Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah
satu kejadian alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa bumi.
Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber didalam bumi yang
merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi terjadi apabila
tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk ditahan. Terdapat
dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa itu terjadi yaitu
pergeseran lempeng dan teori kekenyalan elastis.
Gempa bumi (earth quake) adalah salah satu dampak negatif dari adanya proses
tektonik tersebut, daerah- daerah pertemuan tumbukan tersebut (subduktion zone)
menjadi daerah rawan gempa bumi, mulai dari daerah ujung pantai barat Sumatera
sampai ke pantai selatan Flores, berlanjut dari pantai selatan Timor, pantai barat laut dan
barat Irian Jaya, utara pulau Seram, barat dan utara Maluku serta sampai ke timur dan
utara Sulawesi.

B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud pengertian Gempa Bumi?
- Bagaimana mekanisme/proses terjadinya Gempa Bumi?
- Bagaimana tindakan mitigasi yang harus dilakukan?

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gempa Bumi


Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang
timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Pada
hakeketnya gempa bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi yang
bersifat tidak abadi / sementara dan kemudian menyebar ke segala arah (Howel 1969).
Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang
berasa dalam bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal
terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.

B. Mekanisme atau Proses Gempa Bumi


Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan
lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan
lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi.
Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona
patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat
batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah
yang disebut gelombang gempabumi.
Menurut Nandi (2006), Para ahli menganggap bahwa terdapat empat sebab yang
menimbulkan gempa bumi, yaitu :

1
1. Runtuhan Lubang - Lubang Interior Bumi
Runtuhnya lubang – lubang interior seperti gua atau tambang batuan/ mineral dalam
bumi dapat menyebabkan getaran di atas permukaannya, namun getaran ini tidak terlalu
besar dan terjadi hanya di setempat saja atau terjadi secara lokal.

2. Tabrakan (impack)
Tabrakan benda langit atau sering disebut meteor juga dapat menyebabkan getaran,
hanya saja getaranya tidak sampai terekam oleh alat pencatat getaran gempa bumi dan
juga sangat jarang terjadi.

3. Letusan atau Ledakan Gunung api


Aktivitas gunung api dapat menimbulkan gempa yang disebut gempa bumi vulkanik.
Gempa bumi ini terjadi baik sebelum, selama, ataupun sesudah letusan gunung api.
Penyebab gempa ini adalah adanya persentuhan antara magma dengan dinding
gunungapi dan tekanan gas pada letusan yang sangat kuat, atau perpindahan magma
secara tiba – tiba dari dapur magma.Kekuatan gempa bumi vulkanik sebenarnya sangat
lemah dan hanya terjadi di wilayah sekitar gunungapi yang sedang aktif. Dari seluruh
gempa bumi yang terjadi hanya 7% yang termasuk ke dalam gempa bumi vulkanik,
walaupun demikian kerusakannya cukup luas juga, karena disertai dengan letusan
gunungapi. Berdasarkan kedudukan sumber gempanya (posisi kegiatan magma),dapat
dibedakan menjadi empat jenis :

a. Gempa volkanik dalam kedalaman sumber gempanya ± 2 - 30 km. Gempa bumi ini
banyak persamaanya engan gempa bumi tektonik, terutama mengenaigempa
susulannya. Terjadi pada saat menjelang letusan suatu gunung api, atau sebagai pertanda
bahwa suatu gunung api tengah mulai aktif.
b. Gempa vulkanik dangkal,kedalaman sumeber gempa kurang dari 2 km, terjadi pada
saat mendekati terjadinya letusan, saa letusan dan setelah letusan terjadi.
c. Gempa bumi ladakan, terjadi sehubungan dengan tengah berlangsungnya ledakan
gunung api, sumber gempa sangat dangkal kurang dari 1 km.
d. Getaran vulkanik atau tremor, trerjadi terus-menerus sehingga menciptakan suasana
tidak tenang,sumber gempanya terletak dari kedalaman 30 km sampai permukaan

4. Kegiatan Tektonik
Gempa bumi yang mempunyai efek sangat besar seenarnya berasal dari kegiatan
tektonik, yaitu mencakup 90 % dari seluruh kegiatan gempa bumi. Gempa bumi ini
berhubungan dengan kegiatan gaya-gaya tektonik yang telah terus berlangsung dalam
proses pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan (faults) dan tarikan
atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan penyusun kerak bumi. Proses
dan jalur pusat-pusat gempa bumi tektonik di seluruh dunia dapat dijelaskan dengan
teori tektonik lempeng. Bagian-bagian paling aktif sepanjang jalur pusa gempa bumi
terletak sepanjang busur kepulauan (island arc) dan tepi benua atau kontinenal margin.
Proses gempa tektonik sangat berkaitan dengan adanya zona subduksi.

C. Mitigasi Gempa Bumi


Menurut Arief M. N (2010), Mitigasi atau upaya meminimalkan resiko yang
ditimbulkan dari bencana gempa bumi meliputi beberapa hal, yaitu memprediksi gempa
bumi, tindakan sebelum kejadian, tindakan saat kejadian dan tindakan setelah kejadian.

2
Memprediksi Gempa bumi
Bencana gempa bumi merupakan bencana yang tidak dapat dicegah, terjadi secara
tiba-tiba dan mengejutkan serta tidak dapat diperkirakan secara akurat lokasi pusatnya,
waktu terjadinya dan kekuatannya secara tepat dan akurat, namun gempa bumi dapat
diprediksi kisaran waktu yang memungkinkan untuk terjadi. Metode prediksi gempa
bumi ada 2 (dua) metode, yaitu :

1. Short-range prediction (prediksi waktu pendek).


Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif pendek dan meliputi :
♦ Memprediksi jangka waktu antara fore shock dan main shock atau major shock atau
major earthquake.
♦ Dari pengalaman sejarah gempa bumi di Jepang, Amerika, China dan Russia waktu ini
bervariasi, ada yang 24 jam, ada yang lebih dari 1 bulan.
♦ Kenyataannya banyak yang tidak berhasil.

2. Long-range prediction (prediksi waktu panjang)


Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan meliputi :
♦ Mempelajari interval bencana gempa besar pada waktu yang lalu (siklus).
♦ Ternyata siklus ini tidak tepat dan selalu sama setiap tahunnya.

Sebelum kejadian
Sebelum kejadian bencana gempa bumi perlu dilakukan persiapan dan pengetahuan
mengenai kebencanaan. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman dan
kesiapsiagaan dalam menghadapai bencana sehingga diharapkan kerugian dan korban
akan dapat dikurangi. Persiapan dan pengetahuan bencana tersebut meliputi :

1. Perlunya memahami daerah yang kita tinggali merupakan daerah yang dekat dengan
jalur gempa dan gunungapi sehingga perlunya sikap waspada dan kesiapsiagaan. Namun
demikian tetap tenang dan hidup wajar seperti biasa.

2. Perlunya mengumpulkan informasi bencana yang diperkirakan terjadi di daerah


tempat tinggal kita dengan menghubungi instansi yang berwenang atau terkait.

3. Perlunya memahami tempat-tempat yang aman dan tempat yang tidak aman apabila
terjadi bencana gempa. Hal ini cukup penting dalam rangka tindakan penyelamatan diri
saat kejadian bencana gempa.

4. Mengaitkan benda-benda berat yang membahayakan ke tempat yang kokoh sehingga


bila terjadi gempa tidak mudah roboh atau jatuh yang dapat mencelakakan kita.

5. Membuat rencana jalur evakuasi bagi masing-masing anggota keluarga menuju satu
titik tempat aman diluar rumah. Begitupun anggota masyarakat menuju satu titik tempat
aman yang telah disepakati bersama.

6. Melakukan latihan evakuasi bagi anggota keluarga maupun masyarakat untuk


menyelamatkan diri saat kejadian bencana. Hal ini penting untuk membiasakan

3
melakukan evakuasi dan untuk mengestimasi waktu serta melakukan koordinasi saat
kejadian bencana sebenarnya.

Saat kejadian
Saat kejadian bencana gempa bumi perlu dilakukan langkah-langkah yang bertujuan
untuk menyelamatkan diri. Hal ini sangat penting dalam rangka mengurangi korban
jiwa akibat bencana.

Setelah kejadian
Setelah bencana terjadi, para pengungsi telah diungsikan ke tempat aman, langkah-
langkah yang dilakukan antara lain :

1. Mengecek anggota keluarga dan sanak saudara kita. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui jumlah yang selamat dan korban jiwa akibat bencana khusunya keluarga
dan sanak saudara kita.

2. Segera menghubungi dan mendatangi posko-posko batuan untuk mendapatkan


makanan bergizi, selimut dan obat-obatan.

3. Segera menghubungi dan mendatangi posko kesehatan untuk memeriksakan diri agar
terhindar dari penyakit yang umum pasca bencana seperti diare, infeksi saluran
pernafasan.

KESIMPULAN
Gempa merupakan suatu kejadian alam yang disebabkan oleh adanya pergeseran pada
lempeng bumi. Pada dasarnya terdapat dua jenis gempa yaitu Gempa Vulkanik dan
Gempa Tektonik, namun jika ditinjau berdasarkan prosesnya terdapat empat penyebab
terjadinya gempa bumi yakni, Reruntuhan lubang interior bumi, Tabrakan, Letusan
Gunung(Vulkanik) dan Kegiatan Tektonik. Terdapat tindakan yang harus dilakukan
ketika terjadi Gempa Bumi, kegiatan tersebut ialah Mitigasi. Proses Mitigasi pada
dasarnya dilakukan untuk mengurangi resiko jatuhnya korban jiwa pada saat Gempa
Bumi terjadi, namun tindakan Mitigasi dilakukan dalam tiga tahap yaitu sebelum
kejadian, saat kejadian dan setelah kejadian.

DAFTAR PUSTAKA
Arief M. N. 2010. Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasi. Jurnal Geografi. 7(1) : 66-
73.
Howell, B. JR. (1969). Introduction to Geophysics. New York (US) : McGraw-Hill.
Nandi. 2006. Gempa Bumi. [Skripsi]. Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai