Anda di halaman 1dari 6

A.

DEFINISI

Stroke merupakan penyakit multifaktorial dengan berbagai jenis penyebab yang disertai
manifestasi klinis mayor dan penyebab utama terjadinya kecacatan dan kematian di negara -
negara berkembang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara
cepat dalam beberapa jam dengan gejala-gejala atau tanda-tanda yang sesuai dengan daerah
yang terganggu.
Stroke adalah gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya
aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan, dengan gejala dan tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau
kematian (Junaidi, 2011).
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO),
merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah
satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologic atau
kelumpuhan saraf.
B. JENIS
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang
disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan
oksigen di otak.
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan sepertiga dari seluruh kasus stroke, dapat disebabkan
oleh adanya perdarahan intraparenkim/intraserebral, maupun perdarahan subarakhnoid
yang sifatnya spontan dan non-traumatik.
C. PENYEBAB
1. Penyebab stroke yang dapat dimodifikasi
a. Diabetes Militus
Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Karena terkait
dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak lentur).
Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat
menyebabkan kematian otak.
b. Hipertensi
Faktor resiko utama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih dikenal
oleh orang awam dengan tekanan darah tinggi. Dengan demikian, karena sebagian
besar kasus hipertensi dapat diobati, dan karena penurunan tekanan darah ke
tingkat normal akan mencegah stroke. Hipertensi adalah factor resiko utama,
pengendalian hipertensi merupakan kunci pencegahan stroke
c. Obesitas
Obesitas pada remaja meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada saat
dewasa karena kaitannya dengan sindroma metabolik yang terdiri dari resistensi
insulin/hiperinsulinemi, intoleransi glukosa/diabetes melitus, dislipidemia,
hiperurisemia, gangguan fibrinolisis, dan stroke.
d. Stres
Stres Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat
menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor risiko lain (misalnya,
aterosklerosis berat, penyakit jantung atau hipertensi) dapat
e. Merokok
Orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi
dibanding orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah
terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku.
Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah
2. Penyebab stroke yang tidak dapat dimodifikasi
a. Usia
Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena
stroke akan semakin tinggi. Namun, sekarang usia produktif perlu waspada terhadap
ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka
yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak.
b. Jenis Kelamin
Hasil studi kasus, laki-laki cenderung terkena stroke 3 kali berisiko dibanding
dengan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian di Mumbai insiden stroke pada laki-
laki lebih tinggi dibandingkan perempuan sedangkan di Trivandrum insiden stroke
pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
c. Riwayat Keluarga
Risiko stroke meningkat pada seseorang dengan riwayat keluarga stroke.
Seseorang dengan riwayat keluarga stroke cenderung menderita diabetes mellitus dan
hipertensi. Peningkatan kejadian stroke pada keluarga penyandang stroke adalah
akibat diturunkannya faktor risiko stroke.
D. GEJALA
a. Gejala Umum
1. Muntah
2. Sakit kepala secara tiba-tiba, pusing, bingung
3. Rasa mual dan muntah sering terjadi
4. Merasakan kebinggungan
5. Kesulitan dalam mengucap sesuatu, atau berbicara menjadi tidak jelas
b. Gejala khusus
1. Hemidefisit motoric
2. Hemidefisit sensorik
3. Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus (XII) yang bersifat sentral
4. Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi
intelektual (demensia)
5. Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia)
6. Defisit batang otak
E. PENGOBATAN STROKE
1. Non Medikamentosa
Endarterektomi adalah prosedur pembedahan yang menghilangkan plak dari
lapisan arteri sehingga aliran darah keotak tidak terhambat. Rehabilitasi awal meliputi
pengaturan posisi, perawatankulit, fisioterapi dada, fungsi menelan, fungsi berkemih dan
gerakan pasif pada semua sendi ekstremitas dilakukan agar fungsi anggota tubuh tetap
berjalan normal.
Terapi neuroprotektif diharapkan meningkatkan ketahanan neuron yang iskemik
dan sel-sel glia di sekitar inti iskemik dengan memperbaiki fungsi selyang terganggu
akibat oklusi dan reperfusi. Berdasarkan pada kaskade iskemik dan jendela waktu yang
potensial untuk reversibilitas daerah penumbra
maka berbagai terapi neuroprotektif telah dievaluasi pada binatang percobaan maupun pa
da manusia.
2. Medikamentosa
a. Alteplase (t-PA)
Alteplase adalah enzim serin-protease dari sel endotel pembuluh yangdibentuk
dengan teknik rekombinan DNA. Waktu paruhnya hanya 5 menit.Alteplase bekerja
sebagai fibrinolitik dengan cara mengikat pada fibrin danmengaktivasi plasminogen
jaringan. Plasmin yang terbentuk kemudianmendegradasi fibrin sehingga melarutkan
trombus.
b. Aspirin
Penggunaan aspirin terdahulu untuk mengurangi kematian jangka panjangdan cacat
akibat stroke iskemik didukung oleh dua uji klinis acak besar.
Pada International Stroke Trial (IST), aspirin 300 mg/hari secara signifikanmenurunkan
kekambuhan stroke dalam 2 minggu pertama, menghasilkan penurunan
signifikan kematian dan ketergantungan dalam 6 bulan. Pada
Chinese Acute Stroke Trial (CAST), aspirin 160 mg/hari mengurangi risiko kambuh
dankematian dalam 28 hari pertama, namun kematian jangka panjang dan cacat
tidak berbeda dengan placebo. Pada kedua pengujian, terdapat peningkatan kecil
namunsignifikan pada transformasi pendarahan dari infark
c. Antiplatelet
Semua pasien yang memiliki stroke iskemik akut akan menerima terapi
antitrombosis jangka panjang untuk pencegahan sekunder. Pada pasien dengan stroke
nonkardioembolik, akan terdapat beberapa bentuk terapi antiplatelet.
F. SECARA NUTRISI
Malnutrisi dikaitkan dengan prognosis yang buruk pada pasien dengan stroke iskemik
dan stroke hemoragik. Kekurangan energi protein ( KEP ) dapat menyebabkan kelainan pada
struktur, fungsi dan plastisitas dari serat hipocampus. Malnutrisi degan stroke mengalami
reaksi stress yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan terjadinya ulkus, insfeksi saluran
nafas dan saluran kemih.
Nilai Vitamin A, E, dan C serum sering turun pada pasien stroke akut akibat dari stress
oksidatif yang meningkat selama stroke akut. Rendahnya nilai vitamin berhubungan dengan
infark serebral yang lebih luas, penurunan fungsional, dan kematian yang lebih tinggi.
Dehidrasi dapat memperburuk proses iskemik dengan meningkatkan hemaokrit dan
viskositas darah serta menurunkan tekanan darah. Dehidrasi meningkatkan resiko serangan
stroke berulang dan pasien stroke dengan nilai osmolalitas plasma tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Dinata et al. 2013. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 -31 Juni 2012.
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2)
Sutriningsih Ani et al. 2015. Mekanisme Koping Keluarga Menurunkan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien Stroke. Malang. Jurnal Care Vol. 3, No. 2, Tahun 2015
Kabi et al. 2015. Gambaran Faktor Resiko Pada Penderita Iskemik Yang Dirawat Inap
Neurologi RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado Periode Juli 2012 – Juni 2013. Manado.
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1

Aldy S. Rambe. Stroke : sekilas tentang definisi, penyebab, efek , dan faktor resiko. Departemen
Neurologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan

Armenia et al. 2015. Hubungan Pengobatan Stroke dengan Jenis Stroke dan Jumlah Jenis Obat.
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang
Hendra C et al. 2016. Faktor-Faktor Risiko Terhadap Obesitas Pada Remaja di Kota Bitung.
Bitung. Jurnal e-Biomedik (eBm),Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Hafid Muh. A. 2014. Hubungan Riwayat Hipertensi Dengan Kejadian Stroke Di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar 2012. Makassar. Jurnal Kesehatan Volume VII No.
1/2014

Anda mungkin juga menyukai