Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI GREY

CLOTH DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT


PLANNING

Arif Hartono
PT. Dharma Anugerah Indah
Jl. Margomulyo 7 Tandes Surabaya
E-mail: www.qa.daiprint.com

ABSTRACT
PT "X" on the weaving department had oven the material accumulation was caused by buying material is over.
Another always have under capacity work time result cut back schedule material shipping. So that needs arrangement
adjustment from fist capacity and needs. And than recalculation, amount ordering material in order to not happened
material accumulation. MRP method use for determine exact lot sizing. The comprise amount ordering and frequency
ordering. Compare the suggestion cost before suggestion lot sizing occur fist lot sizing, so can determine lot sizing method
use balanced between load and capacity. Add load and capacity or decrease load and capacity. From comparison fist
capacity and suggestion capacity so can a profit capacity. Based on the analysis we can know on the suggestion lot
sizing have efficiency 78.26% concerning fist lot sizing. The suggestion capacity experience decrease 17.14% from fist
capacity. And than efficiency labor force cost 13.55% occur fist labor force cost.

Key words: capacity, MRP, method, material, load

PENDAHULUAN mengakibatkan kegagalan memenuhi target


Permasalahan utama pada perencanaan produksi, keterlambatan pengiriman barang ke
produksi di sebuah fasilitas manufakturing adalah pelanggan, dan kehilangan kepercayaan dalam
menyeimbangkan ketersediaan mesin dengan sistem formal yang mengakibatkan reputasi dari
jadwal produksi untuk memenuhi kebutuhan waktu perusahaan akan menurun atau hilang sama
yang seharusnya. Ini merupakan permasalahan sekali. Pada sisi lain, kelebihan kapasitas akan
yang sulit karena dalam jangka pendek, kapasitas mengakibatkan tingkat utilitas sumber-sumber
mesin dan tenaga kerja yang tersedia tetap. daya yang rendah, biaya meningkat, harga produk
Pada PT ini telah menggunakan metode MRP menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa pasar,
untuk membantu perusahaan dalam mengatasi penurunan keuntungan, dan lain-lain. Dengan
kebutuhan akan item-item secara baik dan demikian kekurangan kapasitas atau kelebihan
efisien. Secara umum Material Requirement kapasitas akan memberikan dampak negatif bagi
Planning (MRP) mengasumsikan bahwa apa sistem manufaktur sehingga perencanaan kapasitas
yang dijadwalkan dapat diterapkan tanpa yang efektif adalah menyediakan kapasitas yang
memperhatikan keterbatasan kapasitas Baroto sesuai dengan kebutuhan pada saat yang tepat.
(2003). Kadang-kadang asumsi ini valid, tetapi Pada dasanya terdapat empat tingkat dalam
kadang pula tidak dapat dipenuhui. hierarki perencanaan prioritas dan kapasitas yang
Capacity Requirement Planning (CRP), Gaspersz terintegrasi, antara lain perencanaan Produksi
(2004) menguji asumsi ini dan mengidentivikasi dan perencanaan Kebutuhan Sumber Daya;
area yang melebihi kapasitas (overload) dan yang di Master Production Schedule (MPS) dan Rought
bawah kapasitas (underload), sehingga perusahaan Cut Capacity Planning (RCCP); (MRP) dan
dapat mengambil tindakan yang tepat. Perlu (CRP); dan Production Activity Control (PAC) dan
kita ingat bahwa kekurangan kapasitas akan Pengendalian input/Output.

46
METODE Langkah mendasar pada proses sistem MRP
Dalam penyusunan penelitian ini metode adalah sebagai berikut: netting; offsetting; dan
pengumpulan data yang digunakan oleh penyusun explosion.
adalah interview dan observasi. Penentuan jumlah pesanan baik untuk item
Berdasarkan survei di perusahaan maka penulis maupun komponen didasarkan kebutuhan bersih.
akan mencoba menemukan beberapa masalah yang Menurut Toorney (1996). Alternatif yang dapat
mungkin timbul di perusahaan. digunakan untuk menentukan besarnya lot
Pada tahap ini juga memunculkan beberapa pemesanan adalah Fixed Period Requertment (FPR);
masalah yang terdapat pada perusahaan sebagai Fixed Order Quality (FOQ); Lot For Lot (LFL);
hasil survei lapang yang dilakukan oleh peneliti. Economic Order Quantity (EOQ); dan Periode
Studi referensi dilakukan untuk dapat Order Quantity (POQ) Herjanto, E., (1999).
memberikan dasar-dasar dalam melakukan Rencana pesan bahan baku yang dibeli
penelitian. Pada tahap ini dilakukan usaha untuk perusahaan agar memberikan hasil yang maksimal
menggali konsep-konsep maupun teori yang dapat dalam antrian memberikan biaya yang paling kecil
mendukung usaha penelitian. yang meliputi biaya pesan dan simpan maka harus
Berdasarkan perumusan masalah awal dan melalui metode pemesanan yang tepat. Dalam
studi literature maka peneliti mencoba menetapkan perhitungan ini kita memakai beberapa metode lot
tujuan penelitian yang ada pada perusahaan. yaitu EOQ, FOQ, FPR 2, LFL, POQ.
Data-data tentang perusahaan yang diambil
adalah data permintaan, inventory record, struktur 2.S
produk, data waktu proses, data jumlah mesin, POQ =
D.H
data jumlah shift, dan biaya-biaya.
Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan
pengolahan meliputi, perhitungan MPS, MRP dan 2.S.D
EOQ =
CRP. H
Dengan adanya pengolahan data sebelumnya,
maka langkah selanjutnya penulis berusaha Rumusan ini diperoleh dari perhitungan
menyeimbangkan antara kapasitas dan beban. kalkulus melalui pengambilan derivatif pertama
Penutup berisi kesimpulan hasil analisis persamaan biaya total berikut ini:
penerapan MRP dan CRP dan saran yang Q D
diperlukan untuk penerapan sistem tersebut pada TC = H +S
2 Q
perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Q D


adalah persediaan rata-rata,
Sesuai pertimbangan dalam penyusunan 2 Q
MPS, ada salah satu hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunannya, yaitu tentang Lingkungan menunjukkan jumlah pesanan yang dilakukan per
Manufaktur. Seperti telah dijelaskan sebelumnya periode, dengan jumlah setiap kali pesan Q.
bahwa PT "X" adalah salah satu dari lingkungan TC minimum terjadi bila d TC/d Q = 0 dan
make to order. Dalam penyusunan MPS, basis d TC / d Q2 > 0
2

untuk perencanaan dan penjadwalan produksi


untuk lingkungan manufaktur make to order dTC H SD
menggunakan backlog (pesanan yang diterima tapi = – =0
dQ 2 Q2
belum dikirimkan).
Proses MRP membutuhkan lima sumber
informasi utama, yaitu Master Production Schedule SD H
(MPS); Bill of Material (BOM); Item Master; =
Q 2
2
Pesanan-pesanan; dan Kebutuhan-kebutuhan.

Hartono: Perencanaan dan Pengendalian Produksi Grey Cloth 47


2SD Keterangan perhitungan:
Q2 = MPS(i) = Actual Order (i) – PAB (i-1)
H
MPS(1) = 5657 – 0 = 5657
2SD PAB(i) = PAB(i-1) + MPS(i) –Actual Order (i)
Q =
H PAB(1) = 0 + 5657 – 5657 = 0
ATP(i) = (PAB(i) + MPS – Safety stock) – Actual
d2TC d Order(i)
Sedangkan = (H/2 – SD/Q2)
dQ 2
dQ ATP(1) = (0 + 5657 – 0) – 5657 = 0
= 2SD/Q3 > 0
Dari hasil perhitungan MPS dan sudah sesuai
dengan kapasitas yang dimiliki, selanjutnya kita
Jadi, pada Q = 2SD/H biaya total adalah
menghitung kebutuhan bahan baku masing-masing
minimum.
jenis kain. Dalam perhitungan di sini ada beberapa
Perencanaan kebutuhan sumber daya
istilah yaitu: kebutuhan kotor, sediaan awal,
merupakan suatu proses yang mengevaluasi
sediaan akhir, kebutuhan bersih, jumlah pesan dan
rencana produksi guna menentukan sumber daya
rencana pesan. Berikut contoh perhitungan MRP
jangka panjang seperti: tanah, fasilitas, mesin-
untuk benang lusi kain A.
mesin dan tenaga kerja adalah tersedia.
Lingkungan manufaktur adalah faktor utama
Tabel 2. Perhitungan MRP
yang yang perlu diperhatikan dalam penentuan
proses penjadwalan produksi induk (MPS). Komponen : Benang Lusi Kain A
Lingkungan manufaktur yang diperhatikan dalam Lot : LFL
proses ini adalah: make to stock, make to order, dan Lead Time : 1 hari
assembly to order. Safety Stock : 0
Capacity Requirement Planning (Baroto, T., Bulan Oktober 2004
2003) adalah suatu perencanaan kapasitas yang Minggu 1 2 3 4
memberikan penilaian terperinci dari sumber Kebutuhan Kotor 3338 3338 3338 3338
daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk Sediaan Awal 0 0 0 0
Sediaan Akhir 0 0 0 0
melaksanakan pesanan-pesanan yang diciptakan Kebutuhan Bersih 3338 3338 3338 3338
oleh MRP. Tujuan utama yang diinginkan adalah Jumlah Pesan 3338 3338 3338 3338
Rencana pesan 3338 3338 3338 3338
mengetahui jumlah pesanan dan shift yang akan
dilakukan.
Perhitungan kebutuhan Benang Lusi untuk
Pada lingkungan make to order maka MPS
Kain A sebagai berikut:
sering didasarkan pada actual order. Adapun
Sediaan Awal = Jumlah sediaan khir periode
perhitungannya adalah sebagai berikut:
sebelumnya.
MPS kain A
Sediaan Akhir = Sediaan Jumlah + Jumlah
Ond Hand : 0
Pesan – Kebutuhan Kotor
Periode : mingguan
Kebutuhan Bersih = Kebutuhan Kotor – Sediaan
Lot size : Lot For Lot
Awal
Safety stock : 0
Jumlah pesan = Kebutuhan Bersih
Tabel 1. Master Production Schedule
Dari analisis maka didapatkan metode lot size
Periode 1 2 3 4 yang paling tepat untuk masing-masing bahan
Actual Order 5657 5657 5657 5657 baku yang dibeli seperti pada Tabel 3.
Projected Available 0 0 0 0
Balances
Available to Promise 0 0 0 0
MPS 5657 5657 5657 5657

48 Jurnal Teknik Industri, Vol. 8, No. 1, Februari 2007: 46–52


Tabel 3. Rencana Pesan Bahan Baku dengan Metode Lot Analisis menyeimbangkan kapasitas dan beliau.
Size yang Paling Tepat Setelah perhitungan perencanaan kebutuhan
Biaya material, langkah selanjutnya adalah melakukan
Lot Frekuensi
Komponen
Size Pesan (Rp)
Total perhitungan kapasitas mesin yang tersedia apakah
(Rp) memenuhi jadwal produksi pada planned order
Benang Lusi Kain A LFL 24 120.000
Benang Pakan Kain A LFL 24 120.000
release MRP.
Kanji Kain A LFL 24 120.000 Penghitungan kapasitas yang dibutuhkan
Benang Lusi Kain B LFL 24 120.000 dari masing-masing pusat kerja dilakukan dengan
Benang Pakan Kain B LFL 24 120.000
Kanji Kain B FPR 12 101.353 formula berikut:
Benang Lusi Kain C LFL 24 120.000 Operation Time per unit: Run Time/Unit +
Benang Pakan Kain C LFL 24 120.000 Setup Time/Unit
Kanji Kain C LFL 24 120.000
Setelah menghitung Opertion Time per unit,
Berdasarkan perhitungan penerapan sistem perhitungan berikutnya adalah menghitung
lot, maka lot yang terbaik adalah sistem lot for laporan kebutuhan kapasitas mesin dari masing-
lot dan FPR untuk 2 periode. Hal ini dikarenakan masing work center. Sedangkan kapasitas tiap
biaya simpan yang tinggi, yaitu Rp 19,6 per kg work center adalah: Waktu yang tersedia ×
sehingga prinsip menghilangkan inventory adalah utilisasi × efisiensi.
keputusan terbaik. Sehingga penggunaan lot for CRP memungkinkan untuk menyeimbangkan
lot menjadi lebih hemat dibandingkan kebijakan beban terhadap kapasitas. Ada lima tindakan dasar
perusahaan yang diterapkan perusahaan yaitu yang mungkin diambil apabila terjadi perbedaan
melakukan pesanan tiap bulan sekali. atau ketidakseimbangan antara kapasitas yang
ada dan beban yang dibutuhkan. Tindakan-
Tabel 4. Perhitungan Biaya tindakan tersebut adalah sebagai berikut.
Meningkatkan kapasitas, yaitu menambah
Biaya Biaya
Komponen Tanpa MRP Dengan
extrashifts; Menjadwalkan lembur (over time) atau
(Rp) MRP (Rp) bekerja di akhir pekan (work weekends); menambah
Benang Lusi Kain A 921.184 120.000 peralatan dan atau mesin; dan subkontrak satu
Benang Pakan Kain A 429.734 120.000 atau lebih shop order.
Kanji Kain A 278.892 120.000
Benang Lusi Kain B 669.795 120.000 Mengurangi kapasitas, yaitu menghilangkan
Benang Pakan Kain B 397.551 120.000 atau mengurangi shifts. Meningkatkan beban,
Kanji Kain B 201.472 101.353
Benang Lusi Kain C 492.550 120.000
yaitu mengeluarkan pesanan lebih awal dari yang
Benang Pakan Kain C 870.812 120.000 dijadwalkan; meningkatkan ukuran Lot (lot size);
Kanji Kain C 621.256 120.000 meningkatkan MPS; dan membuat item yang
biasanya dibeli atau disubkontrakkan. Mengurangi
Dari analisis biaya di atas maka penghematan beban, yaitu: subkontrakkan pekerjaan ke pemasok
yang dapat dilakukan dengan menggunakan luar; mengurangi ukuran lot; mengurangi MPS;
sistem MRP ini sebesar 3.821.893, yang berarti lot menahan pekerjaan dalam pengendalian produksi;
size usulan mempunyai biaya yang lebih rendah dan meningkatkan waktu tunggu penyerahan.
daripada lot size aawal dengan perbandingan Mendistribusikan kembali beban, yaitu
4.883.246 – 1.061.353 menggunakan alternate work center; menggunakan
= × 100% alternate routings; mendistribusikan beban;
4.883.246
menyesuaikan tanggal mulai operasi ke depan atau
= 78,26% ke belakang; memperlambat pengeluaran pesanan
manufacturing; dan memperbaiki MPS.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat Berdasarkan uraian tersebut di atas maka
diketahui bahwa lot size usulan mempunyai biaya penyeleseian untuk masalah ketidakseimbangan
78,26% lebih rendah dari lot size awal. tiap work center adalah sebagai berikut.

Hartono: Perencanaan dan Pengendalian Produksi Grey Cloth 49


Work Center I. Tidak bisa menambah mesin, Tabel 5. Perbandingan Kapasitas Awal dan Kapasitas
karena akan menimbulkan kelebihan kapasitas Usulan
yang sangat besar. Selain itu dikarenakan Kapasitas Kapasitas
Uraian
kekurangan kapasitas terjadi pada bulan IV, V , VI Awal Usulan
dan mengalami kelebihan kapasitas bulan I, II, III. Work Center I 31.269,89 31.269,89
Untuk itu tindakan yang diambil adalah dengan Work Center II 31.269,89 31.269,89
Work Center III 62.539,76 20.846,59
subkontrak. Work Center IV 469.048,4 312.698,8
Work Center II. Tindakan yang diambil adalah Worrk Center V 31.269,8 93.809,7
Work Center VI 62.539,7 93.809,7
sama dengan work center I yaitu dengan melakukan
Work Center VII 31.269,9 10.423,3
subkontrak. Work Center VIII 10.423,3 10.423,3
Work Center III. Pada work center III tiap Total 729.630,64 604.551,17
periode selalu mengalami kelebihan kapasitas.
Tindakan yang diambil adalah mengurangi jumlah Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa
shift. Yang semula 3 shift diubah menjadi 1 shift. terdapat selisih kapasitas sebesar 125079,47 yang
Work Center IV. Mengurangi jumlah shift yang berarti kapasitas usulan mempunyai kapasitas
semula 3 shift diganti dengan 2 shift sehingga yang lebih rendah dari pada kapasitas awal dengan
kelebihan kapasitas bisa dikurangi. perbandingan:
Work Center V. Pada work center ini kelebihan
kapasitas tidak terjadi. Justru kekurangan kapasitas 729.630,64 – 604.551,17
= × 100%
yang terjadi. Oleh karena itu, penambahan jumlah 729.630,64
shift yang semula 1 shift diganti menjadi 3 shift.
Sedangkan khusus untuk periode pertama yang = 17,14%
mengalami lonjakan beban, perlu mengadakan
subkontrak. Jadi kapasitas usulan mempunyai kapasitas
Work Center VI. Penambahan jumlah shift 17,14% lebih rendah dari kapasitas awal yang
dilakukan dengan penambahan 1 shift. Sedangkan nantinya akan berpengaruh pada biaya yang
untuk periode pertama melakukan subkontrak. dikeluarkan.
Work Center VII. Karena pada work center Biaya Tenaga Kerja dengan Kapasitas Awal
ini selalu mengalami kelebihan kapasitas, maka
tindakan yang diambil adalah dengan mengurangi Work Center I
jumlah shift yang semula 3 shift diubah menjadi Jumlah karyawan = 2 orang per shift
1 shift. Jumlah shift = 3 shift
Work Center VIII. Pada work center VIII hanya 1 Shift = 8 Jam
mempunyai 1 mesin dan 1 shift. Sedangkan tiap 1 Bulan = 26 hari
periode selalu mengalami kelebihan kapasitas. 1 Jam = Rp 2000
Tindakan yang diambil adalah melakukan Biaya yang dikeluarkan:
perawatan terhadap peralatan dan fasilitas atau 2 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp2.496.000
membuat jenis yang dalam keadaan normal jenis
itu dibeli atau disubkontrakkan. Work Center II
Dari kedelapan work center tidak ada tindakan Jumlah karyawan = 3 orang per shift
dengan lembur karena bila diadakan lembur Jumlah shift = 3 shift
pun masih belum memenuhi kebutuhan. Hal 1 Shift = 8 Jam
ini dikarenakan lembur maksimal hanya 4 jam. 1 Bulan = 26 hari
Selain itu tidak bisa melakukan tindakan dengan 1 Jam = Rp2000
penambahan peralatan atau mesin mengingat Biaya yang dikeluarkan:
lahan yang tidak ada. 3 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp3.744.000

50 Jurnal Teknik Industri, Vol. 8, No. 1, Februari 2007: 46–52


Work Center III Biaya yang dikeluarkan:
Jumlah karyawan = 4 orang per shift 2 × 1 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp832.000
Jumlah shift = 3 shift Total Biaya yang harus dikeluarkan selama 1 bulan
1 Shift = 8 Jam sebesar Rp 24.544.000
1 Bulan = 26 hari
Biaya Tenaga Kerja dengan Kapasitas usulan
1 Jam = Rp2000
Biaya yang dikeluarkan: Work Center I
4 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp4.992.000 Jumlah karyawan = 2 orang per shift
Jumlah shift = 3 shift
Work Center IV
1 Shift = 8 Jam
Jumlah karyawan = 5 orang per shift
1 Bulan = 26 hari
Jumlah shift = 3 shift
1 Jam = Rp2000
1 Shift = 8 Jam
Biaya yang dikeluarkan:
1 Bulan = 26 hari
2 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp2.496.000
1 Jam = Rp2000
Biaya yang dikeluarkan: Work Center II
5 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp6.240.000 Jumlah karyawan = 3 orang per shift
Work Center V Jumlah shift = 3 shift
Jumlah karyawan = 3 orang per shift 1 Shift = 8 Jam
Jumlah shift = 1 shift 1 Bulan = 26 hari
1 Shift = 8 Jam 1 Jam = Rp2000
1 Bulan = 26 hari Biaya yang dikeluarkan:
1 Jam = Rp 2000 3 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp3.744.000
Biaya yang dikeluarkan: Work Center III
3 × 1 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp1.248.000 Jumlah karyawan = 4 orang per shift
Work Center VI Jumlah shift = 1 shift
Jumlah karyawan = 3 orang per shift 1 Shift = 8 Jam
Jumlah shift = 2 shift 1 Bulan = 26 hari
1 Shift = 8 Jam 1 Jam = Rp2000
1 Bulan = 26 hari Biaya yang dikeluarkan:
1 Jam = Rp2000 4 × 1 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp1.664.000
Biaya yang dikeluarkan:
Work Center IV
3 × 2 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp2.496.000
Jumlah karyawan = 5 orang per shift
Work Center VII Jumlah shift = 2 shift
Jumlah karyawan = 2 orang per shift 1 Shift = 8 Jam
Jumlah shift = 3 shift 1 Bulan = 26 hari
1 Shift = 8 Jam 1 Jam = Rp2000
1 Bulan = 26 hari Biaya yang dikeluarkan:
1 Jam = Rp2000 5 × 2 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp4.160.000
Biaya yang dikeluarkan:
Work Center V
2 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp2.496.000
Jumlah karyawan = 3 orang per shift
Work Center VIII Jumlah shift = 3 shift
Jumlah karyawan = 2 orang per shift 1 Shift = 8 Jam
Jumlah shift = 1 shift 1 Bulan = 26 hari
1 Shift = 8 Jam 1 Jam = Rp2000
1 Bulan = 26 hari Biaya yang dikeluarkan:
1 Jam = Rp2000 3 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp3.744.000

Hartono: Perencanaan dan Pengendalian Produksi Grey Cloth 51


Work Center VI lebih rendah dari pada kapasitas awal dengan
Jumlah karyawan = 3 orang per shift perbandingan:
Jumlah shift = 3 shift
1 Shift = 8 Jam 24.544.000 – 21.216.000
= × 100%
1 Bulan = 26 hari 24.544.000
1 Jam = Rp2000
= 13,55%
Biaya yang dikeluarkan:
3 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp3.744.000 Jadi kapasitas usulan mempunyai biaya 13,55%
lebih rendah dari kapasitas awal.
Work Center VII
Jumlah karyawan = 2 orang per shift
SIMPULAN
Jumlah shift = 1 shift
1 Shift = 8 Jam Pemesanan dilakukan tiap bulan sekali.
1 Bulan = 26 hari Sedangkan jumlah pemesanan sesuai dengan jumlah
1 Jam = Rp2000 yang dibutuhkan: kapasitas jam kerja mesin yang
Biaya yang dikeluarkan: sebelumnya 729.630,64 menit yang mempunyai 19
2 × 3 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp832.000 shift. Setelah dilakukan perhitungan, kapasitas jam
kerja mesin turun menjadi 604.551,17 menit yang
Work Center VIII mempunyai 17 shift; biaya simpan yang sebelumnya
Jumlah karyawan = 2 orang per shift Rp4.883.247 turun menjadi Rp1.061.353, dengan
Jumlah shift = 1 shift persentase penghematan biaya sebesar 78,26%.
1 Shift = 8 Jam Sedangkan biaya tenaga kerja yang sebelumnya
1 Bulan = 26 hari Rp24.544.000 turun menjadi Rp21.216.000, dengan
1 Jam = Rp2000 persentase penghematan biaya sebesar 13,55%.
Biaya yang dikeluarkan:
2 × 1 × 8 × 26 × Rp2000 = Rp832.000 DAFTAR PUSTAKA
Total Biaya yang harus dikeluarkan selama 1 bulan Baroto, T., 2003. Pengantar Teknik Industri, Malang:
sebesar Rp21.216.000 UMM press.
Biegel, J.E., 1992. Pengendalian Produksi, Jakarta:
Dari hasil perhitungan biaya tenaga kerja yang Akademika Pressindo.
Gaspersz, V., 2004. Production Planning and Inventory
harus dikeluarkan terdapat perbandingan antara
Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi
kapasitas nyata dengan kapasitas usulan seperti
MRP II Dan JIT Menuju Manufakturing 21.
pada Tabel 6. PT Gramedia Pustaka Utama.
Herjanto, E., 1999, Manajemen Produksi dan Operasi,
Tabel 6. Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Joko, S., 2001. Manajemen Produksi dan Operasi. Malang:
Kapasitas UMM Press.
Kapasitas Awal Selisih
Usulan
Nasution, A.H. 1999. Sistem Perancangan dan
(Rp) 24.544.000 (Rp) 21.216.000 (Rp) 3.328.000
Pengendalian Produksi, Jakarta: Widya Gama.
Yamit, Z., 2002. Manajemen Produksi dan Operasi.
Tabel 6 dapat diketahui bahwa terdapat selisih Yogyakarta: Ekonisia kampus Fakultas Ekonomi
biaya tenaga kerja sebesar Rp3.328.000 yang UII.
berarti kapasitas usulan mempunyai biaya yang Yamit, Z., 2003. Manajemen Persediaan, Yogyakarta:
Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII.

52 Jurnal Teknik Industri, Vol. 8, No. 1, Februari 2007: 46–52

Anda mungkin juga menyukai