Empat Teknik Dasar Pemeriksaan Fisik, IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
HomeTraining
Empat Teknik Dasar Pemeriksaan Fisik, IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
Senyumperawat.com – Salah satu kompetensi dasar bagi seorang perawat adalah dapat melakukan
pemeriksaan fisik. Prinsip dasar pemeriksaan fisik ada 4 macam yang biasa disingkat IPPA. Mulai dari
inspeksi (melihat/observasi), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk) dan auskultasi (mendengar).
Inspeksi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan melihat bagian tubuh yang akan diperiksa.
Aspek yang diperiksa pada tahap inspeksi ini diantaranya adalah ukuran, warna, bentuk, dan letak.
Pastikan membawa alat-alat yang diperlukan seperti penlight (lampu senter). Kondisi pencahayaan
ruangan pun harus cukup baik agar mudah diobservasi.
Palpasi merupakan tindakan pemeriksaan fisik yang mengandalkan indera peraba. temperatur, turgor,
bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi:
Perkusi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan mengetuk. Bagian yang diketuk adalah bagian
tubuh yang dapat didiagnosis dengan data berupa suara. Bagian tubuh yang biasanya memerlukan cara
ini adalah thorax dan abdomen. Perkusi dilakukan dengan meletakkan telapak/jari tangan perawat di
bagian tubuh yang diindikasi bermasalah lalu tangan satunya lagi mengetuk punggung tangan perawat
agar tercipta bunyi.
Redup: suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
Pekak: suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar.
Hipersonor/timpani: suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna
paru, pada klien asthma kronik.
Auskultasi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh. Untuk melakukan pemeriksaan ini, diperlukan pendengaran yang baik. Pada bagian tubuh
yang mengalami masalah namun tidak dapat didengarkan secara langsung lewat telinga maka
memerlukan stetoskop. Auskultasi biasanya digunakan untuk mengetahui bunyi jantung, suara nafas,
dan bising usus.
Rales: suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang
pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
Ronchi: nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas
ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing: bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya
pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya
pada klien dengan peradangan pleura.
(Destur)
Subscribe to updates
Next Read: 36 Rumah Sakit Jawa Barat Disiagakan Untuk Hadapi Idul Fitri »
AnakKegawatdaruratanManajemenMaternitasMedikal Bedah
Related Post
Manfaat ASI Bagi Bayi dan Manfaat Menyusui Bagi Para Ibu
Arti dan Fungsi Warna dalam Triase, Perbedaan UGD dan IGD