Selain menjadi tanaman hias, lavender ternyata juga bisa digunakan untuk mengusir
nyamuk. Coba letakkan lavender di sudut - sudut interior atau masukkan pot berisi
lavender ke dalam kamar tidur agar nyamuk tidak datang kembali.
Tanaman Lavender (Lavandula agustifolia) ini berasal dan biasa menghiasi padang
rumput di daerah kaki Pegunungan Alpen, Swiss. Lavender adalah sebuah genus yang
terdiri dari 25-30 spesies dari tumbuhan bunga dalam keluarga mint, Lamiaceae. Genus
ini termasuk tumbuhan menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek
dan semak kecil.
Kini, tanaman Lavender tersebar dari wilayah selatan Mediterania (pegunungan Alpen)
hingga Afrika tropis dan ke timur sampai lndia. Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan
Kanari, Afrika Utara, Afrika Timur, Eropa selatan, Mediterania, Arabia, serta India. Karena
telah ditanam dan dikembangkan di taman-taman di seluruh dunia, tanaman ini sering
ditemukan tumbuh liar di luar daerah asalnya.
Perbanyakan Lavender biasanya melalui biji. Biji-biji yang tua dan sehat disemaikan.
Apabila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15-20 cm,
dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah.
Lavender adalah salah satu tanaman pengusir nyamuk yang memiliki aroma tajam.
Nyamuk sangat tidak menyukai aroma tajam yang dihasilkan oleh bunga-bunga
tumbuhan ini.
Penampilan bunga Lavender sangat menarik. Berwarna ungu kecil-kecil dan
bergerombol diujung tangkai. Tanaman berbunga ungu ini tidak disukai nyamuk karena
mengandung zat linalool dan lynalyl acetate. Aroma bunga lavender yang
menyenangkan bagi indera penciuman manusia, ternyata memusingkan bagi nyamuk.
Untuk penggunaannya, bagian bunga lavender bisa diremas lalu digosokkan ke bagian
tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian untuk menghindari gigitan nyamuk. Ekstrasi
minyak atsiri dari bunga Lavender telah dikenal sejak lama sebagai bahan
baku lotion anti-nyamuk.
Untuk menghalau dan mengusir nyamuk dari hunian kita, sebaiknya tanaman bunga
Lavender di tempatkan di dekat pintu-pintu rumah, jendela ventilasi atau lubang-lubang
besar lainnya pada rumah.
“Namun, bagi masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati atas potensi risiko
yang mungkin akan timbul jika menggunakan obat herbal bersamaan dengan
obat sintetik tanpa sepengetahuan dokter atau tenaga medis lainnya,” ujar Dr.
Siska.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap disebut sebagai silent killer. Pasalnya,
penyakit ini tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.
Menurut Intisari Online, sekitar 95 persen penderitanya tidak diketahui
penyebabnya yang jelas. Hipertensi begini biasanya disebut hipertensi primer.
Sisanya, hanya lima persen diketahui dengan jelas penyebabnya, umumnya
penyakit ginjal kronis, dan disebut hipertensi sekunder.
Seledri--sebagai obat hipertensi--masuk ke dalam 32 kandidat tanaman
obat yang diteliti dan dikembangkan menjadi fitofarmaka, atau tingkat tertinggi
dalam kategorisasi obat tradisional. Informasi ini diungkapkan oleh Guru Besar
Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Prof S. Pramono, akhir November
tahun lalu.
Fitofarmaka merupakan kategori obat tradisional yang telah melalui uji praklinis
pada hewan dan uji klinis pada manusia sehingga terjamin khasiat dan
keamanannya.
Cara paling mudah untuk mengonsumsi seledri adalah dengan dijus. Ada
manfaat lain dari seledri selain untuk menurunkan tekanan darah.