Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEPRESI PADA LANSIA

Disusun Oleh :

YUNITA AFIFATUS S AJENG SAFITRI


MEGA SINTIA DIAH AYU M
NURUL HIDAYAH CATUR PUJI A
SITI SOLEKAH CRISTYANI M
AMRIK QORI’AH FEBELLA F
TANTI PUTRI P NOVIA HAFIDHOH

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar Pengesahan Penyuluhan Kesehatan dengan Tema “ Depresi pada


Lansia”.

Telah disetujui pada,

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(_______________________) (_______________________)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Depresi pada Lanjut Usia


Ruang : Aula UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar
Pelaksana : Mahasiswa UNP Kediri Semester V
Waktu : 30 menit

A. Tujuan

1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU).


Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan selama 1 x
30 menit dapat menjelaskan tentang Depresi pada Lanjut Usia
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan selama 1 x
30 menit diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian Depresi
b. Menjelaskan Penyebab Depresi
c. Menjelaskan Tanda Gejala Depresi
d. Menjelaskan tingkatan Depresi
e. Menjelaskan cara penatalaksanaan Depresi
B. Media pembelajaran
Leaflet.
C. Metode Pembelajaran.
1. Ceramah,diskusi dan demontrasi
2. Diskusi
3. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran.

No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Waktu


Kegiatan
1 Pembukaan/ - Mengucapkan salam - Menjawab salam
orientasi - Perkenalan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan 5 Menit
- Melakukan kontrak - Mendengarkan

2 Pelaksanaan- Melakukan apersepsi


- Menyampaikan materi - Mendengarkan 10 Menit
tentang Depresi pada Lanjut - Memberikan 10 Menit
Usia. pertanyaan
- Memberi kesempatan pada
klien untuk bertanya. - Memperhatikan
- Melakukan demonstrasi
3 Evaluasi - Memberikan pertanyaan - Menjawab pertanyaan 5 Menit
terkait dengan materi yang
diberikan
- Menarik kesimpulan - Memberikan pendapat
Penutup - Mengucap salam - Menjawab salam

E. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian Depresi
b. Menjelaskan Penyebab Depresi
c. Menjelaskan Tanda Gejala Depresi
d. Menjelaskan tingkatan Depresi
e. Menjelaskan cara penatalaksanaan Depresi
MATERI
DEPRESI PADA LANJUT USIA

A. Definisi

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai
komponen psikologik rasa susah murung sedih putus asa dan tidak bahagia
serta komponen somatik: anoreksia konstipasi kulit lembab rasa dingin,
tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi merupakan suatu
gangguan mood & Mood adalah suasana perasaan yang meresap dan
menetap yang dialami secara internal dan yang mempengaruhi perilaku
seseorang dan persepsinya terhadap dunia (Sadock dan Sadock, 2007)

B. Etiologi

Faktor predisposisi dan faktor pencetus

1. Faktor Predisposisi:

Faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan


afektif melalui riwayat keluarga atau keturunan.

a. Teori agresi menyerang kedalam, menunjukan bahwa depresi


terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepad diri sendiri.
b. Teori kehilangan objek merujuk kepada perpisahan traumatik
individu dengan benda atau yang sangat berarti.

c. Teori organisasi kepridian menguraikan bagaimana konsep diri


yang negatif dan harga diri mudah mempengaruhi sistem keyakinan
dan penilaian seseorang terhadap stressor.

d. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah


kognitif yang di dominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap
diri seseorang, dunia seseorang dan masa depan seseorang.

e. Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa bukan


semata-mata trauma menyebabkan depresi tapi keyakinan bahwa
seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting
dalam kehidupannya oleh karena itu ia mengulangi respon yang
adaptif.

f. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang


mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan
positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.

g. Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi


selama masa depresi. Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi
endokrin, dan hiperskresi kortisol

2. Stresor Pencetus

a. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang di bayangkan,


termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau
harga diri. karena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep
kehilangan maka persepsi pasien merupakan hal yg sangat penting.

b. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai


pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap
masalah(masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan
menyelesaikan masalah.

c. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi


perkembangan depresi, terutama pada wanita.

d. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat (obatan atau penyakit


fisik dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan
gangguan alam perasaan. Diantara obat (obatan termasuk tersebut
terdapat obat antihipertensi dan penyalahgunaan zat yang
menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yg
melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan depresi. Depresi yg
terdapat pada usia lanjut biasnya bersifat kompleks karena untuk
menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan
otak orgnik dan depresi klinik.
C. Tanda dan Gejala Depresi

1. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan
yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.

2. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi


tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun
berbeda jika kondisinya telah parah seseorang cenderung akan
kehilangan gairah makan.

3. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam


faktor penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi
dilain pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak
tidur.

4. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang


mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari
kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya.
Saya tidak mengalami depresi? dilain pihak, seseorang lainnya yang
mengalami depresi mungkin akan gampang letih dan lemah.

5. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk


mengatakan atau merasa, saya selalu merasa lelah atau saya capai. Ada
anggapan bahwa gejala itu disebabkan oleh faktor (faktor emosional,
bukan faktor biologis).

6. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna,


tidak efektif. Orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran
seperti, sayamenyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai
banyak kemajuan, seringkali terjadi.

7. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk


memecahkan masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi
merasa kesulitan untuk menfokuskan perhatiannya pada sebuah
masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang sering
terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi.
8. Perilaku merusak diri tidak langsung. Contohnya: penyalahgunaan
alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan,
terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti
misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa
juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri
sendiri secara tidak langsung.

9. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang
sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung.
Frank menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap
orang. Tetapi merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau
lima atau lebih dari tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi,
maka sangat mungkin seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika
seseorang mengalami gejala pada nomor 9 yakni punya keinginan
untuk bunuh diri, maka Fank menganjurkan seseorang untuk segera
mencari bantuan profesional secepat mungkin.

D. Tingkatan Depresi pada Lansia

Menurut Depkes RI tahun 2001 tingkatan depresi yaitu :

1. Depresi ringan

Suasana perasaan yang depresif, Kehilangan minat, kesenangan


dan mudah lelah, konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan
kepercayaan diri kurang, perasaan salah dan tidak berguna, pandangan
masa depan yang suram, gagasan dan perbuatan yang membahayakan
diri, tidak terganggu dan nafsu makan kurang.

2. Depresi Sedang

Kesulitan nyata mengikuti kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan


rumah tangga.

3. Depresi berat tanpa gejala manik


Biasanya gelisah, kehilangan harga diri dan perasaan tidak
berguna, keinginan bunuh diri gangguan depresi dibedakan dalam
depresi ringan, sedang dan berat sesuai dengan banyak dan beratnya
gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang.
Menurut ICD 10 pada gangguan depresi ada 3 gejala utama yaitu:

a. Mood terdepresi (suasana perasaan hati murung/sedih),


b. Hilang minat atau gairah,

c. Hilang tenaga dan mudah lelah, yang disertai dengan gejala lain
seperti :

1) Konsentrasi menurun,

2) Harga diri menurun,

3) Perasaan bersalah,

4) Pesimis memandang masa depan,

5) Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

6) Pola tidur berubah,

7) Nafsu makan menurun

E. Penatalaksanaan Depresi

Penatalaksanaan yang adekuat menggunakan kombinasi terapi


psikologis dan farmakologis disertai pendekatan multidisiplin yang
menyeluruh. Terapi diberikan dengan memperhatikan aspek individual
harapan-harapan pasien, martabat (dignity) dan otonomi/kemandirian
pasien. Problem fisik yang ada bersama-sama dengan penyakit mental
harus diobati.

1. Terapi Fisik

a. Berolahraga
Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan dan
kebingungan disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan pikiran
dan perasaan positive yang dapat menghalangi munculnya mood
negative adalah dengan olahraga.

2. Diet (Mengatur Pola Makan)

Simtom depresi dapat di perparah oleh ketidakseimbangan nutrisi


di dalam tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan
depresi semakin parah yaitu: Konsumsi kafein secara berkala dan
konsumsi sukrosa (gula)

3. Terapi humor

Sudah lama professional medis mengaku bahwa pasien yang


mempertahankan sikap mental yang positive dan berbagai tawa
merespon lebih baik terhadap pengobatan

4. Berdoa

Banyak yang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling


pada agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang
percaya, keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama
tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan
depresi. Terapi Kognitif bertujuan mengubah pola pikir pasien yang
selalu negatif (persepsi diri, masa depan, dunia, diri tak berguna, tak
mapu, dsb) ke arah pola pikir yang netral atau yang positif.

5. Terapi Keluarga

Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit


depresi, sehingga dukungan/ support terhadap pasien sangat penting.
Proses penuaan mengubah dinamika keluarga, ada perubahan posisi
dari dominasi menjadi dependen pada orang usia lanjut. Tujuan dari
terapi terhadap keluarga pasien yang depresi adalah untuk meredakan
perasaan frustrasi dan putus asa, mengubah dan memperbaiki
sikap/struktur dalam keluarga yang menghambat proses penyembuhan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Amir N. 2005. Depresi, Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana, Jakarta :


Balai Penerbit FKUI.
Dadang Hawari D. 2002. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi, Jakarta : Gaya
Baru.
Depkes dn Kesejahteraan Sosial RI. 2001. Pedoman Pembinaan Kesehatan Jiwa
Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.
Isaac. 2003. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa, Jakarta : tp.
Waston R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai