Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TERAS
Jalan Raya Boyolali-Solo Km.07 Ds. Teras, Kec. Teras, Boyolali 57372 Propinsi Jawa Tengah
Telpon (0276) 322080, Email : pkmteras@boyolali.go.id dan pkmteras123@gmail.com

KERANGKA ACUAN MONITORING GARAM BERYODIUM


DI TINGKAT RUMAH TANGGA

A. PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas
kehidupan. Kurang gizi pada Balita tidak hanya menimbulkan gangguan
pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktifitas di
masa dewasa.

Upaya penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Boyolali masih di


prioritaskan pada masalah gizi utama yang dihadapi yaitu Gangguan
Kekurangan Yodium ( GAKY ), Anemia Gizi Besi ( AGB ), Kekurangan Energy
dan Protein ( KEP ), dan Kekurangan Vitamin A ( KVA ) serta masalah gizi lebih
yang mulai bermunculan.

Penanggulangan GAKY perlu ditunjang dengan pengadaan /produksi


garam beryodium. Saat ini masih banyak beredar garam yang dikonsumsi tidak
memenuhi syarat.Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan yang intensif.

Strategi untuk meningkatkan garam beryodium di tingkat rumah tangga yaitu:

 Dengan menyediakan Garam Beryodium yang memenuhi Standar


Nasional Industri ( >30 ppm ),
 Pengawasan Mutu Garam di tingkat Produsen,
 Pemantauan Garam Beryodium di tingkat Distribusi,
 Pasar,
 Masyarakat, dan rumah tangga,
 Promosi untuk meningkatkan

Masalah yang di hadapi dalam penyediaan Garam Beryodium :

 Harga garam beryodium lebih mahal


 Kebiasaan menyimpan garam dalam wadah terbuka dan diatas tempat
memasak

Oleh karena itu dilaksanakan Pemantauan Garam Beryodium dengan sasaran


Rumah Tangga.

B. LATAR BELAKANG
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia.
Yodium merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental. Masalah Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber
daya manusia yang mencakup 3 aspek yaitu aspek perkembangan
kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan rumah tangga yang
mengonsumsi garam beryodium mengandung cukup yodium mencapai
62,3%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar
23,7% dan yang tidak mengandung yodium sebesar 14,0%. Berkaitan dengan
itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat
Edaran Nomor : JM. 03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009, mengenai
Percepatan Penanggulangan gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara
lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar
meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam peningkatan garam
beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium pada
sasaran (wanita usia subur (WUS), ibu hamil, ibu menyusui dan anak
sekolah). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63
tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium Daerah.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan
kesehatan yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 (proyeksi BPS
2008) menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34 (SDKI 2007)
menjadi 24 per kelahiran hidup , menurunkan angka kematian ibu dari 228
(SDKI 2007) menjadi 118 per 100 ribu kealhiran hidup dan menurunkan gizi
kurang dari 18,4% (Riskesdas 200&) menjadi kurang dari 15% dan
menurunkan balita pendek dari 36,8% (Riskesdas 2007) menjadi kurang dari
32%.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 – 2014 Bidang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementrian Kesehatan
2010 -2014, yang memuat indicator keluaran yang harus dicapai. Salah satu
dari 8 indikator keluaran di bidang perbaikan gizi yang harus dicapai pada
tahun 2014 yaitu 90% rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan
kandungan yodium cukup. Oleh karena itu program penanggulangan GAKY
difokuskan pada peningkatan konsumsi garam beryodium.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terlaksananya pemantauan untuk memperoleh gambaran berkala tentang
cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di
masyarakat.
2. Tujuan khusus
a. Diperolehnya informasi tentang konsumsi garam beryodium di tingkat
desa dengan pengujian garam.
b. Diperolehnya informasi tentang bentuk garam yang digunakan di
tingkat masyarakat.
c. Diperolehnya informasi tentang pembelian garam yang digunakan
masyarakat.
d. Diperolehnya informasi tentang ada tidaknya merk dagang produk
garam yang dikonsumsi masyarakat.

D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


1. Petugas berkoordinasi dengan bidan desa & kader posyandu tentang
pelaksanaan pemantauan garam beryodium di masyarakat.
2. Petugas menetapkan jadwal pelaksanaan pemantauan garam beryodium
masyarakat.
3. Petugas menyiapkan alat, bahan, materi (formulir, alat uji garam
beryodium).
4. Petugas/kader melaksanakan pengujian garam beryodium di masyarakat.
5. Petugas/kader mencatat hasil pengujian garam beryodium meliputi hasil
test garam, bentuk, merk & tempat membeli garam.
6. Petugas merekap hasil pengujian garam beryodium.
7. Petugas melaporkan hasil pengujian ke dinas terkait.

E. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


Kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan secara serentak pada
bulan Februari & Agustus setiap tahun.
F. SASARAN
Rumah tangga ( Ibu balita yang datang ke Posyandu )

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal (bulan)
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan X X X X
2 Pelaksanaan X X
3 Pelaporan X X X X

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN


Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan mulai dari posyandu, hasilnya
dilaporkan secara berjenjang. Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan.
Indikator yang digunakan dalam evaluasi adalah :
1. Input :
 Logistik ( jumlah dan ketersediaan yodium test dan formulir
pencatatan – pelaporan).
 Sumber daya manusia (petugas kesehatan dan kader).
 Dana operasional
 Sarana prasarana.
2. Proses
 Jumlah sasaran yang diuji
 Ketepatan pencatatan
 Ketepatan pelaporan
3. Output : cakupan pemantauan garam beryodium masyarakat.

I. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir pemantauan garam
beryodium masyarakat tingkat desa. Setelah itu direkap dalam formulir
rekapitulasi hasil pemantauan garam beryodium masyarakat tingkat
kecamatan. Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan.

Mengetahui :
Kepala Puskesmas Teras

dr.FEBTI NILA UTAMI


NIP.19790216 200903 2 001

Anda mungkin juga menyukai