Anda di halaman 1dari 6

Analisis Perpindahan Kalor Pada Lorong Api Ketel Uap (T.

Priangkoso)

21
Momentum, Vol. 1, No. 1, April 2005 : 22 - 26

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR


PADA LORONG API KETEL UAP
T. Priangkoso*)

Abstrak

Perencanaan lorong api ketel uap melibatkan perhitungan kekuatan bahan dan perpindahan
kalor dari pembakaran bahan bakar ke air melalui dinding lorong api. Ketidakseimbangan
laju perpindahan kalor pada dinding lorong api akan menyebabkan peningkatan temperatur
dinding secara terus menerus yang akan menyebabkan kegagalan konstruksi lorong api.
Dengan demikian perencanaan lorong api harus mempertimbangan kekuatan bahan dan laju
perpindahan kalor pada dinding lorong api.

Kata kunci: lorong api, laju perpindahan kalor, konstruksi.

Pendahuluan sehingga tidak mampu menahan tekanan uap


Lorong api merupakan bagian penting (Djokosetyardjo, 1987).
dalam ketel uap tipe pipa api dalam menentukan Lorong api menggunakan bahan (material)
jumlah produksi uap air ketel tersebut. Lorong sesuai standar ASME. Pada umumnya, bahan
api digunakan sebagai dapur pembakaran bahan untuk lorong api adalah besi baja dengan
bakar (furnace). Gas panas hasil pembakaran beberapa variasi kandungan logam tertentu untuk
bahan bakar dari burner disalurkan ke dalam menambah daya tahan bahan. Dengan melihat
lorong api dan kalor dari panas pembakaran bahan, modus perpindahan kalor konduksi
disalurkan melalui dinding burner kepada air menjadi asumsi utama dalam menghitung
untuk mengubah air menjadi uap pada tekanan perpindahan kalor dari pembakaran bahan bakar
dan temperatur yang dibutuhkan. Persoalan ke air di sekeliling lorong api. Kenyataannya,
utama pada desain lorong api, selain kemampuan perpindahan kalor pada lorong api melibatkan
untuk menahan tekanan kerja, adalah semua modus perpindahan kalor, yaitu radiasi,
kemampuan untuk menghantarkan kalor konduksi, dan konveksi didih.
pembakaran ke air yang merendam lorong api. Perpindahan kalor dari pembakaran ke air
merupakan proses yang sangat rumit dan
Perpindahan Kalor pada Lorong Api kompleks. Namun demikian penyederhanaan
Lorong api merupakan piranti vital dalam dengan mengasumsikan perpindahan kalor
perancangan ketel uap (boiler). Selain berlangsung dalam arah satu dimensi dan bersifat
memberikan kalor kepada air dari gas panas, steady cukup memadai untuk memperkirakan laju
lorong api juga menjadi tempat untuk membakar perpindahan kalor tersebut. Besarnya laju
bahan bakar (dapur/furnace). Burner ditempatkan perpindahan kalor dari gas panas ke dinding
di salah satu ujung lorong api dan menyemburkan dalam lorong api sama dengan laju perpindahan
bahan bakar yang langsung dibakar di ujung kalor dari dinding dalam ke dinding luar lorong
burner ke arah lorong api. api dan sama dengan laju perpindahan kalor dari
Aspek perancangan lorong api tidak hanya dinding luar lorong api ke air.
melibatkan tekanan boiler, tetapi juga
mempertimbangkan laju perpindahan kalor yang Perpindahan kalor dari pembakaran ke
terjadi. Jika luas permukaan atau ketebalan dinding dalam lorong api.
lorong api tidak cukup untuk memindahkan kalor Kalor yang dihasilkan dari pembakaran
dari dinding dalam ke air, maka terjadi adalah sebesar (Muin, 1988)
penumpukan kalor yang menyebabkan kenaikan
temperatur dinding lorong api yang jika Qf = Wf (LHV) f kkal/h (1)
berlangsung terus menerus dapat menyebabkan
kegagalan konstruksi. Kegagalan konstruksi Wf = pemakaian bahan bakar, kg/h
terjadi karena pemanasan berlebihan yang
menyebabkan struktur lorong api melemah
*)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang
22
Analisis Perpindahan Kalor Pada Lorong Api Ketel Uap (T. Priangkoso)

LHV = Nilai bakar terendah (Low heating g = emisivitas gas total


value), kkal/kg g = absorbtivitas gas total
f = efisiensi pembakaran 0,9 – 0,97  = faktor koreksi emisivitas H2O
Sebagian kalor tersebut dibawa keluar dari
lorong api bersama gas asap pada temperatur t g Namun untuk perhitungan teknik dapat
sebesar diasumsikan bahwa g = g dan  g = g = 0

Qg = Wf Vg Cp tg kkal/h (2)
Vg = volume gas asap, m3/kg
Cp = panas jenis gas asap, kkal/m3 C
tg = temperatur gas asap, C

Dengan demikian kalor yang dipindahkan


dari gas yang menyala ke dinding dalam lorong
api adalah sebesar

Qr = Qf - Qg (3)

Perpindahan kalor dari gas panas ke


dinding dalam lorong api merupakan perpindahan
kalor radiasi api. Karena menyala, maka api
meradiasikan kalor ke dinding sekitarnya. Laju
perpindahan kalor radiasi dari nyala api ke
dinding dalam lorong api ditentukan oleh (Muin,
1988)
Gambar 2. Emisivitas CO2

TA TB

Gambar 1. Arah aliran gas pembakaran dalam


lorong api. TA= temperatur masuk gas dan TB
= temperature keluar gas.

  Tf 4  Twi  
4

Qr   wi Awi Bo  g     g    (4)
  100   100  
Gambar 3. Emisivitas H2O
wi = emisivitas dari dinding dalam lorong api
Awi = luas permukaan dinding dalam
Bo = 4,9 : 4,97
g = CO2 +  H2O - g
Perpindahan kalor dari dinding dalam ke
g = CO2 + H2O -  g
dinding luar lorong api.
Tf = temperatur nyala = (TA – TB)/2
Perpindahan kalor dari dinding dalam ke
Twi = temperatur dinding dalam
dinding luar lorong api berlangsung secara
CO2 = CO2 (Tf /Twi)0,65 konduksi.
H2O =  H2O Besarnya laju perpindahan kalor konduksi
 g = g pada lorong api adalah (Holman, 1988)

23
Momentum, Vol. 1, No. 1, April 2005 : 22 - 26

2 kL(Twi  Two ) Namun demikian, secara empirik,


Qk  besarnya perpindahan kalor didih kolam
ln(ro  ri )
diberikan oleh: (Holman, 1988)
(5)
Qd = hA(Two – Tj) (6)
k = konduktivitas termal bahan lorong
api, W/m2C yang mana :
L = panjang lorong api, m h = koefisien perpindahan kalor,
Twi = temperatur dinding dalam lorong api, W/m2C
C A = luas dinding luar lorong api, m2
Two = temperatur dinding luar lorong api, Two = temperatur dinding luar lorong
C api, C
ro = jejari luar lorong api, m Tj = temperatur jenuh air, C
ri = jejari dalam lorong api, m
dimana
Perpindahan kalor dari dinding luar lorong 0, 4
api ke air.  p
h  h1  
Perpindahan kalor yang terjadi dari  p1 
dinding luar lorong api ke air adalah perpindahan
kalor didih. Bila suatu permukaan bersentuhan h1 = koefisien perpindahan kalor seperti
dengan zat cair dan dipelihara pada suhu yang ditentukan tabel
lebih tinggi dari suhu jenuh zat cair itu, maka p = tekanan ketel uap
akan terjadi pendidihan. Sedangkan fluks kalor p1 = ekanan atmosfir standar
yang berlangsung bergantung pada perbedaan
antara suhu permukaan dan suhu jenuh. Tabel 1 Hubungan sederhana untuk Koefisien
Pada lorong api, permukaan luar lorong api Perpindahan Kalor Didih dari Dinding Luar Lorong
terbenam seluruhnya di bawah permukaan air Api ke Air.
sehingga prosesnya mengikuti proses didih Tx = Two - Tj (Holman, 1988)
kolam (pool boiling). Sesuai dengan kebutuhan, Qd h , W/m2C
biasanya ketel uap yang menggunakan lorong api
A ,
digunakan untuk menghasilkan uap jenuh,
sehingga temperatur air juga dijaga pada kW/m2
temperatur jenuhnya. Qd 1024
Penguapan yang disebut mendidih terjadi 16 (T ) x
1/3

di permukaan (Heating Surface). Uap terbentuk A


menjadi gelembung-gelembung yang bila
mencapai ukuran tertentu akan naik ke Qd 556 (T ) x
3

permukaan air. Pada proses pool boiling pada 16  240


lorong api sebagai pemanas, gerakan fluida yang A
terjadi hanya secara aliran bebas (free
convection) (Holman, 1988).
Pada saat pemanasan diteruskan, akan Analisis Perpindahan Kalor
terbentuk gelembung-gelembung uap pada Laju perpindahan kalor dari gas
permukaan lorong api yang diikuti dengan didih pembakaran ke dinding dalam lorong api, dari
nukleat dimana gelembung uap terbentuk lebih dinding dalam ke dinding luar lorong api, dan
cepat dan bergerak dan dibuang ke permukaan dari dinding luar lorong api ke air, harus sama,
air. Proses ini terus berlanjut dimana gelembung sehingga Qr = Qk = Qd (Djokosetyardjo, 1987)
uap terbentuk lebih cepat di permukaan luar Jika laju perpindahan kalor tidak sama,
lorong api sehingga menghalangi masukknya yaitu jika Qr  Qk atau Qk  Qd, maka akan terjadi
aliran air ke arah dinding luar lorong api. Pada penumpukan kalor pada dinding lorong api yang
saat ini, kalor dialirkan melalui proses konveksi, menyebabkan kenaikan temperatur dinding
konduksi dan radiasi sekaligus. secara terus menerus yang dapat menyebabkan
Jadi sangat jelas bahwa proses perpindahan kegagalan konstruksi lorong api.
kalor didih merupakan proses yang sangat rumit.

24
Analisis Perpindahan Kalor Pada Lorong Api Ketel Uap (T. Priangkoso)

Faktor yang menentukan besarnya laju tidak akan terjadi kelebihan tekanan dalam ketel
perpindahan kalor pada dinding lorong api adalah uap.
temperatur dinding dalam Twi dan temperatur Satu-satunya faktor yang mempengaruhi
dinding luar Two. Selain itu, laju perpindahan laju perpindahan kalor pada lorong api adalah
kalor juga ditentukan oleh dimensi lorong api dimensi lorong api. Dimensi yang mempengaruhi
yaitu panjang L dan ketebalan dindingnya. laju perpindahan kalor radiasi adalah luas
Twi dapat diperoleh dari persamaan (4), permukaan dinding dalam, konduksi oleh tebal
sehingga temperatur dinding dalam lorong api dan panjang lorong api. Sedangkan laju
adalah perpindahan kalor didih dipengaruhi oleh luas
g 4  permukaan dinding luar lorong api. Dengan
Q.10 8
Twi  4  Tf   (7) demikian, maka seluruh dimensi lorong api,
 g  wi Awi Bo g  selain dihitung berdasarkan kekuatan menahan
tekanan operasi ketel uap, juga harus dihitung
Untuk menjaga agar Twi tetap stabil, maka berdasarkan laju perpindahan kalor yang terjadi.
kalor yang diterima dinding dalam lorong api Kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan
harus diteruskan seluruhnya ke dinding luar air menjadi uap jenuh besarnya dihitung dengan
lorong api supaya tidak terjadi kenaikan persamaan (6). Jadi luas permukaan pemindah
temperatur yang berlebihan dari dinding dalam. panas pada dinding luar lorong api adalah
Dengan demikian, supaya laju perpindahan kalor sebesar:
dari gas panas ke dinding dalam dan dari dinding Qd
A
dalam ke dinding luar tetap sama, maka h(Two  T j )
temperatur dinding luar haruslah (10)
Q ln(ro  ri ) Sedangkan
Two  Twi  k (8)
2 kL A  2  Do L
Do = diameter luar lorong api
Sedangkan untuk menjaga agar temperatur
dinding luar tidak mengalami kenaikan Panjang lorong api L bersifat tetap karena
temperatur secara berlebihan, maka laju berkaitan dengan dimensi ketel uap secara
perpindahan kalor dinding luar ke air harus sama keseluruhan dengan mempertimbangkan
dengan laju perpindahan kalor dari dinding dalam kebutuhan tempat untuk memasang ketel uap.
ke dinding luar lorong api. Dengan laju Dengan demikian variabel yang bisa berubah
perpindahan kalor Qd = Qk, temperatur dinding adalah pada diameter lorong api.
luar adalah Ketebalan dinding lorong api yang
Qd dibutuhkan untuk memindahkan kalor sebesar Qk
Two  T j  (9)
hA = Qd dihitung dengan memasukkan harga D o/2 ke
dalam ro dan L pada persamaan (5) untuk
Two yang dihitung dari persamaan (8) dan mendapatkan ri. ri pada akhirnya digunakan untuk
(9) di atas haruslah sama. Jika T wo yang dihitung mencocokkan laju perpindahan kalor pada
dari dari laju perpindahan kalor konduksi lebih furnace, sehingga dapat diperkirakan laju
tinggi dari pada Two yang dihitung dari laju pembakaran bahan bakar agar tidak
perpindahan kalor didih, maka akan terjadi menyebabkan pemanasan lebih pada dinding
penumpukan kalor pada dinding lorong api. Akan lorong api.
lebih aman jika mengalirkan kelebihan kalor ke Ketebalan dinding lorong api (ro – ri)
air dari pada membiarkan terjadinya penumpukan dicocokan dengan ketebalan yang dibutuhkan
kalor pada dinding lorong api yang akan oleh dinding lorong api untuk menahan tekanan
mengakibatkan kegagalan konstruksi. Kelebihan dalam ketel uap sebesar (ASME)
kalor yang diserap air akan mengakibatkan laju
penguapan lebih tinggi dari yang seharusnya dan D
t
dapat meningkatkan tekanan dalam ketel uap.  100SV  (11)
Tetapi, ketel uap dilengkapi dengan katup 16 1  Y  1 
 CP 
pengaman yang membatasi tekanan, sehingga

25
Momentum, Vol. 1, No. 1, April 2005 : 22 - 26

t = tebal dinding lorong api, mm kekuatan atau kemampuan untuk menahan


D = diameter dalam lorong api, mm tekanan uap dalam ketel, namun juga harus
SV = tegangan maksimum yang diijinkan mempertimbangkan laju perpindahan kalor yang
untuk bahan pada temperatur jenuh, terjadi pada lorong api yang menjadi media
kg/mm2 pemindah kalor. Ketidakseimbangan laju
C = koefisien konstruksi sambungan perpindahan kalor pada lorong api akan
lorong api pada ketel menyebabkan pemanasan berlebihan pada
L = panjang lorong api, mm dinding lorong api yang akan mengakibatkan
P = tekanan desain, kg/mm2 keruntuhan struktur lorong api.

2 D/L Pustaka
Y 5
10  D / L Djokosetyardjo, M.J., Ketel Uap, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1987.
Pencocokan laju perpindahan kalor agar Q r
= Qk = Qd dilakukan secara terus menerus Holman, J.P., E. Jasfi, Perpindahan Kalor,
sehingga diperoleh (ro – ri) > t. Pencocokan laju Erlangga, Jakarta, 1988.
perpindahan kalor akan menyebabkan
perhitungan yang berulang-ulang, diawali dari Muin, Syamsir A., Pesawat-pesawat Konversi
kebutuhan kalor yang akan digunakan untuk Energi I (Ketel Uap), Rajawali, Jakarta, 1988.
menguapkan air. Jika kemampuan lorong api
untuk mengantarkan kalor dari api ke air lebih -----------, Pedoman Penggunaan Dasar-dasar
kecil dari kalor yang dihasilkan dari pembakaran Penilaian dan Perhitungan Pesawat Uap dan
bahan bakar, maka laju pembakaran harus Bejana Tekanan, Depnaker, Jakarta.
dikurangi untuk menghindari panas berlebihan
pada dinding lorong api. -----------, Rules For Construction of Power
Boilers, ASME, New York.
Kesimpulan
Dimensi pada konstruksi lorong api ketel
uap tidak hanya cukup memperhitungkan

26

Anda mungkin juga menyukai