Anda di halaman 1dari 4

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6

Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BERBAGAI METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA

Widya Astuti

SMP Negeri 3 Sakti Kabupaten Pidie


Email: widya.nad@gmail.com

Abstrak. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengetahui berbagai metode dan model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi sains di dalam dan luar
negara Indonesia. Data dan informasi di dapatkan dari sumber aslinya. Dalam kajian ini
dipilih 5 artikel dasar dengan tujuan untuk dianalisis mengenai metode dan model
pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik pada usia sekolah untuk meningkatkan
literasi sains. Diantaranya 3 penelitian yang dilakukan di Indonesia dan 2 artikel
internasional. Penelitian pada artikel nasional untuk mencari tahu kemampuan literasi
siswa berupa hasil belajar, sedangkan artikel internasional meneliti sikap siswa yang
terbentuk setelah mengikuti pembelajaran berbasis literasi sains. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk meningkatkan literacy sains siswa dapat dilakukan dengan
menerapkan berbagai metode dan model pembelajaran yang sesuai, diantaranya Virtual
Lab Berbasis STEM, Problem Based Learning, Pembelajaran Berbasis Proyek, dan
pembelajaran sainstifik
Kata Kunci: Model pembelajaran, literasi sains

Abstract. This literature study aims to find out various learning methods and models that
can be used to improve science literacy in Indonesia and abroad. Data and information
are obtained from the original source. In this study 5 basic articles were chosen with the
aim of analyzing about the learning methode and models applied to students at school to
improve science literacy. There are 3 studies conducted in Indonesia and 2 international
articles. Research in national articles to find out the student science literacy skill on
learning outcomes, while international articles examine the attitudes of students formed
after participating in science based literacy learning. So it can be concluded that to
improve students’ science literacy can be applied by various right methodes and learning
models, including STEM-based Virtual Lab, Problem Based Learning, Project Based
Learning and science learning.
Keywords: learning model, science literacy

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Para
ilmuwan menempatkan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar bagi ilmu terapan dan
teknologi. Teknologi digunakan untuk menyelesaikan setiap masalah dalam kehidupan.
Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kualitas pembelajaran IPA untuk
mengimbangi penggunaan teknologi. Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai
peserta didik setelah mempelajari sains adalah kemampuan literasi sainsnya. Handayani
dan Istiyono (2018) mengungkapkan penting bagi peserta didik untuk memiliki
kemampuan literasi sains. Dengan literasi sains peserta didik mampu menggunakan
konsep sains, memecahkan permasalahan dan tidak mudah percaya dengan isu-isu yang
beredar dalam masyarakat tanpa adaya bukti yang empiris.
Hasil penelitian Programme for International Students Assesment (PISA)
menunjukkan capaian literasi sains 2012 yang diikuti oleh 65 negara, Indonesia
menempati urutan kedua dari bawah. Skor rata-rata siswa Indonesia pada literasi sains
382 di bawah skor rata-rata PISA, yaitu 501 (OECD, 2014). Rendahnya kemampuan

245
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
literasi sains siswa merupakan suatu alasan yang melandasi pemerintah melakukan revisi
kurikulum 2006 ke 2013 (Odja & Payu, 2014). Berbagai upaya perlu dilakukan untuk
menumbuhkan literasi sains siswa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains siswa di
Indonesia adalah model pembelajaran yang diterapkan guru dan bahan ajar yang
digunakan oleh siswa (Sari dkk, 2017). Model pembelajaran merupakan salah satu bagian
penting yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat
dapat meningkatkan literasi sains siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis menganalisis 5 artikel yang berhubungan dengan literasi sains yang terdiri
dari 3 artikel nasional dan 2 artikel internasional. Literasi sains pada 5 artikel-artikel ini
berupa variabel terikat maupun variabel bebas. Selanjutnya, jenis penelitian yang
didesain berupa hubungan literasi sains dengan variabel lainnya dan juga desain
penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh berbagai model dan metode pembelajaran
terhadap literasi sains dalam pembelajaran. Salah satu artikel yang penulis analisis yaitu
Ismail, Permanasari,A, dan Setiawan W. (2016) dengan judul Efektivitas Virtual Lab
Berbasis STEM dalam Meningkatkan Literasi Sains Siswa dengan Perbedaan Gender dari
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Latar belakang penelitian ini adalahmengingat bahwa
pembelajaran IPA tidak hanya meliputi konsep, prinsip, ataupun teori, proses sains juga
diajarkan melalui praktikum. Pembelajaran seperti ini jarang dilakukan oleh para guru
karena beberapa alasan, antara lain tidak ada waktu khusus untuk praktikum, tidak
memadai alat-alat dan bahan praktikum, dan sebagian lagi tidak menguasai cara kerja di
laboratorium. Ismail dkk (2016) melakukan penelitian menggunakan media pembelajaran
berupa virtual lab berbasis STEM pada materi pencemaran air untuk mengatasi hambatan
dalam praktikum. Virtual Lab dapat memvisualisasi konsep abstrak dan pendekatan STEM
membantu siswa menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata
menggunakan pengetahuan ilmiah. sehingga kemampuan literasi sains siswa meningkat.
Metode penelitian ini ini merupakan pre-experi-mental dengan desain penelitian The One-
GroupPretest-Postest. Penelitian dilaksanakan pada satu kelompok siswa yaitu, kelompok
siswa perempuan dan kelompok siswa laki-laki (dipisah gender). Berdasarkan analisis
data diperoleh terjadinya peningkatan konteks sains, kompetensi sains, dan sikap sains
siswa. Dapat disimpulkan bahwa virtual lab berbasis STEM dengan tema pencemaran air
efektif dalam meningkatkan literasi sains siswa.
Penelitian mengenai literasi sains lainnya adalah artikel yang ditulis oleh Eko Fery
Haryadi S dkk. (2015) dengan judul Desain Pembelajaran Literasi Sains Berbasis Problem
Based Learning dalam Membentuk Keterampilan Berpikir Kritis Siswadari Journal of
Innovative Science Education dengannvariabel terikat yaitu pembelajaran literasi sains
berbasis problem based learning, dan variabel bebas keterampilan berpikir kritis. Latar
belakang pemilihan judul ini adalah karena pembelajaran IPA saat ini lebih ditekankan
pada konsep sehingga tujuan literasi sains dalam Kurikulum 2013 tidak terlaksana.
Literasi sains merupakan kemampuan menginterpretasikan sains dalam kehidupan
sehari-hari, bukan sekedar memahami teori namun bisa melakukan dan memberikan
solusi dari permasalahan yang dihadapi. Siswa diharapkan dapat berpikir kritis dengan
belajar dari lingkungan dan mampu mengaitkannya dengan pengetahuan yang dimiliki.
PBL merupakan salah satu model untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, yaitu
berpikir terarah dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan dan melakukan
analisis sebelum bertindak (Haryadi dkk, 2015). Penelitian ini merupakan penelitian
dengan pendekatan Research and Development (R&D). Hasil pengembangan perangkat
pembelajaran literasi sains berbasis PBL dinyatakan valid dan layak digunakan.
Artikel ketiga yang penulis analisis adalah artikel yang ditulis oleh Sari dkk. (2017)
dengan judul Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Literasi

246
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sains Siswa dari Pancasakti Science Education Journal. Variabel terikatnya yaitu
Pembelajaran Berbasis Proyek, dan Variabel bebasnya yaitu Kemampuan Literasi Sains.
Isu yang diangkat yaitu mengenai penilaian PISA yang menunjukkan kemampuan literasi
sains siswa di Indonesia selalu berada pada peringkat rendah. Hal ini disebabkan oleh
model yang diterapkan guru belum tepat dan bahan ajar yang belum mengandung
komponen literasi sains. Sari dkk (2017) melakukan penelitian menggunakan
Pembelajaran berbasis proyek untuk mendeskripsikan kemampuan literasis siswa.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu jenis pembelajaran yang
mengorganisasikan siswa untuk membangun pengetahuannya secara mandiri melalui
investigasi dan diskusi untuk memecahkan masalah guna mencapai target yang telah
direncanakan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data
kemampuan literasi sains dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Rata-rata
kemampuan literasi sains siswa yang memperoleh pembelajaran proyek pada penelitian
ini adalah 433, sedangkan rata-rata kemampuan literasi sains siswa yang memperoleh
pembelajaran ceramah disertai percobaan adalah 263. Dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan literasi sains siswa meningkat dengan pembelajaran berbasis proyek
Sedangkan artikel keempat merupakan artikel internasional yang diunduh dari
Journal of Education in Science, Environment and Health (JESEH) berjudul Examining the
Relationship between Middle School Students’ Critical Reading Skills, Science Literacy
Skills and Attitudes: A Structural Equation Modeling yang ditulis oleh Karademir,E and
Ulucinar, U. (2017) dengan Variabel terikat berupa Critical Reading Skill, Science Literacy
Skills and Attitudes, sedangkan Variabel bebas: Examining the Relationship.
Permasalahan yang diangkat yaitu dalam pendidikan sains saat ini dibutuhkan
keterampilan abad ke-21 seperti literasi digital, berpikir eksploratif, komunikasi yang
efektif dan produktivitas yang tinggi dalam pencapaian kurikulum sains. Literasi sains
merupakan salah satu output yang menghasilkan pengetahuan dan pendekatan yang
berkaitan dengan konsep ilmiah dan proses untuk pengambilan keputusan pribadi,
partisipasi dalam hubungan sosial dan budaya dan ekonomi produktif. keterampilan
literasi mencakup tindakan berbasis bahasa seperti membaca, menulis, mendengarkan,
berbicara, dan mengamati. Seringkali membaca dilihat sebagai tindakan yang hanya
diambil oleh siswa untuk menemukan informasi di dalam teks. Tindakan ini tidaklah
cukup untuk mengembangkan keterampilan membaca kritis. Siswa harus meluangkan
waktu untuk memeriksa argumen dalam teks secara logis, aspek teoritis, historis, etika,
sosial, dan pribadi. Membaca kritis melibatkan proses berpikir yang mempertanyakan
hasil dan keakuratan hasil-hasil ini dalam teks yang dibaca pembaca. Sebagian besar
guru di sekolah saat ini tidak menyiapkan siswa sebagai pemikir kritis. Banyak siswa
menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengembangkan keterampilan membaca kritis
yang memadai. Literasi sains dan membaca kritis saling terkait satu sama lain. Karena,
seorang siswa harus bisa berpikir dengan bukti untuk memahami ilmu pengetahuan
sehingga terbentuk sikap positif. Penelitian menggunakan metode descriptive statistics
with correlational model. Sampel penelitian terdiri dari 1170 siswa yang terdaftar di 18
sekolah ditentukan berdasarkan status sosial ekonomi. menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan dan positif antara keterampilan membaca kritis, keterampilan
literasi sains dan sikap terhadap sains. Keterampilan membaca kritis memiliki efek positif
secara statistik terhadap keterampilan literasi sains. Keterampilan literasi sains juga
diprediksikan membentuk sikap ilmiah yang bermakna. Pada akhirnya, seperti yang
dikemukakan dalam teori berpikir kritis, keterampilan membaca kritis, keterampilan
literasi sains dan sikap berkaitan erat.
Artikel terakhir yang penulis analisis juga merupakan artikel internasional dari
jurnalJournal of Faculty of Education berasal dari negara Turki yang ditulis oleh Genç, M.
(2015)dengan judul The effect of scientific studies on students’ scientific literacy and
attitude. Variabel terikat yaitu scientific studies dan variabel bebas: scientific literacy and
attitude. Alasan pemilihan judul adalah Sikap peserta didik yang tidak tertarik dalam
belajar, dan tidak berpartisipasi aktif berpengaruh terhadap prestasi akademiknya. Sikap

247
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
peserta didik terhadap pelajaran sains dan teknologi dapat mempengaruhi rasa ingin
tahunya, berpikir kritis, kreativitas dan kerja sama. Salah satu upaya untuk merubah
sikap peserta didik adalah melalui literasi sains. Literasi Sains didefinisikan sebagai
penggunaan keterampilan, sikap, nilai dan pengetahuan yang terkait dengan sains untuk
berpikir kritis, proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, dan menjadi
pembelajar seumur hidup. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen. Peserta
didik diberi tes yang sama sebelum dan setelah pembelajaran. Desain model pra-
eksperimen digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Data dianalisis menggunakan t-
test dan ANOVA. Penelitian ini melibatkan 30 siswa (16 perempuan, 14 anak laki-laki) di
kelas 6, 7 dan 8. Sepuluh siswa dipilih secara acak dari masing-masing tingkat kelas
dengan kemampuan yang sama. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan bahwa
literasi sains peserta didik meningkat secara signifikan, dan sikap peserta didik terhadap
sains lebih positif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


berbagai metode dan model yang digunakan dalam pendidikan IPA yaitu
diantaranyaVirtual Lab Berbasis STEM, Problem Based Learning, Pembelajaran Berbasis
Proyek, dan pembelajaran saintik dapat meningkatkan literasi sains. Melalui kegiatan
keilmiahan tersebut akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk
mencari dan menemukan sendiri fakta, konsep dan prinsip melalui pengalaman secara
langsung untuk memecahkan masalah dalam kehidupan serta membentuk sikap positif
sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Afriana, J. Permanasari, A. & Fitriani, A. 2016. Penerapan Project Based Learning


Terintegrasi STEM untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Ditinjau dari Gender.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2) : 202-212.
Genç, M. (2015). The effect of scientific studies on students’ scientific literacy and
attitude. Ondokuz Mayıs Journal Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi, 34(1): 141-
152.
Handayani, D.L. & Istiyono, E. 2018. Pengembangan Modul Fisika Berbasis SETS untuk
Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik SMA. Jurnal Pendidikan
Fisika 571 : 1-8.
Haryadi, E.F., Priyono, A. & Retnoningsih, A. 2015. Desain Pembelajaran Literasi Sains
Berbasis Problem Based Learning Dalam Membentuk Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa. Journal of Innovative Science Education, 4 (2) : 1-7.
Karademir, E and Ulucinar, U. 2017 Examining the Relationship between Middle School
Students’ Critical Reading Skills, Science Literacy Skills and Attitudes: A Structural
Equation Modeling. Journal of Education in Science, Environment and Health
(JESEH), 3(1), 29-39.
Odja, A.H., & Payu, C.S. 2014. Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa pada
Konsep IPA. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Negeri Surabaya, Surabaya.
OECD. 2014. PISA 2012 Result in Focus : What 15-years-olds Know and What They Can
Do With What They Know. OECD Publishing.
Sari, D.N.A, Rusilowati, A & Nuswowati, M. 2017. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek
terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa. Pancasakti Science Education Journal, 2
(2) : 114-124.

248

Anda mungkin juga menyukai