Anda di halaman 1dari 204

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP


EKOSISTEM
(Kuasi Eksperimen di Kelas X MAN 13 Jakarta)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Muhammad Fikri Romdoni
NIM 1110016100067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang beIjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadapHasil


Belajar Sis'Ya pada Konsep Ekosistem disusun oleh Muhammad Fikri
Romdoni, NIM 1110016100067, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 2 Mei 2017

Yang mengesahkan:

Pembimbing II

/Fa~or,-"
I

'

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Meiry M.si


NIP. 19681228 200003 1004 NIP. 198005162007102001

1
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Ekos:stem disusun oleh Muhammad Fikri Romdoni, NIM.
1110016100067, di~ukan kepada Fakultas Ilmu Tarhiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 15 Juni 2017 di hadapan dewan penguj i. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

jakarta, 15 Juni 2017

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Program Studi Pendidikan Biologi)

Dr. Yanti Herlanti, M.Pd


NIP. 197101192008012010 ~0.f . . .
Penguji I
Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP. 19760309200501 2002 \1
~(~ "1-0 ...... .

........................... ............. r

(Q2-~~'~~
Penguji Ii
Yuke Mardiati, M.Si
NIP. 197601172007012013

11
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tg\. Terbit I Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: 01
JI, fr, H. Juanda No 95 CiplIlal 15412 Indllllesia Hal 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Muhammad Fikri Romdoni
TempatlTgl.Lahir: Jakarta, 08 Maret 1993
NIM : 1110016100067
Jurusan I Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judu1 Skripsi : Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd


2. Meiry Fadilah Noor, M.Si

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

2017
Mahasiswa Ybs .


Muhammad Fikri Romdoni
NIM.1110016100067
ABSTRAK

Muhammad Fikri Romdoni, NIM. 1110016100067 “Pengaruh Model Project


Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep
Ekosistem”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project
Based Learning terhadap hasil belajar siswa kelas X pada konsep ekosistem.
Penelitian dilakukan di MAN 13 Jakarta pada kelas X. Metode yang digunakan
adalah kuasi ekperimen (Quasi- experimental). Penelitian ini menggunakan dua
kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian
berjumlah 37 orang untuk kelompok eksperimen dan 36 orang untuk kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning,
sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang menggunakan
pendekatan saintifik. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa test
pilihan ganda dan lembar observasi yang selanjutnya diujicoba pada kelas dengan
Non-Equivalent control group design. Hasil rata-rata analisis data kuantitatif
menunjukkan ketercapaian hasil belajar siswa pada pretest 55,33 dan posttest 88,5
. Berdasarkan pengujian hipotesis statistik dengan uji-t (α = 0,05) diperoleh thitung
1,533<1,994<2,398. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran PjBL terhadap Hasil Belajar siswa kelas X pada konsep
Ekosistem.

Kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Project Based Learning,
Ekosistem.

iv
ABSTRACT

The influence of project based learning to student’s learning outcome on grade


X in Ecosystem consept. Minithesis. Biology education study program. Faculty
of tarbiyah and teaching sciences. State Islamic university Jakarta 2017.
This research was purposed to know the influence of project based learning model
to student’s learning outcome on grade X in Ecosystem consept. This research
was conducted in MAN 13 Jakarta in grade X. The method which used is quasi
experiment. This research used two sample group, the experiment group and the
control group, these sampels include 37 people for each experiment group and 36
prople for each control group. The experiment group using the project based
learning model, and the control group used the scientific approached. The
instrument that used in this research is essay test and observation by the control
group pretest-postest design. The result of data analysis show that the student’s
learning outcome in pretest 55,33 and in postest 88,55. Based on the test of
statistical hypothesis by t-test (α 0,05) t count 1,533<1,994<2,398. So that, can
conclude there are influence of project based learning model in student’s learning
outcome in ecosystem concept.

Keyword: Students Learning Outcome, Project Based Learning Model, Ecosystem


Consept.

v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, karena dengan


rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Ekosistem”. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Ucapan banyak terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan
tulus ikhlas penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M. Pd ,Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Meiry Fadilah
Noor, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, dukungan dan arahan dalam membimbing penulis selama ini.
5. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang selalu
memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.
6. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Dosen Penguji I dan Yuke Mardiati, M.Si selaku
Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan, kritik serta saran yang
sangat positif kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu

vi
yang diberikan bermanfaat serta menjadi shadaqah yang tak terputus.
Semoga Allah AzzawaJalla membalas semua kebaikan dengan kebaikan.
8. Drs. Nuroto, M.Si, Kepala sekolah MAN 13 Jakarta dan Ummu Robiah,
S.Si, M.Pd selaku guru bidang studi biologi Kelas X MAN 13 Jakarta yang
telah memberikan izin penelitian, bimbingan dan arahan selama pelaksanaan
penelitian skripsi.
9. Kedua orangtua, Bapak dan Mama serta kedua kakak, Mpok Azizah dan
Mpok Azki yang selalu tiada hentinya mengingatkan dan memberikan
motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar UINPreneurs, Pojok Seni Tarbiyah, Himbio An-Nahl,
Komunitas Sepeda Sehat UIN serta teman-teman Pendidikan Biologi 2010
yang telah memberikan kehangatan, dukungan dan semangat dalam
menjalani rangkaian proses perkuliahan penulisan skripsi selama ini.

Akhir kata teriring do‟a semoga Allah SWT membalas kebaikan semua
pihak dengan balasan yang sesuai. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Aamiin yaa Rabbal „Alamiin.

Jakarta, Mei 2017


Penulis

Muhammad Fikri Romdoni

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................i


LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH .....................................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI....................................................iii
ABSTRAK ..........................................................................................................iv
ABSTRACT ..........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teoretik ..................................................................................... 7
1. Teori Belajar Konstruktivisme .......................................................... 7
2. Model Project Based Learning .......................................................... 10
a. Pengertian Model Project Based Learning ................................. 10
b. Karakteristik Model Project Based Learning ............................. 13
c. Prinsip-Prinsip Model Project Based Learning .......................... 15
d. Pelaksanaan Model Project Based Learning .............................. 16
e. Keuntungan Model Project Based Learning............................... 22

viii
ix

f. Perbedaan Penekanan Model Project Based Learning dan


Pembelajaran Tradisional ............................................................ 23
3. Konsep Belajar ................................................................................... 25
a. Pengertian Belajar ....................................................................... 25
b. Bentuk-Bentuk Belajar ................................................................ 26
c. Hasil Belajar ................................................................................ 27
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................... 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu ............................................................................. 37
B. Metode dan Desain ............................................................................. 37
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 38
G. Kalibrasi Instrumen ............................................................................ 40
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data .................................................................................... 46
B. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 48
1. Uji Normalitas .............................................................................. 48
2. Uji Homogenitas .......................................................................... 49
3. Uji N-Gain .................................................................................... 50
4. Uji Hipotesis................................................................................. 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 52
x

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60


LAMPIRAN .......................................................................................................... 64
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Utama Pembelajaran Berbasis Proyek .......................... 14


Tabel 2.2 Tahapan Mendesain Proyek ................................................................ 18
Tabel 2.3 Enam Tahapan Mendesain Proyek ...................................................... 19
Tabel 2.4 Tahapan Project Based Learning pada Konsep Ekosistem ................ 21
Tabel 2.5 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan Pembelajaran Berbasis
Proyek ................................................................................................. 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 39
Tabel 4.1 Perbandingan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ............................................................................... 46
Tabel 4.2 Perbandingan Nilai LKS kelas kontrol dan kelas Eksperimen ........... 47
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Project Siswa Kelas Eksperimen ............................... 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest & Posttest.......................................... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji N-Gain ................................................................................. 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 51
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom Edisi Revisi) ............................. 29


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................... 36
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Soal ...................................................................................64


Lampiran 2 Kisi-kisi Penulisan Instrumen Soal..................................................74
Lampiran 3 Uji Validasi Instrumen ....................................................................75
Lampiran 4 Instrumen Tes ..................................................................................78
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 1 ...82
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 2 ...89
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 3 ...95
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan 1 ......................................................................................101
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan 2 ......................................................................................109
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan 3 ......................................................................................116
Lampiran 11 Penghitungan Mean, Media, Modus dan Standar Deviasi Data
Posttest Kelas Eksperimen .............................................................123
Lampiran 12 Penghitungan Mean, Media, Modus dan Standar Deviasi Data
Prosttest Kelas Kontrol ..................................................................127
Lampiran 13 Penghitungan Mean, Media, Modus dan Standar Deviasi Data
Pretest Kelas Kontrol .....................................................................132
Lampiran 14 Penghitungan Mean, Media, Modus dan Standar Deviasi Data
Pretest Kelas Eksperimen ..............................................................136
Lampiran 15 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...........................................................................................140
Lampiran 16 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ..........................................................................................144
Lampiran 17 Data Nilai Pretest dan Posttest Siswa ...........................................148
xiv

Lampiran 18 Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol ...........................................................................................150
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...........................................................................................152
Lampiran 20 Hasil Proyek Siswa ........................................................................154
Lampiran 21 Dokumentasi Proses Pembelajaran ................................................156
Lampiran 22 Lembar Kerja Siswa Ekosistem Kelas Eksperimen ......................157
Lampiran 23 Lembar Kerja Siswa Ekosistem Kelas Kontrol .............................166
Lampiran 24 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ...................173
Lampiran 25 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ............179
Lampiran 26 Pedoman Wawancara Guru ...........................................................187
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini berarti proses
pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan
untung-untungan, akan tetapi merupakan sebuah proses yang memiliki tujuan.
Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, tetapi juga
mengenai proses belajar siswa dalam memperoleh hasil belajar.1
Strategi pembelajaran sangat penting untuk diterapkan sebagai bentuk
perencanaan dalam proses pendidikan. Tanpa strategi yang jelas, proses
pembelajaran tidak akan terasah sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sulit tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran sangat berguna,
baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan
acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa,
dapat mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran, karena setiap
strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.2
Sistem pendidikan di Indonesia saat ini menggunakan Kurikulum 2013 yang
dalam impementasinya menuntut siswa agar berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Peran guru pada proses pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator
dalam merancang pembelajaran yang mengharuskan siswa memecahkan
permasalahan yang kontekstual dan nyata..3
Pembelajaran kontekstual yang berlandaskan konstruktivisme merupakan
pembaruan terhadap pembelajaran tradisional. Dalam pembelajaran tradisional,

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 5, h. 2.
2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), vol. 9, h.2-3.
3
Pardomuan, Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran, Jurnal Generasi
Kampus, V. 6, No. 2, 2009, h. 19.

1
2

siswa menerima informasi secara pasif dan guru adalah penentu jalannya proses
pembelajaran. Pembelajaran tradisional yang cenderung berpusat pada guru
(teacher-centered) berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yang
merupakan masalah utama pada pendidikan formal.4
Bidang studi Ilmu pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan diarahkan dengan strategi
inkuiri, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.5 IPA berkaitan dengan pembeljaran
yang bersifat sistematis. Pembelajaran IPA berisi tentang suatu proses penemuan
yang melibatkan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.6
Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang studi IPA, menuntut
kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif.
Tetapi, dalam kenyataan saat ini siswa cenderung menghafal daripada memahami.
Siswa dikatakan memahami apabila dapat menunjukkan unjuk kerja pemahaman
tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik pada konteks yang sama
maupun pada konteks yang berbeda. Pemahaman merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam pembelajaran biologi. Bagaimana belajar untuk
mencapai pemahaman merupakan hal yang perlu untuk dipertimbangkan oleh
seorang pendidik dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran .7
Materi ekosistem merupakan bagian dari materi biologi yang berkaitan erat
dan dapat dihubungkan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan
bahwa materi ekosistem dapat diimplementasikan dengan model PjBL. Model
pembelajaran yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik tersebut adalah

4
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI), (Jakarta: Prenada Media, 2014), h. 6.
5
Zulfiani,Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 46.
6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), h. 99-100.
7
Made Wena, op.cit., h. 67.
3

model PjBL namun hasil wawancara dengan guru biologi MAN 13 Jakarta
menunjukkan bahwa PjBL jarang digunakan pada pelajaran biologi khususnya
materi ekosistem dan lebih sering menggunakan metode ceramah, presentasi dan
tanya jawab.
Project Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif,
dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks.8 Selain itu, model pembelajaran ini didesain agar siswa dapat
melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman suatu
materi pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna. Mendorong siswa untuk
bekerja secara mandiri membangun pembelajaran, dan menghasilkan produk atau
karya nyata.9
Karakteristik tersebut mengindikasikan bahwa PjBL memiliki kesesuaian
dengan kompetensi dasar pada materi ekosistem. Materi ekosistem mempunyai
kompetensi dasar yang memungkinkan siswa untuk melakukan pengamatan dan
percobaan di luar kelas atau laboratorium. Siswa dituntut untuk menganalisis
informasi atau data dari berbagai sumber tentang ekosistem. Selain itu, siswa
harus memiliki kompetensi dasar mendesain bagan tentang interaksi antar
komponen ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media.
Project Based Learning memiliki penekanan pada keterlibatan aktif siswa
dan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa tidak secara pasif hanya
menyimak materi dari guru lalu menjawab soal-soal pertanyaan, tetapi juga
dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan
pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari dan menggambaran
pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Produk yang
digunakan oleh guru untuk evaluasi tersebut dapat berupa slide presentasi, grafik,
poster, karangan, dan lain-lain.10
Project Based Learning memiliki keunggulan yang sangat penting dan
bermanfaat bagi siswa. Proses dalam model ini membiasakan siswa bekerja secara

8
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, op.cit., h. 42.
9
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika
Aditama, 2013), cet. 3, h. 70.
10
Ibid., h. 74.
4

ilmiah.11 Keunggulan lain dari model ini adalah memberikan kebebasan kepada
siswa untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kolaboratif dan akhirnya dipresentasikan kepada siswa lain.12 Karakteristik dan
keunggulan tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran
biologi. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah PjBL dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem.”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :


1. Kurangnya variasi dalam model atau metode pembelajaran dalam memahami
suatu materi sehingga proses pembelajaran masih berpusat pada guru
(teachered-centered).
2. Pembelajaran biologi lebih banyak mengukur hasil belajar siswa tanpa
mempertimbangkan penggunaan proses dan sikap ilmiahnya. Sehingga siswa
kurang diberi kesempatan untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk
pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk nyata.
3. Project Based Learning masih jarang diterapkan pada pembelajaran biologi
oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi :


1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Project Based Learning
karena model ini termasuk model pembelajaran kontekstual yang berpusat
pada siswa (student-centered) dan memberikan kesempatan pada siswa untuk
menciptakan produk nyata.
2. Penelitian ini mengukur hasil belajar siswa yang dilihat dari ranah kognitif.

11
Zulfiani,Tonih Feronika, Kinkin Suartini, op.cit., h.107.
12
Sabar Nurohman, “Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi
Scientific Method bagi Siswa Calon Guru Fisika”, 2013, h. 9, (http://staff.uny.ac.id) diakses pada
8 Maret 2017.
5

3. Konsep belajar yang digunakan adalah materi ekosistem. Materi ini


memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai
sumber pengetahuan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam


penelitian ini adalah : “Apakah model pembelajaran berbasis proyek (Project-
Based Learning) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
ekosistem?”.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa pada konsep ekosistem.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat, diantaranya
untuk
1. Pihak Sekolah
Memberikan pengetahuan yang baik untuk perbaikan proses pembelajaran
biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru Bidang Studi
Membantu guru dalam menciptakan kegiatan belajar yang menarikserta
memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam
proses pembelajaran.
3. Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Siswa dapat bertukar informasi dengan siswa lain. Melalui penerapan
model pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat bertanya dan
mengemukakan gagasan dan ide yang dimiliki dalam meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi.
6

4. Peneliti
a. Memperoleh pengalaman langsung dalam memilih model pembelajaran
yang tepat dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
b. Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru biologi, sehingga
bermanfaat ketika terjun ke lapangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik

1. Teori Belajar Konstruktivisme


Belajar menurut pandangan konstruktivisme berarti membangun, yaitu
siswa dapat mengonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas
aktif dalam pembelajaran. Teori ini merupakan salah satu teori belajar yang
berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang
menekankan pada penemuan makna (meaningfulness). Perolehan tersebut
melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah ada dari hasil perolehan
sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk
mendapatkan pengetahuan baru.1
Teori konstruktivisme memiliki pandangan bahwa pada dasarnya setiap
individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai
subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Sedangkan
pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan
menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk
diingat sementara setelah itu dilupakan.2
Prinsip penting pada teori ini adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-
ide siswa sendiri. Dalam prakteknya kontstruktivisme dapat diterapkan melalui
pembelajaran kooperatif, dengan cara tersebut siswa akan lebih mudah

1
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119.
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 5, h. 124.

7
8

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat


saling mendiskusikan masalah yang ditemui dengan temannya.3
Terdapat enam elemen penting dalam konstruktivisme terkait dengan
hubungannya dengan desain pembelajaran, yakni: Pertama, situation (situasi)
yang merupakan suatu tugas yang sengaja dirancang untuk diselesaikan oleh
peserta didik melalui berpikir bersama; Kedua, grouping (pengelompokan)
yaitu suatu bentuk aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk
memaksimalkan kemampuan belajar dari setiap individu dalam kelompok;
Ketiga, building bridges (membangun jembatan/hubungan) antara pengetahuan
awal yang dibawa oleh peserta didik sebelum memulai pembelajaran dengan
pengetahuan yang hendak dipelajari; Keempat, asking questions (mengajukan
pertanyaan) baik pada awal pembelajaran, maupun ketika pembelajaran sedang
berlangsung; Kelima, exhibit (pameran) dalam bentuk presentasi hasil kerja
siswa mengenai tugas yang diberikan ketika pembelajaran. Keenam, reflections
(refleksi) yang memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk berpikir
kembali tentang hasil kerja individu atau kelompok.4
Astuti menjelaskan implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran yang
meliputi lima tahapan, yaitu: Orientasi, pada tahap ini peserta didik
mendapat kesempatan untuk memerhatikan dan mengembangkan motivasi
terhadap topik materi pembelajaran; Elictasi, tahap ini adalah fase dimana
pendidik membantu siswa menggali ide-ide yang dimillikinya dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan atau
menggambarkan pengetahuan dasar atau ide siswa melalui gambar, tulisan
yang dipresentasikan kepada seluruh peserta didik; Rekonstruksi Ide, peserta
didik melakukan klarifikasi ide dengan cara mengontraskan idenya dengan ide
orang lain atau teman melalui diskusi; Aplikasi Ide, idea atau pengetahuan yang
telah dibentuk peserta didik perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi
yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan peserta didik lebih lengkap

3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), h. 27-28.
4
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
45-48.
9

bahkan lebih rinci; Review, fase ini memungkinkan peserta didik


mengaplikasikan pengetahuan pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi
gagasannya dengan menambah keterangan atau dengan cara mengubahnya
menjadi lengkap. Pada tahap akhir ini guru akan mengajukan kembali
pertanyaan sederhana yang telah diberikan pada kegiatan awal pembelajaran.
Kemudian siswa akan mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pengalaman
belajar yang telah diperoleh.5
Implementasi konstruktivisme dalam pembelajaran memiliki beberapa
karakteristik yaitu: 1) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan; 2) Belajar harus mempertimbangkan seoptimal
mungkin proses keterlibatan siswa; 3) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang
dari luar, melainkan dikonstruksi secara personal; 4) Pembelajaran bukanlah
transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi lingkungan
belajar; 5) Kurikulum bukanlah sekadar hal yang dipelajari, melainkan
seperangkat pembelajaran, materi dan sumber.6
Belajar merupakan kegiatan aktif dimana si subjek belajar membangun
sendiri pengetahuannya merupakan suatu pandangan dalam teori
konstruktivisme. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang
siswa pelajari. Maka di dalam pembelajaran yang berlandaskan
konstruktivisme, proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan
siswa selaku peserta didik merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Merupakan
prinsip penting untuk diketahui bahwa berpikir lebih bermakna dari pada
mempunyai jawaban yang benar atas sesuatu. Sehingga, peran guru dalam hal
ini adalah sebagai mediator dan fasilitator yang membantu optimalisasi belajar
siswa.7

5
Astuti Muh. Amin, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis
Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Sainsmat,
2012, h. 117-118.
6
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
Rosdakarya, 2012), cet. 3, h. 106.
7
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), cet. 22,
h. 38.
10

2. Model Project Based Learning


a. Pengertian Model Project Based Learning
Project Based Learning (PjBL) adalah metode mengajar dengan cara
mengorganisasikan bahan ajar sedemikian rupa sehingga merupakan
keseluruhan atau kesatuan yang bulat yang bermakna dan mengandung suatu
pokok masalah. Metode proyek sangat jarang digunakan oleh guru, karena
memang dalam prakteknya memerlukan persiapan yang cukup dan
pengerjaannya lama. Tetapi, metode ini memiliki keunggulan yang sangat
penting dan bermanfaat bagi siswa, yaitu membiasakan siswa bekerja ilmiah.8
Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.9 Project Based Learning
PjBL merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pertanyaan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang. Selain itu, siswa juga dituntut
untuk merancang, memecahkan masalah, melakukan investigasi, membuat
keputusan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara
mandiri.10
The Pacific Education Institute’s juga mendefinisikan PjBL sebagai model
yang melibatkan siswa dalam pembelajaran yang relevan dan berdampak
positif bagi masyarakat lokal dan ekosistem. Guru atau para mentor
memfasilitasi, siswa menggali sebuah sistem, mengajukan pertanyaan, melihat
masalah dalam sistem itu, menentukan solusi, rencana dan akhirnya
melaksanakan proyek. Selain itu, model ini memberikan sebuah kerangka kerja
yang memfasilitasi kurikulum yang terintegrasi, tindakan proyek yang

8
Zulfiani, op. cit., h. 107.
9
M. Taher, Implementasi Model Pembelajaran yang Relevan dengan Pendekatan Ilmiah
pada Kurikulum 2013, (Medan: Balai diklat Keagamaan Medan, 2014), h. 6.
10
John W. Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), h.1.
11

berorientasi lingkungan, dan kesempatan bagi para siswa untuk menunjukkan


prestasi siswa.11
Penekanan PjBL terletak pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk
desain, skema, karya tulis, karya seni, dan karya teknologi/prakarya.
Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerjasecara mandiri
maupun berkelompok dalam mengkostruksikan produk nyata.12
Ministry of Education Malaysia juga menganggap bahwa PjBL merupakan
model pembelajaran yang sangat berbeda daripada pembelajaran pada
umumnya dengan waktu belajar yang singkat, terisolasi, dan berpusat pada
guru. PjBL memiliki kegiatan dengan jangka waktu yang cukup,
interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan isu-isu dan praktik
dalam kehidupan. Selain itu, PjBL juga berisi tugas intelektual untuk
mengeksplorasi masalah yang kompleks. Hal ini akan mendorong pemahaman
yang benar tentang pengetahuan. Dalam PjBL, siswa mengeksplorasi,
membuat penilaian, menafsirkan, dan mensintesis informasi dalam cara yang
lebih bermakna.13
Project Based Learning menurut The George Lucas Educational
Foundation dalam Sabar Nurohman memiliki beberapa definisi sebagai
berikut: 1) PjBL merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki
adanya standar isi dalam kurikulum; 2) PjBL adalah model pembelajaran yang
menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan
penuntun; 3) PjBL merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta

11
Erica Baker. et al, Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st
Century, (Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), h. 1.
12
M. Taher, op. cit., h. 6.
13
Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning
Handbook “Educating the Millennial Learner”, (Kuala Lumpur: Communication and Training
Sector, 2006), h.3.
12

didik membuat jembatan yang menghubungkan antar berbagai subjek materi;


4) PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. 14
Model PjBL terdapat proses inquiry yang dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang
sedang dikajinya.
Peserta didik masing-masing memiliki gaya belajar yang berbeda, maka dari
itu PjBL memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap
peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun. Selain itu,
peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik melalui proses
menghubungkan antar berbagai subjek materi.
Project Based Learning (PjBL) merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal iniakan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Selain itu, model ini merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan
pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan
mensintesis informasi melalui cara yang bermakna.
Penjabaran di atas dapat diketahui bahwa PjBL atau pembelajaran berbasis
proyek adalah model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam
menemukan konsep pembelajaran. Pembelajaran ini difasilitasi oleh pengajar
dengan keterlibatan langsung oleh siswa dalam proses pembelajaran dan bukan
hanya sebagai penerima konsep yang diberikan oleh guru.

14
Sabar Nurohman, Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi
Scientific Method bagi Siswa Calon Guru Fisika, 2013, h. 7-8.
13

b. Karakterik Model Project Based Learning


Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang
inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-
kegiatan yang kompleks. Global Schoolnet dalam Sabar Nurohman
melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik
PjBl. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa PjBL adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Peserta didik
membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2) Adanya permasalahan
atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik; 3) Peserta didik mendesain
proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan; 4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk
mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5)
Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu; 6) Peserta didik secara berkala
melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7) Produk akhir
aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; 8) Situasi pembelajaran
sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.15
Karakteristik pembelajaran berbasis proyek didefinisikan oleh buck
Institute for Education, yaitu sebagai berikut : 1) Siswa membuat keputusan
dan membuat kerangka kerja; 2) Terdapat masalah yang pemecahannya belum
ditentukan sebelumnya; 3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil; 4)
Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan; 5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinyu; 6) Siswa secara
teratur melihat kembali apa yang dikerjakan; 7) Hasil akhir berupa produk dan
dievaluasi kualitasnya; 8) Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi
kesalahan dan perubahan.16
Karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek atau Project Based
Learning adalah yang ditunjukkan pada tabel 2.1 : 17

15
Ibid., h. 8-9,
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer:Suatu Tinjauan Konseprual
Operasional, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009) h.145.
17
I Wayan Santayasa, Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan
Orientasi NOS, Universitas Pendidikan Ganesha, 2006, h. 11.
14

Tabel 2.1 Karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek


ISI : Memuat I. 1. Masalah kompleks
gagasan yang 2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan
orisinil 3. Siswa berhadapan pada masalah yang tidak jelas
4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata
KONDISI: 1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat
Mengutamakan 2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien
otonomi siswa 3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri
4. Mensimulasikan kerja secara profesional
AKTIVITAS: 1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu
Investigasi 2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks
kelompok 3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan
kolaboratif orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru
4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan
masalah
5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan siswa
berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes
HASIL: Produk 1. Siswa menunjukan produk nyata berdasarkan hasil
nyata investigasi
2. Siswa melakukan evaluasi diri dan responsif terhadap
segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya
3. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen
pribadi, regulasi belajarnya.

Proyek dalam model ini dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik,
yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan
siswa atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal. Model ini memiliki
potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermakna bagi usia dewasa: siswa SMA, mahasiswa, atau
pelatihan tradisional untuk membangun keterampilan kerja.18 Dalam model

18
Ibid.
15

proyek ini, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, guru hanya
sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi
outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.

c. Prinsip-Prinsip Model Project Based Learning


Model PjBL memiliki beberapa prinsip diantaranya, yaitu: 1) Centrality
(keterpusatan); 2) Driving Question (pertnayaan penuntun); 3) Constructive
Investigation (investigasi konstruktif); 4) Autonomy (otonomi); 5) Realism
(realistis).19 Kerja proyek dalam model ini merupakan strategi pembelajaran
dan menjadi pusat kegiatan pembelajaran karena siswa mempelajari konsep
utama dari suatu pengetahuan melalui pengerjaan proyek. Proyek yang
dilakukan siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun
siswa untuk menemukan konsep mengenai topik tertentu. Aktivitas bekerja
menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada
diri siswa untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas.
Investigasi konstruktif dalam PjBL adalah suatu proses yang dilakukan
oleh siswa untuk merumusan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan
proyek. Investigasi konstruktif ini mendorong siswa untuk melakukan proses
pencarian dan pendalaman konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan
masalah atau proyek yang dihadapi. Siswa dalam mengerjakan proyek diberi
kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung
jawab terhadap apa yang dikerjakan. Kegiatan dalam model ini merupakan
proses pembelajaran yang nyata dan menggunakan dunia nyata sebagai sumber
belajar siswa, bukan dibuat-buat dan solusinya dapat diterapkan di lapangan.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tidak semua kegiatan
pembelajaran yang aktif dan melibatkan proyek dapat disebut model PjBL.
Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai model pembelajaran berbasis
proyek harus mempunyai lima prinsip yaitu a) prinsip centrality, yang berarti
19
Elvi Sukesih, “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK Pokok Bahasan Penggunaan Dasar
Internet/Intranet di SMPN 1 Kaliwungu”, 2015, h. 34-35, (http://lib.unnes.ac.id) diakses pada 8
Mei 2017.
16

kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum, b) prinsip driving question


yaitu pembelajaran yang berawal dari suatu pertanyaan yang memotivasi siswa
dan menumbuhkan kemandirian siswa, c) prinsip constructive investigation,
yaitu pembelajaran yang harus mampu mengkonstruksi pengetahuan siswa, d)
prinsip autonomy, yaitu pembelajaran yang mampu menumbuhkan
kemandirian siswa dalam proses pembelajaran, dan e) prinsip realism, yaitu
pembelajaran yang menggunakan dunia nyata sebagai sumber belajar siswa.

d. Pelaksanaan Project Based Learning


Pelaksanaan PjBL atau pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan
untuk semua bidang studi. Langkah-langkah pembelajaran dalam PjBL
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation dalam Sabar Nurohman terdiri dari: 1) Start With the Essential
Question (dimulai dengan pertanyaan); 2) design a Plan for the Project (desain
untuk perencanaan proyek); 3) Create a Schedule (menyusun jadwal); 4)
Monitor the Students and the Progress of the Project (mengawasi dan melihat
kemajuan proyek); 5) Assess the Outcome (penilaian); 6) Evaluate the
Experience (evaluasi). 20
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat
relefan untuk para peserta didik.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

20
Sabar Nurohman, op. cit., h. 10-12.
17

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas


dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain; 1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian
proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing peserta didik ketika siswa membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatu cara.
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar
berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat siswam keseluruhan
aktivitas yang penting.
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
Akhir dari proses pembelajaran PjBL, pengajar dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap
ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Tahapan PjBL dapat dijelaskan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini:21

21
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik: Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 183-185.
18

Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Project Based Learning


Tahap Kegiatan Guru
Mengajukan pertanyaan esensial Guru merumuskan pertanyaan esensial
atau pertanyaan penting dengan memperhatikan bahwa
pertanyaan yang diajukan dapat
melibatkan peserta didik untuk belajar,
bersifat terbuka, dan sejalan dengan
tujuan pembelajaran
Membuat perencanaan Guru mengarahkan peserta didik untuk
memilih aktivitas yang sesuai dan
memastikan agar proyek dapat
dikerjakan berdasarkan ketersediaan
bahan dan sumber belajar yang ada
Membuat penjadwalan Guru mengarahkan peserta didik untuk
membuat penjadwalan dalam
mengerjakan proyek, peserta didik
diminta menetapkan waktu untuk
pengerjaan proyek secara rasional, guru
memberikan arahan jika tahapan
pengerjaan tersebut tidak sesuai dengan
yang seharusnya dilakukan
Mengawasi (monitor) kemajuan Guru melakukan monitoring terhadap
belajar pelaksanaan proyek sesuai dengan
tahapan yang telah disepakati
Tahap Kegiatan Guru
Melakukan penilaian Guru menilai hasil proyek. Penilaian
dalam Project Based Learning
mencakup penilaian penguasaan peserta
didik terkait topic pembelajaran
19

Senada dengan yang diungkapkan The George Lucas Educational


Foundation, Stienberg pun mengajukan 6 Strategi dalam mendesain suatu
proyek yang disebut dengan The Six A’s of Designing Project. Langkah-
langkahnya seperti yang dikutip oleh wena seperti pada tabel 2.3 di bawah
ini:22

Tabel 2.3 Enam Tahapan Mendesai Proyek


Langkah-
Pertanyaan penuntun
langkah

Keautentikan  Apakah proyek tersebut mengacu pada permasalahan yang


bermakna bagi siswa?
 Apakah masalah tersebut mungkin secara nyata dapat
dikerjakan oleh siswa?
 Apakah siswa dapat menciptakan atau menghasilkan
sesuatu, naik secara pribadi maupun kelompok diluar
lingkungan sekolah?
Ketaatan  Apakah proyek tersebut dapat membantu atau
terhadap nilai mengarahkan siswa untuk memperoleh dan menerapkan
akademik pokok pengetahuan dalam satu atau lebih disiplin ilmu?
 Apakah proyek tersebut dapat/mampu memberi tantangan
pada siswa untuk menggunakan strategi-strategi penemuan
(ilmiah) dalam satu atau lebih disiplin ilmu? (contoh:
Berfikir dan bekerja seperti ilmuan).
 Apakah siswa dapat mengembangkan keterampilan dan
keniasaan berfikir tingkat tinggi? (contoh: pencarian fakta;
memandang suatu masalah dari berbagai sudut).
Belajar pada  Apakah kegiatan belajar yang dilakukan siswa berada
dunia nyata dalam konteks permasalahan semi terstruktur, mengacu
pada kehidupan nyata, dan bekerja/berada pada dunia
lingkungan luar sekolah?
 Apakah proyek dapat mengarahkan untuk menguasai dan
menggunakan unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam
organisasi kerja yang menuntut persyaratan tinggi? (kerja
tim; menggunakan teknologi yang tepat; pemecahan
masalah dan komunikasi)
 Apakah pekerjaan tersebut menpersyaratkan siswa untuk
mampu melakukan pengembangan organisasi dan
mengelola keterampilan pribadi?

22
Made Wena, op. cit., h.151-153.
20

Langkah-
Pertanyaan penuntun
langkah

Aktif meneliti  Apakah siswa menggunakan seluruh waktu secara


signifikan untuk mengerjakan bidang utama
pekerjaannya?
 Apakah proyek tersebut mempersyaratkan siswa untuk
mampu melaukan penelitian nyata, dan menggunakan
berbagai macam strategi, media dan berbagai sumber
lainnya?
 Apakah siswa diharapkan dapat/mampu untuk
berkomunikasi tentang apa yang dipelajari, baik melalui
presentasi maupun unjuk kerja?
Hubungan  Apakah siswa menemui dan mengamati (belajar dari)
dengan nilai teman/orang sebaya (desawa) yang memiliki pengalaman
dan kecakapan yang relevan?
 Apakah siswa berkesempatan bekerja/berdiskusi secara
teliti dengan paling tidak seorang teman?
 Apakah orang dewasa (diluar siswa) dapat bekerja sama
dalam merancang dan menilai hasil kerja siswa?
Penialaian  Apakah siswa dapat merefleksi secara berkala proses
belajar yang dilakukannya dengan menggunakan kriteria
proyek yang jelas, yang kiranya dapat membantu dalam
menentukan kinerjanya?
 Apakah orang luar dapat membantu siswa
mengembangkan pengertian tentang standar kerja dunia
nyata dalam suatu jenis pekerjaan?
 Apakah ada kesempatan secara reguler untuk menilai kerja
siswa, terkait dengan strategi yang digunakan, termasuk
melalui pameran dan portofolio.
21

The Pacific Education Institute memberikan contoh tahapan PjBL dalam


pelajaran biologi bab ekosistem adalah sebagai berikut:23
Tabel 2.4 Tahapan Project Based Learning pada Konsep Ekosistem
Tahapan Pembuatan Proyek Kegiatan Guru

Tahap 1:Menggambarkan ekosistem


Menggambarkan keadaan lingkungan, keadaan
tanah, dan bagaimana kondisi ekosistem dan
bagaimana interaksinya dengan sistem yang
lebih besar.
Tahap 2:Mendefinisikan masalah
Identifikasi masalah yang ada pada ekosistem
setempat, misalnya ekosistem sekolah.
Tahap 3:Menemukan masalah penelitian Guru Membimbing Siswa
Mendapat pengetahuan lebih dalam mengenai Mencari Masalah yang Ada
masalah dan dapat mengukur kriteria apa saja
yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi
masalah.
Tahap 4:Mengerti para pemangku kepentingan
Mengidentifikasi perspektif, kepentingan dan
psisi kelompok utama dan individu yang
mungkin terkena pengaruh dari masalah dan
solusi yang dipakai.
Tahap5:Menentukan Solusi
Menentukan penanganan masalah dan
mempertimbangkan hubungan penanganan
Membimbing Siswa dalam
masalah dengan para pemangku kepentingan,
Pelaksanaan Proyek
keterbatasan dan skill yang dipunyai.

Tahap6: Mengatur Rencana

23
Erica Baker, et.al. op. cit,., h. 4
22

Tahapan Pembuatan Proyek Kegiatan Guru

Bekerja bersama untuk mengembangkan dan


menyelesaikan masalah. Dimulai dari mengidentifikasi
sumber daya , dan langkah-langkah untuk pelaksanaan.
Tahap7:Melaksanakan Rencana
Melaksanakan rencana, dan menyimpan
catatan proses dan hasil.
Tahap8:Meringkas, evaluasi dan refleksi
Menilai dan Mengevaluasi
Evaluasi, refleksi dan mengkomunikasikan hasil
Presentasi Siswa
dari proyek.

e. Keuntungan Model Project Based Learning


Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek memiliki
beberapa keuntungan, antara lain: 1) Increased motivation; 2) Increased
problem-solving ability; 3) Improved library research skills; 4) Increased
collaboration; 5) Increased resource-management skill. 24 Pembelajaran berbasis
proyek dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa lebih bergairah
dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran berkurang.
Pembelajaran berbasis proyek mengisyaratkan siswa harus mampu secara
cepat memperoleh informasi, maka keterampilan mencari dan mendapatkan
informasi akan meningkat. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan
komunikasi. Lingkungan belajar dalam model ini dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Project Based Learning yang diimplementasikan secara baik memberikan
kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.

24
Made Wena, Op. cit., h.147-148.
23

f. Perbedaan Penekanan Project Based Learning dan Pembelajaran


Tradisional
Menurut Buck Institute For Education yang dikutip oleh wena, terdapat
perbedaan antara pembelajaran tradisional dan pembelajaran proyek.25
Tabel 2.5 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan
Pembelajaran Berbasis Proyek
Aspek Penekanan Pembelajaran Penekanan Pembelajaran
Pendidikan Tradisional Berbasis Proyek

Cakupan isi Kedalaman Pemmahaman


Penguasaan konsep dan
Pengetahuan tentang fakta
prinsip
Fokus Kurikulum
Pengembangan
Belajar keterampilan
keterampilan pemecahan
“Building-block” dalam isolasi
masalah
Mengikuti urutan kurikulum
Mengikuti minat siswa
secara ketat
Unit-unit besar terbentuk
Lingkup dan Berjalan dari blok ke blok atau
dari problem dan isu yang
urutan unit ke unit
kompleks
Meluas, fokus,
Memusat, berbasis disiplin
interdisipliner
Penyedia sumber belajar
Penceramah dan direktur
dan partisipan di dalam
Peranan guru pembelajaran
kegiatan belajar
Ahli Pembimbing/partner
Produk Proses dan produk
Skor tes Pencapaian yang nyata
Fokus pengukuran
Membandingkan dengan yang Unjuk kerja yang standar
lain dan kemajuan dari waktu

25
Ibid., h. 149-151.
24

Aspek Penekanan Pembelajaran Penekanan Pembelajaran


Pendidikan Tradisional Berbasis Proyek

ke waktu
Reproduksi informasi Demonstrasi pemahaman
Langsung sumber asli,
bahan-bahn tercetak,
Teks, ceramah, dan presentasi
Bahan-bahan interview, dokumen dan
pemblajaran lain-lain
Kegiatan dan latihan Data dan bahan
dikembangkan guru dikembangkan siswa
Penggunaan Pendukung, poriferal Utama, integral
Diajalankan guru Diarahkan siswa
Kegunaan untuk
Teknologi Kegunaan untuk perluasan memperluas presentasi
presentasi guru siswa atau penguatan
kemampuan siswa
Siswa bekerja dalam
Siswa bekerja sendiri
kelompok
Siswa kompetisi satu dengan Siswa kolaboratif satu
yang lainnya dengan yang lainnya
Konteks Kelas
Siswa mengonstruksi
Siswa menerima informasi berkonstribusi, dan
guru melakukan sintesis
informasi
Melakukan kegiatan belajar
Menjalankan perintah guru yang diarahkan oleh diri
sendiri
Peranan siswa
Pengkaji, integrator, dan
Pengingat dan pengulang fakta
penyaji ide
Pembelajar menerima dan Siswa menentukan tugas
25

Aspek Penekanan Pembelajaran Penekanan Pembelajaran


Pendidikan Tradisional Berbasis Proyek

menyelesaikan tugas-tugas siswa sendiri dan bekerja


laporan pendek secara independen dalam
waktu yang besar
Tujuan jangka Pengetahuan tentang fakta, Pemahaman dan aplikasi
pendek istilah dan isi. ide dan proses kompleks
Luas pengetahuan Dalam pengetahuan
Lulusan yang berwatak dan
Tujuan jangka Lulusan yang memiliki
terampil mengembangkan
panjang pengetahuan yang berhasil
diri, mandiri, dan belajar
pada tes standar pencapaian
sepanjang hayat

3. Konsep Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah.26 Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.27
Belajar menurut pengertian secara psikologis merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar sebagai proses
menciptakan hubungan antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetauan
yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1)
penciptaan hubungan, (2) pengetahuan yang sudah dipahami, dan (3) pengetahuan
yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang
benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua

26
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), h. 2-3.
27
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2.
26

pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. 28 Berdasarkan beberapa


definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar menyebabkan
perubahan pengetahuan pada diri seseorang.

b. Bentuk-bentuk Belajar
Belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Selain definisi tentang belajar tersebut,
Gagne mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar yang dapat membantu
untuk memahami konsep belajar pada diri peserta didik, yaitu: 1) Belajar
Responden; 2) Belajar Kontiguitas; 3) Belajar Operant 4) Belajar Observasional
5) Belajar Kognitif. 29
Salah satu bentuk belajar disebut belajar responden. Dalam belajar semacam
ini, suatu respon dikeluaran oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Bentuk belajar
semacam ini kerap kali terjadi tanpa disadari oleh siswa sehingga sulit bagi siswa
untuk memahami bagaimana respon-respon tertentu diperoleh. Seorang gutu yang
meneliti peristiwa-peristiwa beajar dengan model belajar responden mungkin
dapat menolong para siswa memahami perasaan siswa, mencapai hasil-hasil
belajar yang lebih memuaskan, dan mencegah siswa dari belajar respons-respons
yang tidak diinginkan. Syarat terjadinya belajar responden adalah pemasangan
stimulus tak terkondisi dan stimulus terkondisi.
Belajar kontiguitas atas asosiasi dekat sederhana antara suatu stimulus dan
suatu respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku. Kekuatan
belajar kontiguiras sederhana dapat dilihat bila seseorang memberikan respons
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap.
Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang
banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk belajar ini disebut
terkondisi operant sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa
dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme beropreasi
terhadap lingkungan. Berbeda dengan belajar responden, perilaku operant tidak
28
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rhineka Cipta,
2010), cet. 5, h. 2.
29
Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 4-7.
27

memiliki stimulus fisiologis yang dikenal. Perilaku operant tidak dikeluarkan,


tetapi dipancarkan, dan konsekuensi atas prilaku itu bagi organisme merupakan
variabel yang penting dalam belajar operant. Perilaku yang mengalami penguaran
mempunyai kecenderungan untuk meningkat dalam hal frekuensi, besarnya, atau
probibilitas terjadinya.
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat belajar
dengan mengamati orang lain melakukan hal yang akan dipelajari, Oleh karena itu
perlu diperlihatkan agar anak-anak lebih banyak diberi kesempatan untuk
mengamati model-model prilaku yang baik atau yang diinginkan dan mengurangi
kesempatan-kesempatan untuk melihat prilaku-prilaku yang tidak baik.
Pendekatan kognitif tentang belajar memusatkkan pada proses perolehan
konsep dalam sifat konsep dan bagaimana konsep itu disajikan dalam struktur
kognitif. Walaupun para teoritis kognitif memikiran kondisi yang memperlancar
pembentukan konsep, penekanan siswa ialah pada proses internal yang digunakan
dalam belajar konsep.

c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menurut Gagne yang dikutip
Agus, hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal; 2) Kemampuan intelektual; 3)
Strategi kognitif; 4) Keterampilan motorik; 5) Sikap. 30
Informasi verbal merupakan kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupum penatapan aturan. Sedangkan
kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis – sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip

30
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), h. 5-6.
28

keilmuan. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas


kognitif yang bersifat khas.
Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah. Keterampilan motorik merupakan kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani. Sedangkan Sikap adalah kemampuan
menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan
itu di upayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Perubahan perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal. Setiap proses
belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada domain tertentu pada diri siswa,
tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan.31
Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti
bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa
dan proses mengajar guru.32 Pengalaman belajar memberikan pengaruh terhadap
meningkatnya kemampuan siswa.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguaasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut, diperlukan serangkaian pengukuran.
Pengukuran tersebut harus menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi
syarat. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya. Dari beberapa pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah bertambahnya kemampuan siswa dalam
memahami sesuatu, dan hal itu bersifat permanen.
Pencapaian hasil belajar yang diperoleh setiap siswa harus melalui berbagai
proses. Kemampuan yang dicapai dari hasil belajar distimulasi oleh lingkungan
31
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), cet. 3, h.34.
32
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. 15, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 65.
29

dan proses kognitif siswa. Lima kategori hasil belajar menurut gagne adalah
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketempilan
motoris. Hasil belajar tipe kognitif yang diklasifikasikan dalam taksonomi Bloom
dibagi menjadi enam jenjang kemampuan, yaitu pengetahuan/ingatan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).33
Tipe kognitif dapat digambarkan sebagai berikut:

Mencipta
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Memahami
Mengingat

Gambar 2.1 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom Edisi Revisi)34

Terkait adanya revisi pada taksonomi bloom, jika pada taksonomi yang
lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah
(Pengetahuan), pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah dari
dimensi proses kognitif. Dalam taksonomi hasil belajar kognitif, bloom membagi
dan menyusun secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif dibagi menjadi enam
tingkat, makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat
mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.
Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi
proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan proses kognitif
merupakan kata kerja. Dalam hal ini dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat
macam dimensi, yaitu: 1) Pengetahuan faktual; 2) Pengetahuan konseptual; 3)
Pengetahuan prosedural; 4) Pengetahuan metakognitif.35

33
Ibid.
34
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.4, (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2011), h. 129.
35
Ari Widodo, “Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”, Buletin
Puspendik, Vol. 3, No, 2, 2006, h. 2.
30

Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang berupa potongan-


potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu
disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi
tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu pengetahuan tentang
terminologi (knowledge of terminology) dan pengetahuan tentang bagian detail
dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element).
Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan yang menunjukkan saling
keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan
semuanya berfungsi bersama-sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema,
model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam
pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori,
pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori,
model, dan sruktur.
Pengetahuan prosedural berkaitan dengan pengetahuan tentang bagaimana
mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali
pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti
dalam mengerjakan suatu hal tertentu.
Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang mencakup
pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.
Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan
perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin
banyak tahu tentang kognisi, dan apabila siswa dapat mencapai hal ini maka siswa
akan lebih baik lagi dalam belajar.
Secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif merupakan
ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif
terdapat 6 jenjang proses berfikir yaitu: 1) Hafalan (C1); 2) Pemahaman (C2); 3)
Penerapan (C3); 4) Analisis (C4); 5) Sintesis (C5); 6) Evaluasi.36

36
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 15-17.
31

Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta,


konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Jenjang pemahaman meliputi
kemampuan menangap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat
menafsirkan bagan, diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal
kedalam rumusan sistematis atau sebaliknya. Meramalkan berdasarkan
kecenderungan tertentu serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan
kata-kata sendiri. Sedangkan penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip,
aturan , metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi konkrit.
Kemampuan analisis adalah jenjang analisi meliputi kemampuan
menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi kompnen-komponennya
sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut
menjadi jelas. Sintesis adalah kemampuan untuk menintegrasikan bagian-bagian
yang terpisah-terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk
kedalamnya kemampuan merancanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan
praktikum, artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk menglasifikasikan
obyek-obyek, peristiwa, dan informasi. Kemampuan pada jenjang evaluasi adalah
kemampuan untuk mempertimbangan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, antara lain: 1) Faktor internal siswa; 2) Faktor
eksternal siswa; 3) Faktor pendekatan belajar. 37
Faktor internal siswa yang dapat mempengaruhi belajar terdiri atas faktor
fisiologis (jasmaniah), faktor psikologis (rohaniah), dan faktor kelelahan. Faktor
tersebut berasal dari diri siswa sendiri. Aspek fisiologis/jasmaniah meliputi
kondisi dan kesehatan jasmani siswa. Untuk mempertahankan kebugaran siswa,
siswa dianjurkan mengkonsumsi manakan dan minuman bergizi. Selain itu siswa
juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin
terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Aspek psikologis dapat

37
Slameto, op. cit., h. 54-59.
32

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Faktor-faktor


psikologis (rohaniah) siswa pada umumnya yang dianggap essensial adalah
tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa. 38
faktor eksternal juga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor
tersebut meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Lingkungan di sekolah seperti guru, tenaga kependidikan (kepala sekolah beserta
wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa. Para guru yang selalu memperlihatkan sikap dan perilaku yang
baik, maka hal ini dapat menjadi daya dorong yang positif bagi siswa. Faktor
lingkungan keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar. Karena siswa lebih
banyak menghabiskan waktunya di rumah. Dari keluarga mendidik, relasi
keluarga, suasana keluarga hingga keadaan ekonomi keluarga pun berpengaruh.
Faktor lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap hasil siswa. Pengaruh itu
terjadi karena siswa dalam masyarakat.
Faktor pendekatan belajar, berupa usaha belajar siswa yang mencakup
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi-materi
pelajaran. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang
direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
belajar tertentu. Dalam hal ini, siswa yang terbiasa menggunakan pendekatan
belajar deep, yakni memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak
membaca dan diskusi, sangat mungkin memiliki peluang untuk meraih prestasi
belajar yang lebih baik, bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan
pendekatan belajar surface. Pendekatan pembelajaran surface yakni tidak
memaksimalkan belajar dan minat belajar hanya datang dari luar, misalnya takut
mendapat nilai buruk.39

38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 14, h. 130-136.
39
Ibid., h. 136.
33

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian N. Yahya yang berjudul “model pembelajaran berbasis proyek
berbantuan media kultur jaringan untuk meningkatkan aktivitas dan Kreativitas
siswa kelas XII IPA2 Sma Negeri 1 Bangsri” menyatakan bahwa Model
pembelajaran berbasis proyek berbantuan media kultur jaringan dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas XII IPA2 SMA Negeri 1
Bangsri.40
Penelitian lain yang dilakukan oleh M. N. Hayati dan rekan-rekan yang
berjudul “pengembangan pembelajaran IPA SMK dengan model kontekstual
berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains
siswa” menyatakan bahwa perangkat pembelajaran IPA dengan model kontekstual
berbasis proyek yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif
siswa, yaitu dari rata-rata pretest 58,33 meningkat pada saat posttest 81,39 dan
ketuntasan klasikal adalah 92% atau 33 dari 36 siswa telah tuntas.41
Penelitian yang dilakukan oleh Rinta doski yance, dan rekan-rekan dalam
jurnalnya yang berjudul “Pengaruh penerapan model Project Based Learning
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh
Kabupaten Tanah Datar” menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan
model Project Based Learning memberikan dampak positif terhadap siswa dari
ketiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang dapat diamati dari diri
siswa selama pembelajaran berlangsung.42
Penelitian yang dilakukan oleh IB. Siwa dan rekan-rekan dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia Terhadap
Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”. Dengan
Menggunakan pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL)

40
N. Yahya, Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Media Kultur Jaringan
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Kelas XII IPA2 SMA Negeri 1 Bangsri,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 3, 2014.
41
M. N. Hayati, pengembangan pembelajaran IPA SMK dengan model kontekstual
berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol 2, 2013.
42
Rinta Doski Yance, Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar, Jurnal Pillar
of Physics Education, Vol 1, 2013, h. 53.
34

dalam pembelajaran kimia pada materi laju reaksi dan kesetimbangan kimia
menghasilkan rata-rata hasil belajar keterampilan proses sains pada kelas
eksperimen 79,59 sedangkan pada kelas kontrol 74,29.43

C. Kerangka Berpikir
Bidang studi Ilmu pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan diarahkan dengan strategi
inkuiri, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA berkaitan dengan pembeljaran
yang bersifat sistematis. Pembelajaran IPA berisi tentang suatu proses penemuan
yang melibatkan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar merupakan suatu cara bagaimana
siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri terkait materi yang akan siswa
pelajari. Dengan praktik seperti ini, siswa dapat lebih memahami materi tersebut
dan kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan pola
pembelajaran yang mengarah pada student-centered maka penggunaan model
PjBL mempunyai keunggulan tersendiri.
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu inovasi pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk lebih aktif dan mengalami pengalaman langsung dalam
mendapatkan konsep pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek atau Project
Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan peserta
didik menjembatani berbagai subjek pelajaran dengan menggunakan eksperimen
secara kolaboratif. Berbeda dengan model pembelajaran yang konvensional, yang
biasanya siswa lebih pasif. Dalam model proyek ini, siswa menjadi terdorong
lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi

43
IB Siwa, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia Terhadap
Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa, E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013.
35

produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil
proyek yang dikerjakan.
Model pembelajaran berbasis proyek ini memberikan latihan kepada siswa
dalam menangani masalah yang ada disekitar, yang kemudian akan berguna untuk
siswa dimasa mendatang dalam menghadapi kehidupan nyata. Berbeda dengan
model pembelajaran konvensional yang jarang bersentuhan langsung dengan
keadaan sekitar dan jarang memecahkan masalah, yang mengakibatkan siswa
akan kesulitan dalam memecahkan masalah dikemudian hari, kecuali siswa
mempelajarinya diluar pembelajaran yang belum tentu semua siswa dapat
mengalaminya.
Tahapan-tahapan pada pembelajaran berbasis proyek mampu untuk
mengembangkan berbagai aspek. Hal ini dapat dilihat dari tahapan proyek yang
dapat dilakukan oleh siswa, dimulai dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh
siswa yang bertujuan untuk merangsang siswa agar peka terhadap lingkungan
sekitar siswa. Tahapan-tahapan lain pun memberikan pengalaman siswa untuk
lebih peka terhadap lingkungan dan siswa pun dituntut untuk berfikir tingkat
tinggi untuk memecahkan masalah yang ada.
Tahapan pembuatan proyek pun siswa diharuskan untuk mengembangkan
imajinasi yang siswa punya untuk mengembangkan dan menghasilkan proyek
yang dapat mengatasi permasalahan yang ada.
Pada tahap akhir pembuatan proyek, siswa dituntut untuk dapat
mengevaluasi, menganalisis dan menyimpulkan. Proses pembelajaran biologi
selama ini memang belum dapat mencapai hasil pembelajaran yang memuaskan
dan belum dapat membantu siswa untuk mempunyai pengalaman lebih dalam
belajar. Namun penggunaan model pembelajaran Project Based Learning ini
dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan pengalaman siswa
dalam belajar yang akhirnya dapat membantu siswa dalam bersaing dikemudian
hari. Sehingga hasil belajar siswa yang menggunakan model PjBL akan lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang masih menggunakan cara atau metode
konvensional. Dengan demikian penggunaan model PjBL diharapkan dapat
36

memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Secara ringkas
kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Pembelajaran di kelas masih dilakukan dengan menggunakan metode


ceramah yang dibantu dengan power point

Proses pembelajaran di kelas dinilai monoton

Kurangnya variasi dalam penggunakan metode pembelajaran,


cenderung teacher centered. Siswa tidak dapat mengungkapkan ide
baru

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pembelajaran dengan model Project Pembelajaran dengan observasi,


Based Learning diskusi dan ceramah

Hasil Belajar Biologi

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan model project
based learning terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep ekosistem.
BAB III
Metodologi Penelitian

A. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di MAN 13 Jakarta pada kelas X (sepuluh) di
semester genap tahun ajaran 2015/2016.

B. Metode dan Desain


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Metode ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Sedangkan desain kuasi eksperimen yang dipilih adalah
nonequivalent control group design. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada desain ini dipilih tidak secara random.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :
X1 : perlakuan kelas dengan project based learning
X2 : perlakuan kelas dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
O1 : pemberian pretest
O2 : pemberian posttest

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah jumlah atau kumpulan dari keseluruhan objek penelitian
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu
penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 13 Jakarta
tahun ajaran 2015-2016. Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), Cet. 23, h.77-79.
2
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 6, h.
118.

37
38

diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.3 Sampel dalam penelitian ini


adalah kelas X MAN 13 Jakarta. Penentuan sampel untuk dijadikan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan sampling purposive.
Sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel yang digunakan
dalam penelitian dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam
pengambilan sampelnya.4 Penetapan sampel berdasarkan hasil diskusi dengan
guru mata pelajaran Biologi Kelas X MIA di MAN 13 Jakarta Selatan dengan
pertimbangan bahwa kedua kelas (X MIA-1 dan X MIA-3) memiliki kemampuan
akademik yang tidak jauh berbeda. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
yaitu kelas X MIA-1 sebagai kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya
diterapkan model pembelajaran project based learning (PjBL), sedangkan kelas X
MIA-3 sebagai kelas kontrol diberikan pengajaran dengan menggunakan metode
berupa ceramah, diskusi dan tanya jawab.

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variable bebas (independen) dan
variable terikat (dependen). Variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) : project based learning
Variabel Terikat (Y) : hasil belajar siswa

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes
dan non tes (observasi).

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan
ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di

3
Ibid., h. 121.
4
Sugiyono, op.cit., h. 85.
39

lapangan.5 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar,
LKS dan lembar observasi.
Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6 Tes dalam penelitian ini
meliputi pretes dan postes. Pretes adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum diberi perlakuan (kegiatan
pembelajaran). Sedangkan postes adalah tes yang dilakukan setelah dilakukannya
kegiatan pembelajaran untuk melihat hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan.
Obeservasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dalam suatu
penelitian dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berjalan. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa kegiatan cara guru mengajar, siswa
belajar, dan sebagainya. Pedoman obsevasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati yang dalam prosesnya pengamat memberi
tanda pada kolom tempat peristiwa muncul.7

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Aspek Kognitif
Indikator Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Mendeskripsikan
ekosistem dan
1, 2,
satuan 5 6
3, 4, 6
penyusunnya.

Mengidentifikasi
Rantai makanan
dan jarring- 7, 12 11 8, 10 9 6
jaring makanan

5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), h. 75.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, h. 193.
7
Ibid., h. 200.
40

Aspek Kognitif Soal


Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan
13,
Interaksi Dalam 16 14 18 6
15, 17
Ekosistem
Menjelaskan
daur 19, 23 21, 22 20 5
biogeokimia
Mengidentifikasi
masalah yang
25 24 2
terjadi dalam
ekosistem.
Total 25

Instrumen yang diuji untuk penelitian ini berjumlah 50 soal. Hasil uji
validasi didapat bahwa soal yang valid yang dapat digunakan untuk penelitian
adalah 27 soal. Selanjutnya hanya dipilih 25 soal supaya memudahkan dalam
proses penilaian.

G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen penelitian yang baik dapat dihasilkan melalui pengujian terlebih
dahulu terhadap responden, dalam hal ini responden yang berada di luar sampel
yang telah ditetapkan. Setelah diujicoba, instrumen diukur tingkat validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda, sehingga dapat dipertimbangkan
apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.
1. Uji Validitas
Validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur.8 Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Dengan
demikian validitas menunjukan sejauh mana alat ukur tersebut memenuhi
fungsinya.

8
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet. 9, h. 170.
41

Perhitungan validitas menggunakan rumus koefisien korelasi product


moment sebagai berikut:9

RXY

Keterangan:
RXY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : banyaknya sampel
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
∑X2 : jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian skor item dan skor total

Hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal pilihan ganda sebanyak 50
butir soal, didapatkan 27 butir soal valid dan kemudian hanya dipilih 25 butir soal.

2. Uji Realibilitas
Reliabilitas merujuk pada konsistensi daru suatu pengukuran. Artinya,
bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke yang lainnya.10
Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil dari pengukuran dapat dipercaya dan
konsisten. Reliabilitas soal penelitian ini adalah 0,68.
Penghitungan koefisien reliabilitas, dapat menggunakan rumus KR-20
sebagai berikut:11

Keterangan:
rii : koefisien reliabilitas tes
n : jumlah butir tes
S2 : varian skor tes soal
p : proporsi jawaban benar pada sebuah butir tes
q : proporsi jawaban salah pada sebuah butir tes

9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h.92.
10
Kusaeri Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), h. 82.
11
Kusaeri Suprananto, op.cit., h. 89.
42

3. Uji Tingkat Kesukaran


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu
sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus
untuk menghitung tingkat kesukaran:12

Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar
N : jumlah peserta tes

4. Pengujian Daya Pembeda


Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Cara menentukan daya beda digunakan
rumus: 13

Keterangan:
D : indeks daya beda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
N : jumlah peserta tes

H. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji-t,
kemudian data yang diperoleh melalui instrument diolah dan dianalisis dengan

12
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 222-223.
13
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.104.
43

maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji


hipotesis.

1. Uji Prasyarat Hipotesis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Lilliefors dengan rumus:14
Lo = F (Zi) – S (Zi)

Keterangan :
Lo : harga mutlak terbesar
F (Zi) : peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku

Jika Lhitung< Ltabel, maka H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal.
Sebaliknya Lhitung> Ltabel, maka H0 ditolak yang berarti data tidak berdistribusi
normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan.
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher
dengan rumus:15

Keterangan :
F = Uji fisher
2
S1 = Variansi Terbesar
S22 = Variansi terkecil

Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian


adalah jika F hitung < F tabel maka Ho diterima yang berarti varians kedua
14
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2002), Cet. 2, h. 466-467.
15
Ibid., h. 249.
44

populasi homogen. Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen.

c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan
α=0,05. Uji-t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model
project based learning terhadap hasil belajar siswa. Uji-t dihitung dengan
rumus:16

t=

keterangan:
t : uji hipotesis
x1 : rata-rata kelas eksperimen
x2 : rata-rata kelas kontrol
S : nilai varians gabungan
n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah sampel kelompok kontrol

Kriteria hipotesis uji-t untuk menganalisis data dalam penelitian adalah jika
thitungttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh
penggunaan model project based learning terhadap hasil belajar siswa. Jika
thitung<ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh
penggunaan model project based learning terhadap hasil belajar siswa.

2. Uji N-Gain
N-Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Setelah diperoleh
data nilai pretes dan postes tiap siswa, kemudian dilakukan penghitungan N-Gain
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh setelah kegiatan
pembelajaran. Uji N-Gain dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:17

16
Sugiono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.138.
17
Yanti Herlanti, “Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains”, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h. 71, tersedia melalui
http://dhetik.weebly.com diunduh pada tanggal 2 Mei 2017.
45

N-Gain =

dengan kategori perolehan Gain adalah:18


g tinggi : nilai (<g>) 0,70
g sedang : nilai 0,70 > (<g>) > 0,30
g rendah : nilai (<g>) < 0,30

3. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho = maka HO diterima, Ha ditolak
Ha = maka Ha diterima, Ho ditolak

Keterangan:
Ho : hipotesis nol
H1 : hipotesis alternatif
: nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakkan model
pembelajaran berbasis proyek.
: nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakkan model saintifik.

18
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, 1999, h. 1, tersedia melalui
www.physics.indiana.edu diunduh pada tanggal 2 Mei 2017.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Data hasil belajar biologi diambil dari 73 siswa MAN 13 Jakarta, kelas X
Semester 2 tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 37 siswa kelas eksperimen
dan 36 siswa kelas kontrol.

1. Perbandingan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan


Kelas Kontrol

Perlakuan yang berbeda diberikan pada kedua kelas selaku kelas yang
menjadi sampel penelitian. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dan kelas kontrol dengan
pembelajaran kontekstual didapatkan perbedaan nilai pada kedua kelas. Kelas
eksperimen (diberi tugas mengerjakan proyek) memiliki rentang nilai sebesar
36, dengan nilai minimum yaitu 76 dan nilai maksimum sebesar 96. Dilihat
dari Tabel 4.1 setelah diberikan perlakuan yang berbeda setiap kelas, terdapat
perbedaan yang cukup besar antara nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan
eksperimen.

Tabel 4.1
Perbandingan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

N 36 37 36 37

Nilai Min 32 36 72 76

Nilai Max 56 72 96 96

Rentang 24 36 24 20

46
47

Statistik Pretest Posttest


Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Mean 45,02 55,33 84,62 88,5

Median 54,5 54 90,7 93,5

Modus 43,6 49,21 85,2 87,3

Standar 6,689 9,19 15,83 5,773


Deviasi

Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai pretest di kedua kelas
(kontrol dan eksperimen) tidak jauh berbeda. Nilai terendah di kelas kontrol
sebesar 32 dan eksperimen sebesar 36. Nilai tertinggi berselisih 6 poin di
antara kedua kelas penelitian yaitu nilai 56 untuk kelas kontrol dan nilai 72
untuk kelas eksperimen.

2. Perbandingan Nilai LKS Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi lembar kerja siswa
sebagai penuntun pembelajaran. LKS untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen
terdiri dari 4 bagian yang sama, sedangkan untuk kelas eksperimen terdapat 2
bagian tambahan yaitu bagian 5 dan 6 yang digunakan sebagai penuntun
proyek.

Tabel 4.2
Perbandingan Nilai LKS kelas kontrol dan kelas Eksperimen
Bagian

Kelompok 1 2 3 4

K E K E K E K E

Kelompok 1 70 75 75 75 65 70 75 80

Kelompok 2 75 75 75 50 75 75 75 75

Kelompok 3 80 65 50 75 80 75 80 90
48

Bagian

Kelompok 1 2 3 4

K E K E K E K E

Kelompok 4 70 75 50 75 80 80 80 65

Kelompok 5 55 65 75 50 70 70 80 60

Kelompok 6 65 70 70 75 80 85 75 85

Rata-rata 69 71 66 67 75 76 77 76

Keterangan : K untuk kelas kontrol dan E untuk kelas eksperimen

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perbandingan nilai rata-rata LKS
pada setiap kelompok hampir sama. Hal ini dikarenakan perlakuan yang
diberikan pada bagian 1-4 sama.

3. Penilaian Hasil Proyek Siswa Kelas Eksperimen

Siswa pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran


berbasis proyek. Siswa mengerjakan proyek berupa poster yang
menggambarkan ekosistem lingkungan sekitar siswa dengan LKS bagian 5 dan
6 sebagai acuan.

Tabel 4.3
Penilaian Hasil Project Siswa Kelas Eksperimen

No Kelompok Nilai Proyek

1 Kelompok 1 77

2 Kelompok 2 77

3 Kelompok 3 84
49

No Kelompok Hasil Proyek

4 Kelompok 4 74

5 Kelompok 5 80

6 Kelompok 6 80

Tabel 4.3 menunjukkan hasil proyek siswa pada setiap kelompok cukup
memuaskan. Proyek siswa dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang terdapat
pada lampiran.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian analisis data dengan uji-t dimulai dengan uji normalitas dan uji
homogonitas dengan tujuan untuk mengetahui normal dan homogennya suatu
data. Persyaratan analisis data dilakukan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors pada taraf
signifikan 5%. Hasil uji normalitas pretest dan posttest di antara kedua kelas
penelitian dikatakan normal. Walaupun pada saat pretest kedua kelas belum
mendapatkan pembelajaran konsep ekosistem, sedangkan posttest diberikan
kepada siswa mendapatkan pembelajaran dan perlakuan yang berbeda.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Statistik Pretest Posttes
eksperimen Kontrol eksperimen Kontrol
Sampel (n) 36 37 36 37
L0 0,114 0,128 0,139 0.138
LTabel 0,143 0,146 0,146 0,148
Kesimpulan Normal Normal normal Normal
50

Data pada Tabel 4.4, hasil pretest kelompok eksperimen didapat LHitung
sebesar 0,114 dengan nilai LTabel sebesar 0,143, sedangkan kelompok kontrol
didapat LHitung sebesar 0,128 dengan nilai LTabel sebesar 0,146. Karena kedua
kelompok memiliki nilai L0 < Lt, maka H0 diterima. Artinya kedua kelompok
berdistribusi normal.

Hasil posttest kedua kelompok berdasarlan hasil uji normalitas


berdistribusi normal, yaitu kelompok eksperimen adalah kelas yang diberikan
tugas untuk membuat proyek diperoleh nilai LHitung 0,139 sedangkan nilai
LTabel sebesar 0,146. Sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas yang diberi
tugas untuk observasi dan diskusi kelompok diperoleh nilai LHitung sebesar
0,138 sedangkan nilai LTabel sebesar 0,148. Maka dapat disimpulakan bahwa
kedua kelompok memiliki nilai L0 < Lt yang berarti kedua kelompok
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel hasil belajar


biologi siswa berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher dengan taraf
signifikan α = 5%. Hasil uji homogenitas pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kontrol dikatakan homogen. Berikut adalah Tabel uji
homogenitas :

Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Pretest & Posttest
Statistik Pretest Postes
eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 37 36 37 36
S2 44,497 84,457 33,897 37,396
Fhitung 0,530 0,906
FTabel 1,748 1,748
Kesimpulan Homogen Homogen
51

3. Uji N-Gain

Tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk pilihan ganda berjumlah
25 soal. Berdasakan hasil pretest dan posttest yang diperoleh, maka dapat
ditentukan besarnya rata-rata kemampuan awal siswa dan rata-rata kemampuan
akhir siswa setelah diberikan perlakuan. Untuk mengetahui tingkat efektifitas
tindakan menggunakan strategi pembelajaran PjBL ini maka data hasil tes siswa
dianalisis dengan N-gain terhadap skor pretest dan posttest tes. Hasil dan kriteria
N-gain yang diperoleh dapat dilhat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Kriteria N-Gain
Eksperimen Kontrol
Kriteria N-gain
0.672 0,53

Tinggi 15 12
Sedang 22 24
Rendah 0 0
Jumlah Siswa 37 36

Hasil perhitungan pada Tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata N-gain


sebesar 0,672 pada kelas eksperimen , nilai tersebut menunjukkan N-gain pada
kriteria sedang (0,3 ≤ N-gain < 0,7). Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai
rata-rata N-gain sebesar 0,53 yang juga memiliki kriteria sedang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat efektifitas strategi pembelajaran kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yaitu pada tingkat kriteria sedang. Akan tetapi
kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang hampir mendekati kriteria
tinggi sehingga penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek lebih efektif.
Sehingga pada kelompok eksperimen jumlah siswa yang memiliki N-gain dalam
kriteria tinggi lebih banyak dari kelompok kontrol yaitu sebanyak 15 orang dalam
kelompok eksperimen dan 12 orang dala kelompok kontrol.
52

4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah uji normalitas dan homogenitas.
Pengujian hipotesis pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan rumus
uji-t, dengan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.7:
Tabel 4.7
Tabel Hasil Uji Hipotesis
Statistik Pretest Postest
eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 37 36 37 36
X rata2 55 44,217 84,556 83,445
Thitung 1,533 2,398
Ttabel 1,994 1,994
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan

Hasil perhitungan pretest pada Tabel 4.7 menunjukkan t-hitung sebesar 1,533
dan t-Tabel 1,994 sehingga H0 diterima karena t-hitung < t-Tabel . Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada saat posttest diberikan
diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,398 dan nilai t-Tabel sebesar 1.994 , sehingga
dapat diartikan bahwa H0 ditolak . Karena didapat t-hitung > t-Tabel maka H0
ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa pada konsep ekosistem. Hal ini
membenarkan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh model PjBL terhadap
hasil belajar siswa pada konsep ekosistem.
53

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil posttest pada Tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen
sebesar 88,5 sedangkan kelas kontrol sebesar 84,62. Hal ini tentunya tidak terjadi
secara kebetulan, akan tetapi disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan yang
diberikan kepada kedua kelompok. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata
posttest siswa, kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
model model project based learning dalam pembelajaran pada konsep ekosistem
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Analisis uji hipotesis (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh yang


signifikan. Berdasarkan hasil uji hipotesis posttest thitung > tTabel (2,398 > 1,994),
maka H0 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini memperlihatkan adanya
pengaruh penggunaan model PjBL dalam pembelajaran pada konsep ekosistem
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata kelompok ( LKS) pada
setiap langkah pembelajaran tidak jauh berbeda, hal ini dikarenakan perlakuan
yang diberikan kepada kelas kontrol dan eksperimen sama. Bagian pertama dalam
pembelajaran adalah mendeskripsikan ekosistem yang ada di sekolah. Nilai rata-
rata kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda tetapi tidak besar perbedaannya,
hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 69 dan kelas
eksperimen mendapatkan nilai rata-rata sebesar 70 . Hal ini dikarenakan di dalam
mendeskripsikan ekosistem, lingkungan yang diamati oleh kelas kontrol dan
eksperimen sama, maka perbedaan nilai yang ditunjukkan pun tidak besar. Bagian
kedua, yaitu membuat sketsa ekosistem yang diamati. Nilai rata-rata yang didapat
oleh kelas kontrol dan eksperimen tidak jauh berbeda, yaitu kelas kontrol sebesar
66 dan kelas eksperimen sebesar 67. Ekosistem yang diamati oleh kelas kontrol
dan eksperimen sama, sehingga di dalam pembuatan sketsa ekosistem dapat
dipastikan memiliki kesamaan. Bagian keempat, yaitu menganalisa masalah yang
ada pada ekosistem. Nilai yang didapat oleh kelas kontrol dan eksperimen tidak
jauh berbeda yaitu kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 77 dan kelas eksperimen
54

mendapat nilai 76. Hal ini dikarenakan kelompok siswa pada kedua kelas
memiliki kemampuan menganalisa masalah yang tidak jauh berbeda.

Produk yang dihasilkan siswa cukup memuaskan, hal tersebut dapat dilihat
dari Tabel 4.3 bahwa kelompok siswa mempunyai nilai produk antara 70-80
dalam skala 100. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebuah prosiding yang
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model PjBL menyebabkan
prestasi belajar menjadi lebih baik karena meningkatkan pemahaman pada materi
tersebut serta memberikan dampak positif terhadap siswa dalam ketiga ranah
(kognitif, afektif dan psikomotorik) yang dapat diamati dari diri siswa selama
pembelajaran berlangsung.1

Pengukuran peningkatan hasil belajar dapat dilakukan dengan perhitungan N-


gain hasil belajar yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. Berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata kedua kelas berkriteria sedang. Siswa kelas eksperimen yang
memiliki kriteria tinggi berjumlah 40,5 %, kriteria sedang berjumlah 59,4 % dan
kriteria rendah 0 %. Sedangkan siswa kelas kontrol yang memiliki kriteria tinggi
berjumlah 33,34%, kriteria sedang adalah 66,67 % dan kriteria rendah berjumlah
0%

Hasil persentase ini menunjukkan bahwa penggunaan model project based


learning pada kelas eksperimen mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap peningkatan nilai siswa dari pretest ke posttest jika dibandingkan dengan
kelas kontrol. Terkait dengan persentase yang diperoleh terdapat hasil penelitian
yang dilakukan oleh Amanda dari program pascasajana universitas pendidikan
Ganesha yang mengindikasikan bahwa siswa yang secara aktif membangun
pengetahuannya melalui Model Project Based Learning akan lebih memberikan

1
Maryati, Iyam, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Prestasi Belajar
Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Matematis Pada Mata Kuliah Statistika Non Parametrik,
Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Garut, 2016
55

pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi dibandingkan dengan model


pembelajaran konvensional. 2

Model PjBL memberikan kemampuan kognitif yang menghasilkan


peningkatan pembelajaran dan kemampuan untuk lebih baik mempertahankan
atau menerapkan pengetahuan.3 Pada dasarnya, pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif, pembuat
keputusan, peneliti/pengamat, dan pengumpul data untuk dapat dipresentasikan.4

Tahapan model pembelajaran berbasis proyek pada konsep ekosistem ini,


siswa pada tahap pertama menjabarkan bagaimana keadaan ekosistem sekolah
siswa. Dimulai dengan melihat tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan
sekolah siswa. Disini siswa dituntut mengetahui apa saja faktor abiotik dan faktor
biotik yang ada di lingkungan sekolahnya. Siswa dituntut mengerti mengetahui
faktor-faktor yang menyusun ekosistem sekolah siswa. Tahapan ini dilakukan
baik pada kelas eksperimen ataupun kelas kontrol.

Siswa dalam melakukan observasi mengenai masalah dan proyek apa yang
akan siswa bahas, di dalam lembar kerja siswa (LKS) diarahkan untuk berfikir
kritis hal ini di tunjukan dengan rincian LKS yang menuntut siswa tahu segala hal
tentang ekosistem yang ada di sekolah. LKS antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen berbeda, jika kelas kontrol melewati tahapan mendeskripsikan
ekosistem, mensketsa ekosistem, menganalisa hasil pengamatan, dan menganalisa
masalah apa saja yang ada pada ekosistem sekolah melalui diskusi kelompok.
Kelas eksperimen melewati tahap mendeskripsikan ekosistem, mensketsa
ekosistem, menganalisa masalah dan merencanakan proyek. Dari Tabel 4.2 dan
4.3 dapat dilihat bahwa perbedaan hasil tidak jauh berbeda disaat pelaksanaan,
namun jika melihat hasil belajar yang tersaji dalam Tabel 4.1 terdapat adanya
perbedaan yang menyatakan bahwa kelas yang mendapatkan perlakuan model

2
Amanda, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar
IPA Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, 2014
3
Susriyati mahanal, Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi
Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang, 2009.
4
Rinta Doski, op cit., h. 53
56

project based learning. Hal ini dikarenakan pada kelebihan pembelajaran project
5
based learning dapat mempunyai kedalaman pemahaman yang lebih. Cara
mendapatkan bahan pembelajaran pun tidak hanya didapatkan dari buku paket dan
ceramah saja melainkan dari sumber-sumber lain yang siswa dapat dari jurnal,
blog, atau pun interview dengan ahli. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan
hasil belajar pada siswa yang mendapatkan perlakuan model berbasis proyek dan
yang tidak.

Diskusi kelompok kemudian dijalankan setelah mengetahui masalah yang ada


di sekolah. Dalam tahap ini siswa dituntut untuk berfikir tingkat tinggi dan
berfikir kreatif untuk menentukkan proyek apa yang akan siswa lakukan, hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam Project Based Learning Model;
Relevant Learning for The 21st Century yang mengemukakan bahwa dalam tahap
ini siswa harus mencari informasi sebanyak-banyaknya dapat melalui website,
koran atau menemui orang yang ahli dalam bidang tertentu. Setelah dari siswa
dapat mengumpulkan informasi yang dirasa siswa cukup, maka siswa dapat
membuat suatu rancangan proyek baru yang lebih menarik. 6

Tahap kedua dalam proses pembelajaran berbasis proyek ini adalah menuntut
siswa untuk bersifat kritis terhadap lingkungan sekitar yang siswa tinggali. Siswa
dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok diberi tugas untuk meneliti
ekosistem yang berbeda yaitu; sawah, danau, empang, kebun sayur, hutan kota UI
dan sungai. Pembagian kelompok berdasarkan ekosistemnya ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi di masing-masing ekosistem yang berdekatan dengan
lingkungan siswa serta memberikan kesadaran untuk menjaga keutuhan ekosistem
tersebut. Disini siswa diarahkan untuk melihat apa saja masalah yang terjadi pada
ekosistem tersebut. Tidak hanya mencari masalah yang ada, namun siswa pun
diharuskan untuk mencoba untuk memikirkan bagaimana menangani masalah
yang ada pada lingkungan ekosistem yang ditugaskan. Siswa dapat mencari

5
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseprual
Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.149
6
Erica Baker, et.al. Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century.
(North America: Pacific Education Institute. 2011) h. 24-25
57

penanganan masalah ini dari koran, majalah, internet, dan media informasi
lainnya.

Tahap selanjutnya siswa diarahkan untuk membuat berbagai ekosistem yang


siswa ketahui dengan lingkungan ekosistem yang sudah ditugaskan pada masing-
masing kelompok yang menjadi acuan dalam membuat proyek, jadi siswa
menjadikan ekosistem yang sudah ditugaskan ke masing-masing kelompok
sebagai role model dalam pembuatan poster ekosistem yang akan siswa buat,
dimulai dengan harus adanya faktor biotik dan abiotik dan interaksinya pada
lingkungan.

Siswa mulai merancang proyek apa yang akan siswa buat ketika tahap
observasi dan pembuatan ekosistem dijalankan. Dalam perencanaan pembuatan
proyek, siswa dibimbing oleh guru dan ahli dalam merencanakan pembuatan
proyek ini. Dimulai dari judul, bahan apasaja yang akan dipakai, sampai time line
pekerjaan yang akan siswa lakukan dalam beberapa hari kedepan. Time line dibuat
bertujuan untuk mengatur dan mengkondisikan siswa agar siswa dapat
menyelesaikan proyek ini sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Guru bertuga mengontrol dan membantu pekerjaan siswa serta memberi


masukan pada saat pembuatan proyek yang dilakukan siswa. Hal ini dikarenakan
siswa melakukan inquiry,7 siswa membuat rumusan masalah, tujuan, dan langkah-
langkah pembuatan proyeknya sendiri. Maka dari itu siswa perlu adanya
pengawasan dan kontrol dari guru.

Tahap evaluasi terhadap hasil kerja proyek dan keseluruhan pembelajaran


dilaksanakan setelah kerja proyek siswa selesai. Siswa mengungkapkan
pengalaman saat mengerjakan proyek serta diskusi tentang konsep yang belum
dimengerti sehingga siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. Dengan
demikian model pembelajaran berbasis proyek ini mempunyai peran penting
terhadap pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

7
Ida Ayu, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman Konsep
Kimia dan Keterampilan Berfikir Kritis, (e-jurnal Program sarajana Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol.3, No.1 Tahun 2013)
58

Tahapan pembelajaran berbasis proyek ini dapat meningkatkan hasil belajar


siswa, hal ini dikarenakan selain siswa belajar secara konstektual dengan melihat
keadaan ekosistem secara langsung, siswa pun ikut terlibat dalam memikirkan hal
apa yang dapat terjadi, masalah apa yang dapat pecahkan dan siswa pun membuat
proyek ekosistem yang dimana ketika siswa mengerjakan proyek tersebut maka
siswa harus Paham secara keseluruhan tentang ekosistem, dimulai dari komponen
penyusun hingga masalah yang terjadi dalam ekosistem itu sendiri.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian yang telah


dilakukan adalah terdapat pengaruh model Project Based Learning terhadap hasil
belajar siswa Pada konsep ekosistem. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t yakni
pada taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh thitung sebesar 2,397 > ttabel 1,994, rata-rata
kelompok eksperimen sebesar 88,5 dan kelompok kontrol sebesar 84,62. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis
proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep ekosistem.

B. Saran

Saran dari penelitian ini, antara lain:

1. Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PjBL) ini dapat
menjadi alternatif model pembelajaran karena dapat diterapkan dalam semua
konsep di mata pelajaran biologi mengingat sebagian besar dari konsep
biologi adalah berbasis praktikum.
2. PjBL memerlukan waktu pembelajaran yang relatif lama sehingga
diperlukan adanya perencanaan pembelajaran yang matang.
3. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut dari produk yang dihasilkan oleh
siswa. Hal ini dimaksudkan agar proyek-proyek yang dilakukan oleh siswa
tidak terbuang percuma dan dibuang, akan tetapi dapat digunakan atau
dimanfaatkan lebih lanjut.

59
60

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Subagia dan Tika. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Hasil Belajar Siswa IPA ditinjau dari Self Efficacy Siswa. E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2014
Amin, Astuti Muh. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis
Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas.
Jurnal Sainsmat. 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

-------. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

-------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Ayu, Ida. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman


Konsep Kimia dan Keterampilan Berfikir Kritis. E-Jurnal Program Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3 No. 1, 2013.
Backer, Erica, et al. Project Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st
Century. Washington: Pasific Education Institute. 2011.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.

Educational Technology Division Ministry of Education. Project Based Learning


Handbook. Educating the Millennial Learner. Kuala Lumpur: Communication
and Training Sector, 2006.
Hake, Richard R. Analizing Change/Gain Scores. 1999.
http://www.physics.indiana.edu. 2 Mei 2017.
Hayati, Muriani Nur. Pengembangan Pembelajaran IPA SMK dengan model
kontekstual berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
proses sains siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol 2, 2013.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2006. http://dhetik.weebly.com. 2 Mei 2017.
Komalasari Kokom. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Refika Aditama, 2013.
61

Mahanal, Susriyati. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada


Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang.
Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Vol. 1 No. 1, 2009.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Nurohman, Sabar. Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi


Scientific Method bagi Siswa Calon Guru Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika
FMIPA UNY. 2013. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/project-
based-learning.pdf. 8 Maret 2017.
Pardomuan. Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Jurnal
Generasi Kampus. Vol. 1 No. 2, 2009.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.


Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Grup, 2011.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2008.
Santayasa, I Wayan. Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan
Orientasi NOS. Skripsi Universitas Pendidikan Ganesha. 2006. Tidak
dipubikasikan. http://ejournal.undiksha.ac.id/. 5 Januari 2016.
Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2014.

Siswa IB. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia


terhadap Keterampilan Proses Sains ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 3, 2013.
Slameto. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta,
2010.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran
Ipa Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2002.
62

Sugiono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2016.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2003.
Sukesih, Elvi. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK Pokok Bahasan Penggunaan
Dasar Internet/Intranet di SMPN 1 Kaliwungu. Skripsi Universitas Negeri
Semarang. 2015. Tidak dipublikasikan. http://lib.unners.ac.id. 8 Desember
2016.
Suprananto, Kusaeri. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016.
Suyono dan Haryanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Rosdakarya, 2012.
Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.
Taher, Muhamad. Implementasi Model Pembelajaran yang Relevan dengan
Pendekatan Ilmiah pada Kurikulum 2013. Medan: Balai Diklat Keagamaan
Medan, 2014.
Thomas, John W. A review of Research on Project-Based Learning. California: The
Autodesk Foundation, 2000.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual:
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum
Tematik Integratif/KTI). Jakarta: Prenada Media, 2014.
-------. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Widodo, Ari. “Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”, Buletin
Puspendik. Vol. 3 No. 2, 2006. http://file.upi.edu/direktori/fpmipa. 10
November 2016.
63

Yahya, Nur. Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Media Kultur Jaringan
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Kelas XII IPA 2 SMA
Negeri 1 Bangsri. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 3, 2014.
Yance, Rinta Doski. Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten
Tanah Datar. Jurnal Pillar of Physics Education. Vol 1, 2013.
Yaumi, Muhammad. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2013.

Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Lampiran 1 64

KISI-KISI INSTRUMEN TES EKOSISTEM DAN KUNCI JAWABAN

Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Genap
Kompetensi Dasar :
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung
didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam
ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media.

No Indikator Indikator soal Aspek Nomor Soal dan Soal Kunci


. Pembelajaran Kognitif Jawaban

1. Di bawah ini yang bukan merupakan contoh komponen abiotik


1 Mendeskripsikan Mencontohkan C2 adalah.... B
ekosistem dan satuan komponen biotik dan a. Tanah
penyusunnya. abiotik b. Mikroorganisme
c. Sinar matahari
d. Air
e. Udara

2. Manakah penjelasan yang tepat mengenai ekosistem?


Menjelaskan C2 a. Interaksi antara makhluk hidup dan makhluk hidup dengan A
pengertian ekosistem lingkungannya pada daerah tertentu
b. Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya pada daerah tertentu
c. Keseluruhan komunitas yang terdapat di permukaan bumi
d. Sekumpulan makhluk hidup satu spesies yang mendiami
tempat tertentu
65

e. Sekumpulan beberapa populasi di tempat tertentu


3. Komponen pembangun suatu ekosistem terdiri atas….
Mengkategorikan C2 a. Hewan, tumbuhan, dan komponen abiotik A
komponen ekosistem b. Tumbuhan, pengurai, dan komponen biotik
c. Komponen biotik, produsen, air, dan tanah
d. Udara, tanah, serta komponen abiotik
e. Tumbuhan, tanah, hewan, dan air

4. Organisme berikut yang berperan sebagai dekomposer dalam


Mengkategorikan C2 ekosistem adalah…. A
organisme a. Jamur
dekomposer dalam b. Alga
ekosistem c. Tumbuhan berbunga
d. Paku
e. Lumut

5. Suatu ekosistem mengalami peningkatan populasi secara


Menganalisis C4 berlebihan pada salah satu komponen biotiknya. Pada C
pengaruh komponen manakah dampak tersebut akan berpengaruh?
a. seluruh komponen biotik yang ada saja
peningkatan populasi
b. komponen biotik yang populasinya meningkat
pada ekosistem c. komponen abiotik yang mempengaruhi organisme tersebut
terhadap komponen d. komponen abiotik dan biotik yang ada
e. meningkat dan menurunnya komponen abiotik lainnya
penyususnnya.
66

6. Berdasarkan perannya, manakah kelompok yang benar tentang


Mengidentifikasi C2 komponen biotik dalam suatu ekosistem? C
komponen ekosistem a. Individu, komunitas, populasi, bioma
b. Spesies, genus, famili, ordo
c. Produsen, konsumen, dekomposer
d. Konsumen, autotrof, heterotrof
e. Produsen, konsumen, manusia
7. Manakah pasangan yang tepat antara organisme dan taraf
2 Mengidentifikasi Memasangkan C1 trofiknya? B
Rantai Makanan dan Organisme dan a. Zooplankton – detrivor
b. Fitoplankton-produsen
Jaring-Jaring Makanan Tingkat Trofiknya
c. Elang-Konsumen primer
d. Belalang-konsumen tersier
e. Zooplankton-pengurai
8. Di dalam suatu ekosistem laut terdapat organisme berikut:
Mengurutkan rantai C3 1. Zooplankton A
makanan dari suatu 2. Gurita
komponen ekosistem 3. Fitoplankton
4. Decomposer
5. Kepiting
6. Paus
Rantai makan yang benar dari komponen ekosistem tersebut
adalah….
a. 1-3-5-2-6-4
b. 1-5-2-3-6-4
c. 3-1-5-2-6-4
d. 3-1-4-6-2-5
e. 3-1-6-4-5-2
67

Mengaitkan tingkat C4 Karni B


tofik suatu rantai vora II

manakan pada
Karnivora I
piramida ekosistem
Herbivora

Produsen
9.

Dari piramida di atas pernyataan yang tepat jika dikaitkan tingkat trofik
suatu rantai makanan adalah….
a. Karnivora II  trofik II
b. Produsen  trofik 1
c. Herbivora  trofik IV
d. Karnivora I  trofik I
e. Herbivora  trofik III
10. Perhatikan diagram jaring-jaringmakananberikutini!
Menentukan tingkat C3 E
trofik dalam jaring
makanan

Trofik ketiga ditempati oleh ......


a. Katak dan kelinci
b. Kelinci dan belalang
c. Elang dan belalang
d. Ular dan katak
e. Singa dan ular
68

11. Dalam sebuah rantai makanan jika rangkaian rantai makanan


Menjelaskan C2 semakin panjang maka… E
rangkaian rantai a. Semakin sedikit kehilangan energi yang dapat digunakan.
b. Semakin dapat memakan semakin banyak makanan
makanan
c. Semakin cepat proses makan dan dimakan
d. Semakin lama proses makan dan dimakan
e. Semakin banyak kehilangan energi yang dapat digunakan
12. Sejumlah energi yang tersimpan dalam organisme autotrof
Menyebutkan C1 disebut… C
produktivitas a. Produktivitas tersier
b. Produktivitas sekunder
organisme heterotrof
c. Produktivitas primer
d. Produktivitas aktif
e. Piramida energy
13. Jenis interaksi antara kucing dengan kambing di suatu
3 Menjelaskan Interaksi Menentukan jenis C3 ekosistem ladang... D
Dalam Ekosistem interaksi dalam suatu a. Komensalisme
ekosistem b. Mutualisme
c. Parasitisme
d. Netralisme
e. Kompetisi

14. Berikut ini adalah jenis interaksi antar populasi:


Menganalisis jenis C4 1. Predasi B
interaksi dalam suatu 2. Kompetisi
populasi 3. Mutualisme
4. Komensalisme
5. Parasitisme
Jenis interaksi yang menguntungkan salah satu populasi
adalah…
69

a. 1,4, dan 5
b. 3,4, dan 5
c. 1,2, dan 3
d. 1,2, dan 5
e. 2,4, dan 5

15. Interaksi yang terjadi antara nyamuk Aedes dan kulit manusia
Menentukan C3 adalah B
hubungan antar a. Kompetisi
spesies b. Parasitisme
c. Predasi
d. Komensalisme
e. Mutualisme

16. Disebut apakah peristiwa hidup bersama antara dua individu


Menyebutkan C1 yang berbeda dan tidak saling mempengaruhi? E
pengertian dari a. Parasitisme
b. Predasi
parasitisme
c. Simbiosis
d. Kompetisi
e. Netral

17. Manakah contoh yang menjelaskan ketergantungan komponen


Menentukan C3 biotik terhadap komponen abiotic? C
hubungan komponen a. Tanah yang tandus disuburkan dengan pemberian pupuk
b. Penghijauan terhadap tanah yang gundul
biotik terhadap
c. Manusia membutuhkan air dan oksigen
komponen abiotik d. Manusia membuat sengkedan terhadap tanah yang miring
e. Manusia mati dibusukkan oleh dekomposer
70

18. Dibawah ini yang merupakan hubungan interaksi antara


Menghubungkan C6 organisme yang tepat adalah? A
interaksi yang terjadi
a. Burung jalak dan kerbau adalah simbiosis mutualisme, karena
di ekosistem
burung jalak memakan kutu yang ada di punggung kerbau
dan kerbau terbebas dari kutu yang ada di punggung kerbau.
b. Pohon mangga dan manusia adalah simbiosis mutualisme,
karena mangga sangat berguna bagi manusia bagi tubuh
manusia.
c. Alga dan jamur adalah simbiosis komensialisme, karenahanya
salahsatu organisme saja yang diuntungkan
d. Anggrek dan pohon mangga adalah parasitisme, karena
anggrek mengambil unsur hara yang ada pada pohon mangga
e. Kerbau dan burung jalak adalah simbiosis parasitisme, karena
burung jalak mngganggu aktifitas kerbau.

4. Menjelaskan daur Menjelaskan fungsi C2 B


biogeokimia organism pada daur
nitrogen

19.
Bakteri Nitrosommonas bermanfaat dalam proses
penyubuaran tanah karena dapat....
a. Mengubah amonia menjadi nitrit
b. Mengubah nitrit menjadi nitrat
c. Mengubah nitrat menjai nitrit
d. Mengikat oksigen bebas di udara
e. Mengubh nitrat menjadi notrogen bebas di udara
71

20. Berikut adalah proses yang terjadi di alam.


Memilih proses yang C5 I. Fotosintesis C
terjadi di alam II. Respirasi
III. Denitrifikasi
IV. Pembusukan

Gas CO2 di bumi berasal dari proses ….


a. I, II, dan III
b. I dan III
c. II dan IV
d. IV saja
e. I, II, III, dan IV

21. Proses yang terjadi pada huruf X dalam siklus air adalah…
Menganalisis suatu C4? E
proses dalam daur air

a. Evaporasi
b. Amonifikasi
c. Transpirasi
d. Infiltrasi
e. presipitasi
72

22. Jika karbon dioksida dalam suatu ekosistem jumlahnya makin


Menganalisis C4 berkurang, organisme yang pertama-tama akan mengalami C
hubungan komponen dampak negatif adalah . . .
biotik dengan abiotik a. pengurai
b. Karnivor
c. Produsen
d. Karnivora puncak
e. Konsumen

23. Dimanfaatkan untuk apakah karbondioksida diudara oleh


Menjelaskan fungsi C2 tumbuhan? B
oksigen untuk a. Respirasi
b. Fotosintesis
tumbuhan
c. Menyimpan makanan
d. Mengikat nitrogen
e. Sumber makanan
24. Suatu habitat diawali tumbuhnya organisme pioneer berupa
5. Mengidentifikasi Menyimpulkan C5 lumut kerak melapukan benda mati dan diuraikan oleh C
masalah yang terjadi peristiwa yang terjadi pengurai menjadi zat anorganik yang akan memperkaya unsur
hara tanah sehingga benih yang yang jatuh pada tempat
dalam ekosistem. dalam ekosistem
tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu akan tumbuh rumput,
dan pepohonan, bersamaan dengan itu pula hewan mulai
memasuki komunitas yang baru terbentuk dan akhirnya
terbentuk ekosistem seimbang. Berlatar belakang kasus
tersebut peristiwa apa yang terjadi?
a. Aberasi sekunder
b. Suksesi sekunder
c. Suksesi primer
d. Degradasi sekunder
e. Degradasi primer
73

25. Jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem hutan akan


Menganalisis C4 terganggu jika …. D
gangguan yang dapat a. dilakukan pelestarian hutan
b. predator mendapat mangsa untuk dimakan
terjadi pada jaring-
c. regenerasi biji berlangsung terus-menerus
jaring makanan d. terjadi penebangan hutan
e. pemangsa seimbang dengan yang dimangsa
Lampiran 2 74

KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN TES

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran/Materi : Biologi/Ekosistem
Alokasi Waktu : 45 menit
Jumlah Soal : 25 soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai
sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang
berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar
komponen ekosistem dan jejaring makanan yang
berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

Indikator Aspek kognitif ∑soal


C1 C2 C3 C4 C5 C6
Mendeskripsikan ekosistem 1, 2, 3, 5 6
dan satuan penyusunnya. 4, 6
Mengidentifikasi Rantai 7, 12 11 8, 10 9 6
Makanan dan Jaring-Jaring
Makanan
Menjelaskan Interaksi Dalam 16 13, 14 18 6
Ekosistem 15,
17
Menjelaskan daur biogeokimia 19, 23 21, 22 20 5
Mengidentifikasi masalah yang 25 24 2
terjadi dalam ekosistem.
Total 25
Lampiran 3 75

REKAP ANALISIS BUTIR

Rata2= 16.35

Simpang Baku= 6.13

KorelasiXY= 0.52

Reliabilitas Tes= 0.68

Butir Soal= 50

Jumlah Subyek= 20

Nama berkas: C:\USERS\TOSHIBA\DOCUMENTS\UJI VALIDASI EKOSISTEM FIKRI ABET.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 20.00 Sangat Sukar 0.178 -

2 2 20.00 Mudah 0.343 Signifikan

3 3 0.00 Sukar -0.092 -

4 4 40.00 Sedang 0.283 Signifikan

5 5 100.00 Sedang 0.677 Sangat Signifikan

6 6 20.00 Sedang 0.080 -

7 7 100.00 Sedang 0.720 Sangat Signifikan

8 8 20.00 Sukar 0.217 Signifikan

9 9 20.00 Sukar 0.162 -

10 10 -20.00 Sangat Sukar -0.095 -

11 11 20.00 Sedang 0.216 -

12 12 40.00 Sukar 0.494 Sangat Signifikan

13 13 20.00 Sukar 0.391 Sangat Signifikan

14 14 60.00 Sukar 0.449 Sangat Signifikan


76

15 15 0.00 Sangat Sukar 0.163 -

16 16 60.00 Sedang 0.483 Sangat Signifikan

17 17 40.00 Sedang 0.276 Signifikan

18 18 80.00 Sedang 0.516 Sangat Signifikan

19 19 40.00 Sangat Sukar 0.733 Sangat Signifikan

20 20 -20.00 Sukar -0.208 -

21 21 0.00 Sukar 0.308 Signifikan

22 22 60.00 Sukar 0.491 Sangat Signifikan

23 23 -20.00 Sangat Sukar-0.103 -

24 24 0.00 Sangat Sukar NAN NAN

25 25 40.00 Sangat Sukar 0.467 Sangat Signifikan

26 26 80.00 Sedang 0.594 Sangat Signifikan

27 27 0.00 Sangat Sukar-0.052 -

28 28 40.00 Sukar 0.382 Sangat Signifikan

29 29 0.00 Sedang 0.199 -

30 30 20.00 Sedang 0.343 Signifikan

31 31 40.00 Mudah 0.478 Sangat Signifikan

32 32 40.00 Sedang 0.483 Sangat Signifikan

33 33 60.00 Sangat Sukar 0.725 Sangat Signifikan

34 34 0.00 Sangat Suka -0.020 -

35 35 60.00 Sangat Sukar 0.584 Sangat Signifikan

36 36 20.00 Sedang 0.225 Signifikan

37 37 -20.00 Mudah -0.043 -

38 38 -20.00 Sedang -0.025 -

39 39 40.00 Sukar 0.179 -


77

40 40 20.00 Sangat Sukar 0.093 -

41 41 0.00 Sangat Sukar-0.020 -

42 42 40.00 Sedang 0.362 Sangat Signifikan

43 43 40.00 Sedang 0.288 Signifikan

44 44 40.00 Sedang 0.351 Signifikan

45 45 0.00 Sukar 0.096 -

46 46 20.00 Sangat Sukar 0.210 -

47 47 40.00 Sedang 0.239 -

48 48 60.00 Sedang 0.475 Sangat Signifikan

49 49 20.00 Sangat Sukar 0.257 -

50 50 40.00 Sangat Sukar 0.093 -


Lampiran 4 78

SOAL EKOSISTEM
Nama :
Kelas :
b. Alga
1. Di bawah ini yang bukan merupakan c. Tumbuhan berbunga
contoh komponen abiotik adalah.... d. Paku
a. Tanah e. Lumut
b. Mikroorganisme
c. Sinar matahari 5. Suatu ekosistem mengalami
d. Air peningkatan populasi secara
e. Udara berlebihan pada salah satu komponen
biotiknya. Pada komponen manakah
2. Manakah penjelasan yang tepat dampak tersebut akan berpengaruh?
mengenai ekosistem? a. seluruh komponen biotik yang ada
a. Interaksi antara makhluk hidup dan saja
makhluk hidup dengan b. komponen biotik yang populasinya
lingkungannya pada daerah tertentu meningkat
b. Ilmu yang mempelajari hubungan c. komponen abiotik yang
antara makhluk hidup dengan mempengaruhi organisme tersebut
lingkungannya pada daerah tertentu d. komponen abiotik dan biotik yang
c. Keseluruhan komunitas yang ada
terdapat di permukaan bumi e. meningkat dan menurunnya
d. Sekumpulan makhluk hidup satu komponen abiotik lainnya
spesies yang mendiami tempat
tertentu 6. Berdasarkan perannya, manakah
e. Sekumpulan beberapa populasi di kelompok yang benar tentang
tempat tertentu komponen biotik dalam suatu
ekosistem?
3. Komponen pembangun suatu a. Individu, komunitas, populasi,
ekosistem terdiri atas…. bioma
a. Hewan, tumbuhan, dan komponen b. Spesies, genus, famili, ordo
abiotik c. Produsen, konsumen, dekomposer
b. Tumbuhan, pengurai, dan d. Konsumen, autotrof, heterotrof
komponen biotik e. Produsen, konsumen, manusia
c. Komponen biotik, produsen, air,
dan tanah 7. Manakah pasangan yang tepat antara
d. Udara, tanah, serta komponen organisme dan taraf trofiknya?
abiotic a. Zooplankton – detrivor
e. Tumbuhan, tanah, hewan, dan air b. Fitoplankton-produsen
c. Elang-Konsumen primer
4. Organisme berikut yang berperan d. Belalang-konsumen tersier
sebagai dekomposer dalam ekosistem e. Zooplankton-pengurai
adalah….
a. Jamur
79

d. Ular dan katak


8. Di dalam suatu ekosistem laut e. Singa dan ular
terdapat organisme berikut: 11. Dalam sebuah rantai makanan jika
1. Zooplankton rangkaian rantai makanan semakin
2. Gurita panjang maka…
3. Fitoplankton a. Semakin sedikit kehilangan energi
4. Decomposer yang dapat digunakan.
5. Kepiting b. Semakin dapat memakan semakin
6. Paus banyak makanan
Rantai makan yang benar dari c. Semakin cepat proses makan dan
komponen ekosistem tersebut dimakan
adalah…. d. Semakin lama proses makan dan
a. 1-3-5-2-6-4 dimakan
b. 1-5-2-3-6-4 e. Semakin banyak kehilangan energi
c. 3-1-5-2-6-4 yang dapat digunakan
d. 3-1-4-6-2-5
e. 3-1-6-4-5-2 12. Sejumlah energi yang tersimpan
dalam organisme autotrof disebut…
a. Produktivitas tersier
Karni b. Produktivitas sekunder
vora II c. Produktivitas primer
d. Produktivitas aktif
Karnivora I e. Piramida energy
Herbivora
13. Jenis interaksi antara kucing dengan
Produsen kambing di suatu ekosistem ladang...
9. a. Komensalisme
b. Mutualisme
Dari piramida di atas pernyataan yang c. Parasitisme
tepat jika dikaitkan tingkat trofik suatu d. Netralisme
rantai makanan adalah…. e. Kompetisi
a. Karnivora II  trofik II
b. Produsen  trofik 1 14. Berikut ini adalah jenis interaksi antar
c. Herbivora  trofik IV populasi:
d. Karnivora I  trofik I 1. Predasi
e. Herbivora  trofik III 2. Kompetisi
3. Mutualisme
10. Perhatikan diagram jaring-jaring 4. Komensalisme
makanan berikut ini! 5. Parasitisme
Jenis interaksi yang menguntungkan
salah satu populasi adalah…
a. 1,4, dan 5
b. 3,4, dan 5
c. 1,2, dan 3
d. 1,2, dan 5
e. 2,4, dan 5
Trofik ketiga ditempati oleh ......
a. Katak dan kelinci
b. Kelinci dan belalang 15. Interaksi yang terjadi antara nyamuk
c. Elang dan belalang Aedes dan kulit manusia adalah
80

a. Kompetisi mengambil unsur hara yang ada


b. Parasitisme pada pohon mangga
c. Predasi e. Kerbau dan burung jalak adalah
d. Komensalisme simbiosis parasitisme, karena
e. Mutualisme burung jalak mngganggu aktifitas
kerbau.
16. Disebut apakah peristiwa hidup
bersama antara dua individu yang 19. Perhatikan gambar!
berbeda dan tidak saling
mempengaruhi?
a. Parasitisme
b. Predasi
c. Simbiosis
d. Kompetisi
e. Netral
17. Manakah contoh yang menjelaskan
ketergantungan komponen biotik
terhadap komponen abiotic?
a. Tanah yang tandus disuburkan
dengan pemberian pupuk
b. Penghijauan terhadap tanah yang
gundul Bakteri Nitrosommonas bermanfaat
c. Manusia membutuhkan air dan dalam proses penyubuaran tanah
oksigen karena dapat....
d. Manusia membuat sengkedan a. Mengubah amonia menjadi nitrit
terhadap tanah yang miring b. Mengubah nitrit menjadi nitrat
e. Manusia mati dibusukkan oleh c. Mengubah nitrat menjai nitrit
dekomposer d. Mengikat oksigen bebas di udara
e. Mengubah nitrat menjadi notrogen
18. Dibawah ini yang merupakan bebas di udara
hubungan interaksi antara organisme
yang tepat adalah? 20. Berikut adalah proses yang terjadi di
alam.
a. Burung jalak dan kerbau adalah I. Fotosintesis
simbiosis mutualisme, karena II. Respirasi
burung jalak memakan kutu yang III. Denitrifikasi
ada di punggung kerbau dan kerbau IV. Pembusukan
terbebas dari kutu yang ada di Gas CO2 di bumi berasal dari proses
punggung kerbau. ….
b. Pohon mangga dan manusia adalah a. I, II, dan III
simbiosis mutualisme, karena b. I dan III
mangga sangat berguna bagi c. II dan IV
manusia bagi tubuh manusia. d. IV saja
c. Alga dan jamur adalah simbiosis e. I, II, III, dan IV
komensialisme, karenahanya
salahsatu organisme saja yang
diuntungkan
d. Anggrek dan pohon mangga adalah
parasitisme, karena anggrek
81

21. Proses yang terjadi pada huruf X terbentuk dan akhirnya terbentuk
dalam siklus air adalah… ekosistem seimbang. Berlatar
belakang kasus tersebut peristiwa apa
yang terjadi?
a. Aberasi sekunder
b. Suksesi sekunder
c. Suksesi primer
d. Degradasi sekunder
e. Degradasi primer

25. Jaring-jaring makanan dalam suatu


ekosistem hutan akan terganggu jika
….
a. Evaporasi a. dilakukan pelestarian hutan
b. Amonifikasi b. predator mendapat mangsa untuk
c. Transpirasi dimakan
d. Infiltrasi c. regenerasi biji berlangsung terus-
e. Presipitasi menerus
d. terjadi penebangan hutan
22. Jika karbondioksida dalam suatu e. pemangsa seimbang dengan yang
ekosistem jumlahnya makin dimangsa
berkurang, organisme yang pertama
akan mengalami dampak negatif
adalah...
a. Pengurai
b. Karnivor
c. Produsen
d. Karnivor puncak
e. Konsumen

23. Dimanfaatkan untuk apakah


karbondioksida diudara oleh
tumbuhan?
a. Respirasi
b. Fotosintesis
c. Menyimpan makanan
d. Mengikat nitrogen
e. Sumber makanan

24. Suatu habitat diawali tumbuhnya


organisme pioneer berupa lumut kerak
melapukan benda mati dan diuraikan
oleh pengurai menjadi zat anorganik
yang akan memperkaya unsur hara
tanah sehingga benih yang yang jatuh
pada tempat tersebut akan tumbuh
subur. Setelah itu akan tumbuh
rumput, dan pepohonan, bersamaan
dengan itu pula hewan mulai
memasuki komunitas yang baru
Lampiran 5 82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS KONTROL

Sekolah : MAN 13 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Ekosistem
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
83

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
84

II. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa mengetahui akan banyaknya ekosistem yang ada di dunia
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam mengerjakan proyek.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan proyek
yang telah diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik
dikelas maupun diluar kelas.
6. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem dan satuan penyusun
ekosistem
7. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan rantai makanan dan jaring-
jaring makanan
8. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem
disekitarnya.

III. Materi Pembelajaran


Ekosistem adalah Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya dan saling mempengruhi yang membentuk sebuah sistem.
Ekosistem disusun oleh 2 komponen, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Didalam ekosistem ada individu, populasi, komunitas, dan adapula
bioma dan biosfer yang merupakan kumpulan dari berbagai ekosistem. Pola-
pola interaksi yang terjadi dalam ekosistem adalah predasi, kompetesi, dan
simbiosis. Kompetesi dapat dibagi lagi menjadi kompetesi interspesifik dan
kompetesi intraspesifik. Simbiosis dapat berbagai bentuk, misalnya simbiosis
mutualisme, simbiosis komensialisme, dan simbiosis parasitisme. Dialam
ekosistem ada yang namanya piramida makanan, rantai makanan, dan jaring-
jaring makanan. Didalam piramnida, rantai, dan jaring-jaring makanan ada
yang bertugas menjadi produsen yang berperan sebagai trofik tingkat 1, ada
konsumen yang berperan sebagai trofik tingkat kedua dan detrivitor yang
berperan sebagai trofik tingkat terakhir. Dalam sebuah ekosistem ada
85

berbagai siklus yang terjadi agar kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus
karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.

IV. Metode Pembelajaran


Metode yang digunakan adalah diskusi dan ceramah

V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Guru Siswa Waktu
1. Menciptakan suasana kelas yang 1. Menjawab 35
religious dengan mengucapkan salam. menit
salam. 2. Berdoa
2. Memulai pelajaran dengan bersama.
berdoa bersama. 3. Mengacungka
3. Mengabsen siswa dengan n tangan
memanggil nama siswa satu ketika
persatu. dipanggil
4. Memberi apersepsi kepada siswa namanya dan
dengan cara memberikan menjawab
Pendahuluan pertanyaan tentang ekosistem. “hadir”.
- Apakah yang kamu ketahui 4. Menjawab
tentang ekosistem? pertanyaan.
- Apa saja yang terdapat dalam 5. Memperhatika
suatu ekosistem? n penjelasan
5. Menyampaikan tujuan guru
pembelajaran. 6. Mengerjakan
6. Guru membagikan soal pre-test soal pre-test
86

1. Mengamati 1. Mengamati 120


Guru mengajak siswa untuk ekosistem menit
mengamati ekosistem yang ada ekosistem
di sekolahnya. sekolah dan
mengisi
lembar kerja
siswa (LKS)
2. Menanya yang telah
Menanyakan kepada siswa, diberikan
komponen apa saja yang ada di kepada siswa
ekosistem sekolah.
2. Siswa
menjawab
pertanyaan
guru sembari
Kegiatan Inti 3. Mengumpulkan data melakukan
Guru membimbing siswa dalam pengamatan
mengumpulkan data di dalam ekosistem
ekosistem sekolah. sekolah..

4. Mengasosiasi 3. Siswa
 Menganalisis hasil data mengumpulka
pengamatan n data dengan
 Menyimpulkan data hasil seksama.
pengamatan.
4. Siswa
5. Mengkomunikasikan bekerjasama
 Perwakilan perkelompok dalam
menyampaikan data hasil menganalisis
pengamatan dan
menyimpulkan
87

hasil pengatan
yang telah
digunakan.

5. Siswa
menyampaikan
hasil
diskusinya.

1. Guru memberi kesempatan pada 1. Bertanya 30


siswa untuk menanyakan hal-hal kepada guru menit
yang belum dipahami. tentang materi
yang belum
2. Guru memberikan pertanyaan dipahami.
secara lisan untuk mengevaluasi
tingkat pemahaman konsep 2. Menjawab
siswa. pertanyaan
guru.
Penutupan

3. Membimbing siswa dalam 3. Menyimpulka


menyimpulkan materi yang telah n materi yang
dipelajari. telah
dipelajari.

4. Menutup pelajaran dengan 4. Menjawab


mengucapkan salam. salam.
88

VI. Alat/Bahan/ Sumber


1. Buku Biologi kelas 10, Zubedi, dkk. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
2. Srikini, dkk. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
3. Subardi, dkk. Biologi untuk kelas X SMA dan MA. Jakarta : CV. Usaha
makmur.
4. Lembar kerja siswa
5. Teknologi informasi (TV, internet, koran, dll)

VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
 Uji kompetensi tertulis

Jakarta, April 2016


Mengetahui,
Guru Bidang Studi, Peneliti,

Ummu Robiah, S.Si, M.Pd M.Fikri Romdoni


NIP. 197112101998032002 NIM. 1110016100067
Lampiran 6 89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS KONTROL

Sekolah : MAN 13 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Ekosistem
Pertemuan :2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
90

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
91

II. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa menunjukkan kekaguman akan banyaknya ekosistem yang ada di
dunia
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam mengerjakan proyek.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan proyek
yang telah diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik
dikelas maupun diluar kelas.
6. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem
disekitarnya.

III. Materi Pembelajaran


Ekosistem adalah Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya dan saling mempengruhi yang membentuk sebuah sistem.
Ekosistem disusun oleh 2 komponen, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Didalam ekosistem ada individu, populasi, komunitas, dan adapula
bioma dan biosfer yang merupakan kumpulan dari berbagai ekosistem. Pola-
pola interaksi yang terjadi dalam ekosistem adalah predasi, kompetesi, dan
simbiosis. Kompetesi dapat dibagi lagi menjadi kompetesi interspesifik dan
kompetesi intraspesifik. Simbiosis dapat berbagai bentuk, misalnya simbiosis
mutualisme, simbiosis komensialisme, dan simbiosis parasitisme. Dialam
ekosistem ada yang namanya piramida makanan, rantai makanan, dan jaring-
jaring makanan. Didalam piramnida, rantai, dan jaring-jaring makanan ada
yang bertugas menjadi produsen yang berperan sebagai trofik tingkat 1, ada
konsumen yang berperan sebagai trofik tingkat kedua dan detrivitor yang
berperan sebagai trofik tingkat terakhir. Dalam sebuah ekosistem ada
berbagai siklus yang terjadi agar kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus
karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.
92

IV. Metode Pembelajaran


Metode yang digunakan adalah diskusi kelompok dan ceramah

V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Guru Siswa Waktu
1. Menciptakan suasana 1. Menjawab salam 30 menit
kelas yang religius 2. Berdoa bersama.
dengan mengucapkan 3. Menjawab pertanyaan
salam. guru.
2. Memulai pelajaran 4. Mengacungkan tangan
dengan berdoa bersama. ketika dipanggil
3. Menanyakan kabar siswa. namanya dan menjawab
Pendahuluan 4. Mengabsen siswa dengan “hadir”.
memanggil nama siswa 5. Menjawab pertanyaan
satu persatu. guru
5. Memberikan pertanyaan 6. Mendengarkan dan
mengenai rantai makanan memperhatikan
6. Menjelaskan tujuan penjelasan guru
pembelajaran

1. Mengamati 1. Siswa menonton video 120


Melihat video tentang 2. Siswa bertanya tentang menit
interaksi pada ekosistem hal-hal yang belum
2. Menanya mereka ketahui tentang
Kegiatan inti Memberikan pertanyaan interaksi dalam
tentang interaksi dalam ekosistem
ekosistem 3. Siswa mengumpulkan
3. Pengumpulan data data dari video dan
Membimbing siswa penjelasan guru
93

menemukan data tentang 4. Siswa menyimpulkan


interaksi dalam data dari pengamatan di
ekosistem. sekitar sekolah
4. Mengasosiasi 5. Siswa menyampaikan
Membimbing siswa kesimpulan dan
merangkum dan menyebutkan tentang
menyimpulkan data dari interaksi apa saja yang
interaksi dalam ekosistem ada di dalam ekosistem.
5. Mengkomunikasikan
Guru membimbing siswa
menyampaikan data.

Penutupan 1. Guru menyimpulkan 1. Siswa mendengarkan 30 Menit


tetang interaksi dalam dan mengajukan
ekosistem. pertanyaan
2. Memberikan evaluasi
secara lisan 2. Siswa menjawab
3. Menutup pelajaran pertanyaan guru
dengan mengucapkan
salam 3. Menjawab salam.

VI. Alat/Bahan/ Sumber


1. Buku Biologi kelas 10, Zubedi, dkk. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
2. Srikini, dkk. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
3. Subardi, dkk. Biologi untukkelas X SMA dan MA. Jakarta : CV. Usaha
makmur.
4. Video interaksi dalam ekosistem
5. Lembar kerja siswa
94

VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
 Uji kompetensi tertulis

Jakarta, April 2016


Mengetahui,
Guru Bidang Studi, Peneliti,

Ummu Robiah, S.Si, M.Pd M.Fikri Romdoni


NIP. 197112101998032002 NIM. 1110016100067
Lampiran 7 95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS KONTROL

Sekolah : MAN 13 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Ekosistem
Pertemuan :3
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
96

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
97

II. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa menunjukkan kekaguman akan banyaknya ekosistem yang ada di
dunia
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam mengerjakan proyek.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan proyek
yang telah diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik
dikelas maupun diluar kelas.
6. Siswa mampu menjelaskan berbagai interaksi dalam ekosistem
7. Siswa mampu menjelaskan salah satu atau salah dua dari daur biogeokimia
8. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem
disekitarnya.

III. Materi Pembelajaran


Ekosistem adalah Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya dan saling mempengruhi yang membentuk sebuah sistem.
Ekosistem disusun oleh 2 komponen, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Didalam ekosistem ada individu, populasi, komunitas, dan adapula
bioma dan biosfer yang merupakan kumpulan dari berbagai ekosistem. Pola-
pola interaksi yang terjadi dalam ekosistem adalah predasi, kompetesi, dan
simbiosis. Kompetesi dapat dibagi lagi menjadi kompetesi interspesifik dan
kompetesi intraspesifik. Simbiosis dapat berbagai bentuk, misalnya simbiosis
mutualisme, simbiosis komensialisme, dan simbiosis parasitisme. Dialam
ekosistem ada yang namanya piramida makanan, rantai makanan, dan jaring-
jaring makanan. Didalam piramnida, rantai, dan jaring-jaring makanan ada
yang bertugas menjadi produsen yang berperan sebagai trofik tingkat 1, ada
konsumen yang berperan sebagai trofik tingkat kedua dan detrivitor yang
berperan sebagai trofik tingkat terakhir. Dalam sebuah ekosistem ada
berbagai siklus yang terjadi agar kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus
karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.
98

IV. Metode Pembelajaran


Metode yang digunakan adalah diskusi dan ceramah

V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Guru Siswa Wkatu
1. Menciptakan suasana kelas 1. Menjawab salam. 30 menit
yang religius dengan 2. Berdoa bersama.
mengucapkan salam. 3. Mengacungkan tangan
2. Memulai pelajaran dengan ketika dipanggil
berdoa bersama. namanya dan menjawab
3. Mengabsen siswa dengan “hadir”.
Pendahuluan memanggil nama siswa satu 4. Menjawab pertanyaan
persatu. guru
4. Memberikan pertanyaan 5. Mendengarkan dan
mengenai daur biogeokimia memperhatikan
5. Guru menjelaskan tujuan penjelasan guru
pembelajaran

Kegiatan inti 1. Mengamati 1. siswa menonton video 100


Guru menunjukkan video tentang daur menit
tentang daur biogeokimia.. biogeokimia.

2. Menanya 2. Siswa bertanya tentang


Guru membimbing siswa daur biogeokimia.
untuk bertanya tentang daur
yang ada didalam 3. Siswa mengumpulkan
biogeokimia, data tentang daur yang
ada disekitarnya dari
3. Mengumpulkan data video biogeokimia.
99

Guru membimbing siswa


untuk Siswa mengumpulkan
data tentang daur yang ada
disekitarnya dari video
biogeokimia.

4. Mengasosiasi 4. Siswa Menyimpulkan


Membimbing siswa tentan daur biogeokimia
Menyimpulkan tentan daur
biogeokimia

5. Mengkomunikasikan 5. Siswa menyampaikan


Guru membimbing siswa tentang daur
untuk menyampaikan biogeokimia.
tentanf daur biogeokimia.

Penutupan 1. Guru menyimpulkan materi 1. Siswa menyimpulkan 50


tentang ekosistem materi tentang ekosistem Menit

2. Memberikan evaluasi secara 2. Siswa mengerjakan soal


tertulis (Posttest) posttest

3. Menutup pelajaran dengan 3. Menjawab salam.


mengucapkan salam

VI. Alat/Bahan/ Sumber


1. Buku Biologi kelas 10, Zubedi, dkk. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
2. Srikini, dkk. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
3. Subardi, dkk. Biologi untukkelas X SMA dan MA. Jakarta : CV. Usaha
makmur.
100

4. Teknologi informasi (TV, internet, koran, dll)


5. Video daur biogeokimia.
6. Lembar Kerja Siswa

VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
 Uji kompetensi tertulis

Jakarta, April 2016


Mengetahui,
Guru Bidang Studi, Peneliti,

Ummu Robiah, S.Si, M.Pd M.Fikri Romdoni


NIP. 197112101998032002 NIM. 1110016100067
Lampiran 8 101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : MAN 13 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Ekosistem
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
102

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
103

II. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa mengetahui akan banyaknya ekosistem yang ada di dunia
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam mengerjakan proyek.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan proyek
yang telah diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik
dikelas maupun diluar kelas.
6. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem dan satuan penyusun
ekosistem
7. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan rantai makanan dan jaring-
jaring makanan
8. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem
disekitarnya.

III. Materi Pembelajaran


Ekosistem adalah Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup
dengan lingkungannya dan saling mempengruhi yang membentuk
sebuah sistem. Ekosistem disusun oleh 2 komponen, yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik. Didalam ekosistem ada individu,
populasi, komunitas, dan adapula bioma dan biosfer yang merupakan
kumpulan dari berbagai ekosistem. Pola-pola interaksi yang terjadi
dalam ekosistem adalah predasi, kompetesi, dan simbiosis. Kompetesi
dapat dibagi lagi menjadi kompetesi interspesifik dan kompetesi
intraspesifik. Simbiosis dapat berbagai bentuk, misalnya simbiosis
mutualisme, simbiosis komensialisme, dan simbiosis parasitisme.
Dialam ekosistem ada yang namanya piramida makanan, rantai
makanan, dan jaring-jaring makanan. Didalam piramnida, rantai, dan
jaring-jaring makanan ada yang bertugas menjadi produsen yang
berperan sebagai trofik tingkat 1, ada konsumen yang berperan sebagai
trofik tingkat kedua dan detrivitor yang berperan sebagai trofik tingkat
terakhir. Dalam sebuah ekosistem ada berbagai siklus yang terjadi agar
kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus karbon, siklus oksigen,
dan siklus nitrogen.
104

IV. Model Pembelajaran


Model yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek

V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan
Alokasi
Pembelaj PjBL
Guru Siswa Waktu
aran
1. Menciptakan suasana 1. Menjawab 50
kelas yang salam. menit
religiusdengan
mengucapkan salam.
2. Memulai pelajaran 2. Berdoa
dengan berdoa bersama.
bersama.
3. Menanyakan kabar 3. Menjawab
siswa. pertanyaan
guru.
4. Mengabsen siswa 4. Mengacungkan
dengan memanggil tangan ketika
nama siswa satu dipanggil
persatu. namanya dan
menjawab
5. Memberi apersepsi “hadir”.
kepada siswa dengan
Start with
Pendahulu cara memberikan
Essential
an pertanyaan tentang 5. Menjawab
question
ekosistem. pertanyaan.

- Apakah yang kamu


ketahui tentang
ekosistem?
- Apa saja yang
terdapat dalam
suatu ekosistem?

6. Memperhatikan
6. Menyampaikan
penjelasan guru
tujuan pembelajaran.

7. Guru membagikan
7. Mengerjakan
soal pre-test
soal pre-test
105

1. Mengamati 1. Mengamati 110


Guru mengajak siswa ekosistem
menit
untuk mengamati ekosistem
ekosistem yang ada di sekolah dan
sekolahnya. mengisi lembar
kerja siswa
(LKS) yang
telah diberikan
Design
kepada siswa
a plan
for the
2. Menanya 2. Siswa
project
Menanyakan kepada menjawab
siswa, komponen apa pertanyaan
saja yang ada di guru sembari
ekosistem sekolah. melakukan
pengamatan
ekosistem
sekolah.

3. Mengumpulkan data 3. Siswa


Guru membimbing mengumpulkan
siswa dalam data dengan
Kegiatan mengumpulkan data di serius.
Inti dalam ekosistem
sekolah.

4. Mengasosiasi 4. Siswa
 Menganalisis hasil bekerjasama
data pengamatan dalam
menganalisis
 Menyimpulkan
dan
data hasil menyimpulkan
pengamatan. hasil pengatan
 Membimbing siswa yang telah
menduskusikan digunakan.
Create
langkah-langkah Serta membuat
a
dalam penyusunan time line
schedul
pengerjaan
e proyek
proyek

5. Mengkomunikasikan 5. Siswa
 Perwakilan menyampaikan
perkelompok hasil diskusinya.
menyampaikan
data hasil
pengamatan
106

1. Guru memberi 1. Bertanya 20


kesempatan pada kepada guru
menit
siswa untuk tentang materi
menanyakan hal-hal yang belum
yang belum dipahami. dipahami.

Monitor 2. Guru memberikan 2. Menjawab


pertanyaan secara pertanyaan
the lisan untuk guru.
Students mengevaluasi tingkat
pemahaman konsep
and the siswa.
Penutupan Progress
3. Membimbing siswa 3. Menyimpulkan
of the dalam menyimpulkan materi yang
Project materi yang telah telah dipelajari,
dipelajari, dan dan siswa
& memberikan tugas mendengarkan
Assess the kepada siswa untuk tugas untuk
outcome mengisi LKS pertemuan
persiapan pembuatan selanjutnya.
proyek.

4. Menutup pelajaran 4. Menjawab


dengan mengucapkan salam.
salam.

VI. Alat/Bahan/ Sumber


1. Buku Biologi kelas 10, Zubedi, dkk. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
2. Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century,
Baker, erica, dkk. North American: Pacific Education Institute.
3. Srikini, dkk. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
4. Subardi, dkk. Biologi untukkelas X SMA dan MA. Jakarta : CV. Usaha
makmur.
5. Lembar kerja siswa
6. Teknologi informasi (TV, internet, koran, dll)
107

VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
 Laporan hasil perancangan proyek
 Uji kompetensi tertulis
2. Rubrik Penilaian Produk
Penilaian
No Kriteria
1 2 3 4 5
1 Kerapihan
2 Keunikan
3 Penggunaan alat dan bahan
4 5 komponen pembuatan proyek
a. Komponen penyusun
ekosistem
b. Interaksi dalam ekosistem
c. Rantai makanan
d. Daur biogeokimia
e. Masalah ekosistem
5 Menjelaskan langkah kerja dengan lengkap
dan jelas
6 Menjelaskan referensi yang digunakan
7 Efektifitas penggunaan barang-barang
bekas
Keterangan :
5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang
Rumus :

Nilai = N= x 100
108

Jakarta, April 2016


Mengetahui,
Guru Bidang Studi, Peneliti,

Ummu Robiah, S.Si, M.Pd M.Fikri Romdoni


NIP. 197112101998032002 NIM. 1110016100067
Lampiran 9 109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : MAN 13 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Ekosistem
Pertemuan :2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
110

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
111

II. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa menunjukkan kekaguman akan banyaknya ekosistem yang ada di
dunia
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam mengerjakan proyek.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan proyek
yang telah diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik
dikelas maupun diluar kelas.
6. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem
disekitarnya.

III. Materi Pembelajaran


Ekosistem adalah Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya dan saling mempengruhi yang membentuk sebuah sistem.
Ekosistem disusun oleh 2 komponen, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Didalam ekosistem ada individu, populasi, komunitas, dan adapula
bioma dan biosfer yang merupakan kumpulan dari berbagai ekosistem. Pola-
pola interaksi yang terjadi dalam ekosistem adalah predasi, kompetesi, dan
simbiosis. Kompetesi dapat dibagi lagi menjadi kompetesi interspesifik dan
kompetesi intraspesifik. Simbiosis dapat berbagai bentuk, misalnya simbiosis
mutualisme, simbiosis komensialisme, dan simbiosis parasitisme. Dialam
ekosistem ada yang namanya piramida makanan, rantai makanan, dan jaring-
jaring makanan. Didalam piramnida, rantai, dan jaring-jaring makanan ada
yang bertugas menjadi produsen yang berperan sebagai trofik tingkat 1, ada
konsumen yang berperan sebagai trofik tingkat kedua dan detrivitor yang
berperan sebagai trofik tingkat terakhir. Dalam sebuah ekosistem ada
berbagai siklus yang terjadi agar kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus
karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.

IV. Model Pembelajaran


Model yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek
112

V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokas
Pembela PjBL i
Guru Siswa
jaran Wkatu
1. Menciptakan 1. Menjawab salam. 30
suasana kelas menit
yang
religiusdengan
mengucapkan 2. Berdoa bersama.
salam.
2. Memulai 3. Menjawab
pelajaran dengan pertanyaan guru.
berdoa bersama.
3. Menanyakan 4. Mengacungkan
kabar siswa. tangan ketika
dipanggil namanya
4. Mengabsen dan menjawab
siswa dengan “hadir”.
memanggil
nama siswa satu
persatu.
5. Siswa duduk
Pendahu
5. Meminta siswa sesuai dengan
luan kelompoknya dan
duduk dengan
kelompoknya menunjukkan hasil
proyek sementara.
6. Bertanya, “
bagaimana
perkembangan 6. Menjawab
perencanaan pertanyaan guru
proyek kalian,
apakah ada
masalah?

7. Guru 7. Mendengarkan dan


menjelaskan memperhatikan
tujuan penjelasan guru
pembelajaran

Kegiatan Monitorin 1. Mengamati 1. Siswa menonton 120


inti g student Melihat video menit
and pembuatan poster
progress yang baik dan
of the
113

project benar melalui


video yang
ditampilkan guru.

2. Menanya 2. Siswa bertanya


Siswa tentang hal-hal
menanyakan apa yang belum
yang belum mereka ketahui
mereka ketahui tentang pembutan
tentang pembuatan proyek.
proyek.

3. Pengumpulan data 3. Siswa


Mengumpulkan mengumpulkan
informasi informasi
tambahan dari ahli tambahan
dan dari sumber
lain.
4. Siswa
4. Mengasosiasi menyimpulkan
Menyimpulkan cara pembuatan
tentang cara proyek
pembuatan proyek

5. Mengkomunikasik 5. Siswa
an menyebutkan judul
Guru menunjuk dan bahan-bahan
perwakilan mengenai
kelompok untuk pembuatan proyek
menyebutkan yang akan
judul proyek dan dilakukan
bahan-bahan yang
dipakai untuk
membuat proyek.

Penutup 1. Guru menjelaskan 1. Siswa 30


an tentang proses dan mendengarkan dan Menit
deadline mengajukan
Assess pembuatan pertanyaan
the proyek.
outcome 2. Memberikan
evaluasi secara 2. Siswa menjawab
lisan pertanyaan guru
3. Meminta
114

kelompok untuk 3. Siswa


mempersiapkan mendengarkan
presentasi instruksi guru
4. Menutup
4. Menjawab salam.
pelajaran dengan
mengucapkan
salam

VI. Alat/Bahan/ Sumber


1. Buku Biologi kelas 10, Zubedi, dkk. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
2. Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century,
Baker, erica, dkk. North American: Pacific Education Institute.
3. Srikini, dkk. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
4. Subardi, dkk. Biologi untukkelas X SMA dan MA. Jakarta : CV. Usaha
makmur.
5. Lembar kerja siswa
6. Teknologi informasi (TV, internet, koran, dll)

VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
 Laporan hasil perancangan proyek
 Uji kompetensi tertulis
2. Rubrik Penilaian Produk
Penilaian
No Kriteria
1 2 3 4 5
1 Kerapihan
2 Keunikan
3 Penggunaan alat dan bahan
4 5 komponen pembuatan proyek
a. Komponen penyusun
ekosistem
b. Interaksi dalam ekosistem
115

c. Rantai makanan
d. Daur biogeokimia
e. Masalah ekosistem
5 Menjelaskan langkah kerja dengan lengkap
dan jelas
6 Menjelaskan referensi yang digunakan
7 Efektifitas penggunaan barang-barang
bekas
Keterangan :
5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang
Rumus :

Nilai = N= x 100

Jakarta, April 2016


Mengetahui,
Guru Bidang Studi, Peneliti,

Ummu Robiah, S.Si, M.Pd M.Fikri Romdoni


NIP. 197112101998032002 NIM. 1110016100067
Lampiran 10 116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MAN 13 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Ekosistem
Pertemuan :3
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
117

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.

I. Indikator
1. Mendeskripsikan ekosistem dan satuan penyusunnya.
2. Mengidentifikasi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan interaksi ekosistem.
4. Menjelaskan daur biogeokimia.
5. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem.
118

II. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa menunjukkan kekaguman akan banyaknya ekosistem yang ada di dunia
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam mengerjakan proyek.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan proyek yang
telah diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik
dikelas maupun diluar kelas.
6. Siswa mampu menjelaskan berbagai interaksi dalam ekosistem
7. Siswa mampu menjelaskan salah satu atau salah dua dari daur biogeokimia
8. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem
disekitarnya.
III. Materi Pembelajaran
Ekosistem adalah Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya dan saling mempengruhi yang membentuk sebuah sistem.
Ekosistem disusun oleh 2 komponen, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Didalam ekosistem ada individu, populasi, komunitas, dan adapula
bioma dan biosfer yang merupakan kumpulan dari berbagai ekosistem. Pola-
pola interaksi yang terjadi dalam ekosistem adalah predasi, kompetesi, dan
simbiosis. Kompetesi dapat dibagi lagi menjadi kompetesi interspesifik dan
kompetesi intraspesifik. Simbiosis dapat berbagai bentuk, misalnya simbiosis
mutualisme, simbiosis komensialisme, dan simbiosis parasitisme. Dialam
ekosistem ada yang namanya piramida makanan, rantai makanan, dan jaring-
jaring makanan. Didalam piramnida, rantai, dan jaring-jaring makanan ada
yang bertugas menjadi produsen yang berperan sebagai trofik tingkat 1, ada
konsumen yang berperan sebagai trofik tingkat kedua dan detrivitor yang
berperan sebagai trofik tingkat terakhir. Dalam sebuah ekosistem ada
berbagai siklus yang terjadi agar kehidupan tetap berlangsung misalnya siklus
karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.

IV. Model Pembelajaran


Model yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek
119

V. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan
Alokasi
Pembela
PjBL Guru Siswa Wkatu
jaran
1. Menciptakan 1. Menjawab 10 menit
suasana kelas yang salam.
religiusdengan
mengucapkan
salam. 2. Berdoa
2. Memulai pelajaran bersama.
dengan berdoa
bersama. 3. Menjawab
pertanyaan
3. Menanyakan kabar guru.
siswa.
4. Mengacungkan
4. Mengabsen siswa tangan ketika
dengan memanggil dipanggil
Pendahu nama siswa satu namanya dan
luan persatu. menjawab
“hadir”.
5. Meminta siswa
menyiapkan 5. Siswa duduk
presentasi hasil sesuai dengan
proyek yang telah kelompoknya
dikerjakan dan
menunjukkan
6. Guru menjelaskan hasil proyek.
tujuan pembelajaran
6. Mendengarkan
dan
memperhatikan
penjelasan guru

Kegiatan Monitori 1. Mengamati 1. Siswa 110


inti ng memperlihatka menit
student Guru melihat
n hasil proyek
and proyek yang telah yang sudah
progress
mereka
of the ditugaskan kepada
kerjakan dan
project
semua kelompok mempresentasi
kannya
dan melihat
presesntasi siswa.
120

2. Siswa
2. Menanya
menjawab
Guru pertanyaan
tentang proyek
menanyakan
mereka masing-
Assess tentang proyek masing.
the
yang sudah dibuat
outcom
e siswa. 3. Siswa
memberikan
LKS proyek
3. Mengumpulkan yang sebagai
laporan proyek.
data
Mengumpulkan
LKS proyek dan
mengumpulkan
data hasil
presentasi 4. Siswa bertanya
hal yang belum
kelompok.
mereka pahami

4. Mengasosiasi
Membandingkan
5. Siswa
hasil proyek yang mendengarkan
dilakukan siswa penjelasan dari
guru
5. Mengkomunikasika
n
Menyampaikan
hasil dari
presentasi siswa

Penutup Evaluat 1. Guru meminita 1. Siswa 60 Menit


an e the setiap kelompok menyimpulkan
experie menyimpulkan materi tentang
nce materi tentang ekosistem
121

ekosistem
2. Mengungkapka
2. Memberikan n
evaluasi secara pengalamannya
menyeluruh tentang selama
kegiatan dan hasil menyelesaikan
proyek proyek

3. Memberikan 3. Siswa
evaluasi secara mengerjakan
tertulis (Posttest) soal posttest

4. Menutup pelajaran 4. Menjawab


dengan salam.
mengucapkan salam

VI. Alat/Bahan/ Sumber


1. Buku Biologi kelas 10, Zubedi, dkk. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
2. Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century,
Baker, erica, dkk. North American: Pacific Education Institute.
3. Srikini, dkk. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
4. Subardi, dkk. Biologi untukkelas X SMA dan MA. Jakarta : CV. Usaha
makmur.
5. Lembar kerja siswa
6. Teknologi informasi (TV, internet, koran, dll)

VII. Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
 Laporan hasil perancangan proyek
 Uji kompetensi tertulis
122

2. Rubrik Penilaian Produk


Penilaian
No Kriteria
1 2 3 4 5
1 Kerapihan
2 Keunikan
3 Penggunaan alat dan bahan
4 5 komponen pembuatan proyek
a. Komponen penyusun
ekosistem
b. Interaksi dalam ekosistem
c. Rantai makanan
d. Daur biogeokimia
e. Masalah ekosistem
5 Menjelaskan langkah kerja dengan lengkap
dan jelas
6 Menjelaskan referensi yang digunakan
7 Efektifitas penggunaan barang-barang
bekas
Keterangan :
5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang
Rumus :

Nilai = N= x 100

Jakarta, April 2016


Mengetahui,
Guru Bidang Studi, Peneliti,

Ummu Robiah, S.Si, M.Pd M.Fikri Romdoni


NIP. 197112101998032002 NIM. 1110016100067
Lampiran 11 123

PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI


DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

1. Banyaknya data (n) = 37


2. Data posttest siswa kelas eksperimen

76 76 76 76 76 76
80 80 80 80 80 80
84 84 84 84 84 84
84 84 84 88 88 88
88 88 88 88 92 92
92 92 92 92 92 92
96
3. Nilai terbesar = 96
4. Nilai terkecil = 76
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 96 – 76
= 20

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,568)
= 1 + 4.175
= 5.175
= 5

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k

= 20
5
= 4
124

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
f x Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif

76-79 6 77.5 465 216225 75.5 79.5 37 6 16.21

80-83 6 81.5 489 239121 79.5 83.5 31 12 16.21

84-87 9 85.5 763.5 582932.25 83.5 87.5 25 21 24.32

88-91 7 89.5 626.5 392508.25 87.5 91.5 16 28 18.91

92-95 8 93.5 748 559504 91.5 95.5 9 36 21.62

96-99 1 97.5 97.5 9506.25 95.5 99.5 1 37 2.70

Total 37 3189.5
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
 fx
N
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
125

N : Number of cases

Mx =
 fx
N

= 3189.5
36
= 88.5

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas

 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 
=  18.5 - 8 
87.5   4

 

= 87.5 + 6
= 93.5

11. Perhitungan nilai modus

 f 
M0 =    a   i
 fa  fb 

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
126

fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus


fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
 f 
M0 =    a   i
 fa  fb 

= 685.5   6   4
67

= 85.5 + 1.84
= 87.3

12. Standar deviasi

 x - x 
2

SD =
n 1

Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden

 x - x 
2

SD =
n 1
= 266.41
= 5,773

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 5.162
= 266.41
Lampiran 12 127

PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI


DATA POSTTEST KELAS KONTROL

1. Banyaknya data (n) = 36


2. Data posttest siswa kelas eksperimen

72 72 72 72 76 76
80 80 80 80 80 80
80 80 84 84 84 84
84 84 84 84 84 84
84 88 88 88 88 88
88 92 92 92 96 96

3. Nilai terbesar = 96
4. Nilai terkecil = 72
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 96 – 72
= 24

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 336
= 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 5,1357
= 6,1357
= 6

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k

= 24
6
= 4
= 4
128

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
f x Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif

72-75 4 73.5 294 86436


51,5 75,5 36 4 11.11

76-79
2
77.5 155 24025 75,5 79,5 32 6 5055

80-83
8
81.5 650 422500 79,5 83,5 30 14 22.22

84-87
11
85.5 940.5 884540,25 83,5 87,5 22 26 30.55

88-91
6
89.5 537 288369 87,5 91,5 11 32 16.66

92-96
4
94 470 220900 91,5 96,5 5 36 11.11

Total 36 3046,5
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
 fx
N
Keterangan:
Mx : Mean
129

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing


interval dengan titik tengah
N : Number of cases

Mx =
 fx
N

= 3046.5
36
= 84.62

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas

 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 
=  18 - 14 
87.5   4
 5 

= 87.5 +3.2
= 90.7

11. Perhitungan nilai modus

 f 
M0 =    a   i
 fa  fb 
130

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
 f 
M0 =    a   i
 fa  fb 

= 83,5   6   4
 6 8

= 83,5 + 1,71
= 85,2

12. Standar deviasi

 x - x 
2

SD =
n 1

Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden

 x - x 
2

SD =
n 1

8772
=
36  1

= 250,629
= 15.83
131

= 15.83

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 15.832
= 250.629
Lampiran 13 132

PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI


DATA PRETEST KELAS KONTROL

1. Banyaknya data (n) = 36


2. Data pretest siswa kelas eksperimen

32 32 32 36 36 36
36 40 40 40 40 40
40 40 40 44 44 44
44 44 44 44 48 48
48 48 48 48 48 48
52 52 52 56 56 56
3. Nilai terbesar = 56
4. Nilai terkecil = 32
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 60 – 32
= 24

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 5.135
= 6.135
= 6

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
24
=
6
= 4
133

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
32-35 3 33,5 100,5 10100,25 31,5 36,5 37 7 18.91

36-39 4 37,5 150 22500 35,5 40,5 30 15 21.6

40-43 8 41,5 332 110224 40,5 43,5 22 25 27

44-47 7 45,5 318,5 101442,2 43,5 47,5 12 33 21.6

48-51 8 49,5 396 156816 47,5 51,5 4 34 2.70

52-56 6 54 324 104976 53,5 56,5 2 37 8.82

Total 36 1621
(N)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
 fx
N

Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
134

Mx =
 fx
N
= 1621
36
= 45,02

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 

= 47.5   18 - 4   4
 8 

= 47,5 + 7
= 54,5

11. Perhitungan nilai modus

 fa 
M0 =      i
 fa  fb 

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
135

 fa 
M0 =      i
 fa  fb 
 7 
= 47.5   7  6   4

= 41.5 + 2,15
= 43,653

12. Standar deviasi

 x - x 
2

SD =
n 1

Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden

 x - x 
2

SD =
n 1

197158
=
37  1

44,742
=

= 6,689

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 6,6892
= 44,742
Lampiran 14 136

PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI


DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN

1. Banyaknya data (n) = 37


2. Data pretest siswa kelas eksperimen
36 36 36 44 44 48
48 48 48 48 52 52
52 52 52 52 52 56
56 56 56 56 60 60
60 60 60 64 64 64
64 64 68 68 68 72
72

3. Nilai terbesar = 72
4. Nilai terkecil = 36
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 72 – 36
= 36

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 4,85630
= 5,85630
= 6

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
= 36:6
= 6
= 3
137

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif

36-41 3 38.5 115.5 1482.25 35,5 41,5 36 3 8.33

42-47 2 44.5 89 1980.25 41,5 47,5 33 5 15.151

48-53 50.5 606 2550.25 47,5 53,5 31 17 52.7


12
54-59 5 56.5 282.5 3192.25 53,5 59,5 19 22 86.3

60-65 10 62.5 625 3906.25 59,5 65,5 14 32 43.75

66-72 4 68.5 274 4692.5 65,5 72,5 4 36 11.11

Total 36 1992
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
 fx
N

Keterangan:
Mx : Mean
138

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing


interval dengan titik tengah
N : Number of cases

Mx =
 fx
N
= 1992 : 36
= 55,3333

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx b 
Mdn =      i
 fi 

= 47,5   18 - 5   \6
 12 

= 47,5 + 6,5
= 54

11. Perhitungan nilai modus

 f 
M0 =    a   i
 fa  fb 

Keterangan:
M0 : Modus
139

 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus


fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
 f 
M0 =    a   i
 fa  fb 

= 47,5   2   6
 25
= 47,5 + 1,71
= 49,21

12. Standar deviasi

 x - x 
2

SD =
n 1

Keterangan:
SD : Standar deviasi
x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah
butir benar semua responden
n : Jumlah responden

 x - x 
2

SD =
n 1

= 3808,54
36  1

= 108,81

= 9,19

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 9,192
= 84,456
Lampiran 15 140

UJI NORMALITAS DATA PRETEST


KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Data Pretest Kelas Kontrol


No. NILAI Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 32 -1.946 0.026 0.027 0.001
2 32 -1.946 0.026 0.054 0.028
3 32 -1.946 0.026 0.081 0.055
4 36 -1.348 0.089 0.108 0.019
5 36 -1.348 0.089 0.135 0.046
6 36 -1.348 0.089 0.189 0.100
7 36 -1.348 0.089 0.189 0.100
8 40 -0.750 0.226 0.297 0.071
9 40 -0.750 0.226 0.297 0.071
10 40 -0.750 0.226 0.297 0.071
11 40 -0.750 0.226 0.297 0.071
12 40 -0.750 0.226 0.351 0.125
13 40 -0.750 0.226 0.351 0.125
14 40 -0.750 0.226 0.405 0.106
15 40 -0.750 0.226 0.405 0.106
16 44 -0.152 0.439 0.432 0.007
17 44 -0.152 0.439 0.459 0.020
18 44 -0.152 0.439 0.486 0.047
19 44 -0.152 0.439 0.514 0.074
20 44 -0.152 0.439 0.568 0.128
21 44 -0.152 0.439 0.568 0.128
22 44 -0.152 0.439 0.595 0.127
23 48 0.445 0.672 0.676 0.004
141

24 48 0.445 0.672 0.676 0.004


25 48 0.445 0.672 0.676 0.004
26 48 0.445 0.672 0.730 0.058
27 48 0.445 0.672 0.730 0.058
28 48 0.445 0.672 0.784 0.112
29 48 0.445 0.672 0.784 0.112
30 48 0.445 0.672 0.838 0.123
31 52 1.043 0.852 0.838 0.014
32 52 1.043 0.852 0.892 0.040
33 52 1.043 0.852 0.892 0.040
34 56 1.641 0.950 1.000 0.050
35 56 1.641 0.950 1.000 0.050
36 56 1.641 0.950 1.000 0.050

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0.128

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0,886 0,886
Ltabel = = = 0,146
37 6,083

Lhitung< Ltabel (0,128< 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
kontrol berdistribusi normal.
142

Data Pretest Kelas Eksperimen


No. NILAI Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 36 -2.103 0.018 0.028 0.010
2 36 -2.103 0.018 0.083 0.066
3 36 -2.103 0.018 0.083 0.066
4 44 -1.233 0.109 0.111 0.002
5 44 -1.233 0.109 0.139 0.030
6 48 -0.798 0.213 0.167 0.046
7 48 -0.798 0.213 0.194 0.018
8 48 -0.798 0.213 0.278 0.065
9 48 -0.798 0.213 0.278 0.065
10 48 -0.798 0.213 0.278 0.065
11 52 -0.362 0.359 0.361 0.003
12 52 -0.362 0.359 0.361 0.003
13 52 -0.362 0.359 0.361 0.003
14 52 -0.362 0.359 0.389 0.012
15 52 -0.362 0.359 0.444 0.011
16 52 -0.362 0.359 0.444 0.011
17 56 0.073 0.529 0.472 0.114
18 56 0.073 0.529 0.556 0.026
19 56 0.073 0.529 0.556 0.026
20 56 0.073 0.529 0.556 0.026
21 56 0.073 0.529 0.611 0.082
22 56 0.073 0.529 0.611 0.082
23 60 0.508 0.694 0.694 0.000
24 60 0.508 0.694 0.694 0.000
25 60 0.508 0.694 0.694 0.000
143

26 60 0.508 0.694 0.750 0.056


27 60 0.508 0.694 0.750 0.056
28 64 0.943 0.827 0.889 0.062
29 64 0.943 0.827 0.889 0.062
30 64 0.943 0.827 0.889 0.062
31 64 0.943 0.827 0.889 0.062
32 64 0.943 0.827 0.889 0.062
33 68 1.379 0.916 0.972 0.056
34 68 1.379 0.916 0.972 0.056
35 68 1.379 0.916 0.972 0.056
36 72 1.814 0.965 1.000 0.035
37 72 1.814 0.965 1.000 0.035

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0.114

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0,886 0,886
Ltabel = = = 0,143
36 6

Lhitung< Ltabel (0,114< 0,143), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 16 144

UJI NORMALITAS DATA POSTTEST


KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Data Posttest Kelas Eksperimen


No. Nilai Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 76 -2.165 0.015 0.081 0.066
2 76 -2.165 0.015 0.081 0.066
3 76 -2.165 0.015 0.081 0.066
4 76 -2.165 0.015 0.162 0.107
5 76 -2.165 0.015 0.162 0.107
6 76 -2.165 0.015 0.162 0.107
7 80 -1.472 0.070 0.324 0.114
8 80 -1.472 0.070 0.324 0.114
9 80 -1.472 0.070 0.324 0.114
10 80 -1.472 0.070 0.324 0.114
11 80 -1.472 0.070 0.324 0.114
12 80 -1.472 0.070 0.324 0.114
13 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
14 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
15 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
16 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
17 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
18 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
19 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
20 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
21 84 -0.779 0.218 0.568 0.125
22 88 -0.087 0.465 0.757 0.131
23 88 -0.087 0.465 0.757 0.131
145

24 88 -0.087 0.465 0.757 0.131


25 88 -0.087 0.465 0.757 0.131
26 88 -0.087 0.465 0.757 0.131
27 88 -0.087 0.465 0.757 0.131
28 88 -0.087 0.465 0.757 0.131
29 92 0.606 0.728 0.973 0.139
30 92 0.606 0.728 0.973 0.139
31 92 0.606 0.728 0.973 0.139
32 92 0.606 0.728 0.973 0.139
33 92 0.606 0.728 0.973 0.139
34 92 0.606 0.728 0.973 0.139
35 92 0.606 0.728 0.973 0.139
36 92 0.606 0.728 0.973 0.139
37 96 1.299 0.903 1.000 0.097

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0,139

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0,886 0,886
Ltabel = = = 0,146
37 6,083

Lhitung< Ltabel (0,139< 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
146

Data Posttest Kelas Kontrol


No. NILAI Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 72 -0.797 0.213 0.111 0.102
2 72 -0.797 0.213 0.111 0.102
3 72 -0.797 0.213 0.111 0.102
4 72 -0.797 0.213 0.111 0.102
5 76 -0.545 0.293 0.167 0.126
6 76 -0.545 0.293 0.167 0.126
7 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
8 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
9 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
10 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
11 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
12 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
13 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
14 80 -0.292 0.385 0.389 0.004
15 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
16 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
17 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
18 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
19 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
20 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
21 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
22 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
23 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
24 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
25 84 -0.039 0.484 0.694 0.138
147

26 88 0.214 0.585 0.861 0.277


27 88 0.214 0.585 0.861 0.277
28 88 0.214 0.585 0.861 0.277
29 88 0.214 0.585 0.861 0.277
30 88 0.214 0.585 0.861 0.277
31 88 0.214 0.585 0.861 0.277
32 92 0.466 0.679 0.944 0.265
33 92 0.466 0.679 0.944 0.265
34 92 0.466 0.679 0.944 0.265
35 96 0.719 0.764 1.000 0.236
36 96 0.719 0.764 1.000 0.236

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0,138

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0,886 0,886
Ltabel = = = 0,148
36 6

Lhitung< Ltabel (0,138< 0,148), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 17 148

Data Nilai Kelas Eksperimen

Nama siswa Pretes Postes


Tasya galuh 36 76
Hana salsabila 36 76
Dewi 36 76
Fani aulia 44 76
Urvianne feurah 44 76
Fathimah 48 76
Aulia balqist 48 80
Nabila shafarana 48 80
Salsabila wibawanti 48 80
Farah nur 48 80
Nur fitri 52 80
Safitri 52 80
Fitri aulia 52 84
Ridho 52 84
Hilmi muzaki 52 84
Esa fatya 52 84
Delinda 56 84
Risyadhana 56 84
Adhiyaksa 56 84
Abie wibisono 56 84
Ilham 56 84
Dimas 56 88
Uwais al-qorni 60 88
Irfan ubaidillah 60 88
M . iqbal 60 88
Zhilal farras 60 88
Ilhamsyah 60 88
Fajar 64 88
Qodri maulana 64 92
Hasbi 64 92
Erfano ahmad 64 92
Salsabila 64 92
Salsa dewi 68 92
Novutri 68 92
Irene nurul 68 92
Rafi atahullah 72 92
Zahra 72 96
149

Data Nilai Kelas Kontrol

Nama Siswa Pretes Postes


Danil ridwan 32 72
Amalia rusda 32 72
Rivaldy putra 32 72
Aulia zahra 36 72
Camelia raihana 36 76
Arnetta putri 36 76
Fahira maharani 36 80
Farikha nuruz 40 80
Elvara kamila 40 80
Aep saefulloh 40 80
m.fikri 40 80
Fathiya nurfahira 40 80
Aji prakoso 40 80
Yoga tritama 40 80
Hilda kencana 40 84
Rahma novia 44 84
Siti utufina 44 84
Diar rizki 44 84
Tasya amalina 44 84
Ferenia febi 44 84
Mufughani 44 84
Yuniah 44 84
Suminarti 48 84
Nurul azmiyati 48 84
Nadia putri 48 84
Laeli 48 88
Afaf nida 48 88
Shaffiyra 48 88
Hanif indrawan 48 88
Rifqi nashri 48 88
Syofa windi 52 88
Uswal hasanah 52 92
Salsabila chandra 52 92
Jihan alifa 56 92
Dhiiya aini 56 96
Farah 56 96
Lampiran 18 150

UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST


KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Data N S2 Ftabel FHitung Kesimpulan

Kelas
36 37,396
Kontrol
1,748 0,906 Homogen
Kelas
37 33,897
Eksperimen

Berdasarkan tabel diatas, uji homogenitas data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi homogen karena FHitung< Ftabel
atau 0,906<1,748 pada derajat kebebasan 71 dari n1+n2-2 sedangkan n1=36 dan
n2=37. Sehingga kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama antara
kelas eksperiment dan kelas kontrol.

2
S varians terbesar
1. F hitung= 1 2 =
S2 varians terkecil

varians terbesar
=
varians terkecil
= 33,897
37,396

= 0,906
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 36-1
= 35
151

db penyebut = n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,748

Fhitung< Ftabel (0,668< 1,748), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Lampiran 19 152

UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST


KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Data N S2 Ftabel FHitung Kesimpulan

Kelas
36 44,749
Kontrol
1,748 0,530 Homogen
Kelas
37 84,457
Eksperimen

Berdasarkan tabel diatas, uji homogenitas data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi homogen karena FHitung< Ftabel
atau 0,530<1,748 pada derajat kebebasan 71 dari n1+n2-2 sedangkan n1=36 dan
n2=37. Sehingga kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama antara
kelas eksperiment dan kelas kontrol.

2
S varians terbesar
1. F hitung= 1 2 =
S2 varians terkecil

varians terbesar
=
varians terkecil
= 44,749
84,457

= 0530
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 36-1
= 35
153

db penyebut = n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,748

Fhitung< Ftabel (0,530< 1,748), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Lampiran 20 154

HASIL PROYEK SISWA


155
Lampiran 21 156

PROSES PEMBELAJARAN

Presentasi LKS Siswa membuat proyek

Siswa membuat proyek Presentasi hasil proyek

Presentasi hasil proyek Siswa mengerjakan posttest


Lampiran 22 157

LEMBAR KERJA SISWA


EKOSISTEM

Kelas :
Kelompok :

Nama Anggota :
158

Ekosistem

KI :
1. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

KD :
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem
dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
159

Dasar Teori

Apa itu ekosistem?


Ekosistem adalah Hubungan yang terjadi atau Interaksi antar makhluk hidup dan
makhluk hidup dengan lingkungannya pada daerah tertentu. Dan ilmu yang mempelajari
tentang ekosistem adalah ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen biotik(komponen hidup,
misalnya tumbuhan dan hewan) dan abiotik (komponen tak hidup, misalnya udara, air, cahaya
Apa itu ekosistem?
matahari). Didalam ekosistem komponen terkecilnya ialah individu, individu merupakan satu
Ekosistem
unit makhluk adalah
hidup. Hubungan yang terjadi
Adapun kumpulan atau
dari Interaksi
individu antarmerupakan
sejenis makhluk hidup dan sedangkan
populasi, makhluk
hidup dengan
kumpulan lingkungannya
dari berbagai pada
populasi daerah tertentu.
merupakan komunitas.DanDanilmu yang mempelajari
kumpulan tentang
dari komunitas ialah
ekosistem adalah ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen biotik(komponen
ekosistem. Komponen ekosistem berdasarkan perannya didalam ekosistem dibedakan menjadi hidup,
misalnya konsumen,
produsen, tumbuhan dan dan dekomposer.
hewan) dan abiotik (komponen tak hidup, misalnya udara, air,
cahaya matahari). Didalam ekosistem komponen terkecilnya ialah individu, individu
Ekosistem
merupakan satu unitmerupakan
makhluk lingkungan
hidup. Adapun yangkumpulan
menampung berbagai sejenis
dari individu individu, didalam
merupakan
ekosistem sendiri terjadi suatu interaksi misalnya predasi, parasitisme, kompetisi,
populasi, sedangkan kumpulan dari berbagai populasi merupakan komunitas. Dan kumpulan netral, dan
komensialisme.
dari komunitasDidalam ekosistem adanya
ialah ekosistem. Komponenperistiwa rantai makanan,
ekosistem berdasarkanRantai makanan,
perannya yaitu
didalam
perpindahan materi dan
ekosistem dibedakan energi produsen,
menjadi melalui proses makandan
konsumen, dandekomposer.
dimakan dengan urutan tertentu. Tiap
tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang
Ekosistem
mampu merupakanzat
menghasilkan lingkungan yang menampung
makanan adalah tumbuhan maka berbagai
tingkatindividu, didalam
trofi pertama ekosistem
selalu diduduki
tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiridan
sendiri terjadi suatu interaksi misalnya predasi, parasitisme, kompetisi, netral, atas
komensialisme. Didalam ekosistem adanya peristiwa rantai makanan,
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen rantai makanan yaitu
proses merupakan
primer makan dan dtingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran
energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. Jaring-
jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Daur biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa kimia
mengalir daei komponen abioti ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur unsur-
unsur tersebut juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik. contoh daur tersebut
misalnya daur nitrogen, daur oksigen, daur karbon, dan daur air.

Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem dan satuan penyusun ekosistem
2. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
3. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
4. Siswa mampu menjelaskan salah satu atau salah dua dari daur biogeokimia
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
160

JenisEkosistem: Lokasi :

Tumbuhan apa saja yang kamu temukan dalam ekosistem tersebu?

Hewan apa saja yang kamu temukan dalam ekosistem tersebut?

Bagaimana kondisi ekosistemnya? Deskripsikanlah keadaan ekosistem tersebut?

Daur apakah yang mungkin terjadi pada ekosistem tersebut?

Bagaimana peran ekosistem tersebut bagi kehidupan di lingkungan sekitarnya?

6. Adakah peran kalian terhadap ekosistem tersebut?


161

Sekarang tugas kalian adalah membuat proyek sebuah poster tentang ekosistem dan
daur biogeokima. Setiap kelompok akan mendapatkan satu jenis ekosistem yang telah
ditentukan oleh guru.
Ekosistemnya adalah :
1. Sawah
2. Danau
3. Empang
4. Kebun sayur
5. Hutankota UI
6. Sungai

Dalam proyek pembuatan poster tersebut harus mencakup:


1. Komponen penyusun ekosistem
2. Interaksi dalam ekosistem
3. Jaring-jaring makanan
4. Daur Biogeokimia (daur karbon, daur air, daur oksigen) * pilih minimal 2 daur
5. Masalah yang terjadi dalam ekosistem
162

Komponen Biotik:

Komponen Abiotik:

Jaring Makanan :
163
Menganalisa Masalah

Sebutkan apa saja masalah yang kamu temui di dalam ekosistem tersebut, deskripsikan
masalah tersebut !

Kenapa masalah itu penting bagi kehidupan di dalam ekosistem dan lingkungan sekitarnya?

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?


164
Perencanaan Proyek

Judul Proyek :

Tujuan :

Alat dan Bahan :

Langkah Kerja :
Hasil Proyek 165
Lampiran 23 166

LEMBAR KERJA SISWA


EKOSISTEM

Kelas :
Kelompok :

Nama Anggota :
167

Ekosistem

KI :
1. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

KD :
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem
dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
168

Dasar Teori

Apa itu ekosistem?


Ekosistem adalah Hubungan yang terjadi atau Interaksi antar makhluk hidup dan
makhluk hidup dengan lingkungannya pada daerah tertentu. Dan ilmu yang mempelajari
tentang ekosistem adalah ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen biotik(komponen hidup,
misalnya tumbuhan dan hewan) dan abiotik (komponen tak hidup, misalnya udara, air, cahaya
Apa itu ekosistem?
matahari). Didalam ekosistem komponen terkecilnya ialah individu, individu merupakan satu
Ekosistem
unit makhluk adalah
hidup. Hubungan yang terjadi
Adapun kumpulan atau
dari Interaksi
individu antarmerupakan
sejenis makhluk hidup dan sedangkan
populasi, makhluk
hidup dengan
kumpulan lingkungannya
dari berbagai pada
populasi daerah tertentu.
merupakan komunitas.DanDanilmu yang mempelajari
kumpulan tentang
dari komunitas ialah
ekosistem adalah ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen biotik(komponen
ekosistem. Komponen ekosistem berdasarkan perannya didalam ekosistem dibedakan menjadi hidup,
misalnya konsumen,
produsen, tumbuhan dan dan dekomposer.
hewan) dan abiotik (komponen tak hidup, misalnya udara, air,
cahaya matahari). Didalam ekosistem komponen terkecilnya ialah individu, individu
Ekosistem
merupakan satu unitmerupakan
makhluk lingkungan
hidup. Adapun yangkumpulan
menampung berbagai sejenis
dari individu individu, didalam
merupakan
ekosistem sendiri terjadi suatu interaksi misalnya predasi, parasitisme, kompetisi,
populasi, sedangkan kumpulan dari berbagai populasi merupakan komunitas. Dan kumpulan netral, dan
komensialisme.
dari komunitasDidalam ekosistem adanya
ialah ekosistem. Komponenperistiwa rantai makanan,
ekosistem berdasarkanRantai makanan,
perannya yaitu
didalam
perpindahan materi dan
ekosistem dibedakan energi produsen,
menjadi melalui proses makandan
konsumen, dandekomposer.
dimakan dengan urutan tertentu. Tiap
tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang
Ekosistem
mampu merupakanzat
menghasilkan lingkungan yang menampung
makanan adalah tumbuhan maka berbagai
tingkatindividu, didalam
trofi pertama ekosistem
selalu diduduki
tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiridan
sendiri terjadi suatu interaksi misalnya predasi, parasitisme, kompetisi, netral, atas
komensialisme. Didalam ekosistem adanya peristiwa rantai makanan,
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen rantai makanan yaitu
proses merupakan
primer makan dan dtingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran
energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. Jaring-
jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Daur biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa kimia
mengalir daei komponen abioti ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur unsur-
unsur tersebut juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik. contoh daur tersebut
misalnya daur nitrogen, daur oksigen, daur karbon, dan daur air.

Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem dan satuan penyusun ekosistem
2. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
3. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
4. Siswa mampu menjelaskan salah satu atau salah dua dari daur biogeokimia
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam ekosistem disekitarnya.
169

JenisEkosistem: Lokasi :

Tumbuhan apa saja yang kamu temukan dalam ekosistem tersebut?

Hewan apa saja kamu temukan dalam ekosistem tersebut?

Bagaimanakah kondisi ekosistemnya? Deskripsikanlah keadaan ekosistem tersebut!

Daur apa sajakah yang terjadi di dalam ekosistem tersebut?

Apakah peran ekosistem tersebut bagi kehidupan di lingkungan sekitarnya?

Apa peran kalian terhadap lingkungan ekosistem tersebut?


170

Catatan :
Sekarang tugas kalian adalah mengerjakan lembar kerja siswa yang telah diberikan
berdasarkan jenis ekosistem yang telah ditentukan pada tiap kelompok, kemudian diskusikan
lalu presentasikan di depan kelas.
171

Komponen Biotik :

Komponen Abiotik:

Jaring Makanan :

Daur Biogeokimia :
172

Sebutkan apa saja masalah yang kamu temui di dalam ekosistem tersebut, deskripsikan
masalah tersebut !

Kenapa masalah itu penting bagi kehidupan di dalam ekosistem dan lingkungan sekitarnya?

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?


Lampiran 24 173

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol

Langkah 1
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 20 15 10 5
Kamboja, Anggrek,
Jeruk Nipis, Mangga,
Teh-tehan,
Siswa
Tumbuhan apa saja Bougenville, Palm Siswa
menyebutkan Siswa Siswa menyebutkan
yang kamu temukan Botol, Jambu Air, menyebutkan
1 kurang dari 15 menyebutkan 9 kurang dari 8
dalam ekosistem Lavender, Durian, 15 tanaman atau
tanaman sampai atau 10 tanaman tanaman
tersebut? Lidah Mertua, Kuping lebih
11 tanaman
Gajah, Bunga Tai
Kotok, Euphorbia,
Sirih, Paku-pakuan.
Semut, Katak, Kupu- Siswa Siswa
Hewan apa saja yang
kupu, Burung, Ulat menyebutkan menyebutkan
2 kamu temukan dalam
Bulu, Cicak, Ikan, lebih dari 5 kurang dari 5
ekosistem tersebut?
Ayam. hewan hewan
Ada, Kolam kecil yang
Siswa
sudah tidak terurus dan Siswa
menyebutkan
Bagaimana kondisi keadaannya menyebutkan Siswa hanya
ada kolam ikan
ekosistemnya? memprihatinkan, ada kolam ikan menyeburkan
dan tidak
3 Deskripsikanlah airnya berwarna hitam, dan adanya kolam saja
terperinci
keadaan ekosistem dan ikan hanya sedikit mendeskripsikan dan tidak
mendeskripsikan
tersebut ! yang hidup, lebih keadaannya mendeskripsikannya
keadaannya
banyak kecebong dan dengan detail
kolam
katak.
174

Siswa Siswa tidak


menjawab Siswa menjawab dapat menjawab
kemungkinan kemungkinan kemungkinan
Daur yang daur yang ada daur yang ada daur yang ada
Daur apakah yang memungkinkan terjadi berdasarkan berdasarkan berdasarkan
4 mungkin terjadi pada di ekosistem sekolah deskripsi deskripsi deskripsi
ekosistem tersebut? adalah daur air, daur ekosistem ekosistem ekosistem
karbon lingkungan lingkungan lingkungan
sekolah berupa sekolah berupa sekolah berupa
daur air dan daur air. daur air dan
daur karbon daur karbon
Siswa Siswa hanya
Ekosistem berperan
Bagaimanakah peran menjelaskan menyebutkan
penting dalam menjaga
ekosistem tersebut peran ekosistem pentingnya menjaga
kehidupan yang ada
5 bagi kehidupan di yang berkaitan ekosisitem tanpa
disekolah. Baik untuk
lingkungan dengan hewan, menjelaskan
hewan, tumbuhan dan
sekitarnya? tumbuhan dan kaitannya dengan
juga manusia.
manusia. makhluk hidup lain.
- Menjaga
lingkungan agar
tetap asri dengan
Siswa Siswa
tidak merusak
Adakah peran kalian menyebutkan 3 menyebutkan 2 Siswa menyebutkan
tanaman yang ada
6 terhadap ekosistem peranan atau peranan 1 peranan terhadap
disekitar
tersebut? lebih terhadap terhadap lingkungan
- Tidak
lingkungan lingkungan
membuang
sampah
sembarangan
175

- Melakukan
penanaman
kembali apabila
ada tanaman
yang mati

Langkah 2
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diinginkan 100 75 50 25
1 Buatlah Sketsa Ekosistem Siswa membuat Siswa membuat - Siswa - Siswa Siswa hanya
Sekolahmu sketsa dengan sketsa dengan membuat membuat membuat sketsa
benar dan baik dan sketsa dengan sketsa saja
memasukan membuat rantai benar namun kurang benar
adanya rantai makanan dengan rantai dan rantai
makanan benar makanan salah makanan
didalamnya - Siswa salah
membuat
sketsa kurang
benar tapi
rantai
makanan
benar
176

Langkah 3
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Menyebutkan
Siswa Siswa
semua komponen
menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
biotik yang ada di
Komponen komponen komponen menyebutkan
1 sekolah seperti :
biotik biotik yang biotik komponen
hewan, manusia,
ada di namun tidak biotik
tumbuhan secara
sekolah terperinci
lengkap.
Menyebutkan Siswa Siswa
semua komponen menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
Komponen abiotik yang ada komponen komponen menyebutkan
2
abiotik di sekolah seperti biotik yang abiotik komponen
: tanah, batu, ada di namun tidak abiotik
udara, air sekolah terperinci
Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
beberapa rantai rantai 2 rantai rantai
Jaring
3 makanan yang makanan makanan makanan
makanan
terdapat di yang terdapat yang terdapat yang
sekolah kemudian di sekolah di sekolah terdapat di
membuatnya kemudian kemudian sekolah dan
177

menjadi satu membuatnya membuatnya tidak


jaring makanana. menjadi satu menjadi satu membuatnya
jaring jaring menjadi satu
makanan. makanan. jaring
makanan.

Langkah 4
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Sebutkan
apa saja
Menyebutkan
masalah
masalah yang ada
yang kamu Siswa Siswa
di sekolah ; Siswa tidak
temui di menyebutkan menyebutkan
- Kolam yang menyebutkan
1 dalam masalah masalah
tidak terurus adanya
ekosistem yang ada di namun tidak
dekat dengan masalah
tersebut, sekolah terperinci
kandang
deskripsikan
burung
masalah
tersebut!
Kenapa Siswa Siswa tidak
Jika dibiarkan
masalah itu menyebutkan menyebutkan
bisa menimbulkan
penting bagi kenapa dengan benar Tidak
penyakit dan
2 kehidupan di pentingnya kenapa membuat
dapat
dalam masalah masalah alasan
mengganggu
ekosisitem tersebut tersebut
keadaan sekita
dan untuk penting
178

llingkungan didiskusikan
sekitarnya?
- Air kolam yang
sudah
mengeruh
- Banyaknya
Siswa
Apa yang kodok/katak Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan
harus - Pengairan yang menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
5 atau lebih
dilakukan tidak berjalan 4 hal yang 3 hal yang 1 atau 2 hal satu pun hal
hal yang
3 untuk - Ikan-ikan sudah sudah yang sudah yang sudah
sudah
mengatasi sedikit diketahui diketahui diketahui diketahui
diketahui
masalah kebanyakan mengenai mengenai mengenai mengenai
mengenai
tersebut? kecebong dan kolam kolam kolam kolam
kolam
jentik nyamuk
- Kolam tidak
diurus dengan
benar
Lampiran 25 179

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen

Langkah 1
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 20 15 10 5
Kamboja, Anggrek,
Jeruk Nipis, Mangga,
Teh-tehan,
Siswa
Tumbuhan apa saja Bougenville, Palm Siswa
menyebutkan Siswa Siswa menyebutkan
yang kamu temukan Botol, Jambu Air, menyebutkan
1 kurang dari 15 menyebutkan 9 kurang dari 8
dalam ekosistem Lavender, Durian, 15 tanaman atau
tanaman sampai atau 10 tanaman tanaman
tersebut? Lidah Mertua, Kuping lebih
11 tanaman
Gajah, Bunga Tai
Kotok, Euphorbia,
Sirih, Paku-pakuan.
Semut, Katak, Kupu- Siswa Siswa
Hewan apa saja yang
kupu, Burung, Ulat menyebutkan menyebutkan
2 kamu temukan dalam
Bulu, Cicak, Ikan, lebih dari 5 kurang dari 5
ekosistem tersebut?
Ayam. hewan hewan
Kolam kecil yang
sudah tidak terurus dan
Bagaimana kondisi keadaannya Siswa Siswa tidak Siswa hanya
ekosistemnya? memprihatinkan, mendeskripsikan mendeskripsikan menyeburkan
3 Deskripsikanlah airnya berwarna hitam, keadaan keadaan adanya kolam saja
keadaan ekosistem dan ikan hanya sedikit ekosistem ekosistem dan tidak
tersebut ! yang hidup, lebih dengan detail dengan detail mendeskripsikannya
banyak kecebong dan
katak.
180

Siswa Siswa tidak


menjawab Siswa menjawab dapat menjawab
kemungkinan kemungkinan kemungkinan
Daur yang daur yang ada daur yang ada daur yang ada
Daur apakah yang memungkinkan terjadi berdasarkan berdasarkan berdasarkan
4 mungkin terjadi pada di ekosistem sekolah deskripsi deskripsi deskripsi
ekosistem tersebut? adalah daur air, daur ekosistem ekosistem ekosistem
karbon lingkungan lingkungan lingkungan
sekolah berupa sekolah berupa sekolah berupa
daur air dan daur air. daur air dan
daur karbon daur karbon
Siswa Siswa hanya
Ekosistem berperan
Bagaimanakah peran menjelaskan menyebutkan
penting dalam menjaga
ekosistem tersebut peran ekosistem pentingnya menjaga
kehidupan yang ada
5 bagi kehidupan di yang berkaitan ekosisitem tanpa
disekolah. Baik untuk
lingkungan dengan hewan, menjelaskan
hewan, tumbuhan dan
sekitarnya? tumbuhan dan kaitannya dengan
juga manusia.
manusia. makhluk hidup lain.
- Menjaga
lingkungan agar
tetap asri dengan
Siswa Siswa
tidak merusak
Adakah peran kalian menyebutkan 3 menyebutkan 2 Siswa menyebutkan
tanaman yang ada
6 terhadap ekosistem peranan atau peranan 1 peranan terhadap
disekitar
tersebut? lebih terhadap terhadap lingkungan
- Tidak
lingkungan lingkungan
membuang
sampah
sembarangan
181

- Melakukan
penanaman
kembali apabila
ada tanaman
yang mati

Langkah 2
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diinginkan 100 75 50 25
1 Buatlah Sketsa Ekosistem Siswa membuat Siswa membuat - Siswa - Siswa Siswa hanya
Sekolahmu sketsa dengan sketsa dengan membuat membuat membuat sketsa
benar dan baik dan sketsa dengan sketsa saja
memasukan membuat rantai benar namun kurang benar
adanya rantai makanan dengan rantai dan rantai
makanan benar makanan salah makanan
didalamnya - Siswa salah
membuat
sketsa kurang
benar tapi
rantai
makanan
benar
182

Langkah 3
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Menyebutkan
Siswa Siswa
semua komponen
menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
biotik yang ada di
Komponen komponen komponen menyebutkan
1 sekolah seperti :
biotik biotik yang biotik komponen
hewan, manusia,
ada di namun tidak biotik
tumbuhan secara
sekolah terperinci
lengkap.
Menyebutkan Siswa Siswa
semua komponen menyebutkan menyebutkan Siswa tidak
Komponen abiotik yang ada komponen komponen menyebutkan
2
abiotik di sekolah seperti biotik yang abiotik komponen
: tanah, batu, ada di namun tidak abiotik
udara, air sekolah terperinci
Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
beberapa rantai rantai 2 rantai rantai
Jaring
3 makanan yang makanan makanan makanan
makanan
terdapat di yang terdapat yang terdapat yang
sekolah kemudian di sekolah di sekolah terdapat di
membuatnya kemudian kemudian sekolah dan
183

menjadi satu membuatnya membuatnya tidak


jaring makanana. menjadi satu menjadi satu membuatnya
jaring jaring menjadi satu
makanan. makanan. jaring
makanan.

Langkah 4
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 0
Sebutkan
apa saja
Menyebutkan
masalah
masalah yang ada
yang kamu Siswa Siswa
di sekolah ; Siswa tidak
temui di menyebutkan menyebutkan
- Kolam yang menyebutkan
1 dalam masalah masalah
tidak terurus adanya
ekosistem yang ada di namun tidak
dekat dengan masalah
tersebut, sekolah terperinci
kandang
deskripsikan
burung
masalah
tersebut!
Kenapa Siswa Siswa tidak
Jika dibiarkan
masalah itu menyebutkan menyebutkan
bisa menimbulkan
penting bagi kenapa dengan benar Tidak
penyakit dan
2 kehidupan di pentingnya kenapa membuat
dapat
dalam masalah masalah alasan
mengganggu
ekosisitem tersebut tersebut
keadaan sekita
dan untuk penting
184

llingkungan didiskusikan
sekitarnya?
- Air kolam yang
sudah
mengeruh
- Banyaknya
Siswa
Apa yang kodok/katak Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
menyebutkan
harus - Pengairan yang menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
5 atau lebih
dilakukan tidak berjalan 4 hal yang 3 hal yang 1 atau 2 hal satu pun hal
hal yang
3 untuk - Ikan-ikan sudah sudah yang sudah yang sudah
sudah
mengatasi sedikit diketahui diketahui diketahui diketahui
diketahui
masalah kebanyakan mengenai mengenai mengenai mengenai
mengenai
tersebut? kecebong dan kolam kolam kolam kolam
kolam
jentik nyamuk
- Kolam tidak
diurus dengan
benar

Langkah 5
Jawaban yang Kriteria Penilaian
No Pertanyaan
diharapkan 30 25 20 15 10 5
Judul tidak
Kesesuaian judul Judul sesuai
1 Judul Proyek sesuai
dengan tema dengan tema
dengan tema
Kesesuaian Siswa Siswa Siswa
2 Tujuan tujuan dengan membuat membuat membuat
judul dan tema tujuan yang tujuan yang tujuan tidak
185

sesuai sesuai sesuai


dengan tema dengan tema dengan judul
dan judul atau judul dan tema
saja
Alat dan bahan Alat dan Alat dan
sesuai dengan bahan sesuai bahan sesuai
judul yang judul dan dengan judul
diambil dan memakai tapi tidak
3 Alat dan Bahan
terdiri dari beberapa memakai
beberapa barang barang yang barang yang
yang tidak sudah tidak sudah tidak
terpakai terpakai terpakai
Langkah kerja
Siswa Siswa
dibuat dengan
membuat membuat
4 Langkah Kerja kalimat pasif dan
langkah kerja langkah kerja
hasil pemikiran
dengan baik asal-asalan
sendiri
Siswa
Hasil proyek menghasilkan
Siswa tidak
sesuai dengan sebuah
5 Hasil proyek menghasilkan
judul yang produk yang
produk
diangkat sesuai
dengan judul
Membahas hasil Siswa Siswa Siswa hanya Siswa hanya Siswa hanya
proyek dan membahas membahas membahas 1 membahas membahas Siswa tidak
6 Pembahasan penjelasan semua hal beberapa hal hal tentang tentang membahas
mengenai tema mengenai mengenai mengenai proyek konsep apapun
yang di angkat proyek dan proyek dan proyek dan mereka saja ekosistem
186

membahas membahas membahas yang mereka


tentang tentang tentang ambil
konsep konsep konsep
ekosistem ekosistem ekosistem
yang yang mereka yang mereka
mereka ambil ambil
ambil.
Menyebutkan 5 Siswa
Siswa
sumber referensi menyebutkan
menyebutkan
baik dari buku, 4 atau kurang
7 Referensi 5 atau lebih
jurnal, majalah, referensi
sumber
koran atau pun yang mereka
referensi
internet ambil
192

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Hari, Tanggal : Senin, 7 Maret 2016


Subjek : Ummu Robiah, S.Si, M.Pd
Tempat : MAN 13 Jakarta

1. Ada berapajt;mlah kelas X MIA di MAN 13?

Jawab: Oi MAN 13 ada 3 kelas X MIA. MIA 1,2, dan 3.

2. Bagaimana perbandingan kemampuan belajar siswanya?


Jawab: X MIA 1 memiliki kemampuan akademik yang rata-rata hasil belajarnya
berkategori sedang. MIA 2 rata-rata memili hasil belajar yang tinggi. Sedangkan MIA 3
memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan MIA 1.
3. Menurut Ibu, apa yang menjadi kendala siswa dalam memahami pelajaran biologi?
Jawab: Siswa biasanya mengeluh tentang biologi yang banyak menggunakan istilah­
istilah baru dan berupa hafalan, sehingga siswa sulit untuk memahaminya.
4. Metode apa yang biasa Ibu gunakan dalam pembelajaran biologi?
Jawab: Biasa menggunakan metode ceramah, presentasi kelompok dan tanya jawab.
5. Apa sebelumnya pernah menggunakan model Project Based Learning pada pembelajaran
biologi?
Jawab: Sangatjarang, karena butuh persiapan dan lebih banyak menggunakan presentasi
kelompok saat pembelajaran. Pernah diterapkan pada konsep pencemaran lingkungan,
siswa membuat pupuk kompos dan daur ulang.
6. Bagaimana cara ibu meningkatkan hasil belajar biologi siswa?
Jawab: Siswa yang nilainya masih dibawah KKM diberikan kesempatan untuk remedial
berupa soal yang serupa dengan ulangan harian atau berupa tugas.

Jakarta, 7 Maret 20 16
KEMENTEKIAN AGAMA

KANTOR WlLAYAH PKOVINSI DABRAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


JL. 0.1 PANJAITAN NO. 10 TELEPON 8197479. 8198296. 8512403. 8563530 (HUNTING)

FAX. 8512402 KODE pes 13340

Nomor B-~B2,tKw.09.21 21 KP.OI.1I2016 13 April 2016


Sifat Penting
Lamp.
Perihal : Rekomendasi Penelitian

Yth. Kepala MAN 13


di.
Jakarta

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Menindaklanjuti surat Kabag Tata Usaha Fakultas Ilmu Tarbiyah dan !(eguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Nomor: Un.Oll F. II KM.01.3/ 6011 2016 tangga\ 08 April
2016, perihal Permohonan Izin Penelitian atas nama mahasiswa sebagai berikut :

Nama MUHAMMAD FIKRI ROMDONI


NPM 1110016100067
Program Studi Pendidikan Biologi

Merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk mengadakan Penelitian di Madrasaft Aliya!J


Negeri 13 Jakarta dalam rangka Penyusunan Skripsi dengan judul "Pengaruh Model Pembelaiaran
Project Based Learning Terhadap Hasii Belajar Sisw~" dengan ketentuan :
1. Penelitian tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar;
2. Memperhatikan segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Madrasah Aliyah
Negeri 13 Jakarta.

Demikian atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

\·iC ~
'\ ~It~/j,,,~","k;';~~
'I \ o t : ' ,,'I' .
\\ .o~0411 j~ .,.:,'
'~-? o~>:/
~~~UBL \~~1/
Tembusan Yth: : <..':::.:'- --.:;../'
1. Kepa\a Kanwil KementerianAgama Provinsi DKI Jakarta;
2. Kabag Tata Usaha Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ke;~uruan Universitas IslamNegeri;
3. Ybs.
KE\lE\'TERIAN AGAMA
>.L-\DR.-\S..lJ{ .-\LIYAH NEGERI l3 JAKARTA
: . 5: _'._~ ~=;-:e;:g :\g'0ng Jagakarsa Jakarta Selatan

L[\ffiAR DISPOSISI
Indek .. " ............................... Kode:

Berkas : ................... , ...

Tanggal/Nomor i. ~([I./.kt'..(.... ~ :-:.~.?'.t!.?t. /.!~.: .4?f.':.v ~//~

As al W(~.~:.f:-: ....

lsi Ringkas .l~~~ j~;':~~~~~~~~~~:~~~

Diterima tanggal J. rl(:·A?t?!. /. ..

Tanggal penyelesaian ................. ...

!!~i disposisi Diteruskan kepada :


l. 1CuM'~.
~ ~' Tt. .
~t
2.
3. !//h~ 4~'~ .J''£'
"
,

C¥J
Sudah digunfan harap segera dikembalikan
.'
>Ke:p:ada

..

Anda mungkin juga menyukai