Anda di halaman 1dari 19

PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK

KE SUNGAI CIKETAK KECAMATAN KADUGEDE

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Dasar Kesehatan Lingkungan

Dosen Pengampu : Bibit Nasrokhatun D, SKM.,M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 1
Icka Irma CMR0180043
Rheza Gian G. CMR0180053
Siti Rosidah CMR0180058
Widiyawati CMR0180064
Zidan Muhamad R. CMR0180065

S1 KESEHATAN MASYARAKAT REGULER B TINGKAT 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


Jl. Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Telp: (0232) 875847 Fax: 875123
www.stikku.ac.id

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penyusun diberi kesempatan yang luar
biasa ini untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Pembuangan Limbah
Domestik ke Sungai Ciketak Kecamatan Kadugede”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih kepada Ibu
Bibit Nasrokhatun D, SKM.,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan yang telah membimbing kami agar makalah ini tersusun
dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran demi perbaikan karya tulis selanjutnya.
Kami pun memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.

Kuningan, 18 November 2019

Penyusun,
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


2.1 Sumber Kegiatan .................................................................................. 3
2.2 Hasil Pengamatan ................................................................................. 3
2.3 Dampak Negatif Pencemaran Sungai................................................... 6
2.4 Langkah Penyelesaian Masalah, .......................................................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

LAMPIRAN ................................................................................................... 13

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perairan sungai merupakan tempat yang memiliki peran penting bagi
makhluk hidup. Keberadaan ekosistem sungai dapat memberikan manfaat bagi
makhluk hidup, baik yang hidup di dalam sungai maupun yang ada di
sekitarnya. Kegiatan manusia sebagai bentuk kegiatan pembangunan akan
berdampak pada perairan sungai. Adanya kegiatan manusia dan industri yang
memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk membuang limbah. Hal
tersebut akan berdampak pada penurunan kualitas air, yaitu dengan adanya
perubahan kondisi fisika, kimia dan biologi. Kondisi sungai yang
tercemar tidak dapat digunakan untuk kegiatan perikanan (Salmin, 2005).
Sungai sebagai sumber daya alam merupakan ekosistem perairan yang
sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Pada umumnya sungai
dimanfaatkan untuk keperluan aktivitas rumah tangga (mandi, cuci, kakus),
bahan baku air minum, rekreasi (pemandian), pertanian perikanan,
penambangan pasir, transportasi bahkan untuk perindustrian dalam skala kecil
maupun besar. Selain itu, sungai menjadi media tempat hidup berbagai jenis
tumbuhan, air, ikan, plankton dan makro invertebrata yang melekat di dasar
sungai (Soemarwoto, 2001).
Sampah-sampah atau kotoran yang tidak berguna akibat proses
kehidupan manusia yang sering juga dibuang ke dalam tanah maupun
air/sungai. Beberapa bentuk pencemaran, terutama disebabkan oleh zat kimia
beracun seperti asam, alkali, lemak, detergen, dan lain-lain mempunyai
pengaruh langsung yang destruktif pada kehidupan. Selain oleh zat-zat kima,
air dapat pula dicemari oleh bibit-bibit penyakit yang kemudian dapat
menulari hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi penyakit yang
luas di masyarakat (Supardi, 2003).

1
Di dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai, sungai yang berfungsi
sebagai wadah pengaliran air selalu berada di posisi paling rendah dalam
landskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat dipisahkan dari kondisi
Daerah Aliran Sungai (PP 38 Tahun 2011). Kualitas air sungai dipengaruhi
oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan sedangkan
kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas
manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho, 2005). Berdasarkan penjelasan
diatas, maka kami bermaksud untuk menyusun makalah dengan judul
“Pembuangan Limbah Domestik ke Sungai Ciketak Kecamatan Kadugede”,
berdasarkan observasi yang telah kami lakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Sedangkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
diantaranya:
1. Darimana sumber kegiatan pengamatan yang dilakukan penyusun?
2. Apa saja yang kandungan bahan pencemaran di sungai Ciketak?
3. Apa dampak negatif pencemaran sungai Ciketak bagi lingkungan?
4. Apa dampak negatif pencemaran sungai Ciketak bagi masyarakat?
5. Bagaimana alternatif penyelesaian masalahnya?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penyusunan makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui sumber kegiatan pengamatan yang dilakukan penyusun.
2. Mengetahui kandungan bahan pencemaran di sungai Ciketak.
3. Mengetahui dampak negatif pencemaran sungai Ciketak bagi lingkungan.
4. Mengetahui dampak negatif pencemaran sungai Ciketak bagi masyarakat.
5. Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah alternatif penyelesaian
masalah pencemaran sungai.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Kegiatan


a. Waktu dan tempat pelaksanaan:
Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 8 November 2019 di
sekitar Sungai desa Ciketak, Kecamatan Kadugede.
b. Teknis pelaksanaan :
Penyusun melakukan observasi langsung pada sungai di desa
Ciketak kemudian mengambil beberapa responden, yaitu warga
sekitar untuk diwawancarai terkait dengan keadaan sungai tersebut.

2.2 Hasil Pengamatan


Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa keadaan sungai Ciketak:
2.2.1 Pengamatan secara fisik
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan responden, dapat
diketahui bahwa Sungai Ciketak sudah tidak digunakan lagi untuk
kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus), akan tetapi masih digunakan
untuk pengairan ke sawah, dan tempat memandikan ternak. Adapun
sumber air bersih warga sekitar saat ini berasal dari PDAM.
Tingkat kejernihan air dapat dikatakan kurang, keadaan
sungai sudah tercemar sehingga air sungai terlihat keruh. Selain itu,
air sungai pun berbau tidak sedap karena pengaruh berbagai sampah
yang dibuang ke badan sungai. Umumnya limbah yang dibuang ke
sungai Ciketak adalah limbah domestik berupa sampah organik dan
sampah anorganik serta deterjen.
Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau
dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan,
dan daun- daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas,
plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.
Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non

3
biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
2.2.2 Kandungan bahan pencemar
Berdasarkan cara penggunaannya, bahan pencemar air yang
mungkin terkandung di sungai Ciketak antara lain:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen
yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah
industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga
(sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan,
tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian
sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga
apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan
organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses
penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan
menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak
untuk diminum atau untuk mandi.
b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan
pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli
yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri,
kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal
dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran
hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-
logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb),
tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui
makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti
ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu
fungsi organ tubuh tersebut.

4
Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida,
herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah
industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung
dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan
makhluk hidup.
d) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti
senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga
(ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain
itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme
dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal
ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
e) Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemar air ini akan dikelompokkan menjadi : Sabun (deterjen, sampo
dan bahan pembersih lainnya), Bahan pemberantas hama (insektisida),
Zat warna kimia, Zat radioaktif.
Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan
akan mengganggu karena alasan berikut : a. Larutan sabun akan
menaikkan pH air sehingga dapat menggangg kehidupan organisme di
dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan
menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11 b. Bahan antiseptic yang
ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu kehidupan
mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan c. Ada sebagian
bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh
mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang tentu
akan merugikan lingkungan. Namun akhir-akhir ini mulai banyak
digunakan bahan sabun/deterjen yang dapat didegradsi oleh

5
mikroorganisme.
Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan
pertanian seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa
insektisida pada daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan
insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui
pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian
kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Seperti
halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida
bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan. Bahan
insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme,
kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Waktu degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa
minggu sampai dengan beberapa tahun.
Kemudian, bila terjadi pembuangan zat kimia ke air lingkungan
dapat menjadi sangat berbahaya. Selain sifatnya racun, zat warna
kimia juga akan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air 17
mempengaruhi pH air lingkungan, yang menjadikan gangguan bagi
mikroorganisme dan hewan air.

2.3 Dampak Negatif Pencemaran Sungai


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni
air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di
badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut
eutrofikasi (eutrofication).
Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.
Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak
oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.

6
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH,
2004):
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan

2.3.1 Dampak terhadap kehidupan biota air


Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan
kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta
mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan
adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan
tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air
secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan dahulu.
2.3.2 Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu
survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan
terjadinya pencemaran tersebut.
2.3.3 Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :
- air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
- air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
- jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri

7
- air sebagai media untuk hidup vector penyakit. Ada beberapa penyakit
yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit
yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar
lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.

2.3.4 Dampak terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga
dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan

8
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun
akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat
mengurangi estetika.

2.4 Alternatif Penyelesaian Masalah


Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan
secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran.
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita
sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari.
Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse)
sampah tersebut. Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang
dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita
harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti 21 makanan
dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat
unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada
tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan

9
kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir
yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang
bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah
nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan
beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita
konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi
makhluk hidup dan lingkungan ?
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air.
Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang
dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun
dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai
pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat
dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada
akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang
harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi
tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah
pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran
akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga
akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran limbah rumah tangga pada sungai ciketak adalah
karena perilaku masyarakat membuang sampah di sungai karena
tidak adanya tempat pembuangan sementara yang dekat dari tempat
tinggal dan tidak setiap hari petugas kebersihan datang untuk
membawa sampah yang telah dikumpulkan. Komponen pencemaran
pada sungai ciketak yaitu sampah padat, sampah rumah tangga atau
dari sisa makanan manusia baik itu sampah organik maupun sampah
anorganik, limbah cair yang mengandung bahan organik, sisa
bahan/zat kimia (pestisida), sampah bekas potong hewan, dsb.
Pengendalian sungai dari pencemaran yaitu dapat dilakukan
dengan cara memberikan peringatan dan tindak tegas apabila ada
yang buah sampah atau limbah sembarangan, masyarakat disekitar
juga dapat diajak kerjasama untuk menjaga kebersihan sungai
dengan membuat tempat penampungan sampah sementara yang
selanjutnya akan diangkut oleh truk pengangkut sampah setiap hari
atau minimal dua hari sekali.

3.2 Saran
Perlu diadakan bersih-bersih sungai, memberikan kesadaran
kepada masyarakat tentang pentingnya sungai bagi kehidupan sehari
beserta dampak dari pembuangan sampah pada sungai dan
pembuatan tempat pembuangan sampah pada daerah tersebut agar
masyarakat tidak membuang sampah sembarangan pada sungai.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fildzah Shabrina, Tasya. 2016. Implementasi Gerakan Citarum Bestari dalam


Menumbuhkan Civic Responsibility terhadap Lingkungan: UPI
http://repository.upi.edu/23280/4/S_PKN_1204875_Chapter1.pdf
[diakses tanggal 16 November 2019]

Warlina, Lina. 2004. Pencemaran Air: Sumber, dampak dan penanggulangannya.


Sekolah Pasca Sarjana:S3 IPB
http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf [diakses tanggal
18 November 2019]

Dedi Anwar Saleh Pohan,dkk. Vol 14, no 2 (2016). Analisis Kualitas Air Sungai
Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan:UNDIP
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14595
[diakses tanggal 18 November 2019]

Agustiningsih, Dyah ,dkk. Vol.09 no.2 (2012). Analisis Air dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Sungai Blukar Kabupaten Kendal :UNDIP
https://pdfs.semanticscholar.org/8560/5405d7d4ac8b7cd12c02be48537c4
4ac2394.pdf [diakses tanggal 18 November 2019]

Dawud, Muhammad,dkk. 2016. Analisis Sistem Pengendalian Pencemaran Air


Sungai Cisadane Kota Tangerang Berbasis Masyarakat:Jurnal online: UMJ
https://www.neliti.com/publications/173218/analisis-sistem-
pengendalian-pencemaran-air-sungai-cisadane-kota-tangerang-berba
[diakses tanggal 18 November 2019]

12
LAMPIRAN I

Gambar 1. Keadaan air di sungai ciketak Gambar 2. Sampah di kolong jembatan

Gambar 3.Sampah di badan sungai Gambar 4. Limbah deterjen

Gambar 5. Rumah potong ayam


Gambar 5. Rumah potong ayam Gambar 6. Limbah rumah potong ayam
di pinggir sungai

13
LAMPIRAN II

Gambar 7. Penumpukan sampah di tepi sungai

Gambar 8. Bekas pembakaran sampah di sekitar sungai

Gambar 9. Aktivitas warga di sekitar sungai

14
LAMPIRAN III

Gambar 10. Dokumentasi bersama beberapa responden

Gambar 11. Foto Kelompok

15

Anda mungkin juga menyukai