GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL TIPE 2KD-
FTV D-4D COMMON RAIL
Abstrak
Abstract
The development of automotive technology today makes vehicle technology is also growing,
including the combustion system in which the combustion system that has a high level of compression
ratio so that it requires an appropriate type of fuel to the combustion is running perfectly. The
selection of the type of fuel that is not appropriate, will result in incomplete combustion processes.
This will indirectly generate a negative effect on the engine chain, ranging from the crust in the
combustion chamber, the engine power is not optimal, increasing exhaust emissions, wasteful fuel
consumption, which in turn will result in rising maintenance costs. Therefore, the authors conducted
research in the choice of diesel fuel is more efficient and environmentally friendly. For this research,
1
the authors used a diesel engine type 2KD-FTV D-4D Common Rail. In this study, the fuel used is a
mixture of biodiesel and Mygreenoil. Variations in the fuel mix used, namely, M0 (100% Biodiesel +
0% Mygreenoil), M5 (95% Biodiesel + 5% Mygreenoil), M10 (90% Biodiesel + 10% Mygreenoil), M15
(85% Biodiesel + 15% Mygreenoil ), and M20 (80% Biodiesel + 20% Mygreenoil). To study the fuel
consumption rate used is 30 km / h, 40 km / h, and 50 km / h. While the study of exhaust emissions,
engine speed variation is used, namely, 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, and 3500 rpm.
From the research, the most fuel mixture is saving M20 is 0.944 ml / s at a speed of 30 km / h.
However, in terms of reducing the consumption of fuel, a mixture of biodiesel and MyGreenOil does
not really give significant results. While for levels of exhaust emissions of carbon monoxide (CO) and
the lowest opacity contained in the fuel mixture on each round M20 engine.
2
Paris, Perancis dari keluarga Jerman pengrajin putaran poros engkol. Satu langkah torak
kulit. Sejak kecil, dia dikenal sebagai seorang didefenisikan sebagai torak dari titik mati atas
anak yang jenius. Rudolf mengembangkan (TMA) ke titik bawah (TMB) atau gerakan
ide sebuah mesin pemicu kompresi pada torak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati
dekade terakhir abad ke-19 dan pada tahun atas (TMA).
1892, Rudolf menerima hak patennya atas
penemuan cara kerja mesin pembakaran
dalam (Internal Combustion Engine).
Berdasarkan konsep tersebut, Rudolf segera
memulai proyek besarnya mengembangkan
apa yang hari ini dikenal sebagai motor
diesel.
3
tekanan penginjeksian didalam ruang bakar 9. Kandungan Sulfur
lebih tinggi daripada penginjeksian secara 10. Oksidasi dan Air
konvensional. Pada pompa injeksi
konvensional sangat sulit menaikkan tekanan 2.7 Biosolar
injeksi pada putaran mesin rendah, karena Merupakan bahan bakar campuran untuk
tekanan injeksi sesuai dengan putaran mesin. mesin diesel yang terdiri dari minyak hayati
Oleh sebab itu injection pump konvensional non fosil sebesar 5 % minyak kelapa sawit
menggunakan fuel injection nozzle dengan atau CPO (Crude Palm Oil) yang telah
lubang nozzle yang kecil. Pada sistem dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester
Common Rail dapat mengontrol tekanan (FAME) dan 95 persen solar murni. Bahan
penginjeksian secara fleksibel dengan bakar ini secara bertahap akan mengurangi
mengabaikan putaran mesin, dan secara nyata peran solar di masa yang akan datang. Adapun
menghasilkan gas buang yang bersih. keunggulan nya sebagai berikut :
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan Ramah Lingkungan
diatur berdasarkan lamanya nozzle membuka. - Pembakarannya bersih
ECU mengatur kerja nozzle berdasarkan data - Bahan bakarnya dapat diperbarui
analog yang diterima sensor-sensor pada - Tidak perlu modifikasi mesin / alat
mesin. - Memperpanjang umur mesin
Adapun tujuan dari pengembangan
fuel injection pada Common Rail Injection 2.8 Mygreenoil
System adalah mendapatkan tekanan tinggi Mygreenoil adalah reformulator bagi
sehingga proses atomisasi bahan bakar bahan bakar yang memiliki fungsi ganda. Saat
sempurna oleh nozzle, sehingga bahan bakar formula tersebut dicampurkan pada bahan
dapat terbakar habis meskipun temperatur bakar, secara cepat Mygreenoil merubah
kerja mesin masih rendah. Namun yang paling struktur-struktur molekul sehingga
utama pemakain sistem Common Rail pada menghasilkan pembakaran yang lebih
mesin diesel zaman sekarang adalah berfungsi sempurna serta sangat efisien. Mygreenoil
mengurangi emisi gas buang dari mesin diesel juga dapat dicampurkan terhadap berbagai
tersebut dan meningkatkan performa mesin macam bahan bakar seperti: berbagai jenis
diesel tersebut. bensin, solar, methanol, ethanol, hydrogen,
LNG, gas alam maupun Biosolar.
(www.mygreenoil.com)
4
c. Nilai pembakaran bahan bakar yang 2.12 Baku Mutu Emisi Gas Buang
lebih tinggi. Dalam menentukan ada atau tidaknya
d. Distribusi bahan bakar antar silinder pencemaran udara secara yuridis diperlukan
yang lebih merata (untuk motor yang standar mutu udara (air quality standards),
lebih satu silinder). baik baku mutu udara ambien (BMUA)
maupun baku Mutu Emisi (BME) dengan
Untuk perhitungan konsumsi bahan mengacu kepada batasan pencemaran
bakar dapat dihitung dengan rumus di bawah lingkungan yang ditetapkan Pasal 1 angka 12
ini : UUPLH dan formulasi pencemaran udara yang
𝑉𝑓 𝑚𝑙 tertuang pada Pasal 1 angka 1 PP PPU.
𝑓𝑐 = , ⁄𝑠
𝑡𝑐
2.12.1 Baku Mutu Emisi (BME) di
di mana : Beberapa Negara
Pada akhirnya semua aturan hukum
𝑓𝑐 = konsumsi bahan bakar (𝑚𝑙/𝑠) mengatur semua produsen kendaraan bermotor
Vf = konsumsi bahan bakar volumetrik untuk memproduksi kendaraan dengan emisi
( V.awal – V.akhir ( ml ) ) bertingkat hingga zero emission seperti urutan
tc = waktu untuk mengkonsumsi bahan berikut :
bakar (s) 1. TLEV- Transitional Low Emission
Vehicle
2.10 Emisi Gas Buang 2. LEV- Low Emission Vehicle
Pencemaran udara, terutama di kota- 3. ULEV- Ultra Low Emission Vehicle
kota besar di dunia dan Indonesia telah 4. SULEV- Super Ultra Low Emission
menyebabkan menurunnya kualitas udara Vehicle
sehingga mengganggu kenyamanan bahkan 5. ZEV- Zero Emission Vehicle
telah menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan serta keseimbangan iklim global. 2.12.2 Baku Mutu Emisi Kendaraan
Menurunnya kualitas udara tersebut (BME) Kendaraan Bermotor di
disebabkan karena penggunaan bahan bakar Indonesia
fosil untuk sarana transportasi dan industri Seperti yang berlaku di Indonesia
yang umumnya terpusat di kota-kota besar, peraturan perundang-undangan yang berkaitan
disamping kegiatan rumah tangga dan dengan pengendalian emisi kendaraan adalah :
kebakaran hutan dan lahan. a. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup:
Kep. 15/MENLH/4/1996, tanggal 26
2.11 Emisi Gas Buang Motor Diesel April 1996, mencanangkan “Program
Pada motor diesel, besarnya emisi Langit Biru“.
dalam bentuk opasitas (ketebalan asap) b. ”Program Segar Jakartaku” disponsori
tergantung pada banyaknya bahan bakar yang oleh Swisscontact.Kep.Men LH No. 141
disemprotkan (dikabutkan) dalam silinder, tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
karena pada motor diesel yang dikompresikan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan
adalah udara murni. Dengan kata lain semakin Kendaraan Bermotor yang Sedang
kaya campuran maka semakin besar Diproduksi pada tanggal 23 September
konsentrasi NOx, CO, dan asap. Sementara itu, 2003.
semakin kurus campuran konsentrasi NOx, CO Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05
dan asap juga semakin kecil. 100 % CO yang Tahun 2006/1 Agustus 2006 tentang baku
ada di udara adalah hasil pembuangan mesin mutu emisi sumber bergerak (kendaraan
diesel sebesar 11 % dan mesin bensin. bermotor).
Polutan yang berasal dari gas buang
adalah sebagai berikut : 3. METODOLOGI PENELITIAN
1. CO (Carbon Monoxide)
2. HC (Hydro Carbon) 3.1 Tempat Penelitian
3. NOx Pelaksanaan penelitian untuk
4. Sulfur Dioksida perhitungan konsumsi bahan bakar dan uji
5. Partikulat emisi gas buang dilakukan di PT. Toyota Astra
International Auto 2000 Plaju Palembang.
5
3.2 Bahan dan Alat 4. Hasil dan Pembahasan
3.2.1 Bahan 4.1 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
Bahan yang digunakan pada penelitian
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (30 km/jam)
ini adalah bahan bakar biosolar dan
mygreenoil. No Bahan Volume Volume V t Konsumsi
Bakar awal akhir (km/h) (menit) Bahan Bakar
(%) (ml) (ml) (ml/s)
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian 1 M0 1000 560 30 6 1,222
2 M5 1000 580 30 6 1,167
ini antara lain : Kijang Innova diesel, Diesel 3 M10 1000 610 30 6 1,083
Smoke Tester, gelas ukur, stopwatch, dan 4 M15 1000 630 30 6 1,028
tabung modifikasi. 5 M20 1000 660 30 6 0,944
Pengujian
4.2 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang
Konsumsi Bahan Bakar 4.2.1 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang
Uji Emisi Gas Buang CO (%)
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang CO (%)
6
4.3 Pembahasan 3. Konsumsi bahan bakar yang paling hemat
Dari pengujian ini didapatkan hasil terdapat pada bahan bakar M20 pada saat
yang berbeda-beda antara konsumsi bahan kecepatan rata-rata 30 km/jam, terlihat
bakar dan emisi gas buang. Oleh karena itu, dari hasil konsumsi bahan bakar
data hasil pengujian tersebut disajikan penulis kendaraan yaitu 0,944 ml/s.
dalam bentuk grafik agar lebih mudah
dipahami. Adapun grafik-grafik dari data hasil 4.3.2 Emisi Gas Buang
pengujian ini adalah sebagai berikut:
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 hasil
4.3.1 Konsumsi Bahan Bakar pengujian emisi gas buang, dapat dibuat grafik
Dari tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 hubungan tiap sampel terhadap emisi gas
hasil pengujian konsumsi bahan bakar dapat buang sebagai berikut:
dibuat grafik hubungan jarak yang ditempuh
4.3.2.1 Emisi Gas Buang CO
kendaraan terhadap kecepatan kendaraan
sebagai berikut:
Putaran RPM vs Karbon Monoksida (CO)
0.4
Konsumsi Bahan Bakar vs Kecepatan rata-rata 0.35
1.2 M15
0.1
M20
1 M0 0.05
(ml/s)
M5 0
0.8
M10 1500 2000 2500 3000 3500
Putaran RPM
M15
0.6
M20
0.4 Gambar 4.2 Grafik Kadar Emisi Gas Buang
Karbon Monoksida (CO) Terhadap Putaran
0.2 RPM Setiap Bahan Bakar
0 Gambar grafik di atas menunjukkan
30 40 50
hubungan putaran RPM terhadap kadar emisi
Kecepatan rata-rata (km/jam)
gas buang CO. Berikut ini pembahasan kadar
emisi gas buang dari hasil pengujian
Gambar 4.1 Grafik Konsumsi Bahan Bakar menggunakan bahan bakar M0, M5, M10, M15
Terhadap Kecepatan Rata-Rata dan M20 pada masing-masing putaran :
1. Untuk kadar CO terendah terdapat pada
Dari grafik di atas terlihat bahwa : saat menggunakan bahan bakar M20 pada
1. Dengan mencampurkan Mygreenoil, setiap putaran RPM.
konsumsi bahan bakar menurun. namun, 2. Untuk kadar CO tertinggi terdapat pada
besarnya persentase Mygreenoil yang saat menggunakan bahan bakar M0 pada
dicampurkan tidak menunjukkan hasil putaran 3500 RPM.
yang signifikan dalam mengurangi 3. Pada saat menggunakan bahan bakar
konsumsi bahan bakar. campuran M15. Kadar CO yang diperoleh
2. Konsumsi bahan bakar yang paling boros mengalami penurunan yang cukup
terdapat pada bahan bakar M0 pada saat relatif daripada saat menggunakan
kecepatan rata-rata 50 km/jam, terlihat bahan bakar M0, dan ketika kendaraan
dari hasil konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar campuran M20
kendaraan yaitu 1,417 ml/s. kadar CO yang diperoleh mengalami
7
penurunan yang signifikan daripada menjadi semakin berkurang. Dan juga
saat menggunakan bahan bakar M0. kadar Karbon Monoksida dan Opasitas
mengalami penurunan. Namun,
4.3.2.2 Emisi Gas Buang Opasitas berdasarkan data yang didapatkan, dalam
mengurangi konsumsi bahan bakar,
besarnya persentase Mygreenoil yang
Putaran RPM vs Opasitas
dicampurkan tidak menunjukkan hasil
18
M0
yang signifikan. Akan tetapi, dalam
16 menurunkan kadar emisi gas buang,
M5
14 besarnya persentase Mygreenoil
12 M10 memberikan hasil yang signifikan.
Opasitas (%)
8
untuk kadar campuran 25 % hingga 30%, [15] Wiranto, Arismunandar. 1994.”Motor
apakah akan berdampak semakin baik atau Diesel Putaran Tinggi”. PT. Pradnya
tetap sama dengan pencampuran 20 %, Paramita, Jakarta.
terutama dalam menurunkan kadar emisi [16] http://www.mygreenoil.com/ diakses
gas buang CO dan Opasitas. November 2014.
6. Daftar Pustaka
[1] Arifin, Zainal dan Sukoco. 2008.
”Teknologi Motor Diesel”. edisi kedua.
Alfabeta,Bandung.
[2] Boman, GL & Ragland KW.
1998.”Combustion Engineering”.
McGraw-Hill Book, New York.
[3] Bosch. 1999. ”Diesel In-Line Fuel
Injection Pumps, Technical
Instruction”. 3rd edition. Robert Bosch
GMBH, Germany.
[4] Bosch. 2000.”Diesel In-Line Fuel
Injection Pumps, Technical
Instruction”. 4th edition. Robert Bosch
GMBH, Germany.
[5] Cooper, CD. & Alley FC. 1994.”Air
Polution Control”. second edition.
Waveland Press Inc. Illinois.
[6] EPA. 2006. ”Environmental
Protection”. Environmental Protection
Agency, Amerika Serikat.
[7] Hillier, VAW and Pittuck FW. 1978.
”Fundamental of Motor Vehicle
Technology”. Hutchinson & Co
Publishers, London.
[8] John, B. Heywood. 1993.”Internal
Combustion Engine Fundamental”.
McGraw-Hill Book, New York.
[9] Kepmen LH No.06. 2006.”Baku Mutu
Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor”. Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup, Jakarta.
[10] Obert, Edward F. 2003.”Internal
Combustion Engine and Air Pollution”.
second edition. Harper & Row
Publishers, New York.
[11] Pudjanarsa, Astu. 2008.”Mesin
Konversi Energi”. edisi kedua. CV.
Andi Offset,Yogyakarta.
[12] Soedomo, Mustikahadi. 2001.
”Pencemaran Udara”. ITB, Bandung.
[13] Swisscontact. 2001.”Analisa Motor
Diesel Berdasarkan Hasil Uji”.
Swisscontact, Jakarta.
[14] Wibowo, Hadi Hartono. 2011.”Analisis
Efisiensi Bahan Bakar Solar”. Teknik
Mesin.Universitas Gunadarma, Jakarta.