Anda di halaman 1dari 4

Gambar 4.

8 bentang teoretis (tidak monolit)

3. Distribusi gaya-gaya dalam pelat satu arah

Distribusi gaya-gaya dalam pelat satu arah (menahan dalam satu arah), sebenarnya
dapat dianggap sebagai gelagar diatas beberapa tumpuan.

Dalam buku ini ditentukan dengan teori elastisitas linier atau dengan mekanika teknik.
Untuk struktur statis tertentu, distribusi gaya –gaya ditentukan dengan tiga buah persamaan
keseimbangan :

ƩH = 0; ƩV = 0 dan ƩM = 0

Untuk struktur statis tak tentu, misalnya gelagar diatas beberapa tumpuan, cara
menentuknnya menggunakan persamaan keseimbangan dengan satu persamaan perubahan
bentuk.

Selain itu pada SKSNI T15-1991-03 pasal 3.6.6 mengijinkan untuk menentukan
distribusi gaya dengan menggunakan koefisien momen yang dapat dilakukan dengan mudah.
Penggunaannya akan dikaitkan dengan beberapa syarat-syarat dibawah ini :

a) Jumlah bentang paling sedikit harus dua


b) Panjang bentang bersebelahan yan paling besar dibagian sebelah kiri dan kanan
tumpuan, tidak boleh 1,2 kali lipat lebih besar dari panjang bentang bersebelahan
yang paling pendek
c) Beban harus merupakan beban terbagi rata (distribusi)
d) Beban hidup harus tiga kali lebih kecil dari beban mati
e) Penggunaan koefisien momen, untuk bentang dapat berdasarkan
 Untuk momen lapangan : bentang bersih I diantara tumpuan
 Untuk momen tumpuan : bentang bersih rata-rata I padas ebelah kiri dan
kanan tumpuan.

Koefisien momen-momen yang ditetapkan dalam SKSNI T15-1991-03, akan


dirangkum pada table 12. Simbol yang dipakai dinyatakan pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Simbol-simbol dalam Tabel 12


Tabel 12. Koefisien momen dikalikan 𝑊𝑢 𝐼𝑎 ² (Lihat Buku Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang tebl 4.1)

4. Diagram Alir Untuk Menghitung Pelat-pelat Satu arah

Bila syarat-syarat batas (sampang), panjang bentang dan distribusi momen diketahui,
maka tulangan pelat yang diperlukan dapat dihitung.

Memang tebal total pelat harus diketahui pula. Untuk pelat, tebal ini didapatkan dari
syarat-syarat kelangsingan yang telah ditetapkan pada table 10. Keuntungan dari penetuan
tebal pelat ssebelumnya, untuk perhitungan pelat yang dibahas dalam buku ini pemeriksaan
sesudahnya tidsk dibutuhkan. Sedangkan pemeriksaan sesudahnya atau pemeriksaan lendutan
cukup rumit.

Urutan kegiatan yang diperlukan untuk menghitung pelat menurut table 12 dinyatakan
dalam diagram alir pada Gambar 4.10.

Setelah menentukan syarat-syarat batas, bentang dan tebal pelat kemudian beban – beban
dapat dihitung. Untuk pelat yang sederhana berlaku rumus 3.2.1 yang tercantum dalam
SKSNI T15-1991-03 pasal 3.2.2 (lihat pula pada bab 2) :

𝑊𝑢 = 1,2 𝑊𝐷 + 1,6 𝑊𝐿

Faktor beban terkait dalam perhitungan, Selanjutnya momen lapangan dan momen
tumpuan didapat dari table 12, maka tulangan yang diperlukan dapat dihitung dengan
menggunakan table yang berkaitan.
Gambar 4.10 Diagram alir untuk menghitung tulangan pada pelat.
5. Contoh Perhitungan

5.1 Contoh 11

Diketahui :
Sebuah lantai menurut Gambar 4.11
Mutu beton ƒ’𝑐 = 15 MPa (150 kg/cm²)
Mutu baja ƒ’𝑦 = 240 MPa (2400 kg/cm²)
Lantai berusuk ditumpu bebas pada tembok bata.

Gambar 4.11 Lantai dari contoh 11.


Ditanya :
Tentukan tebal pelat yang diperlukan dan jumlah tulangan, bila pelat dibebani beban hidup
𝑊𝐿 = 1,5 kN/m² (150 kg/m²) serta penutup lantai 𝑊𝐷 = 0,5 kN/m² (50 kg/m²). Pelat ini
terletak dalam lingkungan kering.

Perhitungan :

1. Tentukan syarat-syarat batas dan panjang bentang.


Pelat ditumpu bebas pada tembok bata. Untuk bentang I diambil jarak pusat ke pusat
tumpuan.
1
I =3760 + 2.2.240 = 4000 mm (400 cm)

2. Tentukan tebal pelat.


1 4000
Tebal minimum ℎ𝑚𝑖𝑛 = 27 = 27
= 148 mm
Tebal pelat yang dipilih h = 150 mm
3. Hitung beban –beban.
𝑊𝑢 = 1,2 𝑊𝐷 + 1,6 𝑊𝐿
𝑊𝐷 dari berat pelat sendiri = 0,15 . 24 = 3,6 kN/m²
𝑊𝐷 dari berat penutup lantai = 0,5 kN/m²

𝑊𝐷 total ( beban mati) = 4,1 kN/m²

𝑊𝐿 = 1,5 kN/m²

𝑊𝑢 = 1,2 . 4,1 + 1,6 . 1,5 = 7,3 kN/m² (730 kg/m²)

4. Tentukan momen yang menentukan.


Untuk pelat ditumpu bebas berlaku
1 1
𝑀𝑢 = 8 𝑊𝑢 l² = 8.7,3.4,0² = 14,6 kNm (1460 kgm)

Momen jepit tak terduga didapat sesuai dengan table 12 :


1
𝑀𝑢 = 𝑊𝑢 l² = 4,9 kNm (490 kgm)
24

Anda mungkin juga menyukai