Muhammad Fikri Romdoni-Fitk
Muhammad Fikri Romdoni-Fitk
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Muhammad Fikri Romdoni
NIM 1110016100067
Yang mengesahkan:
Pembimbing II
/Fa~or,-"
I
'
1
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Ekos:stem disusun oleh Muhammad Fikri Romdoni, NIM.
1110016100067, di~ukan kepada Fakultas Ilmu Tarhiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 15 Juni 2017 di hadapan dewan penguj i. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
........................... ............. r
(Q2-~~'~~
Penguji Ii
Yuke Mardiati, M.Si
NIP. 197601172007012013
11
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tg\. Terbit I Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: 01
JI, fr, H. Juanda No 95 CiplIlal 15412 Indllllesia Hal 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
2017
Mahasiswa Ybs .
•
Muhammad Fikri Romdoni
NIM.1110016100067
ABSTRAK
Kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Project Based Learning,
Ekosistem.
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim
vi
yang diberikan bermanfaat serta menjadi shadaqah yang tak terputus.
Semoga Allah AzzawaJalla membalas semua kebaikan dengan kebaikan.
8. Drs. Nuroto, M.Si, Kepala sekolah MAN 13 Jakarta dan Ummu Robiah,
S.Si, M.Pd selaku guru bidang studi biologi Kelas X MAN 13 Jakarta yang
telah memberikan izin penelitian, bimbingan dan arahan selama pelaksanaan
penelitian skripsi.
9. Kedua orangtua, Bapak dan Mama serta kedua kakak, Mpok Azizah dan
Mpok Azki yang selalu tiada hentinya mengingatkan dan memberikan
motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar UINPreneurs, Pojok Seni Tarbiyah, Himbio An-Nahl,
Komunitas Sepeda Sehat UIN serta teman-teman Pendidikan Biologi 2010
yang telah memberikan kehangatan, dukungan dan semangat dalam
menjalani rangkaian proses perkuliahan penulisan skripsi selama ini.
Akhir kata teriring do‟a semoga Allah SWT membalas kebaikan semua
pihak dengan balasan yang sesuai. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Aamiin yaa Rabbal „Alamiin.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 5
viii
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................. 59
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 5, h. 2.
2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), vol. 9, h.2-3.
3
Pardomuan, Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran, Jurnal Generasi
Kampus, V. 6, No. 2, 2009, h. 19.
1
2
siswa menerima informasi secara pasif dan guru adalah penentu jalannya proses
pembelajaran. Pembelajaran tradisional yang cenderung berpusat pada guru
(teacher-centered) berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yang
merupakan masalah utama pada pendidikan formal.4
Bidang studi Ilmu pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan diarahkan dengan strategi
inkuiri, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.5 IPA berkaitan dengan pembeljaran
yang bersifat sistematis. Pembelajaran IPA berisi tentang suatu proses penemuan
yang melibatkan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.6
Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang studi IPA, menuntut
kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif.
Tetapi, dalam kenyataan saat ini siswa cenderung menghafal daripada memahami.
Siswa dikatakan memahami apabila dapat menunjukkan unjuk kerja pemahaman
tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik pada konteks yang sama
maupun pada konteks yang berbeda. Pemahaman merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam pembelajaran biologi. Bagaimana belajar untuk
mencapai pemahaman merupakan hal yang perlu untuk dipertimbangkan oleh
seorang pendidik dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran .7
Materi ekosistem merupakan bagian dari materi biologi yang berkaitan erat
dan dapat dihubungkan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan
bahwa materi ekosistem dapat diimplementasikan dengan model PjBL. Model
pembelajaran yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik tersebut adalah
4
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI), (Jakarta: Prenada Media, 2014), h. 6.
5
Zulfiani,Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 46.
6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), h. 99-100.
7
Made Wena, op.cit., h. 67.
3
model PjBL namun hasil wawancara dengan guru biologi MAN 13 Jakarta
menunjukkan bahwa PjBL jarang digunakan pada pelajaran biologi khususnya
materi ekosistem dan lebih sering menggunakan metode ceramah, presentasi dan
tanya jawab.
Project Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif,
dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks.8 Selain itu, model pembelajaran ini didesain agar siswa dapat
melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman suatu
materi pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna. Mendorong siswa untuk
bekerja secara mandiri membangun pembelajaran, dan menghasilkan produk atau
karya nyata.9
Karakteristik tersebut mengindikasikan bahwa PjBL memiliki kesesuaian
dengan kompetensi dasar pada materi ekosistem. Materi ekosistem mempunyai
kompetensi dasar yang memungkinkan siswa untuk melakukan pengamatan dan
percobaan di luar kelas atau laboratorium. Siswa dituntut untuk menganalisis
informasi atau data dari berbagai sumber tentang ekosistem. Selain itu, siswa
harus memiliki kompetensi dasar mendesain bagan tentang interaksi antar
komponen ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media.
Project Based Learning memiliki penekanan pada keterlibatan aktif siswa
dan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa tidak secara pasif hanya
menyimak materi dari guru lalu menjawab soal-soal pertanyaan, tetapi juga
dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan
pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari dan menggambaran
pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Produk yang
digunakan oleh guru untuk evaluasi tersebut dapat berupa slide presentasi, grafik,
poster, karangan, dan lain-lain.10
Project Based Learning memiliki keunggulan yang sangat penting dan
bermanfaat bagi siswa. Proses dalam model ini membiasakan siswa bekerja secara
8
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, op.cit., h. 42.
9
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika
Aditama, 2013), cet. 3, h. 70.
10
Ibid., h. 74.
4
ilmiah.11 Keunggulan lain dari model ini adalah memberikan kebebasan kepada
siswa untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kolaboratif dan akhirnya dipresentasikan kepada siswa lain.12 Karakteristik dan
keunggulan tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran
biologi. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah PjBL dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem.”
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
11
Zulfiani,Tonih Feronika, Kinkin Suartini, op.cit., h.107.
12
Sabar Nurohman, “Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi
Scientific Method bagi Siswa Calon Guru Fisika”, 2013, h. 9, (http://staff.uny.ac.id) diakses pada
8 Maret 2017.
5
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa pada konsep ekosistem.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat, diantaranya
untuk
1. Pihak Sekolah
Memberikan pengetahuan yang baik untuk perbaikan proses pembelajaran
biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru Bidang Studi
Membantu guru dalam menciptakan kegiatan belajar yang menarikserta
memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam
proses pembelajaran.
3. Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Siswa dapat bertukar informasi dengan siswa lain. Melalui penerapan
model pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat bertanya dan
mengemukakan gagasan dan ide yang dimiliki dalam meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi.
6
4. Peneliti
a. Memperoleh pengalaman langsung dalam memilih model pembelajaran
yang tepat dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
b. Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru biologi, sehingga
bermanfaat ketika terjun ke lapangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretik
1
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119.
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 5, h. 124.
7
8
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), h. 27-28.
4
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
45-48.
9
5
Astuti Muh. Amin, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis
Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Sainsmat,
2012, h. 117-118.
6
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
Rosdakarya, 2012), cet. 3, h. 106.
7
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), cet. 22,
h. 38.
10
8
Zulfiani, op. cit., h. 107.
9
M. Taher, Implementasi Model Pembelajaran yang Relevan dengan Pendekatan Ilmiah
pada Kurikulum 2013, (Medan: Balai diklat Keagamaan Medan, 2014), h. 6.
10
John W. Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), h.1.
11
11
Erica Baker. et al, Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st
Century, (Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), h. 1.
12
M. Taher, op. cit., h. 6.
13
Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning
Handbook “Educating the Millennial Learner”, (Kuala Lumpur: Communication and Training
Sector, 2006), h.3.
12
14
Sabar Nurohman, Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi
Scientific Method bagi Siswa Calon Guru Fisika, 2013, h. 7-8.
13
15
Ibid., h. 8-9,
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer:Suatu Tinjauan Konseprual
Operasional, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009) h.145.
17
I Wayan Santayasa, Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan
Orientasi NOS, Universitas Pendidikan Ganesha, 2006, h. 11.
14
Proyek dalam model ini dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik,
yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan
siswa atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal. Model ini memiliki
potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermakna bagi usia dewasa: siswa SMA, mahasiswa, atau
pelatihan tradisional untuk membangun keterampilan kerja.18 Dalam model
18
Ibid.
15
proyek ini, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, guru hanya
sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi
outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.
20
Sabar Nurohman, op. cit., h. 10-12.
17
21
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik: Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 183-185.
18
22
Made Wena, op. cit., h.151-153.
20
Langkah-
Pertanyaan penuntun
langkah
23
Erica Baker, et.al. op. cit,., h. 4
22
24
Made Wena, Op. cit., h.147-148.
23
25
Ibid., h. 149-151.
24
ke waktu
Reproduksi informasi Demonstrasi pemahaman
Langsung sumber asli,
bahan-bahn tercetak,
Teks, ceramah, dan presentasi
Bahan-bahan interview, dokumen dan
pemblajaran lain-lain
Kegiatan dan latihan Data dan bahan
dikembangkan guru dikembangkan siswa
Penggunaan Pendukung, poriferal Utama, integral
Diajalankan guru Diarahkan siswa
Kegunaan untuk
Teknologi Kegunaan untuk perluasan memperluas presentasi
presentasi guru siswa atau penguatan
kemampuan siswa
Siswa bekerja dalam
Siswa bekerja sendiri
kelompok
Siswa kompetisi satu dengan Siswa kolaboratif satu
yang lainnya dengan yang lainnya
Konteks Kelas
Siswa mengonstruksi
Siswa menerima informasi berkonstribusi, dan
guru melakukan sintesis
informasi
Melakukan kegiatan belajar
Menjalankan perintah guru yang diarahkan oleh diri
sendiri
Peranan siswa
Pengkaji, integrator, dan
Pengingat dan pengulang fakta
penyaji ide
Pembelajar menerima dan Siswa menentukan tugas
25
3. Konsep Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah.26 Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.27
Belajar menurut pengertian secara psikologis merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar sebagai proses
menciptakan hubungan antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetauan
yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1)
penciptaan hubungan, (2) pengetahuan yang sudah dipahami, dan (3) pengetahuan
yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang
benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua
26
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), h. 2-3.
27
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2.
26
b. Bentuk-bentuk Belajar
Belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Selain definisi tentang belajar tersebut,
Gagne mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar yang dapat membantu
untuk memahami konsep belajar pada diri peserta didik, yaitu: 1) Belajar
Responden; 2) Belajar Kontiguitas; 3) Belajar Operant 4) Belajar Observasional
5) Belajar Kognitif. 29
Salah satu bentuk belajar disebut belajar responden. Dalam belajar semacam
ini, suatu respon dikeluaran oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Bentuk belajar
semacam ini kerap kali terjadi tanpa disadari oleh siswa sehingga sulit bagi siswa
untuk memahami bagaimana respon-respon tertentu diperoleh. Seorang gutu yang
meneliti peristiwa-peristiwa beajar dengan model belajar responden mungkin
dapat menolong para siswa memahami perasaan siswa, mencapai hasil-hasil
belajar yang lebih memuaskan, dan mencegah siswa dari belajar respons-respons
yang tidak diinginkan. Syarat terjadinya belajar responden adalah pemasangan
stimulus tak terkondisi dan stimulus terkondisi.
Belajar kontiguitas atas asosiasi dekat sederhana antara suatu stimulus dan
suatu respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku. Kekuatan
belajar kontiguiras sederhana dapat dilihat bila seseorang memberikan respons
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap.
Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang
banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk belajar ini disebut
terkondisi operant sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa
dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme beropreasi
terhadap lingkungan. Berbeda dengan belajar responden, perilaku operant tidak
28
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rhineka Cipta,
2010), cet. 5, h. 2.
29
Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 4-7.
27
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menurut Gagne yang dikutip
Agus, hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal; 2) Kemampuan intelektual; 3)
Strategi kognitif; 4) Keterampilan motorik; 5) Sikap. 30
Informasi verbal merupakan kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupum penatapan aturan. Sedangkan
kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis – sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
30
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), h. 5-6.
28
dan proses kognitif siswa. Lima kategori hasil belajar menurut gagne adalah
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketempilan
motoris. Hasil belajar tipe kognitif yang diklasifikasikan dalam taksonomi Bloom
dibagi menjadi enam jenjang kemampuan, yaitu pengetahuan/ingatan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).33
Tipe kognitif dapat digambarkan sebagai berikut:
Mencipta
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Memahami
Mengingat
Terkait adanya revisi pada taksonomi bloom, jika pada taksonomi yang
lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah
(Pengetahuan), pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah dari
dimensi proses kognitif. Dalam taksonomi hasil belajar kognitif, bloom membagi
dan menyusun secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif dibagi menjadi enam
tingkat, makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat
mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.
Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi
proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan proses kognitif
merupakan kata kerja. Dalam hal ini dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat
macam dimensi, yaitu: 1) Pengetahuan faktual; 2) Pengetahuan konseptual; 3)
Pengetahuan prosedural; 4) Pengetahuan metakognitif.35
33
Ibid.
34
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.4, (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2011), h. 129.
35
Ari Widodo, “Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”, Buletin
Puspendik, Vol. 3, No, 2, 2006, h. 2.
30
36
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 15-17.
31
37
Slameto, op. cit., h. 54-59.
32
38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 14, h. 130-136.
39
Ibid., h. 136.
33
40
N. Yahya, Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Media Kultur Jaringan
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Kelas XII IPA2 SMA Negeri 1 Bangsri,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 3, 2014.
41
M. N. Hayati, pengembangan pembelajaran IPA SMK dengan model kontekstual
berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol 2, 2013.
42
Rinta Doski Yance, Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar, Jurnal Pillar
of Physics Education, Vol 1, 2013, h. 53.
34
dalam pembelajaran kimia pada materi laju reaksi dan kesetimbangan kimia
menghasilkan rata-rata hasil belajar keterampilan proses sains pada kelas
eksperimen 79,59 sedangkan pada kelas kontrol 74,29.43
C. Kerangka Berpikir
Bidang studi Ilmu pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan diarahkan dengan strategi
inkuiri, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA berkaitan dengan pembeljaran
yang bersifat sistematis. Pembelajaran IPA berisi tentang suatu proses penemuan
yang melibatkan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar merupakan suatu cara bagaimana
siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri terkait materi yang akan siswa
pelajari. Dengan praktik seperti ini, siswa dapat lebih memahami materi tersebut
dan kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan pola
pembelajaran yang mengarah pada student-centered maka penggunaan model
PjBL mempunyai keunggulan tersendiri.
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu inovasi pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk lebih aktif dan mengalami pengalaman langsung dalam
mendapatkan konsep pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek atau Project
Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan peserta
didik menjembatani berbagai subjek pelajaran dengan menggunakan eksperimen
secara kolaboratif. Berbeda dengan model pembelajaran yang konvensional, yang
biasanya siswa lebih pasif. Dalam model proyek ini, siswa menjadi terdorong
lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi
43
IB Siwa, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia Terhadap
Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa, E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013.
35
produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil
proyek yang dikerjakan.
Model pembelajaran berbasis proyek ini memberikan latihan kepada siswa
dalam menangani masalah yang ada disekitar, yang kemudian akan berguna untuk
siswa dimasa mendatang dalam menghadapi kehidupan nyata. Berbeda dengan
model pembelajaran konvensional yang jarang bersentuhan langsung dengan
keadaan sekitar dan jarang memecahkan masalah, yang mengakibatkan siswa
akan kesulitan dalam memecahkan masalah dikemudian hari, kecuali siswa
mempelajarinya diluar pembelajaran yang belum tentu semua siswa dapat
mengalaminya.
Tahapan-tahapan pada pembelajaran berbasis proyek mampu untuk
mengembangkan berbagai aspek. Hal ini dapat dilihat dari tahapan proyek yang
dapat dilakukan oleh siswa, dimulai dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh
siswa yang bertujuan untuk merangsang siswa agar peka terhadap lingkungan
sekitar siswa. Tahapan-tahapan lain pun memberikan pengalaman siswa untuk
lebih peka terhadap lingkungan dan siswa pun dituntut untuk berfikir tingkat
tinggi untuk memecahkan masalah yang ada.
Tahapan pembuatan proyek pun siswa diharuskan untuk mengembangkan
imajinasi yang siswa punya untuk mengembangkan dan menghasilkan proyek
yang dapat mengatasi permasalahan yang ada.
Pada tahap akhir pembuatan proyek, siswa dituntut untuk dapat
mengevaluasi, menganalisis dan menyimpulkan. Proses pembelajaran biologi
selama ini memang belum dapat mencapai hasil pembelajaran yang memuaskan
dan belum dapat membantu siswa untuk mempunyai pengalaman lebih dalam
belajar. Namun penggunaan model pembelajaran Project Based Learning ini
dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan pengalaman siswa
dalam belajar yang akhirnya dapat membantu siswa dalam bersaing dikemudian
hari. Sehingga hasil belajar siswa yang menggunakan model PjBL akan lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang masih menggunakan cara atau metode
konvensional. Dengan demikian penggunaan model PjBL diharapkan dapat
36
memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Secara ringkas
kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 2.2.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan model project
based learning terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep ekosistem.
BAB III
Metodologi Penelitian
Keterangan :
X1 : perlakuan kelas dengan project based learning
X2 : perlakuan kelas dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
O1 : pemberian pretest
O2 : pemberian posttest
37
38
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variable bebas (independen) dan
variable terikat (dependen). Variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) : project based learning
Variabel Terikat (Y) : hasil belajar siswa
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan
ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di
3
Ibid., h. 121.
4
Sugiyono, op.cit., h. 85.
39
lapangan.5 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar,
LKS dan lembar observasi.
Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6 Tes dalam penelitian ini
meliputi pretes dan postes. Pretes adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum diberi perlakuan (kegiatan
pembelajaran). Sedangkan postes adalah tes yang dilakukan setelah dilakukannya
kegiatan pembelajaran untuk melihat hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan.
Obeservasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dalam suatu
penelitian dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berjalan. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa kegiatan cara guru mengajar, siswa
belajar, dan sebagainya. Pedoman obsevasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati yang dalam prosesnya pengamat memberi
tanda pada kolom tempat peristiwa muncul.7
Mengidentifikasi
Rantai makanan
dan jarring- 7, 12 11 8, 10 9 6
jaring makanan
5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), h. 75.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, h. 193.
7
Ibid., h. 200.
40
Instrumen yang diuji untuk penelitian ini berjumlah 50 soal. Hasil uji
validasi didapat bahwa soal yang valid yang dapat digunakan untuk penelitian
adalah 27 soal. Selanjutnya hanya dipilih 25 soal supaya memudahkan dalam
proses penilaian.
G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen penelitian yang baik dapat dihasilkan melalui pengujian terlebih
dahulu terhadap responden, dalam hal ini responden yang berada di luar sampel
yang telah ditetapkan. Setelah diujicoba, instrumen diukur tingkat validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda, sehingga dapat dipertimbangkan
apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.
1. Uji Validitas
Validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur.8 Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Dengan
demikian validitas menunjukan sejauh mana alat ukur tersebut memenuhi
fungsinya.
8
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet. 9, h. 170.
41
RXY
Keterangan:
RXY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : banyaknya sampel
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
∑X2 : jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal pilihan ganda sebanyak 50
butir soal, didapatkan 27 butir soal valid dan kemudian hanya dipilih 25 butir soal.
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas merujuk pada konsistensi daru suatu pengukuran. Artinya,
bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke yang lainnya.10
Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil dari pengukuran dapat dipercaya dan
konsisten. Reliabilitas soal penelitian ini adalah 0,68.
Penghitungan koefisien reliabilitas, dapat menggunakan rumus KR-20
sebagai berikut:11
Keterangan:
rii : koefisien reliabilitas tes
n : jumlah butir tes
S2 : varian skor tes soal
p : proporsi jawaban benar pada sebuah butir tes
q : proporsi jawaban salah pada sebuah butir tes
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h.92.
10
Kusaeri Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), h. 82.
11
Kusaeri Suprananto, op.cit., h. 89.
42
Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar
N : jumlah peserta tes
Keterangan:
D : indeks daya beda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
N : jumlah peserta tes
12
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 222-223.
13
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.104.
43
Keterangan :
Lo : harga mutlak terbesar
F (Zi) : peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku
Jika Lhitung< Ltabel, maka H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal.
Sebaliknya Lhitung> Ltabel, maka H0 ditolak yang berarti data tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan.
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher
dengan rumus:15
Keterangan :
F = Uji fisher
2
S1 = Variansi Terbesar
S22 = Variansi terkecil
populasi homogen. Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan
α=0,05. Uji-t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model
project based learning terhadap hasil belajar siswa. Uji-t dihitung dengan
rumus:16
t=
keterangan:
t : uji hipotesis
x1 : rata-rata kelas eksperimen
x2 : rata-rata kelas kontrol
S : nilai varians gabungan
n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah sampel kelompok kontrol
Kriteria hipotesis uji-t untuk menganalisis data dalam penelitian adalah jika
thitungttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh
penggunaan model project based learning terhadap hasil belajar siswa. Jika
thitung<ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh
penggunaan model project based learning terhadap hasil belajar siswa.
2. Uji N-Gain
N-Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Setelah diperoleh
data nilai pretes dan postes tiap siswa, kemudian dilakukan penghitungan N-Gain
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh setelah kegiatan
pembelajaran. Uji N-Gain dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:17
16
Sugiono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.138.
17
Yanti Herlanti, “Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains”, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h. 71, tersedia melalui
http://dhetik.weebly.com diunduh pada tanggal 2 Mei 2017.
45
N-Gain =
3. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho = maka HO diterima, Ha ditolak
Ha = maka Ha diterima, Ho ditolak
Keterangan:
Ho : hipotesis nol
H1 : hipotesis alternatif
: nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakkan model
pembelajaran berbasis proyek.
: nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakkan model saintifik.
18
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, 1999, h. 1, tersedia melalui
www.physics.indiana.edu diunduh pada tanggal 2 Mei 2017.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data hasil belajar biologi diambil dari 73 siswa MAN 13 Jakarta, kelas X
Semester 2 tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 37 siswa kelas eksperimen
dan 36 siswa kelas kontrol.
Perlakuan yang berbeda diberikan pada kedua kelas selaku kelas yang
menjadi sampel penelitian. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dan kelas kontrol dengan
pembelajaran kontekstual didapatkan perbedaan nilai pada kedua kelas. Kelas
eksperimen (diberi tugas mengerjakan proyek) memiliki rentang nilai sebesar
36, dengan nilai minimum yaitu 76 dan nilai maksimum sebesar 96. Dilihat
dari Tabel 4.1 setelah diberikan perlakuan yang berbeda setiap kelas, terdapat
perbedaan yang cukup besar antara nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan
eksperimen.
Tabel 4.1
Perbandingan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest
N 36 37 36 37
Nilai Min 32 36 72 76
Nilai Max 56 72 96 96
Rentang 24 36 24 20
46
47
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai pretest di kedua kelas
(kontrol dan eksperimen) tidak jauh berbeda. Nilai terendah di kelas kontrol
sebesar 32 dan eksperimen sebesar 36. Nilai tertinggi berselisih 6 poin di
antara kedua kelas penelitian yaitu nilai 56 untuk kelas kontrol dan nilai 72
untuk kelas eksperimen.
Siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi lembar kerja siswa
sebagai penuntun pembelajaran. LKS untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen
terdiri dari 4 bagian yang sama, sedangkan untuk kelas eksperimen terdapat 2
bagian tambahan yaitu bagian 5 dan 6 yang digunakan sebagai penuntun
proyek.
Tabel 4.2
Perbandingan Nilai LKS kelas kontrol dan kelas Eksperimen
Bagian
Kelompok 1 2 3 4
K E K E K E K E
Kelompok 1 70 75 75 75 65 70 75 80
Kelompok 2 75 75 75 50 75 75 75 75
Kelompok 3 80 65 50 75 80 75 80 90
48
Bagian
Kelompok 1 2 3 4
K E K E K E K E
Kelompok 4 70 75 50 75 80 80 80 65
Kelompok 5 55 65 75 50 70 70 80 60
Kelompok 6 65 70 70 75 80 85 75 85
Rata-rata 69 71 66 67 75 76 77 76
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perbandingan nilai rata-rata LKS
pada setiap kelompok hampir sama. Hal ini dikarenakan perlakuan yang
diberikan pada bagian 1-4 sama.
Tabel 4.3
Penilaian Hasil Project Siswa Kelas Eksperimen
1 Kelompok 1 77
2 Kelompok 2 77
3 Kelompok 3 84
49
4 Kelompok 4 74
5 Kelompok 5 80
6 Kelompok 6 80
Tabel 4.3 menunjukkan hasil proyek siswa pada setiap kelompok cukup
memuaskan. Proyek siswa dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang terdapat
pada lampiran.
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian analisis data dengan uji-t dimulai dengan uji normalitas dan uji
homogonitas dengan tujuan untuk mengetahui normal dan homogennya suatu
data. Persyaratan analisis data dilakukan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors pada taraf
signifikan 5%. Hasil uji normalitas pretest dan posttest di antara kedua kelas
penelitian dikatakan normal. Walaupun pada saat pretest kedua kelas belum
mendapatkan pembelajaran konsep ekosistem, sedangkan posttest diberikan
kepada siswa mendapatkan pembelajaran dan perlakuan yang berbeda.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Statistik Pretest Posttes
eksperimen Kontrol eksperimen Kontrol
Sampel (n) 36 37 36 37
L0 0,114 0,128 0,139 0.138
LTabel 0,143 0,146 0,146 0,148
Kesimpulan Normal Normal normal Normal
50
Data pada Tabel 4.4, hasil pretest kelompok eksperimen didapat LHitung
sebesar 0,114 dengan nilai LTabel sebesar 0,143, sedangkan kelompok kontrol
didapat LHitung sebesar 0,128 dengan nilai LTabel sebesar 0,146. Karena kedua
kelompok memiliki nilai L0 < Lt, maka H0 diterima. Artinya kedua kelompok
berdistribusi normal.
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Pretest & Posttest
Statistik Pretest Postes
eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 37 36 37 36
S2 44,497 84,457 33,897 37,396
Fhitung 0,530 0,906
FTabel 1,748 1,748
Kesimpulan Homogen Homogen
51
3. Uji N-Gain
Tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk pilihan ganda berjumlah
25 soal. Berdasakan hasil pretest dan posttest yang diperoleh, maka dapat
ditentukan besarnya rata-rata kemampuan awal siswa dan rata-rata kemampuan
akhir siswa setelah diberikan perlakuan. Untuk mengetahui tingkat efektifitas
tindakan menggunakan strategi pembelajaran PjBL ini maka data hasil tes siswa
dianalisis dengan N-gain terhadap skor pretest dan posttest tes. Hasil dan kriteria
N-gain yang diperoleh dapat dilhat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Kriteria N-Gain
Eksperimen Kontrol
Kriteria N-gain
0.672 0,53
Tinggi 15 12
Sedang 22 24
Rendah 0 0
Jumlah Siswa 37 36
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah uji normalitas dan homogenitas.
Pengujian hipotesis pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan rumus
uji-t, dengan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.7:
Tabel 4.7
Tabel Hasil Uji Hipotesis
Statistik Pretest Postest
eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 37 36 37 36
X rata2 55 44,217 84,556 83,445
Thitung 1,533 2,398
Ttabel 1,994 1,994
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan
Hasil perhitungan pretest pada Tabel 4.7 menunjukkan t-hitung sebesar 1,533
dan t-Tabel 1,994 sehingga H0 diterima karena t-hitung < t-Tabel . Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada saat posttest diberikan
diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,398 dan nilai t-Tabel sebesar 1.994 , sehingga
dapat diartikan bahwa H0 ditolak . Karena didapat t-hitung > t-Tabel maka H0
ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa pada konsep ekosistem. Hal ini
membenarkan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh model PjBL terhadap
hasil belajar siswa pada konsep ekosistem.
53
Hasil posttest pada Tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen
sebesar 88,5 sedangkan kelas kontrol sebesar 84,62. Hal ini tentunya tidak terjadi
secara kebetulan, akan tetapi disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan yang
diberikan kepada kedua kelompok. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata
posttest siswa, kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
model model project based learning dalam pembelajaran pada konsep ekosistem
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata kelompok ( LKS) pada
setiap langkah pembelajaran tidak jauh berbeda, hal ini dikarenakan perlakuan
yang diberikan kepada kelas kontrol dan eksperimen sama. Bagian pertama dalam
pembelajaran adalah mendeskripsikan ekosistem yang ada di sekolah. Nilai rata-
rata kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda tetapi tidak besar perbedaannya,
hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 69 dan kelas
eksperimen mendapatkan nilai rata-rata sebesar 70 . Hal ini dikarenakan di dalam
mendeskripsikan ekosistem, lingkungan yang diamati oleh kelas kontrol dan
eksperimen sama, maka perbedaan nilai yang ditunjukkan pun tidak besar. Bagian
kedua, yaitu membuat sketsa ekosistem yang diamati. Nilai rata-rata yang didapat
oleh kelas kontrol dan eksperimen tidak jauh berbeda, yaitu kelas kontrol sebesar
66 dan kelas eksperimen sebesar 67. Ekosistem yang diamati oleh kelas kontrol
dan eksperimen sama, sehingga di dalam pembuatan sketsa ekosistem dapat
dipastikan memiliki kesamaan. Bagian keempat, yaitu menganalisa masalah yang
ada pada ekosistem. Nilai yang didapat oleh kelas kontrol dan eksperimen tidak
jauh berbeda yaitu kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 77 dan kelas eksperimen
54
mendapat nilai 76. Hal ini dikarenakan kelompok siswa pada kedua kelas
memiliki kemampuan menganalisa masalah yang tidak jauh berbeda.
Produk yang dihasilkan siswa cukup memuaskan, hal tersebut dapat dilihat
dari Tabel 4.3 bahwa kelompok siswa mempunyai nilai produk antara 70-80
dalam skala 100. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebuah prosiding yang
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model PjBL menyebabkan
prestasi belajar menjadi lebih baik karena meningkatkan pemahaman pada materi
tersebut serta memberikan dampak positif terhadap siswa dalam ketiga ranah
(kognitif, afektif dan psikomotorik) yang dapat diamati dari diri siswa selama
pembelajaran berlangsung.1
1
Maryati, Iyam, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Prestasi Belajar
Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Matematis Pada Mata Kuliah Statistika Non Parametrik,
Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Garut, 2016
55
Siswa dalam melakukan observasi mengenai masalah dan proyek apa yang
akan siswa bahas, di dalam lembar kerja siswa (LKS) diarahkan untuk berfikir
kritis hal ini di tunjukan dengan rincian LKS yang menuntut siswa tahu segala hal
tentang ekosistem yang ada di sekolah. LKS antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen berbeda, jika kelas kontrol melewati tahapan mendeskripsikan
ekosistem, mensketsa ekosistem, menganalisa hasil pengamatan, dan menganalisa
masalah apa saja yang ada pada ekosistem sekolah melalui diskusi kelompok.
Kelas eksperimen melewati tahap mendeskripsikan ekosistem, mensketsa
ekosistem, menganalisa masalah dan merencanakan proyek. Dari Tabel 4.2 dan
4.3 dapat dilihat bahwa perbedaan hasil tidak jauh berbeda disaat pelaksanaan,
namun jika melihat hasil belajar yang tersaji dalam Tabel 4.1 terdapat adanya
perbedaan yang menyatakan bahwa kelas yang mendapatkan perlakuan model
2
Amanda, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar
IPA Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, 2014
3
Susriyati mahanal, Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi
Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang, 2009.
4
Rinta Doski, op cit., h. 53
56
project based learning. Hal ini dikarenakan pada kelebihan pembelajaran project
5
based learning dapat mempunyai kedalaman pemahaman yang lebih. Cara
mendapatkan bahan pembelajaran pun tidak hanya didapatkan dari buku paket dan
ceramah saja melainkan dari sumber-sumber lain yang siswa dapat dari jurnal,
blog, atau pun interview dengan ahli. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan
hasil belajar pada siswa yang mendapatkan perlakuan model berbasis proyek dan
yang tidak.
Tahap kedua dalam proses pembelajaran berbasis proyek ini adalah menuntut
siswa untuk bersifat kritis terhadap lingkungan sekitar yang siswa tinggali. Siswa
dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok diberi tugas untuk meneliti
ekosistem yang berbeda yaitu; sawah, danau, empang, kebun sayur, hutan kota UI
dan sungai. Pembagian kelompok berdasarkan ekosistemnya ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi di masing-masing ekosistem yang berdekatan dengan
lingkungan siswa serta memberikan kesadaran untuk menjaga keutuhan ekosistem
tersebut. Disini siswa diarahkan untuk melihat apa saja masalah yang terjadi pada
ekosistem tersebut. Tidak hanya mencari masalah yang ada, namun siswa pun
diharuskan untuk mencoba untuk memikirkan bagaimana menangani masalah
yang ada pada lingkungan ekosistem yang ditugaskan. Siswa dapat mencari
5
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseprual
Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.149
6
Erica Baker, et.al. Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century.
(North America: Pacific Education Institute. 2011) h. 24-25
57
penanganan masalah ini dari koran, majalah, internet, dan media informasi
lainnya.
Siswa mulai merancang proyek apa yang akan siswa buat ketika tahap
observasi dan pembuatan ekosistem dijalankan. Dalam perencanaan pembuatan
proyek, siswa dibimbing oleh guru dan ahli dalam merencanakan pembuatan
proyek ini. Dimulai dari judul, bahan apasaja yang akan dipakai, sampai time line
pekerjaan yang akan siswa lakukan dalam beberapa hari kedepan. Time line dibuat
bertujuan untuk mengatur dan mengkondisikan siswa agar siswa dapat
menyelesaikan proyek ini sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
7
Ida Ayu, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman Konsep
Kimia dan Keterampilan Berfikir Kritis, (e-jurnal Program sarajana Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol.3, No.1 Tahun 2013)
58
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PjBL) ini dapat
menjadi alternatif model pembelajaran karena dapat diterapkan dalam semua
konsep di mata pelajaran biologi mengingat sebagian besar dari konsep
biologi adalah berbasis praktikum.
2. PjBL memerlukan waktu pembelajaran yang relatif lama sehingga
diperlukan adanya perencanaan pembelajaran yang matang.
3. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut dari produk yang dihasilkan oleh
siswa. Hal ini dimaksudkan agar proyek-proyek yang dilakukan oleh siswa
tidak terbuang percuma dan dibuang, akan tetapi dapat digunakan atau
dimanfaatkan lebih lanjut.
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Subagia dan Tika. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Hasil Belajar Siswa IPA ditinjau dari Self Efficacy Siswa. E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2014
Amin, Astuti Muh. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis
Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas.
Jurnal Sainsmat. 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
-------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Yahya, Nur. Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Media Kultur Jaringan
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Kelas XII IPA 2 SMA
Negeri 1 Bangsri. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 3, 2014.
Yance, Rinta Doski. Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten
Tanah Datar. Jurnal Pillar of Physics Education. Vol 1, 2013.
Yaumi, Muhammad. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2013.
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Lampiran 1 64
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Genap
Kompetensi Dasar :
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung
didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam
ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media.
manakan pada
Karnivora I
piramida ekosistem
Herbivora
Produsen
9.
Dari piramida di atas pernyataan yang tepat jika dikaitkan tingkat trofik
suatu rantai makanan adalah….
a. Karnivora II trofik II
b. Produsen trofik 1
c. Herbivora trofik IV
d. Karnivora I trofik I
e. Herbivora trofik III
10. Perhatikan diagram jaring-jaringmakananberikutini!
Menentukan tingkat C3 E
trofik dalam jaring
makanan
a. 1,4, dan 5
b. 3,4, dan 5
c. 1,2, dan 3
d. 1,2, dan 5
e. 2,4, dan 5
15. Interaksi yang terjadi antara nyamuk Aedes dan kulit manusia
Menentukan C3 adalah B
hubungan antar a. Kompetisi
spesies b. Parasitisme
c. Predasi
d. Komensalisme
e. Mutualisme
19.
Bakteri Nitrosommonas bermanfaat dalam proses
penyubuaran tanah karena dapat....
a. Mengubah amonia menjadi nitrit
b. Mengubah nitrit menjadi nitrat
c. Mengubah nitrat menjai nitrit
d. Mengikat oksigen bebas di udara
e. Mengubh nitrat menjadi notrogen bebas di udara
71
21. Proses yang terjadi pada huruf X dalam siklus air adalah…
Menganalisis suatu C4? E
proses dalam daur air
a. Evaporasi
b. Amonifikasi
c. Transpirasi
d. Infiltrasi
e. presipitasi
72
Rata2= 16.35
KorelasiXY= 0.52
Butir Soal= 50
Jumlah Subyek= 20
SOAL EKOSISTEM
Nama :
Kelas :
b. Alga
1. Di bawah ini yang bukan merupakan c. Tumbuhan berbunga
contoh komponen abiotik adalah.... d. Paku
a. Tanah e. Lumut
b. Mikroorganisme
c. Sinar matahari 5. Suatu ekosistem mengalami
d. Air peningkatan populasi secara
e. Udara berlebihan pada salah satu komponen
biotiknya. Pada komponen manakah
2. Manakah penjelasan yang tepat dampak tersebut akan berpengaruh?
mengenai ekosistem? a. seluruh komponen biotik yang ada
a. Interaksi antara makhluk hidup dan saja
makhluk hidup dengan b. komponen biotik yang populasinya
lingkungannya pada daerah tertentu meningkat
b. Ilmu yang mempelajari hubungan c. komponen abiotik yang
antara makhluk hidup dengan mempengaruhi organisme tersebut
lingkungannya pada daerah tertentu d. komponen abiotik dan biotik yang
c. Keseluruhan komunitas yang ada
terdapat di permukaan bumi e. meningkat dan menurunnya
d. Sekumpulan makhluk hidup satu komponen abiotik lainnya
spesies yang mendiami tempat
tertentu 6. Berdasarkan perannya, manakah
e. Sekumpulan beberapa populasi di kelompok yang benar tentang
tempat tertentu komponen biotik dalam suatu
ekosistem?
3. Komponen pembangun suatu a. Individu, komunitas, populasi,
ekosistem terdiri atas…. bioma
a. Hewan, tumbuhan, dan komponen b. Spesies, genus, famili, ordo
abiotik c. Produsen, konsumen, dekomposer
b. Tumbuhan, pengurai, dan d. Konsumen, autotrof, heterotrof
komponen biotik e. Produsen, konsumen, manusia
c. Komponen biotik, produsen, air,
dan tanah 7. Manakah pasangan yang tepat antara
d. Udara, tanah, serta komponen organisme dan taraf trofiknya?
abiotic a. Zooplankton – detrivor
e. Tumbuhan, tanah, hewan, dan air b. Fitoplankton-produsen
c. Elang-Konsumen primer
4. Organisme berikut yang berperan d. Belalang-konsumen tersier
sebagai dekomposer dalam ekosistem e. Zooplankton-pengurai
adalah….
a. Jamur
79
21. Proses yang terjadi pada huruf X terbentuk dan akhirnya terbentuk
dalam siklus air adalah… ekosistem seimbang. Berlatar
belakang kasus tersebut peristiwa apa
yang terjadi?
a. Aberasi sekunder
b. Suksesi sekunder
c. Suksesi primer
d. Degradasi sekunder
e. Degradasi primer
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
84
berbagai siklus yang terjadi agar kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus
karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.
V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Guru Siswa Waktu
1. Menciptakan suasana kelas yang 1. Menjawab 35
religious dengan mengucapkan salam. menit
salam. 2. Berdoa
2. Memulai pelajaran dengan bersama.
berdoa bersama. 3. Mengacungka
3. Mengabsen siswa dengan n tangan
memanggil nama siswa satu ketika
persatu. dipanggil
4. Memberi apersepsi kepada siswa namanya dan
dengan cara memberikan menjawab
Pendahuluan pertanyaan tentang ekosistem. “hadir”.
- Apakah yang kamu ketahui 4. Menjawab
tentang ekosistem? pertanyaan.
- Apa saja yang terdapat dalam 5. Memperhatika
suatu ekosistem? n penjelasan
5. Menyampaikan tujuan guru
pembelajaran. 6. Mengerjakan
6. Guru membagikan soal pre-test soal pre-test
86
4. Mengasosiasi 3. Siswa
Menganalisis hasil data mengumpulka
pengamatan n data dengan
Menyimpulkan data hasil seksama.
pengamatan.
4. Siswa
5. Mengkomunikasikan bekerjasama
Perwakilan perkelompok dalam
menyampaikan data hasil menganalisis
pengamatan dan
menyimpulkan
87
hasil pengatan
yang telah
digunakan.
5. Siswa
menyampaikan
hasil
diskusinya.
VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Uji kompetensi tertulis
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
91
V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Guru Siswa Waktu
1. Menciptakan suasana 1. Menjawab salam 30 menit
kelas yang religius 2. Berdoa bersama.
dengan mengucapkan 3. Menjawab pertanyaan
salam. guru.
2. Memulai pelajaran 4. Mengacungkan tangan
dengan berdoa bersama. ketika dipanggil
3. Menanyakan kabar siswa. namanya dan menjawab
Pendahuluan 4. Mengabsen siswa dengan “hadir”.
memanggil nama siswa 5. Menjawab pertanyaan
satu persatu. guru
5. Memberikan pertanyaan 6. Mendengarkan dan
mengenai rantai makanan memperhatikan
6. Menjelaskan tujuan penjelasan guru
pembelajaran
VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Uji kompetensi tertulis
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
97
V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Guru Siswa Wkatu
1. Menciptakan suasana kelas 1. Menjawab salam. 30 menit
yang religius dengan 2. Berdoa bersama.
mengucapkan salam. 3. Mengacungkan tangan
2. Memulai pelajaran dengan ketika dipanggil
berdoa bersama. namanya dan menjawab
3. Mengabsen siswa dengan “hadir”.
Pendahuluan memanggil nama siswa satu 4. Menjawab pertanyaan
persatu. guru
4. Memberikan pertanyaan 5. Mendengarkan dan
mengenai daur biogeokimia memperhatikan
5. Guru menjelaskan tujuan penjelasan guru
pembelajaran
VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Uji kompetensi tertulis
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
103
V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan
Alokasi
Pembelaj PjBL
Guru Siswa Waktu
aran
1. Menciptakan suasana 1. Menjawab 50
kelas yang salam. menit
religiusdengan
mengucapkan salam.
2. Memulai pelajaran 2. Berdoa
dengan berdoa bersama.
bersama.
3. Menanyakan kabar 3. Menjawab
siswa. pertanyaan
guru.
4. Mengabsen siswa 4. Mengacungkan
dengan memanggil tangan ketika
nama siswa satu dipanggil
persatu. namanya dan
menjawab
5. Memberi apersepsi “hadir”.
kepada siswa dengan
Start with
Pendahulu cara memberikan
Essential
an pertanyaan tentang 5. Menjawab
question
ekosistem. pertanyaan.
6. Memperhatikan
6. Menyampaikan
penjelasan guru
tujuan pembelajaran.
7. Guru membagikan
7. Mengerjakan
soal pre-test
soal pre-test
105
4. Mengasosiasi 4. Siswa
Menganalisis hasil bekerjasama
data pengamatan dalam
menganalisis
Menyimpulkan
dan
data hasil menyimpulkan
pengamatan. hasil pengatan
Membimbing siswa yang telah
menduskusikan digunakan.
Create
langkah-langkah Serta membuat
a
dalam penyusunan time line
schedul
pengerjaan
e proyek
proyek
5. Mengkomunikasikan 5. Siswa
Perwakilan menyampaikan
perkelompok hasil diskusinya.
menyampaikan
data hasil
pengamatan
106
VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Laporan hasil perancangan proyek
Uji kompetensi tertulis
2. Rubrik Penilaian Produk
Penilaian
No Kriteria
1 2 3 4 5
1 Kerapihan
2 Keunikan
3 Penggunaan alat dan bahan
4 5 komponen pembuatan proyek
a. Komponen penyusun
ekosistem
b. Interaksi dalam ekosistem
c. Rantai makanan
d. Daur biogeokimia
e. Masalah ekosistem
5 Menjelaskan langkah kerja dengan lengkap
dan jelas
6 Menjelaskan referensi yang digunakan
7 Efektifitas penggunaan barang-barang
bekas
Keterangan :
5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang
Rumus :
Nilai = N= x 100
108
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
111
V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokas
Pembela PjBL i
Guru Siswa
jaran Wkatu
1. Menciptakan 1. Menjawab salam. 30
suasana kelas menit
yang
religiusdengan
mengucapkan 2. Berdoa bersama.
salam.
2. Memulai 3. Menjawab
pelajaran dengan pertanyaan guru.
berdoa bersama.
3. Menanyakan 4. Mengacungkan
kabar siswa. tangan ketika
dipanggil namanya
4. Mengabsen dan menjawab
siswa dengan “hadir”.
memanggil
nama siswa satu
persatu.
5. Siswa duduk
Pendahu
5. Meminta siswa sesuai dengan
luan kelompoknya dan
duduk dengan
kelompoknya menunjukkan hasil
proyek sementara.
6. Bertanya, “
bagaimana
perkembangan 6. Menjawab
perencanaan pertanyaan guru
proyek kalian,
apakah ada
masalah?
5. Mengkomunikasik 5. Siswa
an menyebutkan judul
Guru menunjuk dan bahan-bahan
perwakilan mengenai
kelompok untuk pembuatan proyek
menyebutkan yang akan
judul proyek dan dilakukan
bahan-bahan yang
dipakai untuk
membuat proyek.
VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Laporan hasil perancangan proyek
Uji kompetensi tertulis
2. Rubrik Penilaian Produk
Penilaian
No Kriteria
1 2 3 4 5
1 Kerapihan
2 Keunikan
3 Penggunaan alat dan bahan
4 5 komponen pembuatan proyek
a. Komponen penyusun
ekosistem
b. Interaksi dalam ekosistem
115
c. Rantai makanan
d. Daur biogeokimia
e. Masalah ekosistem
5 Menjelaskan langkah kerja dengan lengkap
dan jelas
6 Menjelaskan referensi yang digunakan
7 Efektifitas penggunaan barang-barang
bekas
Keterangan :
5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang
Rumus :
Nilai = N= x 100
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
118
V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan
Alokasi
Pembela
PjBL Guru Siswa Wkatu
jaran
1. Menciptakan 1. Menjawab 10 menit
suasana kelas yang salam.
religiusdengan
mengucapkan
salam. 2. Berdoa
2. Memulai pelajaran bersama.
dengan berdoa
bersama. 3. Menjawab
pertanyaan
3. Menanyakan kabar guru.
siswa.
4. Mengacungkan
4. Mengabsen siswa tangan ketika
dengan memanggil dipanggil
Pendahu nama siswa satu namanya dan
luan persatu. menjawab
“hadir”.
5. Meminta siswa
menyiapkan 5. Siswa duduk
presentasi hasil sesuai dengan
proyek yang telah kelompoknya
dikerjakan dan
menunjukkan
6. Guru menjelaskan hasil proyek.
tujuan pembelajaran
6. Mendengarkan
dan
memperhatikan
penjelasan guru
2. Siswa
2. Menanya
menjawab
Guru pertanyaan
tentang proyek
menanyakan
mereka masing-
Assess tentang proyek masing.
the
yang sudah dibuat
outcom
e siswa. 3. Siswa
memberikan
LKS proyek
3. Mengumpulkan yang sebagai
laporan proyek.
data
Mengumpulkan
LKS proyek dan
mengumpulkan
data hasil
presentasi 4. Siswa bertanya
hal yang belum
kelompok.
mereka pahami
4. Mengasosiasi
Membandingkan
5. Siswa
hasil proyek yang mendengarkan
dilakukan siswa penjelasan dari
guru
5. Mengkomunikasika
n
Menyampaikan
hasil dari
presentasi siswa
ekosistem
2. Mengungkapka
2. Memberikan n
evaluasi secara pengalamannya
menyeluruh tentang selama
kegiatan dan hasil menyelesaikan
proyek proyek
3. Memberikan 3. Siswa
evaluasi secara mengerjakan
tertulis (Posttest) soal posttest
VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Laporan hasil perancangan proyek
Uji kompetensi tertulis
122
Nilai = N= x 100
76 76 76 76 76 76
80 80 80 80 80 80
84 84 84 84 84 84
84 84 84 88 88 88
88 88 88 88 92 92
92 92 92 92 92 92
96
3. Nilai terbesar = 96
4. Nilai terkecil = 76
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 96 – 76
= 20
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
= 20
5
= 4
124
Total 37 3189.5
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
Mx =
fx
N
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
125
N : Number of cases
Mx =
fx
N
= 3189.5
36
= 88.5
½N - fx b
Mdn = i
fi
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn = i
fi
= 18.5 - 8
87.5 4
= 87.5 + 6
= 93.5
f
M0 = a i
fa fb
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
126
= 685.5 6 4
67
= 85.5 + 1.84
= 87.3
x - x
2
SD =
n 1
Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden
x - x
2
SD =
n 1
= 266.41
= 5,773
72 72 72 72 76 76
80 80 80 80 80 80
80 80 84 84 84 84
84 84 84 84 84 84
84 88 88 88 88 88
88 92 92 92 96 96
3. Nilai terbesar = 96
4. Nilai terkecil = 72
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 96 – 72
= 24
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
= 24
6
= 4
= 4
128
76-79
2
77.5 155 24025 75,5 79,5 32 6 5055
80-83
8
81.5 650 422500 79,5 83,5 30 14 22.22
84-87
11
85.5 940.5 884540,25 83,5 87,5 22 26 30.55
88-91
6
89.5 537 288369 87,5 91,5 11 32 16.66
92-96
4
94 470 220900 91,5 96,5 5 36 11.11
Total 36 3046,5
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
Mx =
fx
N
Keterangan:
Mx : Mean
129
Mx =
fx
N
= 3046.5
36
= 84.62
½N - fx b
Mdn = i
fi
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn = i
fi
= 18 - 14
87.5 4
5
= 87.5 +3.2
= 90.7
f
M0 = a i
fa fb
130
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
f
M0 = a i
fa fb
= 83,5 6 4
6 8
= 83,5 + 1,71
= 85,2
x - x
2
SD =
n 1
Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden
x - x
2
SD =
n 1
8772
=
36 1
= 250,629
= 15.83
131
= 15.83
32 32 32 36 36 36
36 40 40 40 40 40
40 40 40 44 44 44
44 44 44 44 48 48
48 48 48 48 48 48
52 52 52 56 56 56
3. Nilai terbesar = 56
4. Nilai terkecil = 32
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 60 – 32
= 24
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
24
=
6
= 4
133
Total 36 1621
(N)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
Mx =
fx
N
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
134
Mx =
fx
N
= 1621
36
= 45,02
½N - fx b
Mdn = i
fi
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn = i
fi
= 47.5 18 - 4 4
8
= 47,5 + 7
= 54,5
fa
M0 = i
fa fb
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
135
fa
M0 = i
fa fb
7
= 47.5 7 6 4
= 41.5 + 2,15
= 43,653
x - x
2
SD =
n 1
Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden
x - x
2
SD =
n 1
197158
=
37 1
44,742
=
= 6,689
3. Nilai terbesar = 72
4. Nilai terkecil = 36
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 72 – 36
= 36
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
= 36:6
= 6
= 3
137
Total 36 1992
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
Mx =
fx
N
Keterangan:
Mx : Mean
138
Mx =
fx
N
= 1992 : 36
= 55,3333
½N - fx b
Mdn = i
fi
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn = i
fi
= 47,5 18 - 5 \6
12
= 47,5 + 6,5
= 54
f
M0 = a i
fa fb
Keterangan:
M0 : Modus
139
= 47,5 2 6
25
= 47,5 + 1,71
= 49,21
x - x
2
SD =
n 1
Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden
x - x
2
SD =
n 1
= 3808,54
36 1
= 108,81
= 9,19
Lhitung< Ltabel (0,128< 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
kontrol berdistribusi normal.
142
Lhitung< Ltabel (0,114< 0,143), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 16 144
Lhitung< Ltabel (0,139< 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
146
Lhitung< Ltabel (0,138< 0,148), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 17 148
Kelas
36 37,396
Kontrol
1,748 0,906 Homogen
Kelas
37 33,897
Eksperimen
Berdasarkan tabel diatas, uji homogenitas data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi homogen karena FHitung< Ftabel
atau 0,906<1,748 pada derajat kebebasan 71 dari n1+n2-2 sedangkan n1=36 dan
n2=37. Sehingga kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama antara
kelas eksperiment dan kelas kontrol.
2
S varians terbesar
1. F hitung= 1 2 =
S2 varians terkecil
varians terbesar
=
varians terkecil
= 33,897
37,396
= 0,906
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 36-1
= 35
151
db penyebut = n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,748
Fhitung< Ftabel (0,668< 1,748), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Lampiran 19 152
Kelas
36 44,749
Kontrol
1,748 0,530 Homogen
Kelas
37 84,457
Eksperimen
Berdasarkan tabel diatas, uji homogenitas data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi homogen karena FHitung< Ftabel
atau 0,530<1,748 pada derajat kebebasan 71 dari n1+n2-2 sedangkan n1=36 dan
n2=37. Sehingga kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama antara
kelas eksperiment dan kelas kontrol.
2
S varians terbesar
1. F hitung= 1 2 =
S2 varians terkecil
varians terbesar
=
varians terkecil
= 44,749
84,457
= 0530
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 36-1
= 35
153
db penyebut = n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,748
Fhitung< Ftabel (0,530< 1,748), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Lampiran 20 154
PROSES PEMBELAJARAN
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
158
Ekosistem
KI :
1. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
KD :
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem
dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
159
Dasar Teori
Daur biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa kimia
mengalir daei komponen abioti ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur unsur-
unsur tersebut juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik. contoh daur tersebut
misalnya daur nitrogen, daur oksigen, daur karbon, dan daur air.
Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem dan satuan penyusun ekosistem
2. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
3. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
4. Siswa mampu menjelaskan salah satu atau salah dua dari daur biogeokimia
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
160
JenisEkosistem: Lokasi :
Sekarang tugas kalian adalah membuat proyek sebuah poster tentang ekosistem dan
daur biogeokima. Setiap kelompok akan mendapatkan satu jenis ekosistem yang telah
ditentukan oleh guru.
Ekosistemnya adalah :
1. Sawah
2. Danau
3. Empang
4. Kebun sayur
5. Hutankota UI
6. Sungai
Komponen Biotik:
Komponen Abiotik:
Jaring Makanan :
163
Menganalisa Masalah
Sebutkan apa saja masalah yang kamu temui di dalam ekosistem tersebut, deskripsikan
masalah tersebut !
Kenapa masalah itu penting bagi kehidupan di dalam ekosistem dan lingkungan sekitarnya?
Judul Proyek :
Tujuan :
Langkah Kerja :
Hasil Proyek 165
Lampiran 23 166
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
167
Ekosistem
KI :
1. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
KD :
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem
dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
168
Dasar Teori
Daur biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa kimia
mengalir daei komponen abioti ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur unsur-
unsur tersebut juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik. contoh daur tersebut
misalnya daur nitrogen, daur oksigen, daur karbon, dan daur air.
Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem dan satuan penyusun ekosistem
2. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
3. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
4. Siswa mampu menjelaskan salah satu atau salah dua dari daur biogeokimia
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
169
JenisEkosistem: Lokasi :
Catatan :
Sekarang tugas kalian adalah mengerjakan lembar kerja siswa yang telah diberikan
berdasarkan jenis ekosistem yang telah ditentukan pada tiap kelompok, kemudian diskusikan
lalu presentasikan di depan kelas.
171
Komponen Biotik :
Komponen Abiotik:
Jaring Makanan :
Daur Biogeokimia :
172
Sebutkan apa saja masalah yang kamu temui di dalam ekosistem tersebut, deskripsikan
masalah tersebut !
Kenapa masalah itu penting bagi kehidupan di dalam ekosistem dan lingkungan sekitarnya?
Langkah 1
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 20 15 10 5
Kamboja, Anggrek,
Jeruk Nipis, Mangga,
Teh-tehan,
Siswa
Tumbuhan apa saja Bougenville, Palm Siswa
menyebutkan Siswa Siswa menyebutkan
yang kamu temukan Botol, Jambu Air, menyebutkan
1 kurang dari 15 menyebutkan 9 kurang dari 8
dalam ekosistem Lavender, Durian, 15 tanaman atau
tanaman sampai atau 10 tanaman tanaman
tersebut? Lidah Mertua, Kuping lebih
11 tanaman
Gajah, Bunga Tai
Kotok, Euphorbia,
Sirih, Paku-pakuan.
Semut, Katak, Kupu- Siswa Siswa
Hewan apa saja yang
kupu, Burung, Ulat menyebutkan menyebutkan
2 kamu temukan dalam
Bulu, Cicak, Ikan, lebih dari 5 kurang dari 5
ekosistem tersebut?
Ayam. hewan hewan
Ada, Kolam kecil yang
Siswa
sudah tidak terurus dan Siswa
menyebutkan
Bagaimana kondisi keadaannya menyebutkan Siswa hanya
ada kolam ikan
ekosistemnya? memprihatinkan, ada kolam ikan menyeburkan
dan tidak
3 Deskripsikanlah airnya berwarna hitam, dan adanya kolam saja
terperinci
keadaan ekosistem dan ikan hanya sedikit mendeskripsikan dan tidak
mendeskripsikan
tersebut ! yang hidup, lebih keadaannya mendeskripsikannya
keadaannya
banyak kecebong dan dengan detail
kolam
katak.
174
- Melakukan
penanaman
kembali apabila
ada tanaman
yang mati
Langkah 2
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diinginkan 100 75 50 25
1 Buatlah Sketsa Ekosistem Siswa membuat Siswa membuat - Siswa - Siswa Siswa hanya
Sekolahmu sketsa dengan sketsa dengan membuat membuat membuat sketsa
benar dan baik dan sketsa dengan sketsa saja
memasukan membuat rantai benar namun kurang benar
adanya rantai makanan dengan rantai dan rantai
makanan benar makanan salah makanan
didalamnya - Siswa salah
membuat
sketsa kurang
benar tapi
rantai
makanan
benar
176
Langkah 3
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Menyebutkan
Siswa Siswa
semua komponen
menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
biotik yang ada di
Komponen komponen komponen menyebutkan
1 sekolah seperti :
biotik biotik yang biotik komponen
hewan, manusia,
ada di namun tidak biotik
tumbuhan secara
sekolah terperinci
lengkap.
Menyebutkan Siswa Siswa
semua komponen menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
Komponen abiotik yang ada komponen komponen menyebutkan
2
abiotik di sekolah seperti biotik yang abiotik komponen
: tanah, batu, ada di namun tidak abiotik
udara, air sekolah terperinci
Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
beberapa rantai rantai 2 rantai rantai
Jaring
3 makanan yang makanan makanan makanan
makanan
terdapat di yang terdapat yang terdapat yang
sekolah kemudian di sekolah di sekolah terdapat di
membuatnya kemudian kemudian sekolah dan
177
Langkah 4
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Sebutkan
apa saja
Menyebutkan
masalah
masalah yang ada
yang kamu Siswa Siswa
di sekolah ; Siswa tidak
temui di menyebutkan menyebutkan
- Kolam yang menyebutkan
1 dalam masalah masalah
tidak terurus adanya
ekosistem yang ada di namun tidak
dekat dengan masalah
tersebut, sekolah terperinci
kandang
deskripsikan
burung
masalah
tersebut!
Kenapa Siswa Siswa tidak
Jika dibiarkan
masalah itu menyebutkan menyebutkan
bisa menimbulkan
penting bagi kenapa dengan benar Tidak
penyakit dan
2 kehidupan di pentingnya kenapa membuat
dapat
dalam masalah masalah alasan
mengganggu
ekosisitem tersebut tersebut
keadaan sekita
dan untuk penting
178
llingkungan didiskusikan
sekitarnya?
- Air kolam yang
sudah
mengeruh
- Banyaknya
Siswa
Apa yang kodok/katak Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan
harus - Pengairan yang menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
5 atau lebih
dilakukan tidak berjalan 4 hal yang 3 hal yang 1 atau 2 hal satu pun hal
hal yang
3 untuk - Ikan-ikan sudah sudah yang sudah yang sudah
sudah
mengatasi sedikit diketahui diketahui diketahui diketahui
diketahui
masalah kebanyakan mengenai mengenai mengenai mengenai
mengenai
tersebut? kecebong dan kolam kolam kolam kolam
kolam
jentik nyamuk
- Kolam tidak
diurus dengan
benar
Lampiran 25 179
Langkah 1
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 20 15 10 5
Kamboja, Anggrek,
Jeruk Nipis, Mangga,
Teh-tehan,
Siswa
Tumbuhan apa saja Bougenville, Palm Siswa
menyebutkan Siswa Siswa menyebutkan
yang kamu temukan Botol, Jambu Air, menyebutkan
1 kurang dari 15 menyebutkan 9 kurang dari 8
dalam ekosistem Lavender, Durian, 15 tanaman atau
tanaman sampai atau 10 tanaman tanaman
tersebut? Lidah Mertua, Kuping lebih
11 tanaman
Gajah, Bunga Tai
Kotok, Euphorbia,
Sirih, Paku-pakuan.
Semut, Katak, Kupu- Siswa Siswa
Hewan apa saja yang
kupu, Burung, Ulat menyebutkan menyebutkan
2 kamu temukan dalam
Bulu, Cicak, Ikan, lebih dari 5 kurang dari 5
ekosistem tersebut?
Ayam. hewan hewan
Kolam kecil yang
sudah tidak terurus dan
Bagaimana kondisi keadaannya Siswa Siswa tidak Siswa hanya
ekosistemnya? memprihatinkan, mendeskripsikan mendeskripsikan menyeburkan
3 Deskripsikanlah airnya berwarna hitam, keadaan keadaan adanya kolam saja
keadaan ekosistem dan ikan hanya sedikit ekosistem ekosistem dan tidak
tersebut ! yang hidup, lebih dengan detail dengan detail mendeskripsikannya
banyak kecebong dan
katak.
180
- Melakukan
penanaman
kembali apabila
ada tanaman
yang mati
Langkah 2
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diinginkan 100 75 50 25
1 Buatlah Sketsa Ekosistem Siswa membuat Siswa membuat - Siswa - Siswa Siswa hanya
Sekolahmu sketsa dengan sketsa dengan membuat membuat membuat sketsa
benar dan baik dan sketsa dengan sketsa saja
memasukan membuat rantai benar namun kurang benar
adanya rantai makanan dengan rantai dan rantai
makanan benar makanan salah makanan
didalamnya - Siswa salah
membuat
sketsa kurang
benar tapi
rantai
makanan
benar
182
Langkah 3
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Menyebutkan
Siswa Siswa
semua komponen
menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
biotik yang ada di
Komponen komponen komponen menyebutkan
1 sekolah seperti :
biotik biotik yang biotik komponen
hewan, manusia,
ada di namun tidak biotik
tumbuhan secara
sekolah terperinci
lengkap.
Menyebutkan Siswa Siswa
semua komponen menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
Komponen abiotik yang ada komponen komponen menyebutkan
2
abiotik di sekolah seperti biotik yang abiotik komponen
: tanah, batu, ada di namun tidak abiotik
udara, air sekolah terperinci
Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
beberapa rantai rantai 2 rantai rantai
Jaring
3 makanan yang makanan makanan makanan
makanan
terdapat di yang terdapat yang terdapat yang
sekolah kemudian di sekolah di sekolah terdapat di
membuatnya kemudian kemudian sekolah dan
183
Langkah 4
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Sebutkan
apa saja
Menyebutkan
masalah
masalah yang ada
yang kamu Siswa Siswa
di sekolah ; Siswa tidak
temui di menyebutkan menyebutkan
- Kolam yang menyebutkan
1 dalam masalah masalah
tidak terurus adanya
ekosistem yang ada di namun tidak
dekat dengan masalah
tersebut, sekolah terperinci
kandang
deskripsikan
burung
masalah
tersebut!
Kenapa Siswa Siswa tidak
Jika dibiarkan
masalah itu menyebutkan menyebutkan
bisa menimbulkan
penting bagi kenapa dengan benar Tidak
penyakit dan
2 kehidupan di pentingnya kenapa membuat
dapat
dalam masalah masalah alasan
mengganggu
ekosisitem tersebut tersebut
keadaan sekita
dan untuk penting
184
llingkungan didiskusikan
sekitarnya?
- Air kolam yang
sudah
mengeruh
- Banyaknya
Siswa
Apa yang kodok/katak Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan
harus - Pengairan yang menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
5 atau lebih
dilakukan tidak berjalan 4 hal yang 3 hal yang 1 atau 2 hal satu pun hal
hal yang
3 untuk - Ikan-ikan sudah sudah yang sudah yang sudah
sudah
mengatasi sedikit diketahui diketahui diketahui diketahui
diketahui
masalah kebanyakan mengenai mengenai mengenai mengenai
mengenai
tersebut? kecebong dan kolam kolam kolam kolam
kolam
jentik nyamuk
- Kolam tidak
diurus dengan
benar
Langkah 5
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 5
Judul tidak
Kesesuaian judul Judul sesuai
1 Judul Proyek sesuai
dengan tema dengan tema
dengan tema
Kesesuaian Siswa Siswa Siswa
2 Tujuan tujuan dengan membuat membuat membuat
judul dan tema tujuan yang tujuan yang tujuan tidak
185
Jakarta, 7 Maret 20 16
KEMENTEKIAN AGAMA
Menindaklanjuti surat Kabag Tata Usaha Fakultas Ilmu Tarbiyah dan !(eguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Nomor: Un.Oll F. II KM.01.3/ 6011 2016 tangga\ 08 April
2016, perihal Permohonan Izin Penelitian atas nama mahasiswa sebagai berikut :
\·iC ~
'\ ~It~/j,,,~","k;';~~
'I \ o t : ' ,,'I' .
\\ .o~0411 j~ .,.:,'
'~-? o~>:/
~~~UBL \~~1/
Tembusan Yth: : <..':::.:'- --.:;../'
1. Kepa\a Kanwil KementerianAgama Provinsi DKI Jakarta;
2. Kabag Tata Usaha Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ke;~uruan Universitas IslamNegeri;
3. Ybs.
KE\lE\'TERIAN AGAMA
>.L-\DR.-\S..lJ{ .-\LIYAH NEGERI l3 JAKARTA
: . 5: _'._~ ~=;-:e;:g :\g'0ng Jagakarsa Jakarta Selatan
L[\ffiAR DISPOSISI
Indek .. " ............................... Kode:
As al W(~.~:.f:-: ....
C¥J
Sudah digunfan harap segera dikembalikan
.'
>Ke:p:ada
..