Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH CAMPURAN BIOSOLAR DAN MYGREENOIL TERHADAP EMISI

GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL TIPE 2KD-
FTV D-4D COMMON RAIL

Sipahutar, Riman1 dan Kusuma, Ramadhony2


1
Dosen tetap Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
e-mail : riman_sipahutar@yahoo.com
2
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
e-mail : reventon.cool@ymail.com

Abstrak

Berkembangnya teknologi otomotif dewasa ini menjadikan teknologi kendaraan


juga semakin berkembang, termasuk pada sistem pembakaran dimana sistem
p e m b a k a r a n ya n g memiliki tingkat kompresi rasio yang tinggi sehingga memerlukan
jenis bahan bakar yang sesuai agar pembakaran tersebut berjalan dengan sempurna.
Pemilihan jenis bahan bakar yang tidak sesuai, akan mengakibatkan proses
pembakaran yang tidak sempurna. Hal tersebut secara tidak langsung akan
menghasilkan efek negatif berantai pada mesin, mulai dari timbulnya kerak pada ruang
bakar, tenaga mesin yang tidak maksimal, meningkatnya emisi gas buang, borosnya
konsumsi BBM, yang pada akhirnya akan berakibat pada naiknya biaya perawatan mesin.
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dalam hal pemilihan bakar diesel yang lebih
efisien dan ramah lingkungan. Untuk penelitian ini penulis menggunakan mesin diesel tipe
2KD-FTV D-4D Common Rail. Pada penelitian ini bahan bakar yang digunakan adalah
campuran biosolar dan mygreenoil. Variasi campuran bahan bakar yang digunakan yaitu, M0
(100% Biosolar + 0% Mygreenoil), M5 (95% Biosolar + 5% Mygreenoil), M10 (90% Biosolar
+ 10% Mygreenoil), M15 (85% Biosolar + 15% Mygreenoil),dan M20 (80% Biosolar + 20%
Mygreenoil). Untuk penelitian konsumsi bahan bakar kecepatan yang digunakan adalah 30
km/jam, 40 km/jam, dan 50 km/jam. Sedangkan dalam penelitian emisi gas buang,variasi
putaran mesin yang digunakan yaitu, 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, dan 3500
rpm. Dari hasil penelitian,campuran bahan bakar yang paling hemat adalah M20 yaitu sebesar
0,944 ml/s pada kecepatan 30 km/jam. Namun,dalam hal mengurangi konsumsi bahan
bakar,campuran biosolar dan mygreenoil tidak terlalu memberikan hasil yang signifikan.
Sedangkan untuk kadar emisi gas buang karbon monoksida (CO) dan opasitas yang paling
rendah terdapat pada campuran bahan bakar M20 pada setiap putaran mesin.
Kata kunci : Biosolar, Mygreenoil, emisi gas buang, konsumsi bahan bakar.

Abstract

The development of automotive technology today makes vehicle technology is also growing,
including the combustion system in which the combustion system that has a high level of compression
ratio so that it requires an appropriate type of fuel to the combustion is running perfectly. The
selection of the type of fuel that is not appropriate, will result in incomplete combustion processes.
This will indirectly generate a negative effect on the engine chain, ranging from the crust in the
combustion chamber, the engine power is not optimal, increasing exhaust emissions, wasteful fuel
consumption, which in turn will result in rising maintenance costs. Therefore, the authors conducted
research in the choice of diesel fuel is more efficient and environmentally friendly. For this research,

1
the authors used a diesel engine type 2KD-FTV D-4D Common Rail. In this study, the fuel used is a
mixture of biodiesel and Mygreenoil. Variations in the fuel mix used, namely, M0 (100% Biodiesel +
0% Mygreenoil), M5 (95% Biodiesel + 5% Mygreenoil), M10 (90% Biodiesel + 10% Mygreenoil), M15
(85% Biodiesel + 15% Mygreenoil ), and M20 (80% Biodiesel + 20% Mygreenoil). To study the fuel
consumption rate used is 30 km / h, 40 km / h, and 50 km / h. While the study of exhaust emissions,
engine speed variation is used, namely, 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, and 3500 rpm.
From the research, the most fuel mixture is saving M20 is 0.944 ml / s at a speed of 30 km / h.
However, in terms of reducing the consumption of fuel, a mixture of biodiesel and MyGreenOil does
not really give significant results. While for levels of exhaust emissions of carbon monoxide (CO) and
the lowest opacity contained in the fuel mixture on each round M20 engine.

Keywords : Biodiesel, Mygreenoil, exhaust emissions, consumption of fuel.

1. Latar Belakang Bisa dibayangkan jumlah pencemar yang


Seiring bertambahnya jumlah kendaraan menjadi beban lingkungan bila pemerintah kita
bermotor mengakibatkan terjadi nya krisis tidak melakukan suatu tindakan preventif
energi dimana bahan bakar yang bersumber untuk memperbaiki kondisi tersebut. Pada
dari fosil lama kelamaan akan habis. Hal ini negara-negara yang memiliki standar emisi gas
memicu untuk dikembangkan energi alternatif buang kendaraan yang ketat untuk kendaraan
terbarukan yang lebih efisien dan lebih baik bermesin diesel,ada 2 unsur dalam gas buang
dari segi emisi gas buang. emisi gas buang kendaraan yang menjadi tolak ukur yaitu
hasil dari pembakaran kendaraan mengandung senyawa CO, dan Opasitas ( kepekatan asap
racun yang berbahaya bagi lingkungan karena kadar sulfur ) (Soedomo,Mustikahadi
terutama karbon monoksida (CO), Sulfur 2001).
(SOx) dan partikulat. Semakin tingginya Dalam mendukung usaha pelestarian
angka pencemaran udara di berbagai kota lingkungan hidup, negara-negara di dunia
besar di Indonesia saat ini semakin mulai menyadari bahwa gas buang kendaraan
memprihatinkan. Hasil penelitian lebih lanjut merupakan salah satu polutan atau sumber
mengungkap bahwa sumber polusi disebabkan pencemaran udara terbesar oleh karena itu gas
oleh banyak hal seperti alat rumah tangga, buang kendaraan harus dibuat sebersih
pabrik, pembakaran sampah dan lain mungkin agar tidak mencemari udara. Untuk
sebagainya. Akan tetapi kendaraan bermotor itu pada kesempatan ini penulis ingin
merupakan kontributor terbesar yang melakukan studi “Pengaruh Campuran
bertanggung jawab atas menurunnya kualitas Biosolar dan Mygreenoil terhadap Emisi Gas
udara yang kita hirup Fakta menunjukkan Buang dan Konsumsi Bahan Bakar pada
bahwa bahan-bahan pencemar udara seperti Mesin Diesel Tipe 2KD-FTV D-4D Common
PM (Particulate Matter), CO (Carbon Rail”.
Monoxyde), UHC ( Unburned Hidrocarbon),
dan O3 (Ozon) kini telah melampaui ambang 2. Tinjauan Pustaka
batas baku mutu udara. Jenis-jenis polutan di 2.1 Sejarah Mesin Diesel
atas selain mengurangi kenyamanan secara Mesin diesel adalah sejenis mesin
umum juga berpengaruh buruk pada pembakaran dalam lebih spesifik lagi sebuah
kesehatan. Peningkatan polutan ditaksir telah mesin pemicu kompresi dimana bahan bakar
meningkatkan biaya kesehatan yang dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang
dikeluarkan oleh masyarakat, Itu hanya dikompresi dan bukan oleh alat
dampak akibat pencemar PM,belum lagi bila berenergi lain seperti busi. Mesin ini
menghitung jumlah kerugian yang dikeluarkan ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf
akibat macet, stress, penurunan IQ anak-anak Diesel yang menerima paten pada 23
dan lain sebagainya. Februari 1893. Diesel menginginkan
Data menunjukkan bahwa jumlah sebuah mesin untuk dapat digunakan
kendaraan bermotor baik mobil maupun dengan berbagai macam bahan bakar
sepeda motor hingga tahun 2005 tercatat telah termasuk debu batu bara. Rudolf Diesel lahir
mencapai angka 35 juta unit, dengan dengan nama lengkap Rudolf Christian Karl
pertumbuhan mencapai 10-15% per tahun. Diesel, lahir pada tanggal 18 Maret 1858 di

2
Paris, Perancis dari keluarga Jerman pengrajin putaran poros engkol. Satu langkah torak
kulit. Sejak kecil, dia dikenal sebagai seorang didefenisikan sebagai torak dari titik mati atas
anak yang jenius. Rudolf mengembangkan (TMA) ke titik bawah (TMB) atau gerakan
ide sebuah mesin pemicu kompresi pada torak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati
dekade terakhir abad ke-19 dan pada tahun atas (TMA).
1892, Rudolf menerima hak patennya atas
penemuan cara kerja mesin pembakaran
dalam (Internal Combustion Engine).
Berdasarkan konsep tersebut, Rudolf segera
memulai proyek besarnya mengembangkan
apa yang hari ini dikenal sebagai motor
diesel.

2.2 Karakteristik Motor Diesel


Motor diesel mampu bekerja dalam
waktu yang lebih lama, dan makin panas
(temperatur kerja) motor diesel akan Gambar 2.1. Prinsip Kerja Motor Bakar Diesel
menghasilkan performa yang lebih baik. Empat Langkah
Berbeda dengan motor bensin, makin panas ( sumber : Sukoco, 2008)
justru performanya akan semakin menurun.
Kehandalan motor diesel tersebut karena Jadi dalam satu siklus kerja motor
beberapa faktor, pertama panasnya mesin akan bakar diesel tersebut terdiri dari empat langkah
membantu proses persiapan pembakaran atau proses yaitu :
motor diesel yang lebih baik. Sehingga motor 1. Langkah Isap (Induction Stroke)
diesel akan semakin besar menghasilkan 2. Langkah Kompresi (Compression
energi panas. Dengan demikian tenaga motor Stroke)
diesel akan meningkat. Kedua, motor diesel 3. Langkah Kerja (Power Stroke)
tidak memberikan mekanisme pengapian 4. Langkah Buang (Exhaust Stroke)
seperti pada motor bensin, yang kinerjanya
akan terpengaruh oleh interval waktu 2.4 Sistem Bahan Bakar Motor Diesel
penggunaan. Sebaliknya, karena pemicu Salah satu komponen motor diesel
pembakaran menggunakan udara yang yang memegang peranan penting adalah
dikompresikan, berarti motor diesel semakin sistem bahan bakar. Peranan pokoknya adalah
lama akan semakin baik pemicu menyediakan kebutuhan bahan bakar sebagai
pembakarannnya. Ketiga, konstruksi motor salah satu unsur proses pembakaran, agar
diesel dibuat dengan bahan yang lebih baik, terjadi proses pembakaran. Seperti telah
sehingga memungkinkan motor diesel bekerja diketahui motor diesel merupakan bagian dari
lebih baik. Semua itu tentunya dengan mesin pembangkit tenaga, dan masuk dalam
prasyarat yang sama dengan motor bensin, kelompok mesin pembakaran dalam. Dalam
yaitu sistem pendinginan dan pelumasan proses pembangkitan tenaga, motor diesel
bekerja dengan baik. Sebagai contoh, motor melakukan proses pembakaran di dalam
diesel yang digunakan untuk penggerak kapal silinder. Salah satu unsur yang diperlukan agar
barang antar negara yang perjalanannya bisa proses pembakaran terjadi, adalah tersedianya
memakan waktu yang berbulan-bulan. Motor bahan bakar yang diperlukan.
diesel untuk PLTD juga harus bekerja berhari-
hari lamanya. Beban tugas ini tidak mungkin 2.5 Sistem Bahan Bakar Common Rail
dilakukan dengan menggunakan motor bensin. Injection System
Common Rail Injection System, sistem
2.3 Prinsip Kerja Motor Diesel ini terdiri dari sebuah pompa injeksi tekanan
Prinsip kerja motor bakar diesel tinggi yang berfungsi mengirmkan bahan
berbeda dengan prinsip kerja motor bakar bakar tekanan tinggi ke sebuah pipa bersama
bensin, yaitu pada saat penyalaan bahan bakar. (Common Rail), dimana injektor masing-
Pada motor bakar diesel empat masing silinder mesin langsung dihubungkan
langkah, satu siklus kerja yang dilakukan dengan pipa bersama ini yang dikontrol secara
terdiri dari empat langkah atau dua kali elektronik untuk mengatur dan membuat

3
tekanan penginjeksian didalam ruang bakar 9. Kandungan Sulfur
lebih tinggi daripada penginjeksian secara 10. Oksidasi dan Air
konvensional. Pada pompa injeksi
konvensional sangat sulit menaikkan tekanan 2.7 Biosolar
injeksi pada putaran mesin rendah, karena Merupakan bahan bakar campuran untuk
tekanan injeksi sesuai dengan putaran mesin. mesin diesel yang terdiri dari minyak hayati
Oleh sebab itu injection pump konvensional non fosil sebesar 5 % minyak kelapa sawit
menggunakan fuel injection nozzle dengan atau CPO (Crude Palm Oil) yang telah
lubang nozzle yang kecil. Pada sistem dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester
Common Rail dapat mengontrol tekanan (FAME) dan 95 persen solar murni. Bahan
penginjeksian secara fleksibel dengan bakar ini secara bertahap akan mengurangi
mengabaikan putaran mesin, dan secara nyata peran solar di masa yang akan datang. Adapun
menghasilkan gas buang yang bersih. keunggulan nya sebagai berikut :
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan Ramah Lingkungan
diatur berdasarkan lamanya nozzle membuka. - Pembakarannya bersih
ECU mengatur kerja nozzle berdasarkan data - Bahan bakarnya dapat diperbarui
analog yang diterima sensor-sensor pada - Tidak perlu modifikasi mesin / alat
mesin. - Memperpanjang umur mesin
Adapun tujuan dari pengembangan
fuel injection pada Common Rail Injection 2.8 Mygreenoil
System adalah mendapatkan tekanan tinggi Mygreenoil adalah reformulator bagi
sehingga proses atomisasi bahan bakar bahan bakar yang memiliki fungsi ganda. Saat
sempurna oleh nozzle, sehingga bahan bakar formula tersebut dicampurkan pada bahan
dapat terbakar habis meskipun temperatur bakar, secara cepat Mygreenoil merubah
kerja mesin masih rendah. Namun yang paling struktur-struktur molekul sehingga
utama pemakain sistem Common Rail pada menghasilkan pembakaran yang lebih
mesin diesel zaman sekarang adalah berfungsi sempurna serta sangat efisien. Mygreenoil
mengurangi emisi gas buang dari mesin diesel juga dapat dicampurkan terhadap berbagai
tersebut dan meningkatkan performa mesin macam bahan bakar seperti: berbagai jenis
diesel tersebut. bensin, solar, methanol, ethanol, hydrogen,
LNG, gas alam maupun Biosolar.
(www.mygreenoil.com)

2.9 Konsumsi Bahan Bakar


Konsumsi bahan bakar adalah
kemampuan suatu mesin dalam menggunakan
sedikit atau banyaknya bahan bakar
berdasarkan beban kerja yang dikenakan pada
mesin tersebut. Konsumsi bahan bakar bisa
juga didefinisikan sebagai berikut :
Gambar 2.3. Prinsip Kerja Common Rail a. Jumlah bahan bakar yang dibakar
Injection System dalam satuan penggunaan.
( sumber : Sukoco, 2008) b. Pemakaian bahan bakar untuk
menghasilkan power.
2.6 Karakteristik Bahan Bakar Diesel c. Pemakaian bahan bakar per satuan
Karakteristik bahan bakar diesel power.
adalah sebahai berikut : d. Pemakaian bahan bakar per satuan
1. Nilai Kalor (Heat Value) BHP
2. Berat Jenis ( Specific Gravity ) Konsumsi bahan bakar pada motor
3. Titik Nyala ( Flash Point ) diesel lebih hemat dibandingkan dengan motor
4. Titik Beku ( Pour Point ) bensin. Hal ini karena beberapa faktor yaitu :
5. Kekentalan ( Viscosity ) a. Proses pembakaran yang tidak
6. Titik Uap ( Volatility ) kekurangan oksigen.
7. Angka Setana (Cetane Number) b. Tekanan kompresi yang lebih tinggi.
8. Karbon Residu

4
c. Nilai pembakaran bahan bakar yang 2.12 Baku Mutu Emisi Gas Buang
lebih tinggi. Dalam menentukan ada atau tidaknya
d. Distribusi bahan bakar antar silinder pencemaran udara secara yuridis diperlukan
yang lebih merata (untuk motor yang standar mutu udara (air quality standards),
lebih satu silinder). baik baku mutu udara ambien (BMUA)
maupun baku Mutu Emisi (BME) dengan
Untuk perhitungan konsumsi bahan mengacu kepada batasan pencemaran
bakar dapat dihitung dengan rumus di bawah lingkungan yang ditetapkan Pasal 1 angka 12
ini : UUPLH dan formulasi pencemaran udara yang
𝑉𝑓 𝑚𝑙 tertuang pada Pasal 1 angka 1 PP PPU.
𝑓𝑐 = , ⁄𝑠
𝑡𝑐
2.12.1 Baku Mutu Emisi (BME) di
di mana : Beberapa Negara
Pada akhirnya semua aturan hukum
𝑓𝑐 = konsumsi bahan bakar (𝑚𝑙/𝑠) mengatur semua produsen kendaraan bermotor
Vf = konsumsi bahan bakar volumetrik untuk memproduksi kendaraan dengan emisi
( V.awal – V.akhir ( ml ) ) bertingkat hingga zero emission seperti urutan
tc = waktu untuk mengkonsumsi bahan berikut :
bakar (s) 1. TLEV- Transitional Low Emission
Vehicle
2.10 Emisi Gas Buang 2. LEV- Low Emission Vehicle
Pencemaran udara, terutama di kota- 3. ULEV- Ultra Low Emission Vehicle
kota besar di dunia dan Indonesia telah 4. SULEV- Super Ultra Low Emission
menyebabkan menurunnya kualitas udara Vehicle
sehingga mengganggu kenyamanan bahkan 5. ZEV- Zero Emission Vehicle
telah menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan serta keseimbangan iklim global. 2.12.2 Baku Mutu Emisi Kendaraan
Menurunnya kualitas udara tersebut (BME) Kendaraan Bermotor di
disebabkan karena penggunaan bahan bakar Indonesia
fosil untuk sarana transportasi dan industri Seperti yang berlaku di Indonesia
yang umumnya terpusat di kota-kota besar, peraturan perundang-undangan yang berkaitan
disamping kegiatan rumah tangga dan dengan pengendalian emisi kendaraan adalah :
kebakaran hutan dan lahan. a. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup:
Kep. 15/MENLH/4/1996, tanggal 26
2.11 Emisi Gas Buang Motor Diesel April 1996, mencanangkan “Program
Pada motor diesel, besarnya emisi Langit Biru“.
dalam bentuk opasitas (ketebalan asap) b. ”Program Segar Jakartaku” disponsori
tergantung pada banyaknya bahan bakar yang oleh Swisscontact.Kep.Men LH No. 141
disemprotkan (dikabutkan) dalam silinder, tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
karena pada motor diesel yang dikompresikan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan
adalah udara murni. Dengan kata lain semakin Kendaraan Bermotor yang Sedang
kaya campuran maka semakin besar Diproduksi pada tanggal 23 September
konsentrasi NOx, CO, dan asap. Sementara itu, 2003.
semakin kurus campuran konsentrasi NOx, CO Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05
dan asap juga semakin kecil. 100 % CO yang Tahun 2006/1 Agustus 2006 tentang baku
ada di udara adalah hasil pembuangan mesin mutu emisi sumber bergerak (kendaraan
diesel sebesar 11 % dan mesin bensin. bermotor).
Polutan yang berasal dari gas buang
adalah sebagai berikut : 3. METODOLOGI PENELITIAN
1. CO (Carbon Monoxide)
2. HC (Hydro Carbon) 3.1 Tempat Penelitian
3. NOx Pelaksanaan penelitian untuk
4. Sulfur Dioksida perhitungan konsumsi bahan bakar dan uji
5. Partikulat emisi gas buang dilakukan di PT. Toyota Astra
International Auto 2000 Plaju Palembang.

5
3.2 Bahan dan Alat 4. Hasil dan Pembahasan
3.2.1 Bahan 4.1 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
Bahan yang digunakan pada penelitian
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (30 km/jam)
ini adalah bahan bakar biosolar dan
mygreenoil. No Bahan Volume Volume V t Konsumsi
Bakar awal akhir (km/h) (menit) Bahan Bakar
(%) (ml) (ml) (ml/s)
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian 1 M0 1000 560 30 6 1,222
2 M5 1000 580 30 6 1,167
ini antara lain : Kijang Innova diesel, Diesel 3 M10 1000 610 30 6 1,083
Smoke Tester, gelas ukur, stopwatch, dan 4 M15 1000 630 30 6 1,028
tabung modifikasi. 5 M20 1000 660 30 6 0,944

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (40 km/jam)


3.3 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian ini No Bahan Volume Volume V t Konsumsi
Bakar awal akhir (km/h) (menit) Bahan Bakar
didasarkan pada diagram berikut: (%) (ml) (ml) (ml/s)

1 M0 1000 530 40 6 1,305


2 M5 1000 550 40 6 1,250
Studi Literatur dan Survei Lapangan 3 M10 1000 580 40 6 1,167
4 M15 1000 600 40 6 1,111
5 M20 1000 620 40 6 1,055

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (50 km/jam)


Persiapan
No Bahan Volume Volume V t Konsumsi
MyGreenOil Bakar awal akhir (km/h) (menit) Bahan Bakar
Biosolar
(%) (ml) (ml) (ml/s)

1 M0 1000 490 50 6 1,417


2 M5 1000 520 50 6 1,333
3 M10 1000 540 50 6 1,278
Komposisi 4 M15 1000 570 50 6 1,194
5 M20 1000 590 50 6 1,138

Pengujian
4.2 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang
 Konsumsi Bahan Bakar 4.2.1 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang
 Uji Emisi Gas Buang CO (%)
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang CO (%)

Analisis/Perhitungan Hasil Pengujian No Bahan Bakar CO (%)


1500 2000 2500 3000 3500
RPM RPM RPM RPM RPM
1 M0 0,20 0,24 0,29 0,33 0,38
Kesimpulan dan Saran 2 M5 0,14 0,18 0,25 0,30 0,34
3 M10 0,07 0,10 0,15 0,19 0,25
4 M15 0,02 0,05 0,08 0,11 0,15
5 M20 0,01 0,03 0,05 0,07 0,09
Selesai
4.2.2 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang
Opasitas (%)
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang Opasitas (%)

No Bahan Bakar Opasitas (%)


1500 2000 2500 3000 3500
RPM RPM RPM RPM RPM
1 M0 2,7 5,3 8,9 11,2 15,3
2 M5 2,2 4,1 7,2 9,8 12,6
3 M10 1,7 3,2 5,8 8,0 8,7
4 M15 0,8 1,3 2,9 4,7 5,6
5 M20 0,5 0,9 2,3 3,0 3,9

6
4.3 Pembahasan 3. Konsumsi bahan bakar yang paling hemat
Dari pengujian ini didapatkan hasil terdapat pada bahan bakar M20 pada saat
yang berbeda-beda antara konsumsi bahan kecepatan rata-rata 30 km/jam, terlihat
bakar dan emisi gas buang. Oleh karena itu, dari hasil konsumsi bahan bakar
data hasil pengujian tersebut disajikan penulis kendaraan yaitu 0,944 ml/s.
dalam bentuk grafik agar lebih mudah
dipahami. Adapun grafik-grafik dari data hasil 4.3.2 Emisi Gas Buang
pengujian ini adalah sebagai berikut:
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 hasil
4.3.1 Konsumsi Bahan Bakar pengujian emisi gas buang, dapat dibuat grafik
Dari tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 hubungan tiap sampel terhadap emisi gas
hasil pengujian konsumsi bahan bakar dapat buang sebagai berikut:
dibuat grafik hubungan jarak yang ditempuh
4.3.2.1 Emisi Gas Buang CO
kendaraan terhadap kecepatan kendaraan
sebagai berikut:
Putaran RPM vs Karbon Monoksida (CO)

0.4
Konsumsi Bahan Bakar vs Kecepatan rata-rata 0.35

Karbon Monoksida (CO) (%)


(km/jam)
1.6 0.3 M0
0.25 M5
1.4 0.2
M10
0.15
Konsumsi Bahan Bakar

1.2 M15
0.1
M20
1 M0 0.05
(ml/s)

M5 0
0.8
M10 1500 2000 2500 3000 3500
Putaran RPM
M15
0.6
M20
0.4 Gambar 4.2 Grafik Kadar Emisi Gas Buang
Karbon Monoksida (CO) Terhadap Putaran
0.2 RPM Setiap Bahan Bakar
0 Gambar grafik di atas menunjukkan
30 40 50
hubungan putaran RPM terhadap kadar emisi
Kecepatan rata-rata (km/jam)
gas buang CO. Berikut ini pembahasan kadar
emisi gas buang dari hasil pengujian
Gambar 4.1 Grafik Konsumsi Bahan Bakar menggunakan bahan bakar M0, M5, M10, M15
Terhadap Kecepatan Rata-Rata dan M20 pada masing-masing putaran :
1. Untuk kadar CO terendah terdapat pada
Dari grafik di atas terlihat bahwa : saat menggunakan bahan bakar M20 pada
1. Dengan mencampurkan Mygreenoil, setiap putaran RPM.
konsumsi bahan bakar menurun. namun, 2. Untuk kadar CO tertinggi terdapat pada
besarnya persentase Mygreenoil yang saat menggunakan bahan bakar M0 pada
dicampurkan tidak menunjukkan hasil putaran 3500 RPM.
yang signifikan dalam mengurangi 3. Pada saat menggunakan bahan bakar
konsumsi bahan bakar. campuran M15. Kadar CO yang diperoleh
2. Konsumsi bahan bakar yang paling boros mengalami penurunan yang cukup
terdapat pada bahan bakar M0 pada saat relatif daripada saat menggunakan
kecepatan rata-rata 50 km/jam, terlihat bahan bakar M0, dan ketika kendaraan
dari hasil konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar campuran M20
kendaraan yaitu 1,417 ml/s. kadar CO yang diperoleh mengalami

7
penurunan yang signifikan daripada menjadi semakin berkurang. Dan juga
saat menggunakan bahan bakar M0. kadar Karbon Monoksida dan Opasitas
mengalami penurunan. Namun,
4.3.2.2 Emisi Gas Buang Opasitas berdasarkan data yang didapatkan, dalam
mengurangi konsumsi bahan bakar,
besarnya persentase Mygreenoil yang
Putaran RPM vs Opasitas
dicampurkan tidak menunjukkan hasil
18
M0
yang signifikan. Akan tetapi, dalam
16 menurunkan kadar emisi gas buang,
M5
14 besarnya persentase Mygreenoil
12 M10 memberikan hasil yang signifikan.
Opasitas (%)

10 M15 2. Konsumsi bahan bakar yang paling boros


terdapat pada bahan bakar M0 pada saat
8 M20
kecepatan rata-rata 50 km/jam yaitu
6 sebesar 1,417 ml/s.
4 3. Konsumsi bahan bakar yang paling hemat
2 terdapat pada bahan bakar M20 pada saat
0 kecepatan rata-rata 30 km/jam yaitu
1500 2000 2500 3000 3500 sebesar 0,944 ml/s.
Putaran RPM 4. Kadar emisi gas buang Karbon Monoksida
(CO) yang paling rendah terdapat pada
saat kendaraan menggunakan bahan bakar
Gambar 4.3 Grafik Kadar Emisi Gas Buang M20 pada putaran 1500 rpm dan yang
Opasitas Terhadap Putaran RPM Setiap Bahan paling tinggi terdapat pada saat kendaraan
Bakar menggunakan bahan bakar M0 pada
putaran 3500 rpm.
Gambar grafik di atas menunjukkan 5. Kadar Opasitas yang paling rendah
hubungan putaran RPM terhadap kadar emisi terdapat pada saat kendaraan yang
gas buang Opasitas. Berikut ini pembahasan menggunakan bahan bakar M20 pada
kadar emisi gas buang dari hasil pengujian putaran 1500 rpm dan yang paling tinggi
menggunakan bahan bakar M0, campuran M5, terdapat pada saat kendaraan
campuran M10, campuran M15 dan M20 pada menggunakan bahan bakar M0 pada
masing-masing putaran : putaran 3500 rpm.
1. Untuk kadar Opasitas paling rendah 6. Pada bahan bakar campuran M15,kadar CO
terdapat pada saat menggunakan bahan dan Opasitas yang diperoleh mengalami
bakar M20 pada setiap putaran RPM. penurunan yang cukup relatif daripada
2. Untuk kadar Opasitas paling tinggi saat menggunakan bahan bakar M0, dan
terdapat pada saat menggunakan bahan ketika menggunakan bahan bakar
bakar M0 pada putaran 3500 RPM. campuran M20, kadar CO dan Opasitas
3. Pada saat menggunakan bahan bakar yang diperoleh mengalami penurunan
campuran M15 dan campuran M20 terlihat yang signifikan daripada saat
bahwa kadar opasitas yang diperoleh menggunakan bahan bakar M0.
mengalami penurunan yang signifikan
daripada saat menggunakan bahan bakar 5.2. Saran
M0. 1. Untuk dapat mengetahui performansi
kendaraan dapat dilakukan dengan
5. Kesimpulan dan Saran menggunakan alat dyno test sehingga
5.1. Kesimpulan daya yang dihasilkan dari hasil
Berdasarkan hasil analisa pengujian pencampuran Biosolar dan Mygreenoil
konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang dapat diketahui dan hasil pengujian
pada mesin diesel tipe 2KD-FTV D4D konsumsi bahan bakar yang lebih akurat
Common Rail, ada beberapa hal yang bisa bisa didapatkan.
dijadikan kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 2. Perlu dilakukan pengembangan lebih
1. Semakin besar persentase Mygreenoil lanjut untuk penelitian penggunaan
yang dicampurkan, konsumsi bahan bakar campuraan Mygreenoil terhadap biosolar

8
untuk kadar campuran 25 % hingga 30%, [15] Wiranto, Arismunandar. 1994.”Motor
apakah akan berdampak semakin baik atau Diesel Putaran Tinggi”. PT. Pradnya
tetap sama dengan pencampuran 20 %, Paramita, Jakarta.
terutama dalam menurunkan kadar emisi [16] http://www.mygreenoil.com/ diakses
gas buang CO dan Opasitas. November 2014.

6. Daftar Pustaka
[1] Arifin, Zainal dan Sukoco. 2008.
”Teknologi Motor Diesel”. edisi kedua.
Alfabeta,Bandung.
[2] Boman, GL & Ragland KW.
1998.”Combustion Engineering”.
McGraw-Hill Book, New York.
[3] Bosch. 1999. ”Diesel In-Line Fuel
Injection Pumps, Technical
Instruction”. 3rd edition. Robert Bosch
GMBH, Germany.
[4] Bosch. 2000.”Diesel In-Line Fuel
Injection Pumps, Technical
Instruction”. 4th edition. Robert Bosch
GMBH, Germany.
[5] Cooper, CD. & Alley FC. 1994.”Air
Polution Control”. second edition.
Waveland Press Inc. Illinois.
[6] EPA. 2006. ”Environmental
Protection”. Environmental Protection
Agency, Amerika Serikat.
[7] Hillier, VAW and Pittuck FW. 1978.
”Fundamental of Motor Vehicle
Technology”. Hutchinson & Co
Publishers, London.
[8] John, B. Heywood. 1993.”Internal
Combustion Engine Fundamental”.
McGraw-Hill Book, New York.
[9] Kepmen LH No.06. 2006.”Baku Mutu
Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor”. Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup, Jakarta.
[10] Obert, Edward F. 2003.”Internal
Combustion Engine and Air Pollution”.
second edition. Harper & Row
Publishers, New York.
[11] Pudjanarsa, Astu. 2008.”Mesin
Konversi Energi”. edisi kedua. CV.
Andi Offset,Yogyakarta.
[12] Soedomo, Mustikahadi. 2001.
”Pencemaran Udara”. ITB, Bandung.
[13] Swisscontact. 2001.”Analisa Motor
Diesel Berdasarkan Hasil Uji”.
Swisscontact, Jakarta.
[14] Wibowo, Hadi Hartono. 2011.”Analisis
Efisiensi Bahan Bakar Solar”. Teknik
Mesin.Universitas Gunadarma, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai