DAN EFI
PERBAIKANNYA
JAWAB :
1).
a). sistem karburator :
-Memungkinkan untuk mengatur kompisisi perbandingan bahan bakar dan udara sesuai kebutuhan
mesin yang diinginkan.
-Sulit start saat dingin, olehnya tersedia tuas chock untuk memudahkan start dingin
-Sulit untuk dikombinasikan dengan sistem elektronik yang menjadi tren kendaraan masa kini.
-Untuk mesin yang lebih dari satu silinder, pengaturan komposisi udara dan bahan bakar tiap silindernya
akan sangat sulit.
-Bahan bakar dapat disemprotkan lebih dari satu kali keruang bakar sesuai dengan kebutuhan
-Sangat tergantung pada pasokan listrik dari aki khususnya yang sudah menggunakan sistem Fuel Pump
elektrik.
-Masih kurang tenaga ahli dan diperlukan peralatan khusus untuk menganalisa komponen sistem injeksi
2).
Sensor Tekanan udara masuk adalah sensor yang bertugas mendeteksi tekanan udara masuk,
dan mengirimnya ke ECU untuk dikalkulasikan, jika sensor ini rusak biasanya mesin masih dapat
hidup tapi lampu check engine pada spedometer menyala dan pada waktu idle mesin tidak bisa
langsam, atau RPM mesin naik turun
Sensor ini bertugas untuk mendeteksi suhu udara yang masuk dan mengirim data tersebut ke ECU untuk
dikalkulasikan. Sensor ini letaknya difilter udara, jika sensor ini rusak mesin masih bisa hidup tapi lampu
indikator check engine pada spedometer menyala
Sensor ini bertugas untuk mendeteksi suhu air pendingin pada mesin dan mengirimkan datanya ke ECU
untuk dikalkulasikan. Selain itu sensor ini bertugas menyalakan Fan radiator. Sensor ini hanya ada
dimotor yang sudah ada radiatornya seperti Honda CBR,Vario, Yamaha Vixion,Kawasaki Ninja,dll. Sensor
ini biasanya terpasang diblok mesin. jika suhu air pendingin melebihi dari spesifikasi normal maka sensor
ECT akan mengirim sinyal ke lampu indikator temperatur yang terdapat dispedometer, sehingga lampu
indikator temperatur menyala. jika sensor ini rusak mesin masih bisa hidup tapi lampu check engine juga
akan hidup dan hal ini cukup bahaya jika suhu temperatur diatas suhu normal maka tidak ada sensor
yang memberi informasi kepada kita, tau-tau air radiator habis dan silinder cop akan memuai karena
mesin overheat
Crank Angle Sensor bertugas untuk mendeteksi posisi crankshaft (poros engkol),dan mendeteksi posisi
TMA saat mesin baru menyalakan dan mengirimkan data tersebut ke ECU untuk dikalkulasikan dan
mengatur saat pengapian dan waktu penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar oleh injector. selain itu
bertugas mendeteksi putaran mesin, dan dapat menghasilkan energi listrik, jika Crank Angle Sensor rusak
maka mesin tidak dapat hidup dan lampu check engine juga akan menyala.
6. Sensor TP (Throttle Position Sensor)
Sensor ini bertugas mendeteksi sudut pembukaan katup throttle lalu mengirimkan data ke ECU untuk
dikalkulasikan berapa bahan bakar yang akan disemprotkan. Jika sensor ini rusak mesin dapat hidup tapi
tidak bisa stabil dan bahan bakar sangat boros dan lampu check engine juga akan menyala.
ini bertugas menjaga gas buang sisa pembakaran agar selalu pas dan memberi informasi ke ECU untuk
memberikan campuran bahan bakar yang ideal sehingga gas buang yang dihasilkan lebih ramah
lingkungan. sensor ini terdapa dimotor keluaran terbaru seperti CBR 150, New Vixion,Vario tecno,dll
Sensor ini bertugas mendeteksi kemiringan motor, atau yang lebih tepatnya berfungsi ketika terjadi
kecelakaan jika motor anda ambruk, otomatis sudut kemiringan motor anda kurang dari 65 derajat,
maka sensor ini akan mengirimkan sinyal ke ECU untuk menonakifkan semua sistem mesin kemudian
mesin mati secara otomatis, Lean Angle sensor untuk motor brand yamaha, dan Bank Angle Sensor
untuk motor bran honda, tetapi sistem kerjanya sama, sensor ini terdapat dibawah jok motor
Sensor ini sistem kerjanya sama dengan sensor ECT, hanya saja sensor ini bekerja mengukur suhu oli.
dan sensor ini hanya terdapat pada motor yang berpendingin udara seperti Supra x 125 PGM-FI
10.Injector
Injector bertugas menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. jika injektor rusak maka akelerasi motor
kurang bahkan mesin ada juga yang mogok jika injector sampai rusak parah
11. IACV (Intake Air Cut Valve)/ FID (Fast Idle Solenoid)
IACV/FID bukanlah sensor tetapi aktuator yang bertugas meningkatkan RPM saat mesin dalam keadaan
dingin (Fast Idle). Fungsi Piranti tersebut sama dengan fungsi choke pada mesin karburator. Jika unit ini
rusak, maka mesin sulit dinyalakan ketika mesin dingin. atau RPM mesin akan drop saat mesin dingin
-Actuator-actuator (aktuator-aktuator) pada Sistem EFI:
1. Injector
Injector berfungsi untuk menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar menuju ke intake manifold
atau ruang bakar sesuai dengan perintah dari ECU yang didasarkan dari inputan sensor-sensornya
ESA berfungsi untuk mengontrol waktu pengapian (dimajukkan atau dimundurkan) yang didasarkan
inputan dari sensor-sensornya. Pada ESA sudah tidak menggunakan distributor lagi atau menggunakan
sistem DLI (Distributor Less Ignition) atau sistem DIS (Direct Ignition System)
ISC atau Idle Speed Control berfungsi untuk mengontrol kecepatan idle atau stasioner pada kendaraan
dengan cara mengatur banyak sedikitnya udara yang masuk ke ruang bakar ketika pedak gas tidak
ditekan atau diinjak
Kontrol pompa bahan bakar ini berfungsi untuk mematikan kinerja pompa bahan bakar ketika engine
pada keadaan mati
Bila engine mencapai temperatur 107o C maka A/C akan di cut atau dimatikkan
Ketika pedal gas atau katup throttle gas dibuka lebih dari ketentuan dari kecepatan kenraan maka akan
membuat A/C akan otomatis di cut atau dimatikkan
Bila sensor temperatur air pendingin rusak maka fan akan bekerja
EGR atau Exhaust Gas Recirculation adalah sebuah cara atau teknologi di mana teknologi EGR ini
bertujuan untuk mengurangi Kadar Nox pada gas buang yang dihasilkan pada proses pembakaran di
engine. Pada engine pembakaran internal atau internal combustion engine, EGR ini bekerja dengan cara
mensirkulasikan kembali sisa hasil pembakaran untuk kemudian dicampur kembali dengan udara bersih
di intake manifold. Teknologi EGR sudah diterapkan pada mesin bensin maupun pada mesin diesel.
Dengan menggunakan teknologi EGR maka emisi gas buang (polusi gas buang) dapat diperkecil.
Lampu check engine berfungsi untuk memberitahukan kepada pengemudi bila terdapat sensor-sensor
pada sistem EFI ada yang tidak bekerja, sehingga pengemudi akan mengetahui adanya kerusakan
tersebut.
3).
1. Hubungkan unit scanner dengan socket diagnosis pada kendaraan melalui kabel
DLC dan socket adaptor, socket adaptor ini biasanya telah di sediakan dalam paket
pembelian.
3. Tekan tombol power scanner (biasanya warna merah) sehingga unit scanner
hidup.
4. Tekan tombol OK, lalu pilih jenis mobil apakah dari benua ASIA (jepang, korea,
malaysia, china) atau EROPA (jerman, italy atau prancis) atau juga mobil dari
Amerika. Caranya dengan menggunakan tombol anak panah naik turun.
5. Selanjutnya pilih Autodiagnosis, dan pilih system electronic yang akan dites,
misalnya Engine, Transmisi, Rem, dan sebagainya dan akhiri dengan tombol OK.
6. Dari pemilihan deteksi system tersebut lalu akan muncul beberapa pilihan yaitu
DTC, clear DTC, Data stream dan juga Test functian. Silahkan pilih menu-menu
tersebut sesuai dengan keperluan service yang kita kehendaki.
4).
Ketika mengalami problem pada kendaraan khususnya pada mesin EFI, tentu saja
problem ini harus dicari. Ketika mesin EFI mengalami problem maka lampu check
engine akan terus menyala ketika mesin tersebut hidup. Untuk mencari problem
tersebut maka harus dilakukan diagnosis kerusakan (Diagnosis Trouble Code/ DTC).
Pada kendaraan yang sudah EFI, terdapat dua cara untuk mendiagnosis kerusakan/
trouble pada sistem EFI tersebut, yakni diagnosis dengan cara manual (menggunakan
service wire/ kabel jumper) dan diagnosis dengan memakai alat tester (engine
scanner).
Ketika melaksanakan diagnosis secara manula maka kita memerlukan special servise
tool berupa service wire atau kabel jumper. Prosedur melaksanakan diagnosis secara
manual ini artinya kita eksklusif menghubungkan 2 terminal di kotak DLC yakni terminal
EFI (TE1) dan terminal massa (E1).
Ketika semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, maka lakukan langkah penjumperan
antara terminal TE1 dan E1. Setelah itu putar kontak pada posisi on (jangan distarter).
Lihat kedipan pada lampu check engine (MIL). Untuk aba-aba kedipan pada setiap
brand kendaraan tidaklah sama sehingga untuk memastikan aba-aba kedipan yang
terjadi pada lampu check engine, maka cocokkanlah dengan buku manual kendaraan
tersebut.
Bila sudah diketahui aba-aba kerusakan yang terjadi, maka lakukan langkah investigasi
dan perbaikan sesuai aba-aba yang ditunjukkan tersebut. Jika sudah diperbaiki maka
lakukan langkah abolisi data memori DTC pada ECU (jika data kerusakan ini tidak
dihapus, maka ECU akan tetap mendeteksi komponen tersebut masih bermasalah/
rusak). Cara melaksanakan abolisi memori kerusakan ini cukup mudah, sanggup
dilakukan dengan 2 cara yakni dengan melepas kabel negatif baterai atau sekering EFI,
tetapi sebaiknya anda hindari abolisi data dengan cara melepas kabel negatif pada
baterai alasannya jikalau anda melepas kabel negatif baterai maka anda juga akan
menghapus memori yang lain sehingga anda harus melaksanakan reset ulang,
contohnya saja memori jam digital dan lain-lain.
Cara yang kedua untuk mengetahui kerusakan pada mesin EFI yakni dengan memakai
engine scanner EFI. Langkah investigasi dengan memakai engine scanner EFI ini,
pertama-tama pilih konektor scanner yang sesuai dengan kotak DLC pada kendaraan
yang hendak diperiksa. Setelah itu hubungkan scanner EFI ke DLC pada kendaraan
tersebut.
Setelah engine scanner terhubung maka lakukan investigasi kerusakan yang terjadi
yang sebelumnya masukkan terlebih dahulu data spesifikasi kendaraan yang hendak
diperiksa. Setelah itu scanner tersebut sudah sanggup berkomunikasi dengan ECU.
Untuk penggunaan alat engine scanner sendiri untuk setiap brand scanner
penggunaannya hampir sama, yakni sebelum masuk investigasi diagnosis kerusakan
pada sensor EFI maka pilihlah vehicle diagnosis kemudian masukkan terlebih dahulu
spesifikasi kendaraan yang akan diperiksa kemudian pilih bab engine kemudian pilih
diagnosis trouble code (DTC). Jika terjadi kerusakan maka engine scanner akan
eksklusif membaca kerusakan tersebut dan akan ditampilakan pada layar scanner.
Setelah diketahui kerusakannya maka lakukan langkah perbaikan. Setelah diperbaiki,
kemudian lakukan langkah abolisi memori, caranya sama dengan langkah abolisi
memori dikala diagnosis secara manual. Tapi dengan memakai engine scanner abolisi
memori sanggup dilakukan eksklusif memakai engine scanner tersebut tanpa perlu
melepas sekering EFI.
5).
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mesin mobil sulit sekali dihidupkan di saat
pagi hari atau mesin dingin. Beberapa penyebabnya, antara lain tegangan arus listrik aki
yang kurang atau bahkan telah habis, terminal aki yang berkarat atau kotor dan kendor.
Penyebab lainnya adalah injektor bahan bakar bermasalah, jarak antara kepala busi dan
sumbu busi terlalu renggang, kompresi mesin yang terlalu rendah, regulator tekanan
bahan bakar rusak.
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi nomor satu, yaitu mesin sulit sekali
dinyalakan setelah mobil berjalan jauh dan kemudian berhenti atau mesin dimatikan.
Penyebab kondisi ini adalah kompresi silinder yang rendah, choke bermasalah, injektor
kotor, atau saringan udara yang kotor dan tersumbat.
Kondisi seperti ini kerap terjadi di mobil yang telah berusia di atas lima tahun.
Beberapa penyebab permasalahan ini adalah busi yang telah aus atau jarak antara kepala
dan sumbu busi terlalu renggang, vacuum di karburator, throttle body, intake manifold
atau di bagian selang vacuum yang bocor. Penyebab lainnya adalah injektor bahan bakar
yang kotor atau tersumbat.
Persoalan lain yang sering dikeluhkan oleh para pemilik mobil adalah merosotnya tenaga
yang dihasilkan oleh mesin. Mobil seolah loyo tak berdaya seperti sebelumnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, di antaranya pemasangan timing
belt yang tidak tepat, saringan bahan bakar yang kotor sehingga tersumbat, fuel pump
bermasalah, regulator tekanan bahan bakar rusak, tingkat kompresi satu atau beberapa
silinder menurun, dan kerenggangan kepala dan sumbu busi terlalu jauh.
Penyebab lainnya adalah vacuum di karburator, throttle body, inlet manifold, serta selang
yang bocor. "Bisa juga karena injektor bermasalah, rem yang mengunci sehingga mobil
dalam posisi terus mengerem, atau karena kopling slip sehingga tidak ada perubahan
posisi gigi meskipun putaran mesin tinggi," papar Handoyo.
Menurut Handoyo, ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, di antaranya sistem
kelistrikan (mulai dari alternator, aki, hingga kabel-kabel yang kendur atau putus), serta
kemungkinan rangkaian pengapian yang bermasalah.
Penyebab lainnya adalah, vacuum pada karburator, throttle body, inlet manifold, atau
selang-selang vacuum yang bocor. "Bisa juga injektor yang bermasalah karena kotor atau
tersumbat," kata dia.