Anda di halaman 1dari 40

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

(TACTICAL DECISION MAKING)

Oleh

IRENE IPIJEI

(A022181007)

ANDI NABILAH ANNISA RYALISAR

(A022181002)

PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN-MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Pengambilan Keputusan

Jangka Pendek (Tactical Decision Making)” yang terjadi dalam sebuah perusahaan dan juga di

dunia bisnis yang mana makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah

Akuntansi Manajemen dalam menempuh pendidikan di UNHAS (Universitas Hasanuddin

Makassar). Namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penyajian dalam makalah ini yang berkaitan dengan sumber dan juga data. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan

pembaca. Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan

banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Makassar 17 November 2019

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making) terdiri dari pemilihan di

antara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas yang dapat dilihat.

Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal untuk

memanfaatkan kapasitas mengaggur dan meningkatkan laba tahun ini merupakan. Misalkan

suatu perusaahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi suatu komponen daripada

membelinya dari para pemasok. Tujuannya adalah untuk menekan biaya pembuatan produk

utama dengan segera. Namun keputusan taktis ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan

strategi perusahaan dalam meraih keunggunlan biaya. Jadi, keputusan taktis seringkali berupa

tindakan berskalakecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang.

Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic decision

making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan kompetitif jangka

panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan

ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk

meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen).

Jadi, pengambilan keputusan taktis yang tepat berarti bahwa keputusan yang dibuat mencapai

tidak hanya tujuan terbatas tetapi juga berguna untuk jangka panjang. Sesungguhnya, tidak

ada keputusan taktis yang harus dibuat apabila keputusan tersebut tidak mendukung sasaran

strategis perusahaan secara keseluruhan.


Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan

kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi.

Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan

keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat

dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar

Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau

administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah,

pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan

pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat

keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik

pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan

keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya,

sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.

Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan

manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan

keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam

proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam

pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah,

dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang

mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu

organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka

mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam
tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil

pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang

telah dilakukan.

Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan

keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan

keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan

keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem

organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan

yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi

dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna

mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan

yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar

permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan

terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan jangka pendek ?

2. Mengapa dilakukan keputusan jangka pendek ?

3. Apa faktor penyebab pengambilan keputusan tersebut ?

4. Metode apa yang digunakan dalam pengambilan keputusan tersebut ?

5. Apa dampak terhadap kemajuan perusahaan ?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan masalah dalam makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahhui tentang pengambilan keputusan jangka pendek

2. Dapat memahami tentang dilakukannya keputusan jangka pendek

3. Dapat mengetahui faktor penyebab pengambilan keputusan tersebut

4. Dapat mengetahui metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan tersebut

5. Dapat memahami dampak terhadap kemajuan perusahaan dalam kaitannya dengan

pengambilan keputusan
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK (TACTICAL DECISION

MAKING)

1. Tactical Decision Making

Tactical decision making atau pengambilan keputusan taktis biasanya juga disebut

keputusan jangka pendek yang merupakan pemilihan alternative dan harus segera

dilakukan atau keputusan yang bersifat jangka pendek. Tactical decision making juga

merupakan pengambilan keputusan yang berskala kecil. Secara umum tujuan

pengambilan keputusan strategis adalah memilih diantara beberapa keputusan strategis

sehingga competitive advantage jangka panjang dapat terwujud. Meskipun hanya

berorientasi jangka pendek tactical decision making harus tetap mengacu pada tujuan

tersebut. Pengambilan keputusan dalam jangka pendek tetap harus dipertimbangkan dan

selaras dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Tacti

2. Pengertian Pembuatan Keputusan Taktis

Pembuatan keputusan taktis adalah pembuatan keputusan yang didasarkan

pada pemilihan diantara beberapa alternatif dengan pertimbangan waktu yang segera

dan tinjuan yang terbatas. Pertimbangan ini cenderung bersifat jangka pendek.

Contoh suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menghasilkan atau

memproduksi suatu komponen, bukan membeli komponen tersebut dari

pemasok luar. Tujuan jangka pendek pertimbangan tersebut adalah dalam


rangka menurunkan biaya pembuatan produk. Keputusan taktis sering kali

disebut tindakan bersekala kecil (small-scale actions) untuk tujuan yang lebih

besar. Tujuan keseluruhan pembuatan keputusan strategis (strategic decision

making) adalah memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga

keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dicapai.

Pembuatan keputusan taktis seharusnya mendukung tujuan keseluruhan

tersebut, meskipun tujuan langsungnya adalah bersifat jangka pendek

(misalnya menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau

berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen).Untuk

menunjukkan contoh tentang perusahaan yang membuat keputusan taktis

yang sesuai dengan tujuan strategisnya, misalkan suatu hotel sedang

mengalami kesulitan karena harus menanggung beban biaya yang tinggi.

B. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MODEL APPROACH)

Suatu pendekatan yang disebut dengan decision model dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan ini. Terdapat enam langkah yang akan diuraikan dibawah yakni

sebagai berikut:

1. Identifikasi atau definisikan permasalahan yang dihadapi perusahaan. Mengenali dan

memformulasikan permasalahan yang sebenarnya dihadapi perusahaan bukan hanya

gejalanya saja. Misalnya: kebutuhan tambahan gudang, jumlah yang dibutuhkan serta

bagaimana kebutuhan tersebut akan dipenuhi.

2. Identifikasi alternative penyelesaian. Pada tahap ini perusahaan harus

mengidentifikasikan semua alternative yang ada terlebih dahulu, baru kemudian


mengeliminasi alternative yang tidak mungkin dilaksanakan perusahaan, misalnya

dengan memepertimbangkan resiko, kemampuan dana perusahaan dll.

3. Identifikasi biaya dan manfaat setiap alternative. Setelah alternative yang mungkin untuk

dilaksanakan diketahui perusahaan, maka model pengambilan keputusan selanjutnya

dapat disebut dengan ”COST BENEGIT ANALYSIS” untuk setiap alternative yang ada.

4. Pengumpulan biaya relevan setiap alternative yang ada. Biaya yang akan dibandingkan

dalam pengambilan keputusan hanya biaya yang berbeda diantara alternative yang ada

dan biaya tersebut merupakan biaya masa datang.

5. Pertimbangan factor-faktor kualitatif. Factor kualitatif dapat dimasukan dalam

pengambilan keputusan dengan:

a) Identifikasi factor-faktor kualitatif

b) Mencoba untuk mengkualitatif factor kualitatif

c) Memasukan factor kualitatif dalam pengambilan keputusan

d) Pengambilan keputusan pada alternative yang paling menguntungkan bagi perusahan.

C. JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

1. Membeli atau membuat Sendiri

2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk

3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu

4. Menerima atau menolak pesanan khusus

Untuk mengambil keputusan yang tepat, pengguna informasi biaya harus mampu

memutuskan apa yang relevan maupun yang tidak relevan bagi keputusan tersebut. Informasi

relevan merupakan faktor yang sangat berguna didalam menghasilkan keputusan yang baik
dan benar. Didalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur (keputusan khusus)

informasi yang sangat penting adalah biaya relevan dan pendapatan yang relevan dengan

keputusan tersebut.

D. BIAYA RELEVAN

Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya masa depan (future cost)

yang berbeda di antara berbagai alternatif (differ across alternatives). Semua keputusan

berhubungan dengan masa depan. Oleh karena itu, hanya biaya masa depan yang

relevan dengan pembuatan keputusan. Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya

harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda di antara berbagai alternatif.

Apabila biaya masa depan jumlahnya sama untuk berbagai alternatif, maka biaya tersebut

tidak memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan.

Dalam pengambilan keputusan jangka pendek, konsep biaya relevan merupakan

suatu konsep yang penting. Biaya relevan adalah biaya yang akan terjadi di masa yang akan

datang dan biaya tersebut berbeda diantara alternative yang ada. Dari pengertian diatas, biaya

relevan mempunyai 2 karakteristik yaitu:

1. Biaya masa yang akan datang, yang baru akan terjadi

2. Biaya yang berbeda diantara alternative yang ada.

Biaya Relevan ialah biaya yang dapat dihindari dan harus selalu dipertimbangkan

didalam setiap kali mengambil keputusan oleh manajemen. Definisi lainnya mengatakan

bahwa biaya relevan ialah biaya yang akan terjadi dimasa datang dengan nilai yang berbeda

untuk setiap alternatif yang akan dipilih. Dari kedua difinisi ini dapat diketahui ciri-ciri biaya

relevan sbb:
 Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen

 Biaya tersebut belum terjadi (masa depan)

 Biaya yang akan terjadi itu memiliki nilai berbeda untuk setiap alternatif.

 Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan

Biaya yang tidak memenuhi 2 kriteria tersebut merupakan irrelevant cost (biaya

tidak relevan). Biaya tidak relevan meliputi biaya masa lalu dan biaya masa yang akan

datang tetapi tidak berbeda diantara alternative yang ada. Sunk cost yang merupakan biaya

masa lalu akan selalu merupakan biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan.

Untuk menentukan biaya relevan dapat ditempuh sbb:

1. Mengumpulkan seluruh biaya yang terkait dengan masing2 alternatif

2. Mengeliminasi biaya terbenam/ masa lalu (sunk cost)

3. Mengeliminir biaya yang jumlahnya tidak berbeda

Setelah tiga tahap dilakukan maka sisanya merupakan biaya relevan. Untuk menilai

relevansi suatu sumber daya jika berdasarkan unit, pembedaan sederhana antara biaya tetap dan

variabel dapat dilakukan. Namun pada model ABC yang telah memfokuskan pada tingkat unit,

batch, produk, dan fasilitas model penggunaan sumber daya kegiatan dapat membantu. Model

penggunaan sumberdaya kegiatan memiliki 3 kategori sumberdaya :

1. Sumber Daya yang diperoleh saat digunakan/dibutuhkan

Contoh:bahan bakar generator pada saat menerima pesanan khusus atau menolaknya

2. Sumber Daya yang diperoleh sebelum penggunaan (periode tunggal/jangka pendek).

Contoh:penggunaan tenaga karyawan borongan pada keputusan menjual/membeli


3. Sumber Daya yang diperoleh dimuka (periode ganda)

Contoh: keputusan membeli/menyewa gedung tambahan

E. REVENUE (PENERIMAAN)

Ikatan Akuntan Indonesia (1999 : 30), menyatakan bahwa pendapatan dihasilkan dengan

penjualan barang atau jasa dan jumlahnya diukur dengan pembebanan yang dilakukan

terhadap atas pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang atau jasa-jasa yang

diserahkan kepada mereka. Dalam pendapatan jasa termasuk hasil penjualan atau penukaran

aktiva diluar barang-barang dagangan, bunga dan deviden atau pembagian laba untuk

penanaman-penanaman dan penambahan-penambahan lain pada kekayaan pemilik dalam

usaha yang bersangkutan. Penambahan dan penyesuaian modal atau pendapatan dari

penjualan-penjualan / transaksi-transaksi lainnya dalam rangka kegiatan yang merupakan

tujuan dari usaha yang bersangkutan disebut dengan istilah pendapatan operasi.

Dari definisi dan penjelasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

 Pendapatan dapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu-waktu

tertentu atau secara berkala.

 Pendapatan didperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atas jasa yang

diserahkan kepada pembeli dan dapat pula diperoleh karena pertukaran aktiva, sebagai

hasil dari penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain.

 Pendapatan dalam penambahannya kepada pembeli atau langganan, harus diukur

dengan bantuan mata uang tertentu.


 Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik

perusahaan, namun perlu diketahui bahwa tidak semuanya menaikkan atau menambah

nilai kekayaan pemilik itu, dapat dikatagorikan sebagai pendapatan, seperti halnya

dengan penilaian kembali aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya

nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan barau yaitu perkiraan

penyesuaian modal.

1. Jenis-jenis penerimaan dibedakan atas :

a. Penerimaan Total (Total Revenue / TR)

Total Revenue / TR adalah jumlah/kuantitas barang yang terjual, dikalikan dengan harga

satuan. Semakin banyak yang terjual semakin besar penerimaan total (TR = P x Q).

b. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue / AR)

Average Revenue / AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari total penerimaan

dibagi dengan jumlah barang yang dijual (AR = TR / Q).

c. Penerimaan Marjinal (Marginal Revenue / MR)

d. Marginal Revenue / MR adalah tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan

dari setiap satuan hasil produksi.

2. Analisis Pengambilan Keputusan

Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah proses pengambilan keputusan. Tujuan

keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic decision making) adalah untuk

memilih strategi alternatif sehingga keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai.

Didalam kegiatan sehari-hari keputusan manajemen dapat digolongkan kedalam dua

kelompok besar yaitu:


a. Keputusan Rutin, yaitu keputusan manajemen yang terjadi secara berulang-ulang dengan

kondisi yang sama. Keputusan demikian biasanya dibuat secara terpola dengan kondisi

“jika-maka (if-then) “ . Keputusan rutin juga dapat dilakukan oleh manajer terkait atau

yang berkompeten pada unit kerja tertentu.

Contoh :

 Pembuatan order pembelian (Purchase order)

 Pemeliharaan

 Penggajian bulanan

 Penghitungan Biaya lembur

b. Keputusan khusus, ialah keputusan manajemen yang tidak rutin terjadi, keputusan ini

menyangkut masalah yang spesifik (khusus) sehingga untuk memutuskannya diperlukan

informasi analisis yang seksama. Keputusan ini juga disebut keputusan taktis.

Pengambilan keputusan taktis yang tepat berarti bahwa keputusan yang dibuat mencapai

tidak hanya tujuan terbatas tetapi juga berguna untuk jangka panjang.

Secara umum keputusan khusus dapat dikelompokkan menjadi;

1) Membeli atau Membuat sendiri

2) Mengganti Aktiva tetap

3) Menerima /menolak pesanan khusus

4) Melanjutkan proses produksi

5) Menutup segmen usaha

6) Menentukan alokasi sumberdaya ekonomi yang terbatas.

Langkah untuk dapat menghasilkan keputusan taktis yang baik adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan inti masalah yang dihadapi

2. Mengidentifikasi semua alternatif yang mungkin dapat menyelesaikan masalah dan

mengeliminasi alternatif yang tidak mungkin dilakukan

3. Mengidentifikasi prediksi biaya dan manfaat dari setiap alternatif yang memungkinkan,

dan dan mengeliminasi biaya dan manfaat yang tidak relevan

4. Membandingkan biaya dan manfaat relevan dari setiap alternatif

5. Nilailah faktor-faktor kualitatif. Faktor-faktor kualitatif dapat ditangani dengan cara

diidentifikasi, dikuantifikasi, dan dipertimbangkan.

6. Melakukan pemilihan alternatif

Jika hasil nettonya biaya, maka akan dipilih yang paling rendah jika hasil

nettonya manfaat, maka akan dipilih yang paling besar.

3. Etika Dalam Pengambilan Keputusan Taktis

Dalam pengambilan keputusan taktis, masalah etika selalu mengitari cara di mana

keputusan diimplementasikan, dan pengorbanan sasaran jangka panjang yang mungkin untuk

hasil jangka pendek. Pencapaian sasaran adalah penting, tetapi bagaimana Anda

mencapainya barangkali lebih penting. Sebagai contoh, mem-PHK karyawan untuk

menaikkan laba dalam jangka pendek dapat dikualifikasi sebagai putusan taktis. Namun,

apabila manfaatnya hanya untuk menaikkan laba jangka pendek dan tidak ada tanda-tanda

bahwa keputusan tersebut mendukung sasaran strategis jangka panjang perusahaan, maka

keputusan itu dapat dipertanyakan.

Faktanya, beban kerja mungkin tidak berkurang sama sekali tetapi jumlah orang

yang tersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut dikurangi. Tekanan selanjutnya mungkin
dilakukan oleh manajer kepada karyawan yang tersisa agar bekerja dengan jam lembur yang

tidak wajar. Apakah keputusan ini tepat? Harus terdapat suatu pesan yang konsisten ke

seluruh perusahaan mengenai misi dan sasarannya. Misalnya, apabila departemen pemasaran

dengan antusias memuji mutu dan keandalan produk, sementara departemen teknik dan

produksi mengurangi mutu bahan serta keandalan desain, masalah tentu saja akan muncul.

Pelanggan akan melihat inkonsistensi ini sebagai suatu pelanggaran etika.

F. ACTIVITY RESOURCES USAGE MODEL DALAM MENILAI RELEVANSI,

PERILAKU BIAYA DAN PENDAPATAN

Pada umumnya biaya variable akan merupakan biaya relevan sedangkan biaya

tetap merupakan biaya tidak relevan. Oleh karena itu pemahaman akan perilaku biaya

menjadi sangat penting dalam mengidentifikasi biaya relevan dan tidak relevan. Dalam

akuntansi manajemen kontemporer, khususnya akuntansi aktivitas, identifikasi biaya relevan

dan tidak relevan dikaitkan dengan apakah suatu biaya berhubungan dengan aktivitas

berlevel non-unit. Dalam akuntansi manajemen kontemporer, konsep activity resources

usage model sangat membantu dalam mengidentifiaksi apakah suatu biaya merupakan biaya

relevan atau tidak. Berdasarkan model tersebut, sumber ekonomi yang dibutuhkan untuk

menjalankan suatu aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sumber ekonomi yaitu:

1) Sumber ekonomi yang dipenuhi atau disediakan saat dibutuhkan ( resources acquired as

used as needed). Sumber ekonomi yang dibutuhkan akan disediakan tepat saat

dibutuhkan dan hanya disediakan sejumlah yang dibutuhkan. Sumber ekonomi ini juga

disebut dengan flekxible resources.

2) Sumber ekonomi dipenuhi sebelum digunakan tetapi hanya disediakan untuk satu

periode. Merupakan sumber ekonomi yang disediakan sebelum sumber ekonomi tersebut
dibutuhkan namun penyediaanya hanya untuk periode maksimum satu tahun. Sumber

ekonomi ini disebut dengan committed resources

3) Sumber ekonomi dipenuhi sebelum digunakan dan disediakan untuk beberpa periode.

Ada beberapa sumber ekonomi yang disediakan oleh perusahaan jauh sebelum

dibutuhkan dan sebelum diketahui secara pasti kebutuhan perusahaan dimasa-masa

mendatang, seperti pembelian gedung dan aktiva tetap lainnya. Sumber ekonomi ini juga

disebut dengan committed resources yang bersifat jangka panjang.

1. Ilustrasi Pengambilan Keputusan Jangka Pendek

Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh pengambilan keputusan taktis dengan

menggunakan konsep biaya relevan :

a) Keputusan membeli atau Membuat Sendiri. Pengambilan keputusan ini terjadi jika

perusahaan yang selama ini membuat sediri suatu bagian produk dihadapkan pada

alternative untuk melanjutkan membuat sendir atau membeli dari pihak luar. Biasanya

harga yang ditawarkan pihak luar kelihatannya lebih rendah dari biaya produksi setiap

unit

b) Analisa Pengambilan Keputusan. Analisa dapat dilakukan dengan membandingkan biaya

relevan antara kedua alternative, kemudian dipilih alternative yang mempunyai biaya

yang lebih kecil

c) Keputuan mempertahankan atau menutup suatu segment. Merupakan suatu keputusan

untuk melanjutkan atau menghentikan kegiatan operasi suatu segment yang mepunyai

keuntungan negative. Pengambilan keputusan didasarkan pada informasi yang disajikan

dalam segmented reporting berdasarkan variable costing. Segment merupakan bagian


organisasi yang diberi tenggungjawab untuk memperoleh laba. Segment dapat berupa lini

produk, departemen atau daerah pemasaran

d) Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan khusus. Pengambilan keputusan ini dapat

terjadi pada perusahaan yang masih mempunyai kapasitas yang belum optimal atau masih

adanya kapasitas yang menganggur. Suatu pesanan dikatakan khusus apabila pesanan

tersebut berbeda dengan produk reguler perusahaan dan tidak akan mengganggu pasar

produk regular perusahaan. Salah satu ciri suatu pesanan khusus adalah harga jual yang

diminta pembeli biasanya lebih rendah dibandingkan dengan harga jual produk regular

yang sejenis. Pengambilan keputusan tentang pesanan khusus, biasanya berkaitan dengan

apakah harga yang ditawarkan pembeli dapat diterima atau tidak. Sebelum

mempertimbangkan apakah menerima/menolak pesanan khusus perusahaan harus

memenuhi kondisi berikut. Syarat agar pesanan khusus dapat dipertimbangkan untuk

diterima atau ditolak:

 Masih adanya kapasitas yang belum digunakan sehingga dengan adanya tabahan

pesanan tidak akan mempengaruhi jumlah biaya tetap.

 Dapat dilakukan pemisahan pasar untuk produk regular dan pesanan khusus, agar

supaya penjualan produk regular tidak terganggu dengan adanya pesanan khusus ini.

1. Pengambilan Keputusan. Dengan menggunakan dasar pengambilan keputusan diatas,

seharusnya pesanan khusus ini dapat diterima, karena harga yang ditawarkan pembeli

lebih tinggi dari biaya variable

2. Menjual atau Memproses lanjut. Pada perusahaan yang menghasilkan produk bersama

dihadapkan pada pengambilan keputusan apakah sebaiknya langsung menjual atau


memproses terlebih dahulu suatu produk setelah titik pemisahan. Dalam pengambilan

keputusan ini, secara umum kriterianya adalah sebagai berikut:

 Tambahan pendapatan jika diolah lebih lanjut > biaya proses lebih lanjut, sebaiknya

diproses lebih lanjut sebelum dijual.

 Tambahan pendapatan jika diolah lebih lanjut < biaya proses lebih lanjut , sehingga

langsung dijual tanpa diproses lanjut.

3. Penentuan Komposisi Produk Optimal. Komposisi produk merupakan perbandingan

relative volume produksi suatu produk dengan produk lainnya. Setiap kemungkinan

komposisi produk akan menentukan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Manajemen harus menetukan komposisi produk yang memberikan laba atau keuntungan

optimal bagi perusahaan dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang dimilikinya.

Penentuan komposisi optimal ini dapat ditentukan dengan menggunakan Liniear

programming dengan menggunakan grafik maupun metode simplek.

2. Keputusan Mempertahankan atau Menghentikan

Sering terjadi pada seorang manajer dalam menentukan apakah suatu segmen,

seperti misalnya suatu lini produk/ departemen harus dipertahankan atau dihentikan. Untuk

melakukan keputusan ini menggunakan analisis biaya relevan. Sebagai ilustrasi,

pertimbangkan sebuah perusahaan yang memproduksi balok-balok beton, bata, dan genteng.

Kontroler perusahaan telah menyusun estimasi laporan laba-rugi berikut untuk tahun

20XY (dalam ribuan dolar):


Balok Bata Genteng Total
Pendapatan penjualan $ 500 S 800 $ 150 $1.450
Dikurangi: Beban variabel (250) (480) (140) (870)
Marjin kontribusi $ 250 $ 320 $10 $ 580
Dikurangi beban tetap langsung:

Gaji $ (37) $ (40) $(35) $(112)


lklan (10) (10) (10) (30)
Penyusutan (53) (40) (10) (103)
Total $(100) $ (90) $ (55) $(245)
Marjin segmen $ 150 $ 230 $ (45) $ 335
Dikurangi: Beban tetap umum (125)
Laba berslh $ 210

a) Identifikasi Masalah :

Proyeksi kinerja lini genteng menunjukkan marjin segmen yang negatif. Ini akan

mencerminkan kinerja lini genteng yang buruk selama tiga tahun berturut-turut. Pimpinan

perusahaan yang peduli dengan kinerja buruk ini, sedang berusaha memutuskan apakah

meneruskan atau menghentikan lini genteng.

b) Identifikasi Alternatif Permasalahan dan mengeliminasi yang tidak mungkin

Alternatif pertamanya adalah berusaha meningkatkan pendapatan penjualan

genteng (Namun, manajer pemasaran menganggap bahwa pendekatan ini akan sia-sia; pasar

sedang jenuh dan tingkat persaingan terlalu tajam sehingga sulit mengharapkan kenaikan

pangsa pasar perusahaan).Lalu meningkatkan profitabilitas lini produk tersebut melalui

penghematan biaya juga fidak memungkinkan (biaya-biaya sebelumnya telah ditekan selama

dua tahun terakhir untuk mengurangi kerugian sampai tingkat yang diantisipasi saat ini.

Pengurangan lebih lanjut akan menurunkan mutu produk dan merusak penjualan). Karena

tidak ada harapan bagi perbaikan kinerja laba lini tersebut yang melebihi proyeksinya, maka

Tom memutuskan menghentikan lini genteng.


c) Mengidentifikasi prediksi biaya dan manfaat dari setiap alternatif yang memungkinkan,

dan mengeliminasi biaya dan manfaat yang tidak relevan

Menurut pimpinan, perusahaan akan rugi 10.000 pada marjin kontribusi tetapi

menyelamatkan $45.000 dengan meniadakan penyelia lini dan anggaran iklan. (Biaya

penyusutan sebesar $10.000 adalah tidak relevan karena mencerminkan alokasi biaya

tertanam,) Jadi, menghapus lini produk tersebut memberikan keuntungan sebesar $35.000

daripada mempertahankannya. Sebelum mengambil keputusan ini, Pimpinan memutuskan

untuk memberitahu manajer pemasaran dan penyelia produksi. Penyusutan peralatan genteng

tidak relevan karena ini hanya berupa alokasi biaya tertanam (sunk cost). Juga, tingkat biaya

tetap umum tidak berubah tanpa memperhatikan apakah Perusahaan meneruskan atau

menghentikan lini genteng.

d) Membandingkan biaya dan manfaat relevan dari setiap alternatif

1. Menilai faktor-faktor kualitatif. Dalam menanggapi memo tersebut, manajer pemasaran

mengatakan bahwa penghapusan lini genteng akan menurunkan penjualan balok sebesar

10 persen dan bata sebesar 8 persen dan menjelaskan bahwa banyak pelanggan membeli

genteng ketika mereka membeli balok atau bata. Sebagian dari mereka akan pergi ke

tempat lain apabila mereka tidak bisa membeli kedua produk tersebut di satu lokasi.
Segera setelah mendengar tanggapan tersebut, Pimpinan memutuskan untuk melakukan

analisis ulang, dengan mempertimbangkan dampak penghapusan lini genteng, terhadap

penjualan dari kedua lini lainnya. Ia memutuskan untuk menggunakan total penjualan

perusahaan dan total biaya setiap alternatif. Seperti sebelumnya, penyusutan dan biaya

tetap umum dikeluarkan dari analisis karena dianggap tidak relevan. Penghapusan lini

produk akan mengurangi total penjualan sebesar $264. 000 dengan rincian sebagai

berikut :

Demikian juga, total beban variabel berkurang sebesar $203.400 dengan rincian sbb:

Karena penghapusan lini genteng hanya menghemat $45.000 pada biaya penyeliaan dan iklan,

maka pengaruh bersihnya adalah kerugian sebesar $15.600 = ($45.000 – $60.600). Berikut adalah

ikhtisar dari analisis yang menggunakan informasi baru (dalam ribuan):


e) Melakukan pemilihan alternatif (Pengambilan Keputusan)

Pimpinan merasa gembira setelah mengetahui bahwa meneruskan produksi genteng adalah

lebih baik daripada menghentikannya. Tugas berat untuk mem-PHK sebagian tenaga

kerjanya tidak diperlukan lagi.

G. DEFINISI BIAYA RELEVAN

Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya masa depan (future cost)yang berbeda

di antara berbagai alternatif (differ across alternatives). Semua keputusan berhubungan

dengan masa depan. Oleh karena itu, hanya biaya masa depan yang relevan dengan

pembuatan keputusan. Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan

biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda di antara berbagaialternatif. Apabila biaya masa

depan jumlahnya sama untuk berbagai alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki

dampak terhadap pembuatan keputusan.

 Ilustrasi Biaya Relevan

contoh alternatif pembuatan keputusan untuk membuatataumembeli (makeorbuy

alternatWes) yang terjadi pada PT Sejahtera. Diasumsikan bahwa biaya tenaga kerja

langsung yang digunakan untuk memproduksi suatu komponen adalah

Rp150.000.000per tahun (berdasarkan volume normal). biaya tenaga kerja langsung

adalah berbeda di antara keduaalternatif (Rp 150.000.000 untuk alternatif

memproduksi dan Rp0 untuk alternatif membeli) Biaya tenaga kerja langsung terkini

untuk aktivitas normal adalah sebesar Rp150.000.000. Biaya masa lalu ini digunakan

sebagai dasar untuk membuat estimasi biaya tahun berikutnyaIlustrasi Biaya Masa Lalu

yang Tidak Relevan.PT Sejahtera menggunakan mesin untuk memproduksi suatu

komponen. Mesin tersebut dibeli 5 tahun yang lalu dan telah didepresiasi dengan
tarif sebesar Rp125.000.000 per tahun.contoh ini diasumsikan bahwa nilai sisa

mesin adalah nol. Karena Biaya tersebut akan selalu sama pada setiap alternatif dan

oleh karena itu selalu tidak relevan.

Dalam pemilihan di antara dua alternatif, biaya perolehan mesin yang

digunakan untuk memproduksi komponen serta depresiasi yang terkait bukan

merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.

H. RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA

AKTIVITAS

Bahwa perubahan dalam penawaran dan permintaan sumber daya aktivitas harus

dipertimbangkan ketika menilai suatu relevansi. Apabila perubahan permintaan dan

penawaran sumber daya di antara alternatif mengakibatkan terjadinya perubahan pengeluaran

atau belanja 6 sumber daya, maka perubahan belanja sumber daya merupakan biaya relevan

yang harus dipertimbangkan dalam menilai keunggulan relatif di antara kedua alternatif.

Model penggunaan sumber daya aktivitas memiliki tiga kategori sumber daya:

1) sumber daya diperoleh karena digunakan dan diperlukan,

2) sumber daya diperoleh di muka sebelum digunakan (untuk satu periode atau jangka

pendek), dan

3) sumber daya diperoleh di muka (untuk beberapa periode). Setiap kategori tersebut

berguna untuk mengidentifikasi biaya relevan dan oleh karena itu memudahkan

analisis biaya relevan.

1. Sumber Daya Diperoleh karena Digunakan dan Diperlukan


Beberapa sumber daya dapat dengan mudah dibeli dalam jumlah seperlunya dan

pada saat digunakan. Sebagai contoh, listrik yang digunakan untuk pemanas yang

merebus buah dalam produksi selai merupakan sumber daya yang diperoleh karena

digunakan dan dibutuhkan. Jenis pengeluaran atau belanja sumber daya ini biasanya

disebut sebagai biaya variabel. Kuncinya adalah bahwa jumlah sumber daya yang

dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber daya yang ditawarkan. Model

penggunaan sumber daya aktivitas memiliki tiga kategori sumber daya:

a) sumber daya diperoleh karena digunakan dan diperlukan,

b) sumber daya diperoleh di muka sebelum digunakan (untuk satu periode atau jangka

pendek), dan

c) sumber daya diperoleh di muka (untuk beberapa periode)

2. Sumber Daya Diperoleh di Muka-Satu Periode Sumber daya yang diperoleh sebelum

penggunaan melalui kontrak biasanya diperoleh dalam jumlah kasar. Kategori ini sering

kali menggambarkan pengeluaran atau belanja sumber daya yang berkaitan dengan

penggajian organisasi dan tenaga kerja kontrak. Pengertian implisitnya adalah bahwa

organisasi akan mempertahankan tingkat tenaga kerja meskipun mungkin terdapat

penurunan sementara atas kuantitas dari aktivitas yang digunakan. Hal ini berarti bahwa

suatu aktivitas memiliki kapasitas tidak terpakai. Perubahan pengeluaran atau belanja

sumber daya dapat terjadi dalam dua cara:

a) permintaan sumber daya melebihi penawaran (meningkatkan belanja sumber daya),

dan
b) permintaan sumber daya turun secara permanen dan penawaran melebihi permintaan

sehingga kapasitas aktivitas berkurang (penurunan belanja sumber daya).

3. Sumber Daya Diperoleh di Muka-Multiperiode Sumber daya sering kali diperoleh di

muka untuk kebutuhan produksi selama beberapa periode sebelum tingkat kebutuhan

sumber daya diketahui.

Contohnya, perusahaan menyewa atau membeli gedung. Pembelian kapasitas aktivitas

multi periode sering kali dilakukan melalui pembayaran kas di muka. Dalam

kasus ini, beban tahunan mungkin diakui, tetapi tidak ada belanja sumber daya

tambahan yang diperlukan. Belanja sumber daya di muka merupakan biaya

terbenam, dengan demikian tidak akan pemah menjadi biaya relevan. Belanja

sumber daya periodik, seperti menyewa, pada dasarnya tidak tergantung pada

penggunaan sumber daya. Bahkan apabila pengurangan permanen atas

penggunaan aktivitas terjadi, akan sulit untuk mengurangi belanja sumber

daya karna adanya berbagai komitmen kontraktual formal

 Model pengunaan Sumber daya Aktivitas dan penilaiaan Relavansi

Hubungan permintaan dan Kategori Sumber Daya penawaran relavansi diperoleh

karena digunakan dan diperlukan. Diperoleh dimuka (satu periode atau jangka

pendek) Diperoleh dimuka (multiperiode) Penawaran= permintaan

a) Permintaan berubah

b) Permintaan konstan Penawaran - permintaan = kapiasitas tidak terpakai

c) Peningkatan permintaan < kapasitas tidak terpakaian


d) Peningkatan permintaan > kapasitas tidak terpakai

e) Penurunan permintaan (permanen)

o Penurunan kapasitas aktivitas

o Tidak ada perubahan kapasitas aktivitas Penawaran - permintaan = kapasitas

tidak terpakai

f) Peningkatan permintaan < kapasitas tidak terpakai

g) Penurunan permintaan (pemanen)

h) Peningkatan permintaan > kapasitas tidak terpakai

i) Relevan

j) Tidak relevan

k) Tidak relevan

l) Relevan

o Relevan

o Tidak relevan

m) Tidak relevan

n) Relevan

o) Keputusan modal

I. APLIKASI BIAYA RELEVAN

Penentuan biaya relevan sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai jenis

permasalahan. Secara tradisional, penerapan biaya relevan meliputi keputusan untuk


membuat atau membeli suatu komponen. Keputusan Membuat atau Membeli Manajer

seringkali diharapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli komponen-

komponen yang digunakan dalam suatu proses produksi. Manajemen seharusnya secara

periodik perlu mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas produksi.

Evaluasi secara periodik bukan merupakan satu-satunya sumber dalam pembuatan keputusan

membuat atau membeli (make or-buy decision). Permasalahan dan alternatif yang layak

dipertimbangkan perlu diidentifikasi. Apabila kisaran waktu untuk pembuatan keputusan

hanya satu periode, maka tidak perlu memperhatikan elemen biaya yang terjadi berulang

secara periodik. Penentuan biaya relevan sangat berguna untuk membuat analisis jangka

pendek. Secara sederhana perusahaan hanya perlu mengidentifikasi biaya-biaya yang relevan

saja, kemudian menjumlahkan dan pada akhrinya menetapkan pilihan (dengan asumsi tidak

ada masalah kualitatif) proses mengindentifikasi biaya. Keputusan mempertahankan atau

menghentikan seorang manajer seringkali harus membuat keputusan apakah suatu segmen,

seperti produk, harus dipertahanakan atau dihentikan. Laporan segmen yang disusun atas

dasar variabel costing menyediakan informasi yang berharga untuk membuat keputusan

mempertahankan atau mengentikan Peningkatan profitabilitas lini produk melalui

pengematan biaya juga tidak layak dilakukan.

Dengan penggunaan alternatif fasilitas para manajer sering kali tidak memiliki

seluruh informasi yang diperlukan untik membuat keputusan terbaik. Manajer mendapat

manfaat dari pengumpulan seluruh informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan

akhir. Manajer dapat mengambil manfaat dari input-input yang diberikan orang lain yang

memahami masalah tersebut. Dengan melukan hal ini sejumlah informasi dan solusi yang

layak dapat dikembangkan. Hasilnya adalah pembuatan keputusan yang lebih baik.
Keputusan pesanan- khusus Dibeberapa negara yang telah memiliki undang-undang tetang

diskriminasi harga mensyaratkan bahwa perusahaan harus menjual produk yang identik

dengan harga sama kepada pelanggan yang berbeda dipasar yang sama. Keputusan pesanan

memfokuskan pada pertanyaan apakah pesanan harga khusunya ketika perusahaan harus

diterima atau ditolak. Pesanan seperti ini seringkali menarik, khususnya ketika perusahaan

beroprasi dibawah kapasitass produksi maksimum. Keptusan untuk Menjual atau Memproses

Lebih Lanjut Produk bersama memiliki proses produksi dan biaya produksi yang sama

sampai titik pisah tersebut, proses produksi dan biaya produksi sudah mulai dapat dibedakan.

Produk bersama seringkali dijual pada titik pisah. Namun kadang kala akan lebih

menguntungkan bagi perusahaan untuk memproses lebih lanjut suatu produk bersama setelah

titik pisah.

J. KEPUTUSAN BAURAN PRODUK

Banyak perusahaan memiliki keleluasaan dalam memilih bauran produk mereka

karena keputusan bauran produk dapat berdampak signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan. Setiap alternatif bauran produk menghasilkan bauran tingkat laba yang berbeda.

Seorang manajer harus memilih alternatif yang akan memaksimalkan laba total. Semua

organisasi akan mengahadapi berbagai batasan. Misalnya: keterbatasan bahan baku,

keterbatasan input tenaga kerja, keterbatasan permintaan setiap produk, dan seterusnya.

Solusi terhadap masalah produk dengan banyak batasan jauh lebih rumit dan memerlukan

penggunaan teknik matematika khusus yang dikenal sebagai pemograman linier (linier

programming) . Pemrograman linier adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari

solusi optimal diantara berbagai solusi yang layak dipertimbangkan. Teori pemorgaman
linier memungkinkan diabaikan berbagai solusi. Pada kenyataan, meskipun terdapat sejumlah

solusi. Pada kenyataannya meskipun terdapat sejumlah solusi yang akan dieliminasi, akan

tetapi pada akhirnya akan dihasilkan solusi tertentu paling tepat.

K. PENETAPAN HARGA

Salah satu keputusan paling sulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah mengenai

penetapan harga. Bagian ini akan menjelaskan dampak biaya terhadap harga dan peran

akuntan dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan harga. Penetapan

harga berbasis biaya permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga,

sedangkan penawaran adalah sisi lainnya. Oleh karena pendapatan harus dapat menutup

biaya perusahaan untuk menghasilkan laba, maka banyak perusahaan menetapkan biaya

terlebih dulu dalam rangka menetapkan harga. Perusahaan menghitung biaya produk dan

kemudian menambah dengan laba yang diinginkan. Pendekatan ini tidak berbelit-belit dan

biasanya terdapat beberapa basis biaya atau dasar biaya (cost base) dan markup. Markup

adalah presentase yang ditambahkan pada basis biaya. Markup tersebut termasuk diantaranya

adalah laba yang diinginkan dan disetiap biaya yang tidak termasuk dalam basis biaya. Biaya

penjualan dan biaya administrasi laba operasi markup harga pokok penjualan = harga pokok

penjualan biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead biaya penjualan dan administrasi laba

operasi Markup bahan = biaya bahan baku. Contoh: PT Revina Raya yang dimiliki dan

dikelola oleh elvira merakit dan menyiapkan komputer sesuai spesifikasi yang diminta oleh

pelanggan. Biaya komponen dan bahan baku langsung lainnya dengan mudah dapat

ditelusuri. Biaya tenaga kerja langsung juga mudah ditelusuri kesetiap pekerjaan secara rata-
rata, perakit menerima Rp per jam dan perusahaan membayar tunjangan sekitar 25 persen

dari upah tersebut.

Pada tahun lalu, PT Revina Raya mengerjakan 650 pekerjaan yang rata-rata

memerlukan 5 jam per pekerjaan. Biaya overhed yang terjadi atas utilitas, peralatan kecil,

penataan ruangan, dan lain lain-lain mencapai jumlah Rp Laporan laba rugi PT Revina Raya

untuk tahun lalu adalah sebagai berikut. Pendapatan Rp Harga pokok penjualan: Bahan

langsung Rp Tenaga kerja langsung Overhead Rp Laba kotor Rp Biaya administrasi dan

penjualan Laba operasi Rp Markup harga pokok penjualan= biaya penjualan dan biaya ad

min istrasi harg a pokok penjualan Rp Rp = Rp Laba operasi = 0,20 Markup berdasarkan

harga pokok penjualan adalah sebesar 20 persen. Perhitungan Biaya Target dan Penetapan

Harga Perhitungan biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk

atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia membayarnya. Pada

umumnya perusahaan menetapkan suatu harga produk baru sebagai penjumlahan dari biaya

dan laba yang diinginkan. Logikanya adalah bahwa perusahaan harus menghasilkan

pendapatan yang cukup untuk dapat menutup semua biaya dan menghasilkan laba. Menurut

Peter Drucker, Hal tersebut adalah benar, tetapi tidak relevan. Pelanggan tidak melihat hal

tersebut sebagai pekerjaan mereka untuk menjamin pabrikan mendapat laba. Satu-satunya

cara yang baik untuk menetapkan harga adalah dengan mengetahui berapa yang ingin dibayar

oleh pasar.

Contoh PT Ravina Raya di atas. Elvira menemukan bahwa perusahaan asuransi tidak akan

mempertimbangkan setiap penawaran di atas Rp Sementara itu, penawaran berbasis

biaya adalah sebesar Rp Bahan baku sebesar Rp dan biaya tenaga kerja langsung
sebesar Rp Apabila Elvira mengurangi kapasitas hard-disk menjadi 1,5 GB dan

menggunakan drive yang lebih lambat, maka ia dapat menghemat biaya sebesar Rp

Dengan menggunakan monitor yang sedikit lebih mahal (kenaikan sebesar

Rp20.000) yang tidak membutuhkan pemasangan screen-saver software akan dapat

menghemat sebesar Rp per software komputer dan 15 menit jam tenaga kerja

langsung (Rp per jam) untuk memasang software tersebut. Penurunan bersihnya

adalah sebesar Rp [(Rp Rp3.750) - Rp untuk setiap 100 unit komputer. Sejauh ini,

Elvira telah melakukan perhitungan biaya sebagai berikut. Bahan baku (Rp Rp ) Rp

Tenaga kerja langsung (100 x 5,75 jam x Rp15.000) Total biaya utama Rp

Kemungkinan pembebanan overhead untuk pekerjaan ini akan mencapai Rp (50

persen dari biaya tenaga kerja langsung). Dengan demikian, biaya untuk pekerjaan

ini akan menjadi Rp (Rp Rp ). Hal ini belum semua biaya tercakup dan masih

terdapat biaya administrasi dan laba yang diinginkan. Apabila diberlakukan markup

standar sebesar 20 persen, maka penawaran tersebut akan menjadi Rp aspek hukum

penetapan harga prinsip dasar yang melandasi sebagian besar peraturan tentang

penetapan harga adalah bahwa persaingan merupakan hal yang baik dan harus selalu

didorong. Penetapan Harga Predator. Praktik pengaturan harga yang lebih rendah

dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan

mengeliminasi persaingan disebut penetapan harga predator (predatory pricing).

Penting untuk diperhatikan bahwa penetapan harga di bawah biaya tidakselalu

merupakan harga predator. Perusahaan sering kali menetapkan harga suatu barang di

bawah biaya-misalnya harga khusus di toko-toko grosir. Harga predator dalam pasar

internasional disebut dumping dan ini terjadi ketika perusahaan menjual produknya
di negara lain dengan harga di bawah biaya. Hal yang terpenting, Undang-Undang

Robinson-Patman memungkinkan diskriminasi harga pada kondisi-kondisi tertentu,

yaitu:

a) apabila kondisi persaingan memang menuntut demikian, dan

b) apabila biaya memungkinkan harga yang lebih rendah. Jelaslah bahwa kondisi

kedua ini penting bagi para akuntan, karena harga lebih rendah yang ditawarkan

kepada pelanggan harus dijustifikasi melalui penghematan biaya yang dapat

diidentifikasi. Selain itu, besarnya diskon yang diberikan paling sedikit harus

sama dengan jumlah biaya yang dihemat. Oleh karena biaya pengiriman kepada

pelanggan yang jaraknya dekat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan biaya

pengiriman kepada pelanggan yang jauh, maka pelanggan yang dekat membayar

biaya kirim istimewa (phantom freight). Alokasi biaya mengakibatkan

perhitungan biaya menjadi sulit. Menjustifikasikan diskon kuantitas. Dalam

perhitungan biaya diferensial, perusahaan harus dapat membuat clasifikasi

pelanggan berdasarkan biaya rata-rata penjualan kepada pelanggan dan

kemudian mengenakan seluruh pelanggan dalam setiap kelompok dengan suatu

harga yang dapat dijustifikasi dengan biaya.

1. Keadilan dan Penetapan Harga Standar masyarakat mengenai keadilan memiliki

dampak penting terhadap harga.

Sebagai contoh, apakah toko-toko mainan harus menaikkan harga kereta luncur sehari

setelah hujan salju yang lebat? Mereka dapat melakukannya, tetapi

pada umumnya mereka tidak melakukannya. Para pelanggan percaya


bahwa kenaikan harga pada saat seperti itu adalah tidak adil. Apakah

keengganan toko-toko tersebut untuk menaikkan harga dalam situasi

seperti ini karena rasa keadilan atau karena pertimbangan

kepentingan jangka panjang, akibatnya adalah sama. Eksploitasi

harga (price gouging) terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan

pasar menghargai produknya sangat tinggi. Mudah untuk melihat

bahwa biaya sebagai justifikasi harga menjadi dasar bagi masyarakat

untuk menilai mengenai standar keadilan. Etika dibangun di atas rasa

keadilan. Jadi, perilaku yang tidak etis dalam penetapan harga adalah

berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan keuntungan secara tidak

adil dari pelanggan. Kenaikan harga yang berkaitan dengan biaya

merupakan alasan terbaik terhadap perlawanan yang akan dilakukan

oleh para pelanggan. Daftar Istilah Diskriminasi harga (price

discrimination) adalah pengenaan harga yang berbeda-beda kepada

beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama.

2. Dumping adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan

biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan.

Dumping memiliki pengertian yang sama dengan predatory pricing, tetapi khusus

terjadi di pasar internasional.

3. Eksploitasi harga (price gouging) adalah penetapan harga produk yang sangat tinggi

karena perusahaan memiliki kekuatan pasar.

4. Batasan (constraints) adalah kondisi perusahaan ketika menghadapi keterbatasan

sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang optimal.
5. Batasan nonnegativitas (nonnegativity constraints) adalah kondisi perusahaan ketika

menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran

yang optimal dan secara sederhana mencerminkan bahwa produk dalam jumlah

negatif tidak mungkin diproduksi.

6. Keputusan bauran produk (product mix decision) adalah keputusan yang

berhubungan dengan pemilihan bauran produk dalam suatu suatu proses produksi

bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process) yang dapat

berdampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

7. Keputusan membuat-atau-membeli (make-or-buy decisions) adalah pembuatan

keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk membuat

atau membeli komponen-komponen yang digunakan dalam suatu proses produksi.

8. Keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decisions) adalah

pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk

mempertahankan atau menghentikan suatu segmen, seperti lini produk.

9. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further decision)

adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif

untuk menjual atau memproses lebih lanjut produk yang dihasilkan dari suatu proses

produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process).

10. Keputusan pesanan khusus (special-order decisions) adalah pembuatan keputusan

yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menerima atau

menolak suatu pesanan dari pelanggan dengan suatu harga khusus (di bawah harga

normal).
11. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang terjadi sebagai akibat atas

hilangnya peluang pasar.

12. Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan (future cost) yang berbeda di

antara berbagai alternatif (differ across alternatives).

13. Biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa

berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia untuk membayarnya.

14. Markup adalah persentase yang ditambahkan pada basis biaya pada proses penetapan

harga (pricing).

15. Pembuatan keputusan taktis (tactical decision making) adalah pembuatan keputusan

yang didasarkan atas pemilihan di antara beberapa alternatif dengan pertimbangan

waktu yang segera dan tinjauan yang terbatas.

16. Pembuatan keputusan strategis (strategic decision making) adalah pembuatan

keputusan untuk memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga keunggulan

kompetitif perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dicapai.

17. Pemrograman linear (linear programming) adalah suatu metode pendekatan algoritma

yang digunakan untuk mencari solusi optimal di antara berbagai solusi yang layak

dipertimbangkan.

18. Penentuan biaya berdasarkan harga (price-driven costing) adalah metode penentuan

biaya produk atau jasa berdasarkan harga (price-driven). Dengan kata lain, price-

driven costing memiliki pengertian yang sama dengan target costing.

19. Penetapan harga predator (predatory pricing) adalah praktik pengaturan harga yang

lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan

mengeliminasi persaingan.
20. Phantom freight adalah biaya kirim istimewa yang terjadi karena produk dikirim

kepada pelanggan yang jaraknya sangat dekat.

21. Produk bersama (joint product) adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dalam

suatu proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint

process).

22. Seperangkat batasan (constraint set) adalah semua keterbatasan yang dihadapi

perusahaan dalam usahanya untuk memilih bauran yang optimal.

23. Seperangkat solusi yang layak (feasible set of solutions) adalah kumpulan semua

solusi yang layak yang dimiliki perusahaan ketika perusahaan memilih bauran yang

optimal.

24. Solusi layak (feasible solution) adalah solusi yang dapat mengatasi keterbatasan yang

terdapat dalam model pemrograman linear.

25. Solusi optimal (optimal solution) adalah pilihan solusi terbaik di antara berbagai

kemungkinan solusi yang tersedia bagi perusahaan karena dapat memaksimalkan

perolehan margin kontribusi total.

26. Tindakan berskala kecil (small-scale actions) adalah istilah lain untuk pembuatan

keputusan taktis yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang lebih

besar.

27. Titik pisah (split-off point) adalah tahapan dalam suatu proses proses produksi

bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process) pada saat

beberapa produk dapat diidentifikasi secara jelas.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami

simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara

kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi

suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh
pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu

sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah,

penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Selain informasi, dalam

penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan

alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif.

Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih

mudah untuk diselesaikan.

Daftar Pustaka

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+tactical+decision+making

https://www.coursehero.com/file/21133030/Kelompok-13-Tactical-Decision-Making/

https://www.academia.edu/33045531/Tugas_Kelompok_10_-_Tactical_Decision_Making

https://gitamaheswari.wordpress.com/2014/06/11/pengambilan-keputusan-jangka-pendek-

tactical-decision-making/
https://docplayer.info/35299926-Tactical-decision-making-pembuatan-keputusan-taktis.html

Anda mungkin juga menyukai