Makalah Mayang
Makalah Mayang
Makalah Mayang
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
BRILIAN TOMAYAHU
MAYANG RIZAL HARUN
IDRAK MAMU
RENDRA R P COLOWAY
II PEMBAHASAN
2.1 Zat adiktif ………………………………………………..2
2.2 jenis-jenis zat adiktif ……………………………………..2
2.3 Tujuan penggunaan zat adiktif …………………………...3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum material beton yang digunakan pada konstruksi terdiri atas
semen, air, pasir (agregat halus) dan kerikil (agregat kasar) yang dicampur dengan
perbandingan tertentu dan untuk menghasilkan kekuatan tertentu pula. Kekuatan
yang diukur pun biasanya hanya kuat tekannya saja yang diuji pada standar umur 28
hari. Beton yang dibuat secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan
antara 18 - 32 MPa. (N/mm2) dan berat 2,4 ton/m3, biasanya disebut sebagai beton
norma/konvensional, sedangkan beton yang mempunyai kuat tekan di atas 35 MPa
biasanya disebut dengan beton mutu tinggi.
Selain kualitas dan gradasi agregat halus dan kasar, kualitas beton yang dibuat
juga bergantung pada nilai perbandangan berat penggunaan air dengan semen, yang
disebut sebagai faktor air semen (fas). Nilai fas ini juga akan mempengaruhi tingkat
kemudahan pengerjaan (workability) dari beton yang dibuat.
Disamping itu, untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton tersebut
masih ditambahkan bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical
additive) dan mineral/material tambahan. Zat kimia tambahan tersebut biasanya
berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi langsung mempengaruhi kondisi
campuran beton. Standar pemberian bahan tambahan beton ini pun sudah diatur
dalam SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beton.
Water-Reducing Admixtures
• Water reducing {Zat kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton}
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap
dengan kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan
beton yang lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang
lebih tinggi, dengan tidak mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton
dengan kuat tekan yang sama, tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar
lebih memudahkan dalam penuangan.
Retarding Admixtures
Accelerating admixtures
Accelerating{zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuranbeton}
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton, pencampuran
beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang
digunakan adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian, lebih
dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat
mempercepat terjadinya karat pada penulangan.
Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari ketiga
perilaku penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi penggunaan air
dan memperlambat proses ikatan campuran beton, atau untuk mengurangi air dan
mempercapat waktu pengikatan serta pengerasan campuran beton.
Penambahan gelembung udara pada kadar tertentu juga dapat meningkatkan
performa beton pada saat proses pengerasan dari cair ke plastis. Tapi, pada setiap
penambahan gelembung 1% dapat mengurangi kekuatan beton 5%, sehingga jarang
disarankan penggunaannya. Zat kimia lain yang terkadang ditambahkan juga pada
beton adalah pigmen, untuk memberikan warna pada beton, penghambat korosi, lem
untuk ikatan dengan beton lama dan pengurang segregasi danbleeding pada proses
pengerasan beton.
Sedangkan mineral pada campuran beton biasanya berupa pozzolan dan material
lain pengganti agregat, seperti agregat ringan dan berat, serat. Pozzolan merupakan
bahan alami atau buatan yang mempunyai sifat pozzolanik dengan unsure silika dan
aluminat yang aktif. Silika dan aluminat aktif ini akan bereaksi dengan kapur
bebas, yang merupakan sisa reaksi hidrasi air dengan semen, untuk
menjadi tubermorite lagi yang sama dengan hasil hidrasi air dengan semen
sebelumnya, sehingga akan meningkatkan kuat tekan beton. Jenis pozzolan
diantaranya adalah fly ash (abu terbang) yang berasal dari produk sampingan
pembangkit listrik tenaga batu bara, tras alam, gilingan terak dapur tinggi pada
pembakaran dan peleburan biji besi, abu sekam padi (hulk ash), abu ampas tebu,
bubuk bata merah, metakaolin dan silica fume.
Material tambahan yang digunakan disamping sebagai bahan tambah, terkadang
sebagai pengganti sebaian atau seluruh agregat. Agar diperoleh beton ringan
biasanya digunakan agregat ringan seperti batu apung, alwa (artificial light weigth
aggregate), serbuk/potongan kayu, serbuk stereofoam, dan sebagainya. Untuk
memperoleh beton dengan performa tarik yang meningkat ditambahkan serat-serat,
seperti serat baja,serat aluminium, serat ban atau beberapa serat alami. Dan beton
berat diperoleh dengan menambahkan agregat dengan berat jenis yang lebih besar
dari agregat kerikil dan pasir.***
PENUTUP
Saran :
Dalam makalah ini terdapat jenis-jenis zat adiktif serta tujuan penggunaan-
nya, sebaiknya bagi siapa yang membaca makalah ini harus berkonsentrasi dan
penuh ketelitian, karena banyak kata-kata yang berada pada makalah ini membuat
seseorang salah mengartikan.
DAFTAR PUSTAKA