Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya lah, kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun
berdasarkan data yang kami ambil beberapa waktu lalu dari berbagai sumber yang
kami dapatkan dan kami mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah
karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk makalah berjudul “ MAKALAH
METODE ILMIAH ”

Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji
dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca
untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau pun
untuk rekan-rekan yang akan melakukan penelitian atau praktikum metode ilmiah
dengan tema yang sama.

Nganjuk, 15 September 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul Makalah ..................................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


2.1 Definisi Metode Ilmiah ................................................................................. 3
2.2 Sikap Ilmiah .................................................................................................. 4
2.3 Kegunaan Metode Ilmiah ..............................................................................5
2.4 Kriteria Metode Ilmiah ..................................................................................5
2.5 Langkah-Langkah Metode Ilmiah .................................................................7
2.6 Contoh Penerapan Metode Ilmiah dalam IPA .............................................10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung


dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara
spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif.
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan
pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra
terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin
diuji kebenarannya. Sedangkan pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan
indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut
menggunakan metode-metode ilmiah.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin Scientia yang berarti


Knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin.
Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun
secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan
menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang
tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta
konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali
secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.

Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah


pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis,
berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan
yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan
terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti
setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang
saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
disebut penelitian (research).

Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran


yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu
adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka
metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta
dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu,
penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika
tidak dikatakan sama.

Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam


mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh,
mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939), “ Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah
pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

1.2 Rumusan Masalah


- Pengertian Metode Ilmiah ?
- Kriteria-kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah ?
- Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode
ilmiah ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi pengetahuan dan
wawasan mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan
metode ilmiah kepada masyarakat awam pada umumnya dan kaum
intelektual (mahasiswa) pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan


suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur,
sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk
mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.

Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah
suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science
project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis.
Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode
ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis
(McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta,
maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang
ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat


atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode
ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar


dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar
demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut
terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
2.2 Sikap Ilmiah
1. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur,
artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak
mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian
terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam
membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk
mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka
kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang
teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-
kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
5. Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian
tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan
harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung
dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari
orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar
atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita
harus menerimanya.
2.3 Kegunaan Metode Ilmiah
Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan
penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah
dalam kehidupan manusia antara lain :
1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan
pembuktian yang memuaskan.
2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang
objektif.
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya
masih teka teki.

2.4 Kriteria Metode Ilmiah


Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut
metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai
berikut :
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik
yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-
fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan
pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh
dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan
alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada
ketidak sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil
haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal
tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang
kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari
sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang
logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya
atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari
sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir
dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk
menyimpulkkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan
yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai
sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam
menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari
kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan
dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan
harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus
digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat
dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm,
kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran
seperti : sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok,
dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan
menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
2.5 Langkah – Langkah Metode Ilmiah
1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-
sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain
itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan
observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran
dan / atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol,
seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat
diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses
pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti
termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang
ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu.
Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel,
digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam
karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil
pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan
dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang
penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis
yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi.
Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam
laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut
dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang
diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui
kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya
dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah
probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika
hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan
seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi
tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi
tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh,
teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk
dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian
ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan
salah.
3. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh
pada eksperimen. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan
suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran
hipotesis tersebut.
Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila
hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.
Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat
dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen,
untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan
bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan
juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas,
variabel terikat, dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel
yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang
diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel
kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
- Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
- Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang
diasumsikan konstan, catat hasil eksperimen secara lengkap dan
seksama.
4. Menyimpulkan hasil eksperimen
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang.
Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja
mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu.
Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat
membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang
dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan
prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan
mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek
penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu
yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang
metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan
definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai
penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap
yang manapun.
Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan
membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang
telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali
eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang
membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang
dilakukan oleh orang lain.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
• Jangan ubah hipotesis
• Jangan abaikan hasil eksperimen
• Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
• Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk
menemukan penyebab ketidaksesuaian
• Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang
eksperimen.

2.6 Contoh Penerapan Metode Ilmiah Dalam Ipa


Percobaan dengan pengamatan tentang cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit :
1. Judul
Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai rawit.
2. Variabel
Variabel bebas : cahaya matahari
Variabel kontrol : suhu ruangan,media tumbuh,jumlah air
Variabel terikat : tanaman cabai rawit
3. Rumusan Masalah
Apakah cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit ?
4. Hipotesis
H1 : cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit
Ho : cahaya matahari tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cabai rawit
5. Tujuan
Untuk membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cabai rawit
6. Manfaat
Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit
7. Cara Kerja
Alat dan bahan :
1. 8 buah pot yang berisi tanah
2. Penggaris
3. 8 biji cabai rawit yang sudah dikeringkan
4. Air
5. Cahaya matahari
Langkah kerja :
1. Menyiapkan bahan-bahan
2. Menanam 4 biji cabai rawit kedalam pot golongan 1 dan
meletakkannya ke dalam ruangan
3. Menanam 4 biji cabai rawit kedalam pot golongan 2 dan
meletakkannya diluar ruangan
4. Menyirami tanaman cabai rawit setiap sore hari
5. Mengukur tinggi tanaman cabai rawit setiap 2 hari sekali
6. Mengamati perbedaan-perbedaan anatara pot golongan 1 dengan
pot golongan 2
7. Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan kedalam tabel hasil
penelitian
8. Hasil Pengamatan
Penelitian Penelitian
Pot 1 Pot 2
No Hari (dalam ruangan) Keterangan (diluar ruangan) Keterangan
(ukuran cm) (ukuran cm)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pertama 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Ketiga 2 3 2 2,5 Muncul daun 2 2 1,7 1,9 Muncul daun


daun 2 helai,
daun 3 helai,
tipis, kecil,
tebal bewarna
bewarna pucat,
3 Kelima 4,5 6 5 5,2 3 2,8 2,7 2,9 hijau, batang
batang
kecambah tegak
kecambah
dan kokoh
melengkung

9. Analisa Data
Tanaman cabai rawit dalam pot golongan 1 (didalam ruangan)
Mengalami pertambahan tinggi yang cepat, dari hari ke hari. Namun
pertambahan daunnya lambat, warna daunnya hijau pucat dan batang
kecambahnya tidak kokoh dan melengkung. Batang kecambah
melengkung karena pertambahan tinggi yang cepat tetapi batangnya
tidak kuat. Kekurangan cahaya tersebut yang menyebabkan daunnya
pucat, berukuran kecil, tipis, dan batangnya tidak kokoh karena
tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis secara maksimal.

Tanaman cabai rawit dalam pot golongan 2 ( diluar ruangan)


Mengalami pertumbuhan yang lambat , namun jumlah daunnya
bertambah lebih cepat, bewarna hijau lebar dan tebal dan batang
kecambahnya kokoh. Dengan cahaya matahari yang cukup tanaman
tersebut dapat melakukan proses fotosintesis secara maksimal ,
sehingga tanaman tersebut ternutrisi. Nutrisi yang cukup itulah yang
menyebabkan tanaman cabai rawit didalam pot 2 tampak lebih gemuk,
kokoh,berdaun lebar tebal dan banyak.
10. Kesimpulan
Tanaman yang berada diluar ruangan dapat melaukan proses
fotosintesis yang maksimal sehingga hasil daunnya lebih tebal dan
batangnya kokoh dibandingkan dengan tanaman yang berada di luar
ruangan hasil daunnya lebih tipis dan batangnya tidak kokoh.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam
melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
2. Kriteria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
a) Berdasarkan fakta
b) Bebas dari prasangka
c) Menggunakan prinsip-prinsip analisa
d) Menggunakan hipotesa
e) Menggunakan ukuran objektif
f) Menggunakan teknik kuantifikasi
3. Langkah-langkah dalam membuat metode ilmiah
a) Hipotesis
b) Melakukan eksperimen
c) Menyimpulkan eksperimen
DAFTAR PUSTAKA

Anonim-a, ”Tugas Metode Ilmiah IPA”.


http://metodeilmiah123.blogspot.co.id/2013/09/tugas-biologi-metode-
ilmiah-kelas-x-ipa.html. Diakses pada 14 September 2015
Anonim-b, “Metode Ilmiah” http://alphaomega86.tripod.com/metode-ilmiah.html.
Diakses pada 14 September 2015
Anonim-c,”Metode Ilmiah”.http://id.wikipedia.org/wiki/Metode-ilmiah.html.
Diakses pada 14 September 2015
Fachry,”Penggunaan Metode Ilmiah”.
http://fachryaje.blogspot.com/2010/04/penggunaan-metode-ilmiah-
dalam.html Diakses pada 14 September 2015

Anda mungkin juga menyukai