Abortus Bab 1
Abortus Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan bayi yang tertinggi di dunia adalah di Asia Tenggara.
bahwa Angka Kematian Ibu ( AKI ) Indonesia masih 228/100.000 kelahiran hidup
sedangkan target MDG5 tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup, sehingga
preeklampsi dan eklampsi (20-30%) serta infeksi (20-30%). Perdarahan pada ibu
(Prawirohardjo, 2010).
Abortus merupakan masalah yang sering terjadi pada ibu hamil. Menurut
defenisi WHO, abortus adalah hilangnya janin atau embrio dengan berat kurang dari
500 gram setara dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan. Semakin muda kehamilan
maka semakin mungkin terjadi abortus. Sekitar 75% angka abortus terjadi sebelum
usia kehamilan mencapai 16 minggu, dan kira-kira 60% terjadi sebelum 12 minggu
(Benson dan Penoll’s, 2009). Angka kejadian abortus yang pasti sukar ditentukan,
karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi
komplikasi. Juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda
ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit (Prawirohardjo,
2010).
2003 dari 33 menjadi 29 aborsi per 1.000 wanita berusia 15 – 44 tahun. Di Asia
Timur, tingkat aborsi diperkirakan pada tahun 2003 adalah 28 per 1.000 wanita usia
subur. Di Selatan Asia Tengah, tingkat aborsinya adalah 27 per 1.000 wanita usia
subur. Asia Tenggara merupakan daerah dengan tingkat aborsi tertinggi pada tahun
2003 yaitu 39 per 1.000 wanita usia subur. Tingkat aborsi paling rendah di Asia
Barat yaitu 24 per 1.000 wanita usia subur (Guttmacher Institute, 2009).
Harlap dan Shiono mengatakan bahwa lebih dari 80 persen abortus terjadi pada
12 minggu pertama, dan setelah itu angka ini cepat menurun. Terdapat berbagai
faktor yang menyumbang pada keadaan ini, yaitu usia dan paritas. Risiko abortus
spontan meningkat seiring dengan paritas serta usia ibu dan ayah. Frekuensi abortus
yang secara klinis terdeteksi meningkat dari 12 persen pada wanita berusia kurang
dari 20 tahun menjadi 26 persen pada mereka yang usianya lebih dari 40 tahun
(Cuningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, J., Gilstrap III., Hauth, J.C., Wenstrom, K.D
2006).
Data abortus di Medan sendiri belum mewakili data sebenarnya, tetapi data
abortus juga dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD dr.
Pirngadi Medan dan RSUP Haji Adam Malik Medan yang merupakan rumah sakit
proporsi penderita abortus terbanyak adalah pada tahun 1999 sebanyak 29,1% pada
prevalensi abortus di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010 adalah
peneliti mendapatkan informasi bahwa jumlah angka kejadian abortus pada periode
Januari 2010-Desember 2011 adalah 142 orang. Dari latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Usia dan Paritas Ibu
B. Perumusan Masalah
adalah bagaimanakah hubungan usia ibu dan paritas ibu dengan kejadian abortus di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan usia ibu dan paritas ibu dengan kejadian
Desember 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui usia ibu hamil normal dan ibu abortus yang dirawat di
b. Untuk mengetahui paritas ibu hamil normal dan ibu abortus yang dirawat
2011.
2011.
Sebagai bahan masukan dan informasi tentang faktor risiko kejadian abortus
yaitu usia dan paritas, sehingga dapat bekerja sama dengan pemerintah atau
3. Bagi Peneliti
Gynecology.