini tidak diikuti dengan
Aceh gerakan resistensi tethadap hal disimpulkan bahwa Pemerintah RI tindakan politik berupa pembersihan
tetsebut tumbuh paling kuat dan signi- berusaha melepaskan tanggungiawanya aparat pemerintah lokal yanggagal mem-
fikan. Semasa pemetintahan Soekarno atas kesalahan-kesalahan politiknya dan pertanggungjawabkan hasil kerjanya,
perlawanan daetah bermunculan di Jawa, untuk menutupi ketidakbecusan kebi- melainkan membiarkan keboborokan itu
jakan yang tidak pada tempatnya, menyebar dan meluas. Hampir tidak ada
Marinir Menyerang Basis GAM di Desa
Jambo Aye, di Perbatasan Aceh Timur kebobrokoan pemerintah daerah Aceh, 'instropeksi dan evaluasi atas berbagai
dan Aceh Utara: Korban mulai berja- pengabaian atas kejahatan HAM yang tindakan penyimpangan titsebut, dan
tuhan di kedua belah oihak. dilakukan aparat fleg ra, ketidakadilan tetap berkutat dan bergelutharrya pada
Direpro dad:
"bahaya ancaman GANI" semata. Pemerintah RI akan mcnutuPi ketidak- ini dibuat sejumlah korban jatuh sejak
Ketidakmampuan pemerintah lokal mampuannYa dengan menciptakan diberlakukannva darurat militer. I-aporan
menciptakan ruang vang lebih luas bag kesalahan kesalahan baru, dan semakin ini merupakan kompilasi clari berbagai
partisipasi masvarakat sipil, juga bagi menumpuknva kesalahan-kesal ahan sumber: korban tc\r"'as 120 orang fINl/
rehabilitasi clan restrukturisasi serta politik vang akan dibuat pemerintah, akan Polri 4 orang, Gr\l\{ 6li orang, masva-
ketidakmampuan pcmerintah pusat semakin mcncmpatkan Aceh scbagai rakat sipil 4[3 orang), 22.906 orang
mcmberikan keaclilan hukum bagi wilavah vang teralienasi, dan akan mcngungsi (diantaranl'a terdiri dari 745
ketidakaclilan vang selama ini tcriadi scmakin melahirkan persoalan persoalan bavi, 2968 anak anak balita, 80u
tcrhaclap mrslarakat Aceh, merupakan baru vang lebih latcn, r'aitu scmakin pcrcmpuan hamil, dan (r41 orang lanjr-rt
dasar bagi pemcrintah untuk mcnutupi membcsarnva gcrakan resistcnsi dan usia), 328 sckolah clibakar, clan sejumlah
scmua kesalahannva clcngan mencm- separatisme tcrhaclap pemcrintah pusat jalan clan icmbatan dirusak.
patkan GA\I scbagai faktor utama dan pemerintahan republik. Untuk mcnghinclari kcmungkinan
nrasalah cli r\cch. Jika ini vang tcrjadi Dan jika ini vang tcrjacli maka korban kcmungkinan te rscbut maka jalan
maka jclas nampak cli clcpan kita bahrva jiwa di kalangan sipi) akan jatuh sangat pcrunclinean adalah jalan palinu baik r ang
banvak, karena pemcrintab ticlak mampu bisa clilakukan, karcna perlana cla.pat
menvelcsaikan masalah dcmi masalah, mengcmbalikan kcpcrcavaan mnsvatakiLt
Penerjuran Pasukan di Aceh Tengah. melainkan justtu menciptakan masalah- Acch atas kcmauan politik pcmerintah
Rrbuan pasukan TNI nrula disebar di
seluruh Aceh sejak diberlakukannya masalah baru, mtlaltri ()Pcrasi-()Pcresi dalam n-rcnvclesaikan pcrsc>alan r\cc
Darural Militer militcr dan clarurat militcr, Sampai tulisan sccara damai. Kedaa mcnehindari jatuh-
nra korban masvarakat sipil vang - clalam
Direpro dari: Feuters/Stnnger
tradisi Acch - hanr a akan menumbuhkan
bcnih-benih pcrlau'anan barq clan ke/iga
mcnvelcsaikan persoalan di tinekat
pcmerintahan lokal r\cch vang selame ini
- bobrok dan tidak mempu mcngakomo-
dasi bcrbagai kepcntingan mast arakat.
-''- '
a
- O Keenpal,rk"n -"'t"..,patkan mas'arakat
sipil scbagai aktor pcnting dalam pclak-
sanaan pr()scs pcrdamaian, sehingga
- bentuk perlawanan berscnjata bisa dimi
nimalisir, tidak berpotensi mengaki-
- -t
batkan korban-korban jiwa vang baru.
Pemberian otoritas politik lokal bukan
I Liirl i rl.tl
r: i tli):' r)(l lrl -l',
NASIONALI
Dalam setahun ke belakang, dalam kasus pelanggaran HAM berat. tidak iarang mencemooh saksi korban.
pengadilan HAM ad hoc Kenyataaonya selama ptoses peradilan, Saksi korban mengangis ketika betsaksi,
sudah menyelesaikan 11 pedindungan terhadap salsi dan korban saksi korban juga dimaki dengan kata
betkas perkata dengan tidak cukup memadai dan hak-haknya kotor oleh pengacara terdaktxra.
tingkat keber-hasilan yang kurang yaog diatur undang-undang tidak Pata saksi korban yang hadir ke
memuaskan. Dari 18 terdakwa, lima or- diberikan. persidangandidampngl saf UNTAET
rng dinyatakan bersalah dan dijatuhi @emerintahan Transisi PBB di Timor
pidana sedangkan yang lainnya bebas. Persoalan yang Muncul Timur) dalam proses pra dan pasca
Banyak faktor penyebab proses Peradilan Keengganan saksi datang ke penga- dipersidangan. Pendampingan terhadap
FIAM tidak memadai sehingga dilan, terutama setelah nlelihat penga- saksi korban dalam pelanggaran FIAM
pengadilan ini dianggap tidak cukup fair laman saksi korban yang bersaksi, adalah berat sangat signifikan katena saksi
dan tidak kompeten, bahkan di bawah alasan keamanan. Keamanan secara fisik korban biasanya akantertekan.
standar (Lihat Preliminari Conclusive telah dipenuhi aparat penegak hukum Namun, intimidasi dialami para
ReportPengadilan HAMAd Hoc Elsam, namun pengamanan atas psikologi/men- pendamping saat pemeriksaan di penga-
tanggal 4 J,rh 2002) tal korban belum memadai. Misalnya, rlilan, ka1sna dianggap sebagai pihak yang
Pengadilan ini tidak cukup kompeten ketika beberapa saksi korban datang ke mempengaruhi saksi dan bukan sebagai
karena tidak ada cukup saksi kotban jika pengadilan tidak leluasa bersaksi karena pihak yang dihargai karena mendampingi
dibandingkan dengan saksi-saksi bukan tekanan psikologis. Di pengadilan saksi saksi untuk teitlaksananya pemberian
korban (Progess Report VII Pengdilan korban berhadapan dengan p^t^ kesaksian.
HAM Ad Hoc Elsam, 12 November terdakwa sebagai ot^ng y^ng pernah Maielis hakim juga terjebak dengan
2002). Selama proses peradilan, sangat berkuasa di daerahnya, ber- prosedur formal tanpa melihat subtansi
ketidakhadiran saksi korban diakibatkan hadapan dengan para pengac^r^ y^ng. permasalahan. Hal yang paling ielas
ketidakmampuan jaksa menghadirkan jumlahnya sangat banyak dan berhadapan adalah proses pemeriksaan terhadap saksi
saksi korban secara maksimal, ketidak- dengan para pendukung terdakwa yang yang tidak lancar berbahasa Indonesia,
perc ya n atas jaminan keamanan, peda-
kuan terhadap saksi korban saat diperiksa
dan alasan-alasan lainnya sehingga saksi
korban enggan menjadi saksi.
Implikasinya proses pembuktian
l' tersendat dan menyulitkan hakim
memutuskan perkara. Pedindungan saksi
dan korban seharusnya meniadi hal
penting dalam proses peradilan FIAM.
KUHAP yang meniadi landasan beracara
dalam pengadilan HAM telah mem-
berikan hak-hak kepada saksi. Demikian
pula pasal 34 UU No. 26 Tahun 2000
dan PP No. 2 tahun 2002 secara khusus
mengatur pedindungar.l saksi dan korban
I NAS IO NAI
proses pedindungan saksi dan korban. untuk melindungi saksi ketika Sampai saat ini, di mana persidangan
Hal ini tedihat dengan adanya unit khusus memberikan keterangan secara aman baik untuk keseluruhan berkas perkara
untuk korban dan sbksi dalam fisik dan mental, bertentangan dengan pelanggaran FIAM berat di Timor Timur
kepaniteraan yang bertugas untuk KUHAP menjadi bahan analisis yang hampir berakhir, mekanisme perlin-
menyediakan, setelah berkonsultasi penting karena akan berimplikasi pada dungan saksi dan korban yakni mengenai
dengan kantor jaksa penuntug langkah- model kesaksian dalam kasus-kasus hak untuk perahasiaan identitas saksi
langkah perlindungan dan pengatutan Pelanggaran FIAM berat yang lain. Dad tidak pernah diialankan
keamanan, jasa nesehat dan bantuan yang ptaktek yang tetjadi dalam pengadilan
pedu bagi saksi, korban yangmenghadap HAM ini, ada beberapa majelis hakim Penutup
di depan mahkamah dan orang-oranglain yang tidak menggunakan teleconference Problem perlindungan saksi dan
yang mungkin terkena risiko karena sebagai upaya mencari kebenaran korban bukan semata-m ta kurangnya
kesaksian yang telah diberikan para saksi materiil. Ini karena dasat pemeriksaan pemberian hak-hak saksi dan korban
tersebut. Unit ini mencakup staf dengan melalui teleconfence belum diakui dalam ditingkat regulasi tetapi juga ketidak-
keahlian mengatasi ttauma, termasuk hukum positif indonesia. mamPuan penegak hukum
^P^t^t
trauma yang terkait dengan keiahatan Implikasinya, apakah pemeriksaan menjdankan pedindungan terhadap saksi
kekerasan seksual. saksi dengan rnenggunakan media tele- sesuai dengan pengaturan yang a'da. Para
conference ini dapat digunakan sebagi penegak hukum tidak dapat memaknai
Penerapan Peraturan alat bukti yang sah atau tidak jika dilihat signifikansi adaqya perlindungan
Sudah ada iaminan hak-hak tertentu ketentuan dalam KUHAP bahwa terhadap saksi dan korban dalam kasus
terhadap saksi dan korban dalam undang- kesaksian yang dapat dianggap sebagai pelanggaran HAM berat. Tidak ad^up^y^
undang. Namun ddam praktek paradilan alat bukti yang sah adalah saksi yang hadir yang maksimal untuk menggunakan
FIAM ad hoc, jaminan hak-hak tersebut langsung di persidangan dan saksi yang mekanisme internasional untuk
tidak maksimal diialankan. Problem dibacakan keterangannya yang telah melindungi saksi dan korban.
yuridisnya KUHAP masih dipakai disumpah terlebih dahulu. Jika tidak ada Undang-undang No 26 tahun 2000
sebagai landasan hukum proses betacara laminan dapat dipedakukan sebagai alat menfadi titik tedemah dari pedindungan
dalam pengadilan HAM ad hoc ini. bukti yang sah maka keputusan yang terhadap saksi dan kotban. Undang-
Undang-undang No 26 Tahun 2000 diambil majelis hakim dapat dibatalkan undang ini tidak secara khusus mengatur
memang tidak mengatur secara khusus ddam tingkat banding. Diizinkannya tele- tentang hukum acara dan pembuktian
tentang mekanisme pembuktian. conferente merupakan satu-satunya untuk berjalannya pengadilan HAM.
Mekanismenya diserahkan kepada langkah maielis hakim yang mengadopsi KUHAP yang secara normatif ber-
KUHAP. ketentuan hukum internasional dalam orientasi untuk pemenuhan pedindungan
Dalam praktek, pembuktian prosedur beracara, hak-hak tersangka dan terdakwa dalam
membutuhkan sebuah mekanisme Mengenai perlindungan terhadap ptakteknya tidak memadai menialankan
khusus. Terobosan dilakukan maielis saksi yang potensial mendapatkan peradilan HAM dan malah menfadi
hakim ketika memperbolehkan tekanan tidak mendapatkan perhatian tameng bagi pelanggaran FIAM berat.
pemeriksaan melalui teleconference yang yang cukup. PP No 2 tahun 2002 tidak dapat
tidak diatur oleh KUHAP. Alasan Maielis hakim tidak secara jelas diialankan secara maksimal. Kedudukan
digunakannya teleconference adalah menyatakan apakah proses pencabutan PP tidak cukup kuat ketika berhadapan
adanya adagium "bahwa hukum itu BAP oleh para saksi mantan bawahan dengan undang-undang dalam hal ini
berkembang dan cenderung tertinggal". terdakwa dapat diterima atau tidak. KUHAP yang mengatur hal yang
Hakim berkewajiban menggali Namun, zda4ya keterikatan antara saksi berbeda. Mekanisme internasional yang
hukum. Pelanggatan HAM berat dengan terdakwa secara intitusional seharusnya bisa digunakan untuk
merupakan kejahatan jnternasional dan seharusnya tidak begitu saja dinafikan. menjamin pedindungan terhadap saksi
merupakan yurisdiksi internasional di Para saksi ini yang berupakan pihak-pihak dan korban tidak pernah digunakan oleh
mana dalam hukum internasional tele- yang lebih tendah kedudukannya sdrgat majelis hakim kecuali terhadap
confetence lazim digunakan. Hal ini juga rentan dengan tekanan yang dilakukan penggunaan media teleconferece, saksi
sejalan dengan PP No. 2 tahun 2002 Dad kondisi ini harusnya para yang potensial untuk mendapatkan
^tas^nny^.
tenang tat^ car^ pedindungan terhadap hakim lebih leli menggunakan model tekanan sehinggan tidak leluasa
korban dan saksi dalam pelanggr^n kesaksian yang bisa melindungi para saksi memberikan kesaksian tidak pernah
HAM berat yang menyatakan bahwa termasuk menggunakan perahasiaan diberikan kesempatan untuk membarikan
pemberian keterangan pzda saat indentitas sakii seperti yang diatur oleh kesaksian tanpa bettatap muka dengan
pemeriksaan di sidang Pengadilan tanpa PP No. 2 Tahun 2002. Sampai saat ini terdakwa ataupun kesaksian dengan cara
bertatap muka dengan tersangka. belum ada satu pun prosedur untuk merahasiakan identitas dirinya.
Perbedaan pandangan apakah media p.erahasiaan identitas saksi yang
teleconference, sebagai salah satu cara digunakan. I Zaenal Abidin
Aceh,
Ladang Kejahatan Kemanusiaan
. Judul:
MENGUNGKAP
Operasi militer melawan pasukan Gerakan Aceh KEJAHATAAN TERHADAP
KEMANUSIAAN DI ACEH
Merdeka (GAI\,! yang dilancarkan pemerintah In-
Pen u lis :
donesia sudah berlangsung lebih dari sebulan. Hegel Terome
Banyak korban berf atuhan, teflt^t^, polisi, dan
gerilyawan GAM dan warga sipil. Paling banyak korban jatuh Esrom Aritonang
adalahwargz sipil yang selalu menjadi korban terbannyak dalam Penerbit:
operasi-operasi militer yang dilancarkan pemerintah Indonesia ELSAM _ 2OO3