Anda di halaman 1dari 3

GASTRITIS

No.Dokumen : 880/SOP/B/IV/69/01/2016
No.Revisi :
Tgl Terbit : 08 Januari 2016
SPO Halaman : ½

PEMERINTAH PUSKESMAS
KAB. BOLSEL PINOLOSIAN
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan
Kepala UPTD
Puskesmas I Wayan Sugiri
Pinolosian Nip. 19710913 199403 1 007

1 Pengertian 1. Gastritis adalah proses inflamasi/ peradangan pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat
akumulasi bakteri atau bahan iritan lain, proses inflamasi dapat bersifat akut,
kronis, difusi atau local.
2. Factor resiko :
 Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis makan pedas,
porsi makan yang besar
 Sering minum kopi dan teh
 Infeksi bakteri atau parasit
 Penggunaan obat anlgetik dan steroid
 Usia lanjut
 Alkoholisme
 Stress
 Penyakit lainnya seperti ; penyakit refluks empedu, penyakit autoimun,
HIV/AIDS, chron disease.
3. Diagnosis :
a. Anamnesa :
 Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas
 Keluhan meradah atau memburuk bila di ikuti dengan makan
 Mual
 Muntah
 kembung
b. pemeriksaan fisik
 Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat
 Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat di temukan perdarahan saluran
cerna berupa hematemesis dan melena
 Biasanya pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tanpa anemis
c. Pemeriksaan penunjang
 Tidak diperlukan,
 Kecuali pada gastritis kronis dapat melakukan pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan breath test, dan fese untuk mengetahui infeksi helicobacteri
pylori, ronsen dengan barium edema dan endoskopi.

4. Komplikasi
 Pendarahan saluran cerna bagian atas
 Ulkus peptikum
 Perforasi lambung
 anemia

5. penatalaksanaan
 menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya
keluhan, seperti makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil
dan hindari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut
kembung seperti kopi, the, makan pedas dan kol.
 Terapi diberikan peroral dengan obat, antara lain : H2 bloker 2xsehari
(ranitidine 150 gr/kali, famotidin 20 mg/kali, simetidin 400-800 mg/kali)
(omeprasol 20 mg/kali serta antasida dosis 3x 500-1000 mg/hari)
6. Criteria rujukan :
 Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan
 Terjadi kompilikasi
 Adanya alaram symptom : perdarahan, berta badan menurun 10 %
dalam 6 bulan, mual muntah berlebian.

2 Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan gastritis di puskesmas


pinolosian.

3 Kebijakan Dibawah pengawasan dan tanggung jawab dokter puskesmas pinolosian

4 Referensi Peraturan menteri kesehatan RI 5 tahun 2015 tentang panduan praktek klinis bagi
dokter pelayanan primer

5 Prosedur/ 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan mencatat
Langkah- dalam buku status pasien
langkah 2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lain terhadap pasien yang sesuai guna mengdiagnosa gastritis
3. Dokter mengdiagnosa gastritis
4. Dokter memberi tatalaksana sesuai dengan diagnosa
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit gastritis dan menjelaskan
tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan keadaannya
semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan

7 Unit Terkait Poli umum dan UGD

Anda mungkin juga menyukai