Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga


banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola
makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan pola makan
yang tidak sehat dan berlebihan serta pemilihan makanan yang
tidak tepat akan berakibat buruk bagi kesehatan tubuh. Makanan
yang tidak tepat tersebut adalah makanan yang kurang
mengandung serat seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan air
putih. Jika konsumsi makanan tersebut di atas kurang maka akan
menyebabkan berbagai gagguan contohnya proses metabolisme
tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan tubuh terkait makanan harus
terpenuhi. Namun, pemenuhan makanan terkait hal tersebut juga
harus mempertimbangkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika
hal tersebut tidak diperhatikan maka akan menyebabkan
gangguan. Sebagai contoh mengkonsumsi makanan yang tinggi
gula dan lemak dapat memicu kenaikan berat badan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan resistensi insulin sehingga beresiko
untuk terkena diabetes. Ini disebabkan karena insulin menjadi
kurang efektif dalam membantu proses pengubahan glukosa
menjadi glikogen. Oleh karena itu, penting bagi manusia
memperhatikan makanan yang masuk agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh sehingga tubuh tetap sehat serta jauh dari
penyakit.(Esmawati, 2015)
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia kronis disertai gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.1,2 Kondisi
hiperglikemia ini dapat terjadi akibat berkurangnya sekresi insulin
atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Menurut
survei yang dilakukan oleh world health organization (WHO),

1
2

Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita


DM dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan
diatasnya adalah India, Cina dan Amerika Serikat. Temuan tersebut
semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes militus merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius.4,5 Terapi diabetes
melitus telah dilakukan dengan berbagai cara, baik pemberian
insulin maupun menggunakan obat - obat antidiabetes yang dijual
secara komersial, atau yang dikenal sebagai obat
sintetis.(Setyawati, A, & Azam, 2015)
Berdasarkan jumlah penderita DM pada usia >15 tahun di
provinsi NTB sebanyak 36.486 jiwa. Dari jumlah tersebut yang
mendapatkan pelayanan DM sesuai syandard sebanyak 25.856
jiwa atau 70,9%.
Glukosa merupakan karbohidrat yang terpenting dalam
tubuh karena merupakan penyedia energi yang akan digunakan
oleh tubuh dalam beraktivitas sehari-hari. Semua karbohidrat dari
makanan dihirolisis menjadi monosakarida yaitu glukosa, galaktosa
dan fruktosa di saluran cerna. Monosakarida ini kemudian diserap
di usus kemudian masuk ke dalam sistem sirkulasi untuk ditransfer
ke sel-sel tubuh yang memerlukannya atau diubah di hati menjadi
molekul yang lain. Glukosa dalam bentuk glikogen akan tersimpan
di dalam otot dan hati, sedangkan glukosa dalam bentuk glukosa
darah akan tersimpan dalam plasma darah.(Paruntu, 2015).
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi berbagai faktor,
salah satunya adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang kurang
dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Nyenwe et al. tahun 2003 mendapatkan 55,8% orang yang
pekerjaanya ringan memiliki kadar glukosa darah tinggi dan
menderita diabetes mellitus.(Ugahari, M.Mewo, & H.M.Kaligas,
2016).
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit
yang menjadi perhatian khusus masyarakat. Prevalensi penyakit
3

kardiovaskular terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu


penyakit kardiovaskular yang memiliki prevalensi tinggi adalah
hipertensi. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah lebih dari
normal (140/90 mmHg) (Chobanian 2003). Penyakit hipertensi atau
tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko penyakit jantung
koroner, gagal ginjal, demensia, stroke, dan sebagainya.(Sukandar,
Sigit, & Dewi, 2014).
Penderita Hipertensi usia >18 tahun di provinsi NTB
sebanyak 358.110 jiwa dan medapatkan pelayanan sebesar 56.107
jiwa (15,7%). Lebih dari setengan penderita Hipertensi tidak kontak
dengan pelayanan kesehatan. Penderita Hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan tertinggi di Kabupaten Dompu
sebesar 59,1% dan terendah terdapat di Kabupaten Lombok
Baratsebesar 0,9%.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara
farmakologis dan non-farmakologis. Pengobatan secara
farmakologi dengan menggunakan obat anti hipertensi. Dikenal 5
golongan obat lini pertama yang biasa digunakan untuk
pengobatan awal hipertensi, yaitu: ACE inhibitor, Angiotensin
Receptor Blocker, antagonis kalsium, diuretik, dan beta blocker.
Pengobatan secara non-farmakologis dengan cara berolahraga,
menjaga pola makan seperti diet rendah garam dan penggunaan
bahan herbal misalnya daun sirsak. Daun sirsak mengandung
senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan
B, gigantetrosin A, annonasin- 10-one, murikatosin A dan B,
annonasin, dan goniotalamisin dan ion kalium. Khasiat senyawa-
senyawa ini untuk pengobatan berbagai penyakit. 10 Kandungan
daun sirsak yang lain yaitu kalsium, fosfor, karbohidrat , vitamin A,
vitamin B, vitamin C, tanin, fitosterol, kalsium oksalat, dan alkaloid
murisine. Daun sirsak memiliki antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas, sama halnya dengan bahan alami lainnya,
4

antioksidan ini dapat melenturkan dan melebarkan pembuluh darah


serta menurunkan tekanan darah.(Sangging & Sari, 2017).

B. Rumusan Masalah
“Apakah Pemanfaatan Teh Daun Sirsak (Annona muricata
L.) Tehadap Tekanan Darah Tinggi Dan Kadar Glukosa Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Hipertensi? “

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah pemanfaatan teh daun sirsak (Annona
muricata L.) terhadap tekanan darah tinggi dan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes Melitus dengan hipertensi.

2. Tujuan Khusus
a. Mengukur tekanan darah tinggi dan kadar glukosa pada
pasien Diebetes Melitus dengan Hipertensi sebelum
pemberian teh daun sirsak (Annona muricata L.).
b. Mengukur tekanan darah tinggi dan kadar glukosa pada
pasien Diabetes Melitus dengan Hipertensi setelah
pemberian teh daun sirsak (Annona muricata L.).
c. Menganalis pemanfaatan teh daun sirsak (Annona muricata
L.) terhadap tekanan darah tinggi dan kadar glukosa pada
pasien Dabetes Melitus dengan Hipertensi.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan sehingga mampu
mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan
selama masa perkuliahan di jurusan Analis Kesehatan Mataram
khususnya mata kuliah kimia klinik.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat yaitu sebagai
informasi dan masukan tentang manfaat teh daun sirsak untuk
penurunan tekanan darah dan kadar glukosa pada penderita
diabetes melitus dengan hipertensi.
3. Bagi instalasi pendidikan
Manfaat penelitian ini bagi instalasi pendidikan yaitu untuk
menambah pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa yang
akan melakukan penelitian lanjut.

Anda mungkin juga menyukai