Anda di halaman 1dari 21

HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia klinik merupakan ilmu dasar yang memerlukan
pemahaman dalam menganalisis berbagai cairan tubuh atau
spesimen jaringan atau tentang fisiologi dan proses biokimia tubuh
dalam keadaan normal dan terjadi penyakit.
Saat ini banyak penyakit yang menyerang manusia diakibatkan
pola hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang
tidak sehat / instan, merokok, dan zat zat kimia lainnya yang dapat
merusak tubuh.
Seseorang yang sehat secara fisik belum tentu sehat secara
klinis, banyak kemungkinan berbagai penyakit ada dalam dirinya.
Maka seseorang harus melakukan pemeriksaan secara berkala agar
organ dalam tubuh dapat diketahui apakah normal atau sudah tidak
abnormal. Dalam hal menjaga kesehatan merupakan prioritas utama
dari mahkluk hidup apalagi manusia.
Diabetes melitus adalah gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh
kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin.
Diketahui pula bahwa diabetes melitus merupakan penyebab
kematian ketiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker.
Diabetes merupakan penyakit yang dapat mengganggu metabolisme
glukosa tersebut, dimana glukosa yang seharusnya menjadi
bermanfaat dan merupakan sumber energi berubah menjadi musuh
dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ.
Pada praktikum kali ini kami kelompok 4 melakukan diskusi
antar kelompok dan materi yang kami bawakan pada diskusi kali ini
yaitu berjudul “Pemeriksaan Glukosa Darah sewaktu” inilah yang
menjadi parameter terhadap materi yang kami bawakan pada diskusi
kali ini.

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
1.2 Maksud
1.3 Tujuan

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Data Klinis

Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit yang


ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia)
sebagai akibat dari rendahnya sekresi insulin, gangguan efek insulin,
atau keduanya. Diabetes mellitus bukan merupakan patogen
melainkan secara etiologi adalah kerusakan atau gangguan
metabolisme. Gejala umum diabetes adalah hiperglikemia, poliuria,
polidipsia, kekurangan berat badan, pandangan mata kabur, dan
kekurangan insulin sampai pada infeksi. Hiperglikemia akut dapat
menyebabkan sindrom hiperosmolar dan kekurangan insulin dan
ketoasidosis. Hiperglikemia kronik menyebabkan kerusakan jangka
panjang, disfungsi dan kegagalan metabolisme sel, jaringan dan
organ. Komplikasi jangka panjang diabetes adalah macroangiopathy,
microangiopathy, neuropathy, katarak, diabetes kaki dan diabetes
jantung (Reinauer et al, 2002).
Kadang-kadang penderita diabetes melitus tidak menunjukkan
gejala akut (mendadak), tetapi penderita tersebut baru menunjukkan
gejala setelah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap
penyakit diabetes melitus. Gejala ini dikenal dengan gejala kronik atau
menahun (Katzung, 2002).
Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel β pulau
Langerhans dalam pankreas. Berbagai stimulus melepaskan insulin
dari granula penyimpanan dalam sel β, tetapi stimulus yang paling kuat
adalah peningkatan glukosa plasma (hiperglikemia). Insulin terikat
pada reseptor spesifik dalam membran sel dan memulai sejumlah aksi,
termasuk peningkatan ambilan glukosa oleh hati, otot, dan jaringan
adipose (Katzung, 2002).
Glukosa merupakan stimulus paling kuat untuk pelepasan
insulin dari sel-sel β pulau Langerhans. Terdapat sekresi basal yang

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
kontinu dengan lonjakan pada waktu makan. Sel-sel β memiliki kanal
K+ yang diatur oleh adenosin trifosfat (ATP) intraselular. Saat glukosa
darah meningkat, lebih banyak glukosa memasuki sel β dan
metabolismenya menyebabkan peningkatan ATP intraselular yang
menutup kanalATP. Depolarisasi sel Depolarisasi sel β yang
diakibatkannya mengawali influks ion Ca 2+ melalui kanal Ca2+ yang
sensitif tegangan dan ini memicu pelepasan insulin (Katzung, 2002).
Reseptor insulin adalah glikoprotein pembentuk membran yang
terdiri dari dua subunit α dan dua subunit β yang terikat secara kovalen
oleh ikatan disulfida. Setelah insulin terikat pada subunit α, kompleks
insulin-reseptor memasuki sel, dimana insulin dihancurkan oleh enzim
lisosom. Internalisasi dari kompleks insulin-reseptor mendasari down-
regulation reseptor yang dihasilkan olh kadar insulin tinggi (misalnya
pada pasien obes). Ikatan insulin pada reseptor mengaktivasi aktivitas
tirosin kinase subunit β dan memulai suatu rantai kompleks reaksi-
reaksi yang menyebabkan efek insulin (Neal, 2006).
Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah
suatu gangguan menahun pada khususnya metabolisme karbohidrat
dalam tubuh, dan juga pada metabolisme lemak dan protein (lat.
Diabetes = penerusan, mellitus = madu). Sebabnya ialah kekurangan
hormon insulin untuk menggunakan (membakar) glukosa sebagai
sumber energi serta guna sintesis lemak, dengan efek terjadinya
hiperglikemia (Mycek, 2001)
Pankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon peptida insulin, glukagon dan somatostatin, dan suatu kelenjar
eksokrin yang menghasilkan enzim pencernaan. Hormon peptida
disekresikan dari sel-sel yang berlokasi dalam pulau-pulau Langer
hans (β atau sel –B yang menghasilkan insulin, α2 atau sel-A yang
menghasilkan glukagon dan α1 atau sel-D yang menghasilkan
somatostatin) (Mycek, 2001).

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Ada empat jenis sel penghasil hormone yang teridentifikasi
dalam pulau – pulau langerhans tersebut (Sloane, 2004):
1) Sel alfa memsekresi glucagon, yang meningkatkan kadar gula
darah
2) Sel beta mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah
3) Sel delta mesekresi somatostatin, atau hormone penghalang
hormon pertumbuhan, yang menghambat sekresi glucagon dan
insulin.
4) Sel F mensekresi polipeptida pancreas, sejenis hormone
pencernaan untuk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah
makan.
Kriteria diagnosis diabetes mellitus adalah kadar glukosa puasa
≥ 126 mg/dL, atau pada 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL atau HbA1c
≥ 8%. Jika kadar glukosa 2 jam setelah makan > 140 mg/dL, tetapi
lebih dari 200 mg/dL, dinyatakan glukosa toleransi lemah (Sukandar,
2008).
Manifestasi Klinik Diabetes Melitus yaitu (Sukandar, dkk,
2008):
- DM tipe I
Penderita DM tipe I biasanya memiliki tubuh yang kurus dan
cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis karena insulin
sangat kurang disertai peningkatan hormone glucagon.
Sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah beberapa hari
mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot
badan.
- DM tipe II
Pasien dengan DM tipe II sering asimptomatik. Munculnya komplikasi
dapat mengindikasikan bahwa pasien telah menderita DM selama
bertahun-tahun, umumnya muncul neuropathi.

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya letargi, poliuria,
nokturia, dan polidipsia sedangkan penurunan bobot badan secara
signifikan jarang terjadi.
2.2 Hasil pemeriksaan laboraturium

Parameter Hasil Unit Nilai normal

WBC 7,3 109/L 4,0-10,0

Lymphil 1,7 109/L 0,8-1,0

Mid# 0,7 109/L 0,1-1,5

Gran# 4,9 109/L 2,0-7,0

Lymph% 23,0 % 20,0-40,0

Mid# 10,0 % 3,0-15,0

Gran# 67,0 % 50,0-70,0

RBC 3,80 1012/L 3,50-5,20

HGB 11,9 g/dL 12,0-17,0

HCT 34,8 % 37,0-50,0

MCV 91,7 fL 82,0-95,0

MCH 31,3 Pg 27,0-31,0

MCHC 34,2 g?/Dl 32,0-36,0

RDW-CV 0,151 0,115-0.145

RDW-SD 51,9 fL 35,0-56,0

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
PLT 322 109/L 150-450

MPV 8,4 Fl 7,0-17,0

PDW 15,7 15,0-17,0

PCT 0,270 % 0,108-0,282

jenis Item nama result unit referansi

Kimia Gula darah 96% Mg/dl ‹110


klinik sewaktu

2.3 Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah dari semua hasil uji laboraturium kimia klinik di atas
menjadi parameter seorang pasien mengalami Diabetes mellitus
atau tidak.
Jawab :
Jika dalam pemeriksaan hasil laboraturium yang di dapat glukosa <
140 mg/dL belum di katakan seorang sudah mengalami atau
menderita diabetesmilitus dan untuk memperkuat bias di lakukan
pemeriksaan lanjutan lagi. Pemeriksaan glukosa darah dengan
menggunakan glukosa puasa jika hasilnya masih <140 mg/dL maka
dapat di katakan menderita diabetes militus ( Niluh Putu,2014).
Kesimpulan :
Bisa, akan tetapi jika pada suatu pemeriksaan diperoleh glukosa <
140 mg/dL belum bisa dikatakan orang tersebut memiliki penyakit
diabetes militus. karena itu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
memperkuat hasil yang diperoleh. Dan apabila diperoleh hasil yang

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
sama lagi maka orang tersebut sudah bisa dikatakan memiliki
penyakit diabetes militus.
2. Jelaskan interpretasi data dari hasil laboraturium dan hubungkan
dengan hasil pemeriksaan glukosa darah
Jawab :
1. WBC adalah pemeriksaan darah putih (leukosit)
2. Lymphi adalah pemeriksaan limfosit
3. MID adalah pemeriksaan sel darahputih yang mencakup sel
darah putih yang jarang Nampak pada pemeriksaan contohnya
monosit,basofil dan blos dan lainnya
4. Gran adalah pemeriksaan glanurosit
5. RBC adalah pemeriksaan eritrosit sel darah merah yang banyak
mengikat oksigen
6. HCT adalah pemeriksaan hemotoksin
7. HGB adalah pemeriksaan hemoglobin
8. MCV adalah pemeriksaan ukuran volume rata-rata sel darah
merah
9. MCH adalah parameter basal sel darah merah apabila rendah
10. MCHC adalah pemeriksaan hemoglobin
11. PLT adalah pemeriksaan platelet menandakan proses
peradangan
12. RDW adalah koefisien variasi dari volume eritrosit
13. PDW adalah koefisien variasi dari volume platelet
14. PCT adalah procaicilonin yang menandakan adanya proses
infeksi (Niluh Putuh,2014)
Dari pemeriksaan di atas di ketahui bahwa pemeriksaan
tersebut adalah pemeriksaan darah lengkap yang di lakukan
pada pasien bertujuan untuk mendiaknosa suatu penyakit .
Disamping itu juga pemeriksaan ini sering di lakukan untuk
melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang
menderita suatu penyakit infeksi (Niluh Putuh,2014).

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Sedangkan pemeriksaan gula darah adalah tes yang di
lakukan untuk mengukur jumlah gula darah dalam darah dan
terutama dilakukan untuk mengecek kondisi diabetes tipe 1,
diabetes tipe 2, dan diabetes gestational
(Hayyumahdania.dkk,2017).
Kesimpulan :
Interpretasi data laboratorium yang digunakan itu seperti WBC,
MID, LYMPH, dan yang lainnya seperti yang disebutkan.
Hubungannya dengan hasil pemeriksaan glukosa darah yaitu
pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan diatas merupakan
pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk melihat kemajuan dan
respon dari seorang pasien yang menderita penyakit infeksi.
3. Apa penyebab MCH meningkat dan HGB menurun dan kenapa jika
kadar HCT menurun.
Jawab :
Tingginya nilai MCH mengidentifikasi anemia hiperkromik
(nilai BB tinggi). Hal ini menandakan ukuran sel darah merah
membesar terjadi akibat kekurangan asam folat dan devisiensi
vitamin B12 (Nia Rista,2016)
Penurunan kadar HGB atau rendahnya kadar hemoglobin
dapat terjadi akibat pendarahan pasca operasi penurunan jumlah
hemoglobin di akibatkan oleh menurunnya jumlah eritrosit,karena
kadar hemoglobin berbanding lurus dengan jumlah eritrosit. Sekitar
30% isi sel darah merah terdiri atas zat warna merah darah yaitu
hemoglobin (Nia Rista,2016).
Kadar HCT menurun sangat dinamis karena di pengengaruhi
oleh kondisi hemodinamik, misalnya saat seorang dalam keadaan
dehidrasi maka HTCnya cenderung meningkat dan setelah
direhidrasi maka kadar HCT bisa langsung menurun (Tutwuri
Handayani.dkk,2014).

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Kesimpulan :
Nilai MCH meningkat mengidentifikasi adanya penyakit Hiperkromik
yang menandakan ukuran sel darah merah membesar terjadi akibat
kekurangan asam folat dan devisiensi vitamin B12.
HGB menurun diakibatkan karena menurunnya jumlah eritrosit,
karena kadar hemoglobin berbanding lurus dengan jumlah eritrosit.
HCT menurun karena dipengaruhi oleh kondisi hemodinamik.
4. Apakah ada pengujian lain untuk mengetahui DM tipe satu atau
DM tipe lainnya .
Jawab :
Untuk mendeteksi pemerksaan yang lain akurat di lakukan
pemeriksaan HBA1C adalah komponen kecil pada hemoglobin
sendiri merupakan bagian dari sel darah merah yang memberikan
pigmen warna merah dan pembawa oksigen keseluruh tubuh jika
nilai HBA1C lebih dari 6,5 % seorang telah mengalami DM. Nilai di
bawah 5,7% dikatakan buram dan jika nilainya itu 5,7-6,4% maka
seorang dapat di kategorikan DM tipe 2 ( Niluh Putu,2014).
Kesimpulan :
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui DM Tipe satu atau DM
tipe lainnya yaitu dengan pemeriksaan HBA1C. Jika HBA1C lebih
dari 6,5 % telah mengalami DM dan jika dibawah 5,7% buram, dan
jika 5,7%-6,4% maka dikategorikan DM tipe 2.
5. Mengapa kadar HDL dapat menurun dan apakah bisa
meningkatkan kadar HDL selain menggunakan obat-obatan?
Jawaban :
Kadar HDL dapat menurun karena beberapa faktor, diantaranya :
- pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang berolahraga dan
sering mengkonsumsi makanan berminyak
- kebiasaan merokok, kebiasaan merokok juga merupakan
penyebab buruknya proporsi HDL dan LDL kolesterol pada
seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Framingham Heart Study di Amerika ditemukan bahwa
kebiasaan merokok menyebabkan kadar HDL kolesterol
menurun (Tisnadjaja, 2006 : 32)
cara meningkatkan kadar HDL selain mengkonsumsi obat-obatan
antara lain :
- menjaga pola hidup sehat seperti rajin berolahraga dan
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C seperti
buah-buahan. Vitamin C berguna meningkatkan HDL dan
menstimulasi pelarutan kolesterol yang terendapkan pada
dinding pembuluh dan meningkatkan transpornya ke hati.
Selain itu dapat juga mengkonsumsi serat gizi (bagian dari
makanan yang tidak dapat dicerna dlam usus) misalnya pada
sayur-sayuran seperti bayam, kol, kacang panjang, buncis dan
sebagainya (Rahardja, dkk, 2013 :65)
- obat tradisional alami seperti bawang putih, dimana bawang
putih selain berdaya menurunkan LDL, dapat pula
meningkatkan HDL. Jug menurunkan tekanan darah tinggi
berdasarkan pelebaran pembuluh (vasodilatasi) dan
menghambat penggumpalan darah (Rahardja, dkk, 2013 :64).
Kesimpulan :
Kadar HDL menurun disebabkan oleh kebiasaan merokok dan pola
hidup tidak sehat. cara untuk meningkatkan HDL yaitu dengan cara
menjaga pola hidup sehat, rajin berolahraga, dan mengomsumsi
obat-obat tradisional.
6. Bagaimana bisa pH urin asam dapat membentuk kristal?
Jawaban :
Kristal asam urat terjadi karena penumpukan purin yang tidak
dimetabolisme dengan baik di dalam tubuh. Pada pH asam
pembentukan zat purin meningkat. Menurut Prof. H. M. Hembing
Wijaya Kusuma peningkatan pembentukan zat purin akan
menyebabkan produksi kristal asam urat dalam tubuh.

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Kesimpulan :
pH urin asam dapat membentuk kristal karena terjadi peningkatan
pembentukan zat purin meningkat.
7. Apa penyebab urin pagi seseorang bening sedangkan yang biasa
terjadi urin pagi itu pekat?
Jawaban :
Karena selama tidur urin akan tetatp diproduksi dan akan
menumpuk untuk sementara waktu pada kandung kemih sehingga
akan tampak pekat pada saat berkemih pada pagi harinya. Warna
urin akan menyesuaikan dengan banyaknya air atau jenis makanan
atau minuman yang dikonsumsi (Laksmi, 2004) . Jadi penyebab
urin pagi berwarna bening karena sebelum tidur telah banyak
mengkonsumsi air.
Kesimpulan :
karena urin akan tetap diproduksi dan akan menumpuk sehingga
akan tampak pekat pada saat berkemih pada pagi harinya.
8. Berapa nilai untuk kadar pH asam dan pH basa pada urin?
Jawaban :
Urin dikatakan bersifat asam apabila pH-nya berada di bawah 4.5
dan dikatakan basa apabila pH-nya diatas 8.0 (Kemenkes, 2011)
Kesimpulan :
asam pada pH dibawah 4,5 dan dikatakan basa apabila pH nya
diatas 8,0
9. Mengapa obat estrogen dapat meningkatkan kadar HDL ?
Jawaban :
Hormon estrogen berfungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL
lebih mudah menumbulkan plak didalam pembuluh darah apabila
dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan
adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL
untuk menembus plak akan terhalangi sehingga kadar LDL akan
menurun dan kadar HDL akan meningkat.

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Kesimpulan :
Estrogen dapat meningkatkan HDL karena estrogen berperan
sebagai antioksidan dimana untuk mencegah proses oksidasi.
10. Bagaimana cara albumin dapat mempertahankan tekanan osmotik?
Jawaban :
Albumin dapat mempertahankan tekanan osmotik dengan cara
menjaga keberadaan air dalam plasma darah sehingga bisa
mempertahankan volume darah (Sumarno, 2012)
Kesimpulan :
Albumin dapat mempertahankan tekanan osmotik dengan cara
menjaga keberadaan air yang ada dalam plasma darah sehingga
volume darah bisa dipertahankan.
11. Kenapa urin pada bayi itu tidak berbau? Dan bagaimana cara untuk
dideteksi pada bayi?
Jawab:
- Menurut dokter spesialis anak, warna kencing normal pada
bai harusnya kuning jernih dan tidak berbau. Kata ahli diatas,
kuning jernih merupakan warna kencing normal pada bayi
yang berusia 0-3 bulan dan diatas 4 bulan. Dengan catatan
sikecil hanya mengonsumsi ASI atau susu formula untuk
kecukupan gizinya.
- Menurut buku penuntun laboratorium kimia klinik, 2017 h. 80
Bau urin yang normal disebabkan untuk sebagian oleh asam-
asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dari
normal dapat disebabkan oleh makanan, obat-obatan, bau
amoniak oleh perombatan bakterlil dari ureum, bau ketonuria
dimana bau itu ada dari semula dan menyerupai bau bunga
setengah layu.
Kesimpulan :

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
12. Kenapa Bj pada urin pagi dan urin sewaktu berbeda?
Jawab
- Menurut buku penuntun laboratorium kimia klinik, 2017 h. 69
 Urin sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan
urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini
biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang
menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.
 Urin pagi
Yang dimaksudkan dengan urin pagi ialah urin yang
pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan siang
hari, jadi baik untuk pemeriksaan sediment, berat jenis,
protein, dll., dan baik juga untuk umpamanya test
kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic
gonadotrophin) dalam urin.
- Menurut buku dasar-dasar mikrobiologi dan patofisiologi
untuk perawat, 2015 h.94
Urin yang dipakai untuk pemeriksaan adalah urin baru dan
urin yang diambil adalah pada waktu pagi hari sehabis
bangun tidur. Urin baru disini akan lebih berguna karena
belum terjadi perubahan apa-apa, misalnya keasaman,
bakteri, benda keton dan sebagainya. Urin pagi lebih baik
dipakai karena urin mempunyai bJ yang lebih tinggi.
- Menurut buku penuntun laboratorium kimia klinik, 2017 h. 79
Penetapan jenis urin yang bukan urin 24 jam juga mempunyai
makna dalam urin. Tingginya berat jenis itu memberi kesan
tentang pekatnya urin.
Kesimpulan

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
13. Kenapa penyakit liver atau saluran empedu dapat menyebabkan
warna urin menjadi coklat?
Jawab
- Menurut buku anatomi dan fisiologi
Bilirubin adalah produk dari eritrosit yang rusak. Kerusakan
eritrosit akan menyebabkan keluarnya bilirubin, bilirubin ini
adalah bilirubin tak terkonjugasi yang tidak dapat larut dalam
air. Bilirubin tak terkonjugasi ini diikat oleh albumin dan
protein yang lain, kemudian beredar melalui peredaran darah.
Setibanya didalam hepar, bilirubin tak terkonjugasi dilepas
oleh hepar dari albumin, kemudian digabung dengan
glukoronid sehingga dapat melarut dalam air dan disebut
bilirubin terkonjugasi. Melalui kanalikuli, bilirubin terkonjugasi
ikut dengan empedu dan masuk kevesika felea dan
duodenum. Dalam duodenum, bilirubin terjonjugasi diubah
menjadi urobilinogen. Sebagian urobilinogen ini dikeluarkan
melalui feses dalam bentuk sterkobilin yan meberi warna
pada fese dan urin (kecokelatan), dan sebagian direabsorbsi.
Setelah itu, direabsorbsi, setibanya didalam hepar, hepar
melepasnya kedalam darah untuk digunakan kembali, yang
lain dikeluarkan melalui urin.
Kesimpulan
14. Bagaimana jika ada bakteri dalam urin dan bagaimana
penanganannya?
Jawab:
- Menurut buku penuntun laboratorium kimia klinik, 2017 h.71.
Kuman-kuman akan mencerai ureum dengan membentuk
amoniak dan karbondioksid. Amoniak menyebabkan pH urin
menjadi lindi dan terjadilah pengendapan calcium dan
magnesium fosfa. Reaksi lindi juga merusak silinder.
Sebagian dari amoniak hilang keudara sehingga urin itu tidak

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
dapat dipakai lagi untuk penetapan ureum. Selain itu juga
glukosa akan dicerai oleh kuman-kuman sehingga hilang dari
urin.
Kuman-kuman biasanya ada karena urin untuk pemeriksaan
biasa tidak dikumpulkan secara steril, untuk mengecilkan
kemungkinan perubahan itu, simpanlah urin pada suhu 4 0c
sebaiknya dalam lemari es, dalam botol –botol tertutup.
- Menurut febrianti, 2019
Cara pengambilan sampel/spesimen
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. Tempat pengambilan harus dibersihkan menggunakan air.
3. Urin pertama kali keluar dibuang, diambil bagian
tengahnya sebanyak 12 ml
4. Wadah ditutup rapat dan diberi label
5. Cuci tangan dan daerah keluarnya urin dengan sabun
6. Dikeringkan dengan handuk setelah pengambilan sampel
Kesimpulan
15. Mengapa Jika urin berbuih dapat dikatakan sirosis hati?
Jawab :
Menurut Pamela,M. 2015
Sirosis Hati sering disertai gangguan fungsi ginjal. Hal tersebut
dapat disebabkan adanya gangguan neurohormonal serta
peningkatan aktivitas system saraf simpatis dimana protein yang
berlebih akan menyebabkan buih pada saat berkemih.
16. Apa Hubungan BJ dapat menyebabkan demam. diare dan muntah
?
Jawab :
- Menurut Buku Ilmu kesehatan Anak, 2000 h. 266
Sekitar 70% penderita, kehilangan air dan natrium
sebanding sehingga terjadi dehidrasi isonatremik. Hal ini
terjadi bila sejumlah besar elektrolit, terutama natrium, hilang

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
dari tinja melebihi kehilangan cairan. Hal ini sering terjadi
pada disentri basilar atau kolera.
- Menurut buku penuntun laboratorium kimia klinik, 2017 h.79
Berat jenis urin sangat erat hubungannya dengan diuresis,
makin besar diuresis, makin rendah BJ dan sebaliknya.
Tingginya berat jenis itu memberi kesan tentang pekatnya
urin, jari berkaitan dengan faal pemekatan ginjal.
Kesimpulan :
17. Pertanyaan dari kelompok 2
Bagaimana bisa mandi air dingin dapat meningkatkan sel
darah putih?
Jawab:
Menurut jurnal
Mandi air dingin telah diklaim memiliki beberapa efek
menguntungkan pada kesehatan seperti peningkatan sistem
kekebalan tubuh, sirkulasi kardiovaskular dan vitalitas. Penelitian
telah menunjukan bahwa orang yang mandi air dingin setiap hari
membantu meningkatkan jumlah sel darah melawan virus dalam
tubuh mereka dibandingkan dengan mereka yang mandi air panas.
Para peneliti telah sampai pada kesimpulan bahwa peningkatan
laju metabolisme yang merupakan hasil dari upaya tubuh untuk
menghangatkan dirinya sendiri dapat mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh dan melepaskan lebih banyak sel darah putih
sebagai respons. Jadi, tingkatkan jumlah sel darah merah anda
dengan mandi air dingin.
Kesimpulan :
18. Pertanyaan dari kelompok 3
Bagaimana pengujian yang dilakukan dan apakah sampel
yang digunakan serum atau plasma?

Jawab:

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Menurut Waterbury, 2001

Kebanyakan laboratorium sekarang menggunakan


metode otomatis untuk menghitung jumlah darah lengkap (CBC),
data rutin yang didapatkan biasanya meliputi Ht, Hb, jumlah sel
darah merah (RBC), volume korpuskuler rata-rata (MCV),
hemoglobin korpuskuler rata-rata (MCH) dan konsentrasi
hemoglobin korpuskuler rata-rata (MCHC).

Biasanya digunakan sistem otomatis (Coulter) untuk


mengukur secara langsung Hb, RBC, dan MCV dan dari variabel-
variabel terukur ini dihitung Ht, MCH, dan MCHC. Keuntungan
utama sistem otomatis selain keuntungan-keuntungan yang sudah
jelas seperti kecepatan, pencetakan hasil secara otomatis dan
sebagainya adalah derajat ketepatan yang tinggi.

Kesimpulan :

19. Pertanyaan dari kelompok 3


Jelaskan perbedaan dari leukosit dan leukositosis?

Jawab:

Menurut Kemenkes, 2011

Leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan


menfagosit organisme asing dan memproduksi atau mengangkut /
mendistribusikan antibody, sedangkan

Menurut Tambayong, 2000

Leukositosis mengacu pada peningkatan jumlah sel darah putih.


Peningkatan dalam jumlah sel adalah selektif, sesuai dengan agens
penyebab. Sebagai contoh, bakteri pirogen sering menyebabkan
peningkatan pada jumlah neutrophil, sedangkan infeksi helmintik dapat
menyebabkan eosinophilia.
ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA
15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
Kesimpulan :

20. Pertanyaan dari kelompok 4


Mengapa didataran tinggi dapat meningkatkan nilai Hb dan Ht ?

Jawab:

Menurut Kurniasih, 2018

Orang-orang yang hidupnya didaerah pegunungan atau dataran


tinggi mempunyai jumlah sel darah merah lebih banyak dibanding yang
tinggal didataran rendah. Hal ini disebabkan di dataran tinggi atau
pegunungan kadar oksigennya sedikit sehingga tubuh beradaptasi untuk
memproduksi sel darah merah, agar kemampuan untuk meningkat
oksigen yang kadarnya sedikit dapat lebih banyak.

Kesimpulan :

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2017, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, UMI, Makassar.

Ditjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Ditjen POM. 1995, Farmakope Indonesia edisi IV ,DEPKES RI,Jakarta

Katzung, G. Bertram. 2002. Farmakologi : Dasar dan Klinik. Buku 2.


Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Mycek.M.J, Harvey. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya Medika


: Jakarta.

Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Penerbit


Erlangga. Jakarta.

Reinauer, H., P. D. Home, A. S. Kanagasabapathy, C. C. Heuck. 2002.


Laboratory Diagnosis and Monitoring of Diabetes Mellitus. World
Health Organization. Geneva.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. EGC : Jakarta.

Sukandar Elin Yuliana, dkk. 2008. Iso Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan
: Jakarta

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

ERNI AYU LESTARI NINA SAKINA


15020160249

Anda mungkin juga menyukai