MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 1
Icka Irma CMR0180043
Rheza Gian G. CMR0180053
Siti Rosidah CMR0180058
Widiyawati CMR0180064
Zidan Muhamad R. CMR0180065
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penyusun diberi kesempatan yang luar
biasa ini untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Pembuangan Limbah
Domestik ke Sungai Ciketak Kecamatan Kadugede”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih kepada Ibu
Bibit Nasrokhatun D, SKM.,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan yang telah membimbing kami agar makalah ini tersusun
dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran demi perbaikan karya tulis selanjutnya.
Kami pun memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.
Penyusun,
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ................................................................................................... 13
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai, sungai yang berfungsi
sebagai wadah pengaliran air selalu berada di posisi paling rendah dalam
landskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat dipisahkan dari kondisi
Daerah Aliran Sungai (PP 38 Tahun 2011). Kualitas air sungai dipengaruhi
oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan sedangkan
kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas
manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho, 2005). Berdasarkan penjelasan
diatas, maka kami bermaksud untuk menyusun makalah dengan judul
“Pembuangan Limbah Domestik ke Sungai Ciketak Kecamatan Kadugede”,
berdasarkan observasi yang telah kami lakukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
2.2.2 Kandungan bahan pencemar
Berdasarkan cara penggunaannya, bahan pencemar air yang
mungkin terkandung di sungai Ciketak antara lain:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen
yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah
industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga
(sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan,
tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian
sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga
apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan
organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses
penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan
menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak
untuk diminum atau untuk mandi.
b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan
pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli
yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri,
kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal
dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran
hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-
logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb),
tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui
makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti
ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu
fungsi organ tubuh tersebut.
4
Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida,
herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah
industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung
dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan
makhluk hidup.
d) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti
senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga
(ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain
itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme
dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal
ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
e) Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemar air ini akan dikelompokkan menjadi : Sabun (deterjen, sampo
dan bahan pembersih lainnya), Bahan pemberantas hama (insektisida),
Zat warna kimia, Zat radioaktif.
Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan
akan mengganggu karena alasan berikut : a. Larutan sabun akan
menaikkan pH air sehingga dapat menggangg kehidupan organisme di
dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan
menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11 b. Bahan antiseptic yang
ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu kehidupan
mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan c. Ada sebagian
bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh
mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang tentu
akan merugikan lingkungan. Namun akhir-akhir ini mulai banyak
digunakan bahan sabun/deterjen yang dapat didegradsi oleh
5
mikroorganisme.
Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan
pertanian seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa
insektisida pada daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan
insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui
pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian
kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Seperti
halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida
bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan. Bahan
insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme,
kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Waktu degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa
minggu sampai dengan beberapa tahun.
Kemudian, bila terjadi pembuangan zat kimia ke air lingkungan
dapat menjadi sangat berbahaya. Selain sifatnya racun, zat warna
kimia juga akan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air 17
mempengaruhi pH air lingkungan, yang menjadikan gangguan bagi
mikroorganisme dan hewan air.
6
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH,
2004):
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
7
- air sebagai media untuk hidup vector penyakit. Ada beberapa penyakit
yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit
yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar
lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
8
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun
akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat
mengurangi estetika.
9
kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir
yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang
bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah
nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan
beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita
konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi
makhluk hidup dan lingkungan ?
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air.
Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang
dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun
dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai
pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat
dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada
akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang
harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi
tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah
pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran
akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga
akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran limbah rumah tangga pada sungai ciketak adalah
karena perilaku masyarakat membuang sampah di sungai karena
tidak adanya tempat pembuangan sementara yang dekat dari tempat
tinggal dan tidak setiap hari petugas kebersihan datang untuk
membawa sampah yang telah dikumpulkan. Komponen pencemaran
pada sungai ciketak yaitu sampah padat, sampah rumah tangga atau
dari sisa makanan manusia baik itu sampah organik maupun sampah
anorganik, limbah cair yang mengandung bahan organik, sisa
bahan/zat kimia (pestisida), sampah bekas potong hewan, dsb.
Pengendalian sungai dari pencemaran yaitu dapat dilakukan
dengan cara memberikan peringatan dan tindak tegas apabila ada
yang buah sampah atau limbah sembarangan, masyarakat disekitar
juga dapat diajak kerjasama untuk menjaga kebersihan sungai
dengan membuat tempat penampungan sampah sementara yang
selanjutnya akan diangkut oleh truk pengangkut sampah setiap hari
atau minimal dua hari sekali.
3.2 Saran
Perlu diadakan bersih-bersih sungai, memberikan kesadaran
kepada masyarakat tentang pentingnya sungai bagi kehidupan sehari
beserta dampak dari pembuangan sampah pada sungai dan
pembuatan tempat pembuangan sampah pada daerah tersebut agar
masyarakat tidak membuang sampah sembarangan pada sungai.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Anwar Saleh Pohan,dkk. Vol 14, no 2 (2016). Analisis Kualitas Air Sungai
Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan:UNDIP
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14595
[diakses tanggal 18 November 2019]
Agustiningsih, Dyah ,dkk. Vol.09 no.2 (2012). Analisis Air dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Sungai Blukar Kabupaten Kendal :UNDIP
https://pdfs.semanticscholar.org/8560/5405d7d4ac8b7cd12c02be48537c4
4ac2394.pdf [diakses tanggal 18 November 2019]
12
LAMPIRAN I
13
LAMPIRAN II
14
LAMPIRAN III
15