Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TEORITIS

PPOK

A. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT


1. Anatomi Fisiologi

a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi).Di
dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan
kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
b. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan
dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung,
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ
lain adalah ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan
ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan
ke belakang lubang esofagus).
c. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak
sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian
vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu
dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan
menutupi laring.
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang
berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea
9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah
yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur
serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke
bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12
cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil
disebut bronkiolus (bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada
ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli. Bronkus
pulmonaris,trakea terbelah menjadi dua bronkus utama : bronkus ini bercabang lagi
sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru,bronkus-
bronkus pulmonaris bercabang dan beranting lagi banyak sekali.
Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea
mempunyai diinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan
dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang
rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkus
terminalis masuk kedalam saluran yang agak lain yang disebut vestibula, dan disini
membran pelapisnya mulai berubah sifatnya : lapisan epitelium bersilia diganti
dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan
didalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu . kantong udara atau alveoli
itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari
alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.Pembuluh darah dalam paru-paru.
Arteri pulmonaris membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen
dari ventikel kanan jantung ke paru-paru; cabangcabangnya menyentuh saluran-
saluran bronkial, bercabang-cabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu
membelah belah dan membentuk 12 jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh
dinding alveoli atau gelembung udara. Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit
, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat garis tungggal.
Alirannnya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua
membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang
merupakan fungsi pernafasan.Kapiler paru-paru bersatu dan bersatu lagi sampai
menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonaris
meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung
untuk didistribusikan keseluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukiskan sebagai arteri bronkialis membawa darah
berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen kedalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-
arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang
terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini
akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke
dalam vena pulmonaris. Sisa darah itu dihantarkan dari setiap paru-paru oleh vena
bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena cava superior. Maka dengan demikian
paru-paru mempunyai persendian darah ganda. Hilus (tampuk) paru-paru dibentuk
oleh struktur berikut : Arteri pulmonaris,yang mengembalikan darah tanpa oksigen
kedalam paru-paru untuk diisi Oksigen,vena pulmonalis yang mengembalikan darah
berisi oksigen dari paru-paru ke jantung.Bronkus yang bercabang dan beranting
membentuk pohon bronkial, merupakan jalan utama udara.
Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke
jaringan paru-paru.Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru-paru
ke vena kava superior. Pembuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat
banyak. Persyarafan . Paru-paru mendapat pelayanandari saraf vagus dan saraf
simpati.Kelenjar limfe. Semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru-paru
dapat menyalurkan kedalam kelenjar yang ada ditampuk paru-paru. Pleura,setiap
paru-paru dilapisi membran serosa rangkap dua yaitu pleura. Pleura viseralis erat
melapisi paru-paru, masuk kedalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus
satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tampuk paru-
paru dan membentuk pleura parietalis dan melapisi bagian dalam dinding dada.
Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma
adalah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak dileher ialah pleura servikalis.
Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia
sibson) dan diatas membran ini terletak arteri subklavia. Diantara kedua lapisan
pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk minyaki permukaannya dan menghindarkan
gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernafas bergerak. Dalam
keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan . ruang atau
rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak
normal atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi
jelas.
f. Paru-paru
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernfasan utama. Paru-paru mengisi
rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam media
stinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak)
diatas dan sedikit muncul lebih tinggi daripada clavikula didalam dasar leher.
Pangkal paru-paru duduk diatas landae rongga thoraks,diatas diafraghma. Paru-paru
mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang
memutar tampuk paruparu, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang,dan sisi
depan yang menutup sebagian sisi depan jantung.Paru-paru dibagi menjadi beberapa
belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru
kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Jaringan paruparu elastis,berpori,
dan seperti spons.

Fisiologi Pernafasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondoksida . pada
pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernafas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial
ke alveoli, dan dapat behubungan erat dengan darah didalam kapiler pulmonaris.Hanya
satu lapisan membran, yaitu membran alveoli kapiler,yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Dan
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu
hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler kapiler darah ke alveoli, dan
setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan
mulut.Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan
eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah
tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-
paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah
datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah
CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.
Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernafasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut
lebih banyak O2. Pernafasan jaringan atau pernafasan interna,darah yang telah
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat.
Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan
oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi,
yaitu karbondioksida.Perubahan-perubahan berikut terjadi pada komposisi udara
dalam alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan eksterna dan
pernafasan interna atau pernafasan jaringan. Udara yang dihembuskan jenuh dengan
uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 persen panas badan hilang
untuk pemanasan udara yang dikeluarkan). Daya muat udara oleh paru-paru,besar
daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 4½ sampai 5
liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10-nya atau 500 ml adalah
udara pasang surut (tidal air ), yaitu yang dihirup masuk dan diembuskan keluar pada
pernafasan biasa dengan tenang.Kapasitas vital,volume udara yang dapat dicapai
masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas
paruparu. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter
dan pada seorang perempuan ,3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-
paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru), dan kelemahan otot
pernafasan.

2. DEFENISI

Penyakit Paru Obstruksi Kronik adalah kelainan dengan klasifikasi yang luas,
termasuk bronkitis, brokiektasis, emfisema, dan asma. Ini merupakan kondisi yang
tidak dapat pulih yang berkaitan dengan dispnea pada aktivitas fisik dan mengurangi
aliran udara (Suzanne C. Smeltzer, 2002).

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan sekumpulan penyakit paru


yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaraan patofisiologi utamanya.Bronkitis kronis, emfisema paru,
dan asma bronkial membentuk satu kesatuan yang disebut Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD) (Price Sylvia, 2006).

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru dimana terjadi
obstruksi aliran udara yang biasanya progresif dan tidak reversible. Obstruksi aliran
udara terjadi karena kerusakan jalan nafas dan parenkim paru.

PPOK adalah penyakit obstruksi jalan nafas karena bronchitis atau emfisema,
bias disertai hiperaktivitas bronchus dan sebagian bersifat reversible.

3. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya PPOK adalah:

 Kebiasaan merokok
Merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian
jumlah rata-rata batang rokok
dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
 Polusi udara
 Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja
 Riwayat infeksi saluran nafas
 Bersifat genetic yaiu defisiensi ά-1 antitripsin
 Hipereaktiviti bronkus
 Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang

4. PATOFISIOLOGI

Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang


disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia
yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit
bernapas.

Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah


oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi
oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya
fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti
fungsi ventilasi paru.

Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi


bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis.
Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis),
yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah
masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam
alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping).

Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala
akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan
ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi paru:
ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan.

5. MANIFESTASI KLINIS/TANDA DAN GEJALA

a. Mempunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis (blue bloater).


b. Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).
Tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:
1) Kelemahan badan
2) Batuk
3) Sesak napas
4) Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
5) Mengi atau wheeze
6) Ekspirasi yang memanjang
7) Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut
8) Penggunaan otot bantu pernapasan
9) Suara napas melemah
10) Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
11) Edema kaki, asites dan jari tabuh

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan rutin
1. Faal paru

• Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP

- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP

Obstruksi :% VEP1(VEP1/VEP1pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %

-VEP1merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai


beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.

-Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter
walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau
variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%

• Uji bronkodilator

- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE


meter.

-Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit


kemudian dilihat perubahan nilai VEP1atau APE, perubahan VEP1atau APE
< 20% nilai awal dan < 200 ml

- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil

2. Darah rutin

Hb, Ht, leukosit

3. Radiologi

Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain

Pada emfisema terlihat gambaran :

- Hiperinflasi
- Hiperlusen

- Ruang retrosternal melebar

- Diafragma mendatar

4. Analisis gas darah

Terutama untuk menilai :

- Gagal napas kronik stabil

- Gagal napas akut pada gagal napas kronik

5. CT - Scan resolusi tinggi

Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula
yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos.

- Scan ventilasi perfusi : Mengetahui fungsi respirasi paru

6. Elektrokardiografi

Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan


hipertrofi ventrikel kanan.

7. Ekokardiografi : Menilai funfsi jantung kanan

7. PENATALAKSANAAN
a. Pencegahan: mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara.
b. Terapi eksaserbasi akut dilakukan dengan:
1) Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai dengan infeksi.
 Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. influenza dan S. pneumonia, maka
digunakan ampisilin 4x0,25-0,5 gr/hr atau eritromisin 4x0,5 gr/hr
 Augmentin (amoksilin dan asam kluvulanat) dapat diberikan jika penyebab
kuman infeksinya adalah H. influenzae dan B. catarhalis yang memproduksi
β-laktamase
Pemberian antibiotik seperti kotimoksazol, amoksilin, atau doksisiklin pad
pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat penyembuhan dan
membantu mempercepat kenaikan peak flow rate. Namun hanya dalam 7-10 hari
selama periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda
pneumonia, maka dianjurkan antibiotik yang lebih kuat

2) Terapi oksigen diberikanjika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia


dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2.

3) Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik.

4) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termasuk di dalamnya


golongan adrenergik β dan anti kolinergik.

Terapi jangka panjang dilakukan dengan:

a. Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4x0,25-0,5 gr/hr


dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut

b. Bronkodilator tergantung tingkat reversible obstruksi saluran nafas tiap pasien


maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi
faal paru

c. Fisioterapi
d. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
e. Mukolitik dan ekspetoran
f. Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal nafas tipe II
dengan PaO2<7,3 kPa(55mmHg)
g. Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan
terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi
Rehabilitasi untuk pasien PPOK adalah:

 Fisioterapi
 Rehabilitasi psikis
8. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang bias ditimbulkan dari PPOK adalah

 Infeksi yang berulang


 Pneumotoraks spontan
 Eritrosis karena keadaan hipoksia kronik
 Kor pulmonal.
 Gagal nafas akibat eksaserbasi akut PPOK akan ketergantungan pada
ventilasi
9. WOC
Terlampir

B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien

Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat,
nomor rekam medis, nama penanggung jawab, hubungan dengan pasien.

b. Riwayat Kesehatam
1) Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian yaitu batuk ada secret, sesak
nafas.

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Adanya suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, sesak nafas, batuk
ada sekretnya, nafsu makan menurun.

3) Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mempunyai riwayat penyakit TB paru, kegagalan jantung kiri, tumor


primer pleura.

4) Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga mempunyai penyakit yang menurun atau menular.

c. Pengkajian Pola Fungsional Gordon


1) Persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan
Pada pengumpulan data tentang persepsi dan pemeliharaan kesehatan yang
perlu ditanyakan adalah persepsi terhadap penyakit atau sakit, persepsi
terhadap kesehatan, persepsi terhadap penatalaksanaan kesehatan seperti
penggunaan atau pemakaian tembakau, atau penggunaan alkohol dan
sebagainya.

2) Nutrisi dan metabolik


Pada pola nutrisi dan metabolik yang ditanyakan adalah diet
khusus,/suplemen yang di konsumsi, instruksi diet sebelumnya, nafsu
makan, jumlah makan atau jumlah minum serta cairan yang masuk, ada
tidaknya mual-muntah, stomatitis, fluktuasi BB 6 bulan terakhir naik/turun,
adanya kesukaran menelan, penggunaan gigi palsu atau tidak, riwayat
masalah/penyembuhan kulit, ada tidaknya ruam, kekeringan, kebutuhan
jumlah zat gzinya, dll.
3) Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada/tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia, tipe ostomi yang di
alami, kebiasaan alvi, ada/tidaknya disuria, nuctoria, urgensi, hematuri,
retensi, inkontinensia, apakah kateter indwing atau kateter eksternal, dll.
4) Aktivitas dan latihan
Pada pengumpulan data ini yang perlu ditanyakan adalah kemampuan dalam
menata diri antara lain seperti makan, mandi, berpakaian, toileting, tingkat
mobilitas di tempat tidur, berpindah, berjalan, dll.
5) Kognitif dan perseptual
Pada pola ini yang ditanyakan adalah keadaan mental, cara berbicara normal
atau tidak, kemampuan berkomunikasi, keadekuatan alat sensori, seperti
penglihatan pendengaran, pengecapan, penghidu, persepsi nyeri,kemampuan
fungsional kognitif.
6) Istirahat dan tidur
Pengkajian pola tidur dan istirahat ini yang ditanyakan adalah jumlah jam
tidur pada malam hari , pagi hari, siang hari, merasa tenang setelah tidur,
masalah selama tidur, adanya terbangun dini, insomnia atau mimpi buruk.
7) Persepsi diri dan konsep diri
Pada persepsi ini yang ditanyakan adalah persepsi tentang dirinya dari
masalah-masalah yang ada seperti perasaan kecemasan, ketakutan atau
penilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsep diri, gambaran diri
dan identitas tentang dirinya.

8) Peran dan hubungan


Pada pola yang perlu ditanyakan adalah pekerjaan, status pekerjaan,
kemampuan bekerja, hubungan dengan klien atau keluarga, dan gangguan
terhadap peran yang dilakukan.
9) Seksualitas dan reproduksi
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh klien dengan
seksualitas, tahap dan pola reproduksi.
10) Koping dan toleransi stress
Pola koping yang umum, toleransi stress, sistem pendukung, dan
kemampuan yang dirasakan untuk mengendalikan dan menangani situasi.
11). Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan yang perlu ditanyakan adalah agama apa dan
pantangan dalam agama selama sakit serta kebutuhan adanya rohaniawan.

2. PERUMUSAN DIAGNOSA (NANDA), PENENTUAN KRITERIA HASIL


(NOC) DAN PERUMUSAN INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC)

DIAGNOSA NANDA, NOC, NIC KLIEN DENGAN PPOK

NO Tujuan dan Kriteria


Diagnosa Intervensi
Hasil

1. Ketidakefektifan NOC: NIC:


bersihan jalan nafas
berhubungan dengan  Respiratory  Airway Suction
obstruksi jalan nafas. Status:Ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral / trakeal
 Respiratory status: suctioning
Definisi : Ketidakma Airway patency 2. Auskultassi suara nafas sebelum dan
mpuan untuk Kriteria Hasil: sesudah suctioning
membersihkan 3. Informasikan pada klien dan kluarga
sekresi atau obstruksi  Mendemonstrasikan tentang suctioning
dari saluran batuk efektif dan suara 4. Minta pasien nafas dalam sebelum
pernafasan untuk nafas yang bersih, tidak suction dilakukan
mempertahankan ada sianosis dan 5. Berikan O2 dengan menggunakan
kiebersihan jalan dyspneu(mampu nasal untuk memfasilitassi suction
nafas. mengelurkan nasotrakeal
sputum,mampu bernafas 6. Gunakan alat yang steril setiap
Batasan Karakteristik dengan mudah,tidak ada melakukan tindakan
: suara nafas abnormal) 7. Anjurkan passien untuk istirahat dan
 Tidak ada batuk  Menunjukkan jalan nafass dalam setelah kateter
nafas yang paten ( klien dikeluarkan dari nasotrakeal
 Suara napas
tidak merasa tercekik, 8. Monitor status oksigen pasien
tambahan
irama nafas,frekuensi 9. Ajarkan keluarga bagaimana cara
 Perubahan
pernafasan dalam melakukan suction
frekuensi napas
rentang normal,tidak 10. Hentikan suction dan berikan
 Perubahan irama
ada suara nafas oksigen apabila pasien menunjukkan
napas
abnormala) bradikardi,peningkatan saturassi O2
 Sianosis
Mampu ,dll.
mengidentifikasikan dan  Airway Management
 Kesulitan mencegah faktor yang 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik
berbicara atau dapat menghambat bjalan chin lift atau jaw thrust bila perlu
mengeluarakan nafas 2. Posisikan pasien untuk
suara memaksimalkan ventilasi
 Penurunan bunyi 3. Identifikasi pasien perlunya
napas pemasangan alat jalan nafas buatan
 Dipsneu 4. Pasang mayo bila perlu
 Sputum dalam 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jumlah yang 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau
berlebihan suction
 Batuk yang tidak 7. Auskultassi suara nafass , catat
efektif adanya suara tambahan
 Orthopneu 8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
 Gelisah
10. Berikan pelembab udara kassa
 Mata terbuka lebar
basah NaCl lembab
Faktor Yang
11. Atur intake untuk cairan
berhubungan.
mengoptimalkan keseimbangan
1. Lingkungan: 12. Monitor rspirasi dan status O2
 Perokok pasif
 Pengisap asap
 Merokok
2. Obstruksi jalan
nafas:
 Spasme jalan
nafas
 Mokus dalam
jumlah
berlebihan
 Eksudat dalam
jalan alveoli
 Mareti asing
dalam jalan
nafas
 Adanya jalan
nafas buatan
 Sekresi
bertahan/sisa
sekresi
 Sekresi dalam
bronki
3. Fisiologis:
 Jalan nafas
alergik
 Asma
 Penyakit paru
obstruktif
kronik
 Hiperplasihiper
plasi dinding
bronkial
 Infeksi
 Disfungsi
neuromuskular
2. Gangguan pertukara NIC:
NOC :
n gas berhubungan
dengan hipoksia  Respiratory Status:Gas  Airway Management
kronik pada jaringan 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik
exchange
paru. chin lift atau jaw thrust bila perlu
 Respiratory status:
2. Posisikan passien untuk
Definisi : Kelebihan Ventilation
mamaksimalkan ventilasi
atau defisit pada  Vital Sign status 3. Identifikasi pasien perlunya
oksigenasi atau Kriteria Hasil : pemasangan alat jalan nafas buatan
eleminassi karbon  Mendemonstrasikan 4. Pasang mayo bila perlu
dioksida pada peningkatan ventilassi 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
membran alveolar - dan oksigenassi yang 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau
kapiler adekuat suction
 Memelihara kebersihan 7. Auskultassi suara nafass , catat
Batasan
paru – paru dan bebas adanya suara tambahan
karakteristik :
dari tanda – tanda 8. Lakukan suction pada mayo
 PH darah arteri distress pernafasan 9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara kassa
abnormal  Mendemonstrasikan
 PH arteri abnormal basah NaCl lembab
batuk efektif dan suara
 Pernafasan 11. Atur intake untuk cairan
nafas yang bersih,tidak
abnormal(mis,puc mengoptimalkan keseimbangan
ada sianosis dan
at,kehitaman) 12. Monitor rspirasi dan status O2
dyspneu ( mampu
13. Respiratory Monitoring
 Konfusi mengeluarkan sputum,
14. Monitor rata – rata ,kedalaman,
 Sianosis(pada mampu bernafas dengan
irama, dan usaha respirasi
neonatus saja) mudah,tidak ada pursed
15. Catat pergerakan dada, amati
 Penurunan lips)
kesimetrisan,pengguanaan otot
karbondioksida  Tanda – tanda vital
tambahan,retraksi otot
 Diaforesis dalam rentang normal
supraclavicular dan intercostal
 Dispneu 16. Monitor suara nafas,seperti
 Sakit kepala saat dengkur
bangun 17. Monitor pola
 Hiperkapnia nafas:bradipneu,takipneu, kussmaul,
 Hipoksemia hiperventilasi, cheyne stokes, biot
 Hipoksia 18. Catat lokassi trakea
 Iritabilitas 19. Monitor kelelahan otot
diafragma(gerakan paradoksis)
 Nafas cuping
20. Auskultassi suara nafas ,catat area
hidung
penurunan/ tidak adaventilasi dan
 Gelisah
suara nafas tambahan
 Samnolen
21. Tentukan kebutuhan suction
 Takikardi
dengan mengauskultasi crakles dan
gangguan
rocki pada jalan nafs
penglihatan
traumaAuskultassi suara paru setelah
Faktor-faktor yang
tindakan untuik mengetahui
berhubungan :
hasilnya.
 Perubahan
membran alveolar
– kapiler
 Ventilasi - perfusi
3. Pola nafas tidak NOC: NIC:
efektif b.d ❖Respiratory status : Monitor Respirasi dan status O2
Ketidakadekuatan Ventilation ❖ Bersihkan mulut, hidung dan secret
ekspansi paru. ❖Respiratory status : trakea
Airway patency ❖ Pertahankan jalan nafas yang paten
Definisi : Inspirasi ❖Vital sign Status ❖ Observasi adanya tanda tanda
atau ekspirasi yang hipoventilasi
tidak memberi Kriteria hasil: ❖ Monitor adanya kecemasan pasien
ventilasi ❖Mendemonstrasikan terhadap oksigenasi
Batasan batuk efektif dan suara ❖ Monitor vital sign
Karakteristik: nafas yang bersih, tidak ❖ Informasikan pada pasien dan keluarga
ada sianosis dan dyspneu tentang tehnik relaksasi untuk
 Perubahan (mampu mengeluarkan memperbaiki pola nafas.
kedalaman sputum, mampu bernafas ❖ Ajarkan bagaimana batuk efektif
bernafas dg mudah, tidakada ❖ Monitor pola nafas
 Perubaham pursed lips) ❖ Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ekskursi dada ❖Menunjukkan jalan ventilasi
 Mengambil nafas yang paten (klien ❖ Lakukan fisioterapi dada jika perlu
posisi tiga titik tidak merasa tercekik, ❖ Keluarkan sekret dengan batuk atau
 Bradipneu irama nafas, frekuensi suction
pernafasan dalam ❖ Auskultasi suara nafas, catat adanya
 Penurunan tekanan rentang normal, tidak suara tambahan
ekspirasi ada suara nafas ❖ Berikan bronkodilator
 Penurunan abnormal) ❖ Berikan pelembab udara Kassa basah
ventilasi se menit ❖Tanda Tanda vital dalam NaCl Lembab
 Penurunan rentang normal (tekanan ❖ Atur intake untuk cairan
kapsitas vital darah, nadi, pernafasan) mengoptimalkan keseimbangan.
 Dipsne
 Peningkatan
diameter anterior
posterior
 Pernapasan cuping
hidung
 Ortopneu
 Fese ekspirassi
memanjang
 Pernapasan bibir
 Takipneu
 Penggunaan otot
eksesorius untuk
bernapas
Faktor faktor yang
berhubungan :

 Ansietas
 Posisi tubuh
 Defomitas tulang
 Defomitas dinding
dada
 Keletihan
 Hiperventilasi
 Sindrom
hipoventilasi
 Gangguan
muskuloskeletal
 Kerusakan
neurologis
 Imaturitas
neurologis
 Disfungsi
neuromuskular
 Obesitas
 Nyeri
 Keletihan otot
pernafasan cedera
medula spinalis

Gangguan pertukaran NOC: NIC :


gas b.d penurunan ❖ Respiratory Status : Gas Airway Management
pemasukan O2. exchange ● Posisikan pasien untuk memaksimalkan
❖ Keseimbangan asam ventilasi
Ditandai dengan: ● Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Basa, Elektrolit
- Dispnea ❖ Respiratory Status : ● Keluarkan sekret dengan batuk atau
ventilation suction
- Takipnea ❖ Vital Sign Status ● Auskultasi suara nafas, catat adanya
Setelah dilakukan tindakan suara tambahan
- Sianosis
keperawatan selama …. ● Berikan bronkodilator
- Gerakan dada Gangguan pertukaran ● Barikan pelembab udara
paradoksial pasien teratasi dengan ● Atur intake untuk cairan
kriteria hasi: mengoptimalkan keseimbangan.
- Berkurang/tidak ❖ Mendemonstrasikan ● Monitor respirasi dan status O2
ada bunyi nafas peningkatan ventilasi ● Catat pergerakan dada,amati
dan oksigenasi yang kesimetrisan, penggunaan otot
- Ronki kasar/halus
adekuat tambahan, retraksi otot supraclavicular
- Hemoptisis ❖ Memelihara kebersihan dan intercostal
paru paru dan bebas dari ● Monitor suara nafas, seperti dengkur
- Gelisah/ tanda tanda distress ● Monitor pola nafas : bradipena,
kekacauan mental pernafasan takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
- GDA abnormal ❖ Mendemonstrasikan cheyne stokes, biot
batuk efektif dan suara ● Auskultasi suara nafas, catat area
- Nyeri dada nafas yang bersih, tidak penurunan / tidak adanya ventilasi dan
meningkat bila nafas ada sianosis dan suara tambahan
dalam dyspneu (mampu ● Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
mengeluarkan sputum, mental
- Penggunaan otot
mampu bernafas dengan ● Observasi sianosis khususnya membran
aksesori pernafasan
mudah, tidak ada pursed mukosa
- Deviasi trakea lips) ● Jelaskan pada pasien dan keluarga
❖ Tanda tanda vital dalam tentang persiapan tindakan dan tujuan
- Bunyi abnormal rentang normal penggunaan alat tambahan (O2, Suction,
perkusi dada ❖ AGD dalam batas Inhalasi)
- Batuk tidak efektif normal Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama
❖ Status neurologis dalam dan denyut jantung
batas normal

3. Ketidak seimbangan Status Nutrisi Konseling gizi


Nutrisi : Kurang dari Definisi : Menggunakan proses bantu
kebutuhan tubuh b.d - Asupan nutrisi baik yang interaktif yang berfokus pada
anoreksia dan diare - Asupan makanan baik kebutuhan modifikasi diet/makanan
yang kronik - Asupan cairan baik
Definisi : Asupan - Lakukan hubungan terapeutik
nutrisi tidak Status Nutrisi : Asupan berdasarkan kepercayaan dan
mencukupi untuk makanan dan cairan kepedulian
memenuhi Definisi : jumlah makanan - Tentukan asukan makanan pasien dan
kebutuhan metabolik dan cairan yang diambil ke kebiasaan makan
Ditandai dengan : dalam tubuh selama - fasilitasi identifikasi terhadap perilaku
periode 24-jam makan yang harus di ganti
 Penurunan - Gunakan standar gizi yang sudah
BB drastis - Asupan Makanan disetujui untuk klien dalam
secara oral baik
 Bising usus mengevalulasi keadekuatan asupan
- Asupan dari tabung makanan
hiperaktif
pengisi baik
 Cepat - Diskusikan makanan yang klien sukai
- Asupan cairan oral baik dan yang tidak disukai
kenyang
- Asupan cairan melalui - Diskusikan arti dari makanan kepada
setelah
intravena baik pasien
makan
- Asupan nutrisi secara
 Diare Terapi Nutrisi
parenteral baik
 Kehilangan Definisi : administrasi makanan dan
rambut cairan untuk mendukung proses
Status Nutrisi : Asupan metabolisme pasien yang kurang gizi atau
berlebihan
nutrisi
 Kelemahan berisiko tinggi untuk menjadi menjadi
Definisi : Asupan nutrisi kurang gizi
otot
untuk memenuhi
pengunyah
kebutuhan metabolic - Lakukan penilaian gizi dengan
 Ketdakmamp lengkap,
uan - Asupan kalori memadai - Pantau cairan / makanan yang ditelan
 Mema - Asupan protein cukup dan menghitung asupan kalori harian
 Memakan - Asupan lemak cukup - Sediakan makanan yang dibutuhkan
makanan - Asupan karbohidrat dalam batas diet yang ditentukan
 Kram cukup - Berikan pasien dengan tinggi protein,
abdomen - Asupan serat cukup tinggi kalori, makanan dan minuman
 Kurang minat - Asupan vitamin cukup bergizi jari yang dapat mudah
makan - Asupan mineral cukup dikonsumsi,
- Asupan zat besi cukup - Pilih suplemen gizi,
- Asupan kalsium cukup
 Membran - Asupan garam cukup
mukosa pucat

4. Intoleransi aktivitas NOC: NIC :


berhubungan dengan
 Energy Consevation  Activity Therapy
kelemahan secara
 Activity tolerance 1. ·Kolaborasikan dengan tenaga
umum.
 SelfCare: ADls rehabilitasi medik dalam
Defenisi : Kriteria Hasil : merencanakan program terapi yang
keidakcukupan tepat
 Berpartisipassi dalam
energy psikologis 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktifitas fisik tanpa
atau fisiologis untuk aktivitas yang mampu dilakukan
disertai peningkatan
mempertahankan 3. Bantu untuk memilih aktivitas yang
tekanan darah , nadi dan
ataumenyelesaikan konsisten yang sesuai dengan
RR
aktivitas kehidupan kemampuan fisik , psikologi dan
 Mampu melakukan
sehari-hari yang sosial
aktifitass sehari - harib
harus atau yang ingin 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan
(ADLs)secara mandiri
dilakukan. mendapatkan sumber yang
 Tanda – tanda vital
diperlukan untuk aktivitas yang di
Batasan karakteristik normal
inginkan
:  Energy psikomotor 5. Bantu untuk mendapatkan alat
 Dispnea setelah  Level kelemahan bantuan aktivitas seperti kursi roda,
beraktivitas  Mampu krek,
 Keletihan berpindah:dengan atau 6. Bantu untuk mengidentivikasi
 Ketidaknyamanan tanpa bantuan alat kegiatan yang disukai
setelah  Status kardiopulmonari 7. Bantu klien untuk membuat jadwal
beraktivitas adekuat latihan diwaktu luang
 Perubahan EKG  Sirkulassi status baik 8. Bantu pasien / keluarga untuk
 Respon frekuensi Status respirasi: ,mengidentifikasi kekurangan dalam
jantung abnormal pertukaran gas dan beraktifitas
ventilasi adekuat
terhadap aktivitas 9. Sediakan penguatan positif bagi
 Respon tekanan yang aktif beraktivitas
darah abnormal 10. Bantu pasien untuk
terhadap aktivitas mengembangkan motivasi diridan
Faktor yang penguatan
berhubungan : 11. Monitor respon fisik,emosi,sosial
dan spiritual
 Gaya hidup yang
kurang gerak
 Imoblitas
 Ketidakseimbanga
n antara supalia
oksigen dan
kebutuhan
Tirah baring

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
NANDA International. 2009. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta: EGC
Price, Sylvia Anderson, Wilsom, Lorraine M. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, Ed.6. Vol:2. Jakarta: EGC
Smelltzer, Suzane C, Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Volume 1.
Edisi 8. Jakarta: EGC
WOC PNEUMOTHORAK

Asap rokok,polusi udara,


riwayat infeksi saluran pernafasan

gangguan pembersihan paru

peradangan bronkus

kelenjar mensekresi lendir dan


sel goblet meningkat
produksi sekret berlebihan

batuk tidak efektif

sekret tidak bisa keluar

terjadi akumulasi

secret berlebihan

MK: Bersihan jalan obstruksi jalan nafas


nafas tidak efektif
batuk, sesak nafas
pertukaran gas O2 dan CO2 nafas pendek
tidak adekuat
MK: Gangguan MK: Pola nafas tidak efektif mual,muntah suplay oksigen
pertukaran gas dalam jaringan
kurang

anoreksia kelemahan

intake tidak
adekuat

MK: Nutrisi kurang MK: Intoleransi


Dari kebutuhan tubuh aktivitas

Anda mungkin juga menyukai