(SAP)
A. Latar belakang
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat mencapai
tumbuhkembangyangoptimal(Perinasia,2004).PencapaianASI Eksklusif masih kurang,
hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2002– 2003, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Persentase
ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 % pada bayi berumur 2-3 bulan dan 14%
pada bayi berumur 4–5 bulan (KBI,2005).
Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang mendukung,
faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya promosi susu formula,
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PPASI,
kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya dan ibu yang
bekerja(Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI).
B. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, ibu dapat mengetahui teknik menyusui yang benar.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit peserta dapat :
I. Evaluasi
MATERI
MANAJEMEN LAKTASI
A. Pengertian
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu
ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga
tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah
sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal)
(Susiana, H,2009).
Manajemen Laktasi adalah tata laksana yang dipelukan untuk menunjang keberhasilan
menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah
persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (Direktorat Gizi Masyarakat,2005).
Manajemen Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan
menyusui (Siregar, 2004).
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologist, ekonomis, dan aspek penundaan
kehamilan.
1. Aspek gizi
Manfaat Kolostrum:
a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
b. Jumlah kolostrum yang diproduksi berfariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari
pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
c. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d. Membantu mengeluarkan meconium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
Komposisi ASI
a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai juga mengandung
enzim-enzim untuk mencerna zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
b. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi.
c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki parbandingan antara whey dan
casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibandingkan dengan susu sapi, ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan susu sapi
mempunyai perbandingan whey:casein adalah 20:80 sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
a. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi
sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturitas sel otak.
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurine akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
b. Decosahexanoic acid (DHA) dan arachidonic acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari subtansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari
omega 3 (Asam Linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek imunologik
a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b. Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri pathogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
d. Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan
virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Teridiri dari
3 macam yaitu: bronchus-asociated lymphocyte tissue (BALT) antibody pernafasan, gut
associated lymphocyte tissue (GALT) antibody saluran pernafasan, dan mammry
associated lymphocyte tissue (MALL) antibody jaringan payudara ibu.
f. Factor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini mejaga keasaman flora usus bayi dan berguna
untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek psikologi
a. Rasa pecaya diri ibu untuk menyusui bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang
terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormone terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
b. Interaksi ibu dan bayi: pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan
puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu
yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek kecerdasan
a. Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan system saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point
lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.
5. Aspek neurologist
Dengan menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi
pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makan bayi
sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan mengehamat pnegeluaran rumah
tangga unuk membeli susu formula dan peralatannya.
C. Fisiologi Laktasi
payudara (bayi menghisap) akan merangsang produksi oksitoksin yang menyebabakan kontraksi
sel – sel myoepithel. Proses ini disebut juga sebagai “ refleks prolaktin” atau milk production
reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam hari – hari dini, laktasi refleks ini tidak
dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu.Nantinya, refleks ini dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu
bila ia merasa takut, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau bila mersakan nyeri.
Meningkatnya latar belakang pekerjaan dan arus modernisasi membawa wanita makin
terseret pada pemenuhan tuntutan prestice dan prestasi emansipasinya, sehingga lebih banyak
waktu di luar rumah. Keadaan ini, membuat konflik peran yang maik lama makin menonjol
karena disini menuntut pengaturan waktu, eksistensi peran sosaialnya.
P1, P3, dan P4 adalah ibu rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan lain di luar
rumah, sehingga dapat memberikan ASI secara eksklusif. P2 adalah seorang ibu yang bekerja
di bagian administrasi. Jam kerja antara pukul 08.00-14.00. Ketika ibu bekerja bayi ibu diasuh
oleh nenek. Ibu sudah memiliki simpanan ASI peras di lemari es sehingga memudahkan
pengasuh untuk memberikan ASI.
d. Pengetahuan ibu
Pengetahuan ibu tentang ASI dan cara pemberian ASI yang benar dapat menunjang
keberhasilan ibu dalam menyusui. Ketidaktahuan ibu tentang keunggulan ASI dan risiko
pemberian makanan tambahan lebih awal dapat memberi pengaruh buruk pada bayi yaitu bayi
rentan terhadap penyakit infeksi dan diare.
P1, P2, P3, P4 sebelum melahirkan telah mengetahui tentang manfaat ASI,
kelebihan ASI dibandingkan dengan susu formula sehingga dengan pengetahuan tersebut
menimbulkan keinginan untuk memberikan makanan yang terbaik bagi bayi yaitu ASI secara
eksklusif.
1. Tereksplorasinya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif
a. Perubahan sosial budaya
Kebiasaan yang masih dianut oleh masyarakat terutama orang tua yang berpengaruh
terhadap tingkat pemberian ASI. Namun P1, P2, P3, P4 tidak setuju untuk memberikan
makanan pendamping ASI karena sudah memiliki kemauan untuk memberikan ASI saja
sampai 6 bulan. Menurut Fitri (2005) memberikan makanan pengganti ASI sebelum enam
bulan tidak ada keuntungan, selain kelebihan berat badan yang tidak perlu menjadi
makanan pendamping ASI tersebut memicu alergi pada bayi, gangguan pencernaan atau
obesitas.
b. Faktor Nakes
P2, P3, P4 mendapatkan informasi atau penyuluhan dari petugas kesehatan di tempat
partisipan bersalin. P1 tidak mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan. Namun P1
sudah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dari buku serta pengalaman ibu ketika
anak pertama. Durasi pemberian ASI akan memanjang pada ibu-ibu yang mendapatkan
penyuluhan dan nasihat mengenai ASI dari petugas kesehatan. Kesalahan pemilihan tempat
melahirkan akan mengakibatkan bayi tidak mendapatkan ASI pada hari pertama karena
masih banyak rumah bersalin yang belum menerapkan pelayanan rawat gabung ibu dapat
memberikan ASI pada bayi dengan leluasa (tidak terjadwal).
c. Faktor promosi susu formula
Hasil penelitian Sumiarsih (2003) menyatakan bahwa ada pengaruh antara terpaan iklan
susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan
oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan suus lanjutan untuk pertumbuhan. Hasil
penelitian partisipan tidak memberikan tambahan susu formula. Partisipan yang bekerja pun
memerah susu dan dimasukkannya ke dalam botol apabila ditinggal.
Ibu akan menjumpai beberapa masalah saat menyusui bayi. Penting bagi Ibu mengenal
beberapa masalah yang umum terjadi seputar menyusui, agar Ibu bisa menanganinya dengan
tepat.
Puting nyeri, pecah-pecah atau berdarah adalah tanda bahwa si Kecil tidak minum
ASI dengan benar atau tidak di posisi yang tepat. Hal ini juga bisa terjadi bila Ibu
menggunakan pompa payudara secara keliru. Bidan atau dokter dapat membantu Ibu
tentang teknik menyusui.
Saluran tersumbat
- Titik putih kecil di ujung puting: biasanya Ibu dapat membuangnya dengan kuku yang
bersih saat kulit payudara Ibu melembek sehabis menyusui.
- Benjol nyeri di payudara dengan radang kulit di sekelilingnya. Penyumbatan jenis ini
bisa jadi merupakan tanda awal mastitis.
*) Jika ada peradangan di payudara, segera konsultasikan dengan dokter agar mastitis
tidak menyebar.
- Ibu dapat menggunakan pompa untuk mengosongkan payudara setelah menyusui dan
minumlah ibuprofen untuk mengurangi nyerinya. Pijat payudara Ibu dengan lembut atau
kompres dengan air hangat.
Kandida
Kandida adalah infeksi jamur yang dialami bayi pada alat kelamin dan mulutnya.
Infeksi ini dapat menyebar ke payudara Ibu selama si Kecil minum ASI. Jika bayi Ibu
mengalami kandida, akan terlihat bintik-bintik putih di mulutnya dan pada payudara Ibu .
Bintik-bintik itu tebal, gatal dan membuat payudara nyeri. Jika terindikasi mengalami
kandida, segera konsultasikan ke dokter. Ibu dan bayi perlu dirawat bersamaan untuk
mencegah infeksi ulang. Selama itu Ibu masih tetap bisa menyusui, meski mungkin terasa
nyeri. Ibu akan menjumpai beberapa masalah saat menyusui bayi. Penting bagi Ibu
mengenal beberapa masalah yang umum terjadi seputar menyusui, agar Ibu bisa
menanganinya dengan tepat.
Payudara bengkak
Dua atau tiga hari setelah melahirkan, payudara Ibu mungkin menjadi penuh, terasa
empuk, menggembung, dengan bentuk puting pipih. Pembengkakan ini bahkan bisa
menyebar ke bawah ketiak dan Ibu merasa sedikit demam. Rasanya mungkin sakit, tetapi
tidak berbahaya dan akan cepat hilang.
Untuk meredakan gejala ini, kompres payudara dengan handuk hangat dan shower air
hanya untuk mengurangi sakitnya. Selain itu, pijat payudara Ibu saat tidak sedang
menyusui.
Payudara 'bocor'
Payudara Ibu bisa bocor jika penuh dengan ASI, atau jika refleks let down Ibu terpicu.
Biasanya payudara hanya mengeluarkan ASI jika si Kecil menghisapnya, tetapi kadang
dengan mendengar tangisan bayi saja payudara Ibu akan mengalirkan ASI-nya.
Semakin teratur Ibu menyusui, semakin kecil kemungkinan payudara Ibu untuk bocor.
Kebanyakan ibu mengenakan penyerap ASI (breast pad) di dalam bra untuk berjaga-jaga
bila terjadi kebocoran. Kemungkinan masalah ini akan hilang sepenuhnya setelah tujuh
hingga sepuluh minggu menyusui
Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama.
Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6
bulan pertama, antara lain :
1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama
(inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam pertama dan
setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking
reflex) sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat
melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi
umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi
diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak
untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini akan
merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta
perkembangan bayi.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada
makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena akan
menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu
produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting, serta meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan melepaskan
puting dengan sendirinya.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
1) Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2) Puting susu ditarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk dapat memakai pompa
susu.
3) Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pomp susu.
b. Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui.
Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
a. Penting untuk kesehatan Ibu
- Mempercepat pengecilan rahim kembali ke ukuran normal.
- Mencegah perdarahan setelah melahirkan
- Dapat menghindari kanker payudara.
b. Membentuk ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi
- Pada waktu menyusui terjadi kontak mata dan kontak waktu kulit dengan bayi.
Keadaan ini merupakan peristiwa yang sangat khususu bagi Ibu hamil dan Bayinya.
c. Menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa dibutuhkan bagi Ibu
- Dengan menyusui, ibu dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa
dibutuhkan oleh orang lain.
- Setiap Ibu mampu menyusui bayinya.
d. Memberi kemudahan bagi Ibu
- ASI selalu tersedia setiap saat dalam keadaan segar.
e. Murah dan hemat
- Dibanding dengan membeli susu formula
- Biayanya hanya diperlukan untuk membeli makanan yang bergizi.
Maharani, Sabrina,2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta:Kata Hati.
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi
dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset.
Prasetyono.2013.Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta: BukuBiru