KAJIAN ANALITIK
PERUBAHAN SOSIAL
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang menjadi rajin, cekatan dan gesit dalam bekerja
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. sesuai dengan kondisi hidup kota) atau meniru
gaya hidup kota yang bersifat negatif.
Urbanisasi adalah bagian dari
kompleksitas perubahan-perubahan sosial Seorang warga desa yang di desanya
seperti yang dikemukakan oleh Ogburn, Gillin rajin shalat, sopan dan ramah bisa berubah
dan Gillin di atas. Kondisi-kondisi ekonomis, menjadi penjahat dan orang yang tidak
geografis, komposisi penduduk, ideologis, bertakwa tatkala ia berpindah ke kota.
biologis, temuan-temuan baru dan lain-lain Desakan sosial, ekonomi dan pergaulan kota
mendorong orang untuk berpindah dari satu yang serba keras bisa menjerumuskan
tempat ke tempat yang lain. manusia yang sebelumnya “baik” itu menjadi
Tekanan ekonomi di daerah perdesaan “jahat”.
yang dirasakan oleh penduduk, tidak Di lain pihak, sosiolog Indonesia, Selo
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer Soemardjan lebih melihat perubahan sosial itu
seperti sandang pangan papan, “ideologi” kota dari kaca mata perubahan lembaga-lembaga
dan variasi gaya hidupnya yang modern serta kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat.
menjanjikan memiliki daya tarik bagi Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan
masyarakat desa untuk berpindah ke kota. itu mempengaruhi sistem sosialnya termasuk
Perubahan sosial yang didefinisikan di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola
oleh Koenig sebagai modifikasi yang terjadi perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
dalam pola-pola kehidupan manusia, termasuk masyarakat.
dalam terminologi urbanisasi atau
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pengertian perubahan sosial menurut
Adanya perubahan pola kehidupan Soemardjan ini tidak berbeda jauh dengan
kota mempengaruhi pola kehidupan desa. Kingsley Davis yang mengartikan perubahan
Dengan kata lain dalam hubungan timbal sosial sebagai perubahan-perubahan yang
balik, penetrasi budaya kota-desa atau terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
sebaliknya sebagai akibat dari kemajuan (Soekanto, 1990).
komunikasi, transportasi dan ilmu Ketika struktur masyarakat berubah,
pengetahuan serta teknologi, pola kehidupan maka fungsi dan peran, pola pikir dan pola
masyarakat desa dan kota mengalami sikap masyarakat pun berubah. Pengertian
modifikasi yang sangat signifikan. perubahan sosial menurut Soemardjan dan
Peralihan pekerjaan dari sebelumnya Davis ini erat sekali kaitannya dengan
petani menjadi pekerja industri atau karyawan pandangan klasik Durkheim (Kamanto, 2000)
pabrik mengubah cara orang desa yang tentang perkembangan masyarakat dari sistem
berpindah ke kota itu bersikap dan bertingkah yang berkarakteristik mekanik (yang penuh
laku. Di kota ia mengenal berbagai kemajuan kekeluargaan, keintiman, masing-masing
yang sebelumnya tidak pernah diketahuinya orang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
sewaktu berada di desa. tanpa memerlukan bantuan orang, belum
adanya spesialisasi pekerjaan, adanya
Di sana ia beradaptasi, mengalami dan kesadaran kolektif bersama) ke sistem
mempelajari semua cara hidup dan gaya hidup masyarakat yang berkarakteristik organik.
kota dan akhirnya semua ”ideologi kota” itu
terinternalisasi dalam dirinya melalui suatu Masyarakat organik ini sudah maju di
proses yang oleh Tarde dinamakan “imitation mana setiap orang bekerja sesuai dengan
process” (proses peniruan). keahliannya dan saling bergantung satu sama
lain, adanya norma hukum yang telah
Dalam proses peniruan ini, mereka disepakati, terbentuknya ikatan-ikatan atas
bisa terjebak dalam kedua ekstrim ini, meniru dasar profesi atau pekerjaan, hubungan antara
hal-hal yang positif dan kemudian bisa manusia berdasarkan kepentingan, dsb.
mempengaruhi sikap hidupnya (misalnya dari
sebelumnya ia bersikap lamban dan malas
Jelamu Ardu Marius/ Kajian Analitik/ 128
Jurnal Penyuluhan September 2006, Vol. 2, No. 2
dan lain-lain. Struktur dan sistem sosial masalah di desa yang ditinggalkan dan
daerah perkotaan menjadikan penduduknya masalah di kota, tempat mereka berpindah.
tidak bersahabat satu sama lain, adanya gejala Pertama. Masalah di desa yang
dehumanisasi, nilai-nilai kemanusiaan ditinggalkan. Sebagaimana yang telah
menjadi pudar dan sebagainya. dijelaskan di atas, peralihan matapencaharian
Dinamika masyarakat Gessellschaft dari kebiasaan bertani menjadi pekerja di
yang agresif ini menjadikan hubungan antara industri-industri berarti perubahan
manusia lebih didasarkan pada kepentingan kebudayaan pertanian menjadi kebudayaan
dan keuntungan pribadi. Pada tingkatnya yang perindustrian. Perubahan kebudayaan ini
lain, persaingan dan kompetisi kota yang membuat warga desa tercabut dari akar sosial
keras dan kejam menyebabkan manusia budaya desa dan masuk budaya baru yakni
seperti yang dikatakan oleh Hobbes budaya kota dengan segala tuntutannya.
terperangkap dalam adagium “homo homini Tercabutnya akar sosial warga desa ini
lupus”, manusia menjadi serigala bagi mempengaruhi tata nilai dan norma yang
sesamanya. mereka anut.
Kedua. Masalah di kota, tempat yang
2. Upaya memecahkan mereka tuju. Dari segi ketersediaan ruang dan
Permasalahan urbanisasi daya tampung kota, penambahan penduduk
akibat urbanisasi menambah kepadatan
Tidak meratanya pembangunan di (density), dan heterogenitas. Ketidak-
Indonesia menyebabkan meledaknya seimbangan antara jumlah penduduk dengan
urbanisasi terutama sejak tahun 1970an. daya tampung kota ini menyebabkan kota
Pembangunan yang lebih berpusat di menjadi sesak, padat, dan melebihi kapasitas.
Indonesia Barat terutama Jawa mendorong Di pihak lain, warga desa yang
penduduk Indonesia yang bermukim di berbondong-bondong berpindah ke kota-kota
daerah-daerah dan desa-desa berlomba-lomba besar membutuhkan waktu yang sangat lama
datang ke Jawa khususnya kota-kota besar untuk beradaptasi dengan cara hidup kota
yang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi. dengan segala tuntutannya. Bagi warga desa
Pembangunan industri-industri baik yang mampu bersaing dengan kerasnya
yang berskala nasional maupun multinasional, kehidupan kota (biasanya jumlahnya sedikit),
pabrik-pabrik menengah dan besar yang proses adaptasi sosial bisa dilakukan dengan
hanya ada di kota-kota besar di Jawa cepat.
mendorong orang daerah/desa rela Sebaliknya sebagian besar warga desa
meninggalkan daerah atau desanya untuk dengan minim pendidikan, pengalaman, dan
mengais rejeki di kota-kota besar. keterampilan membutuhkan waktu yang
Kota-kota besar yang selama ini sangat lama bahkan tidak pernah mampu
menjadi pusat perdagangan dan bisnis dengan beradaptasi dengan gaya hidup kota.
didukung oleh berbagai macam infrasruktur Ketidakmampuan untuk memasuki
menjadi tujuan migrasi penduduk dari budaya kota ini berakibat pada terciptanya
berbagai desa dan daerah. tindakan-tindakan kriminal dan
Urbanisasi besar-besaran ke kota-kota penyimpangan-penyimpangan sosial di
besar di Jawa telah menyebabkan ratusan ribu wilayah-wilayah perkotaan.
bahkan jutaan penduduk daerah/desa Berdasarkan fenomena sosiologis di atas,
meninggalkan daerah/desanya yang berakibat maka pertama-tama urbanisasi harus bisa
pada terlantarnya tanah-tanah pertanian di ditekan dengan :
wilayah-wilayah perdesaan. Dengan
berpindahnya penduduk desa ke kota ada dua 1. Pemerataan pembangunan sentra-sentra
masalah besar yang menjadi akibatnya yaitu ekonomi di wilayah-wilayah desa dan
daerah luar Jawa. Investasi pembangunan
131 Jelamu Ardu Marius/ Kajian Analitik/
Jurnal Penyuluhan September 2006, Vol. 2, No. 2
(baik asing maupun domestik) sudah terkebelakang dan dililit oleh kemiskinan
waktunya ditanamkan di daerah-daerah serta ekspektasi yang tinggi terhadap kota
luar Jawa atau desa-desa sehingga sebagai penyedia semua sumber daya
penduduk-penduduk daerah/desa memiliki ekonomi dan sosial menyebabkan orang desa
akses terhadap berbagai sumber daya itu berpindah ke kota untuk mengais rejeki.
sebagaimana yang ada di kota-kota besar. Perpindahan ini menyebabkan mereka
melepaskan matapencahariannya sebagai
2. Pembangunan berbagai infrastruktur yang
petani dan kemudian beralih sebagai pekerja
mendukung kelancaran investasi harus
industri atau pabrik-pabrik di kota-kota.
dibangun di daerah-daerah atau desa-desa.
Mereka meninggalkan desanya, menjual
Pembangunan prasarana transportasi,
hartanya, lalu pergi ke kota.
komunikasi, berbagai fasilitas pendukung
perlu dibangun seiring dengan perluasan Ketimpangan pembangunan antara
investasi itu. Jawa dengan luar Jawa, kota dengan desa
harus segera diatasi. Harus ada pemerataan
3. Undang-Undang Otonomi daerah yang
pembangunan di daerah-daerah atau desa-desa
saat ini sedang dijalankan di berbagai
guna menekan perpindahan penduduk desa ke
daerah di seluruh Indonesia harus menjadi
kota sekaligus menekan segala macam konflik
payung hukum yang efektif untuk
yang disebabkan oleh urbanisasi ini.
menggerakkan partisipasi masyarakat
daerah di dalam pembangunan daerahnya. Urbanisasi akan menyebabkan dua hal
Setiap pemerintah daerah harus didorong yakni permasalahan di desa asal dan juga
bahkan diwajibkan untuk berusaha permasalahan di kota sebagai daerah tujuan.
menghidupkan perekonomian daerahnya Ada banyak masalah sosial budaya akibat dari
agar menjadi sentra-sentra pembangunan perpindahan penduduk ini yang terjadi di dua
dan pertumbuhan ekonomi yang lokus itu (desa dan kota).
memungkinkan rakyatnya memiliki akses Tidak ada jalan lain untuk menekan
terhadap berbagai sumber daya ekonomi laju pertambahan penduduk melalui urbanisasi
dan sosial. ini kecuali melalui pemerataan pembangunan
dan pemberdayaan daerah atau desa melalui
Undang-Undang Otonomi daerah yang
Kesimpulan sekarang sedang dijalankan.
Perubahan sosial adalah proses Tidaklah dipungkiri bahwa
alamiah dan bersifat pasti seperti yang penyuluhan memiliki peranan besar dan
dikatakan oleh Heraklitus bahwa tidak ada utama dalam suatu proses perubahan sosial.
yang pasti kecuali perubahan itu sendiri. Penyuluhan memegang peranan penting
Perubahan sosial adalah sesuatu yang niscaya dalam mengatur, menstabilkan perubahan
yang selalu dihadapi oleh manusia dalam sosial yang dialami oleh seluruh manusia
sejarah kehidupannya. termasuk warga desa yang berpindah ke kota.
Urbanisasi adalah bagian dari Ada beberapa peranan strategis yang
perubahan sosial itu; ia menjadi sekaligus dimainkan oleh penyuluhan antara lain
sebab dan akibat dari sebuah perubahan sosial sebagai instrumen pemberdayaan, alat yang
itu. Ketidakadilan dan ketidakmerataan memotivasi, instrumen tumbuhnya toleransi
pembangunan telah menyebabkan terjadinya terhadap perubahan, instrumen penyadaran
gelombang urbanisasi ke kota-kota besar di dan sebagainya.
Indonesia.
Pembangunan yang berorientasi pada Penyuluhan berperan sebagai obor
pertumbuhan ekonomi menyebabkan industri- atau suluh yang memberikan penerangan,
industri besar dibangun di daerah perkotaan, pencerahan, pencerdasan kepada masyarakat
bukan di desa. Kehidupan desa yang serba untuk bagaimana menyikapi sebuah
Jelamu Ardu Marius/ Kajian Analitik/ 132
Jurnal Penyuluhan September 2006, Vol. 2, No. 2