Anda di halaman 1dari 6

ISBN : 978 979 96964 6 5

Yogyakarta, 14 November 2009

PENGEMBANGAN SISTEM SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA


ACQUISITION) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA

Aryuanto1)
Yusuf Ismail Nakhoda2)
1,2
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Jalan Raya Karanglo Km. 2 Malang
1
aryuanto@gmail.com, 2 yusuf_nakhoda@yahoo.com

Abstrak

Makalah ini membahas sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) pada
pembangkit listrik tenaga hibrida yang terdiri dari pembangkait listrik tenaga angin/bayu
(PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Perangkat lunak aplikasi Winlog SCADA
digunakan untuk implementasi sistem SCADA yang dapat memantau parameter lingkungan
(angin dan sinar matahari) dan daya listrik yang dihasilkan masing-masing pembangkit.
Simulasi perangkat lunak yang dikembangkan digunakan untuk memodelkan PLTB dan PLTS.
Komunikasi antara sistem SCADA dengan simulator PLTB dan PLTS menggunakan protokol
MODBUS yang banyak digunakan di industri. Dari pengujian diperoleh bahwa aplikasi
SCADA dapat digunakan untuk mempermudah pengendalian dan pemantauan sistem
pembangkit tenaga hibrida.

Kata Kunci : SCADA, pembangkit listrik tenaga hibrida, PLTB, PLTS, protokol MODBUS.,

Pendahuluan dihubungkan dengan sistem SCADA yang


Pembangkit listrik tenaga hibrida merupakan salah satu diimplementasikan menggunakan Winlog SCADA [8].
solusi untuk mengatasi krisis energi yang terjadi Dengan cara ini, perubahan paramater lingkungan
dewasa ini. Salah satu jenis pembangkit listrik tenaga (kecepatan angin dan intensitas cahaya matahari) dapat
hibrida adalah kombinasi pembangkit listrik tenaga disimulasikan dengan mudah, sehingga proses analisa
surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga angin/bayu pada sistem SCADA dapat dilakukan dengan mudah
(PLTB). Berbagai penelitian telah banyak dilakukan dan cepat.
untuk mengkombinasikan beberapa jenis pembangkit
tenaga listrik, seperti PLTB dan PLTD (diesel) Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai
[1],[2],[3], PLTB dan PLTS [4], PLTB,PLTS, dan berikut. Pada bagian selanjutnya akan dibahas
PLTD [5], [6]. arsitektur pembangkit listrik tenaga hibrida, dilanjutkan
dengan model PLTS, model PLTB, dan sistem
Kendala utama yang dihadapi dalam pemanfaatan SCADA. Berikutnya akan dibahas implementasi dan
pembangkit listrik tenaga hibrida adalah efisiensi pengujian, dan diakhiri dengan kesimpulan.
energi yang dihasilkan, yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, dalam hal ini angin dan cahaya matahari.
Selain itu, PLTS dan PLTB mempunyai karakteristik Arsitektur Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida
lain, yaitu lokasi yang jauh dari perkotaan atau Pembangkit listrik tenaga hibrida merupakan
pemukiman, dan sifat pembangkitan yang terdistribusi. kombinasi dari beberapa pembangkit listrik, seperti
Sehingga untuk memantau dan mengendalikan PLTS PLTS,PLTB,PLTD dan baterai penyimpanan. Terdapat
dan PLTB dengan karakteristik yang tersebut diatas beberapa arsitektur untuk menginterkoneksikan
diperlukan suatu sistem monitoring dan pengendalian bermacam-macam pembangkit tersebut ke jaringan
jarak jauh, atau SCADA (Supervisory Control And listrik (grid), seperti terlihat pada gambar 1 [5].
Data Acquisition) [7].
Pada gambar 1(a), pembangkit-pembangkit dan baterai
Dalam penelitian ini dirancang suatu sistem SCADA dipasang di suatu lokasi dan dihubungkan ke AC bus
ynag digunakan untuk memantau dan mengendalikan sebelum dikoneksikan ke grid. Sistem ini disebut
sistem pembangkit tenaga hibrida yang tersebar di terpusat (centralized) karena daya listrik yang
beberapa lokasi untuk optimalisasi energi yang dikirimkan setiap pembangkit dan baterai diumpankan
dihasilkan. Simulasi program komputer digunakan ke grid melalui satu titik.
untuk memodelkan PLTB dan PLTS yang

D-7
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2009
Bidang Teknik Elektro

Pada gambar 1(b), pembangkit-pembangkit tidak harus bakar minyak dan dampak dari pemanasan global,
dipasang berdekatan lokasinya, dan tidak perlu penelitian PV banyak dilakukan. Umumnya para
dikoneksikan ke satu AC bus. Pembangkit terdistribusi peneliti membuat model PV untuk mempermudah
pada lokasi yang berbeda dan setiap pembangkit perancangan dan analisa sistem PLTS, mengingat
dikoneksikan ke grid secara terpisah. harga PV yang relatif masih mahal. Dengan model ini,
banyak simulator PV menggunakan program komputer
Pada gambar 1(c), dilakukan konversi tegangan AC ke (MATLAB) yang dikembangkan oleh para peneliti
DC pada pembangkit yang menghasilkan daya AC [9],[10],[11],[12].
yaitu PLTB dan PLTD. Selanjutnya daya DC tersebut
dikoneksikan ke DC bus, dan sebuah pengubah Rangkaian ekivalen PV yang paling sederhana terdiri
tegangan DC ke AC digunakan untuk mengumpankan dari sebuah sumber arus yang dirangkai paralel dengan
ke grid (AC). sebuah dioda. Output dari sumber arus berbanding
lurus dengan cahaya yang menyinari sel PV. Parameter
dioda menentukan karakteristik I-V dari sel PV
tersebut.

Model yang lebih komplek [9] dibuat dengan


menambahkan beberapa parameter seperti: pengaruh
suhu terhadap arus foto I L, arus saturasi dari dioda I 0,
sebuah tahanan seri RS (lihat gambar 2).

(a)

Gambar 2. Rangkaian ekivalen model PV.


Karakteristik I-V dari sel PV dinyatakan dengan
persamaan-persamaan berikut [9]:
(1)

(2)
(b)
(3)

(4)

(5)

(6)

(7)
(c)
(8)
Gambar 1. Arsitektur sistem pembangkit tenaga
dimana,
hibrida:(a) Centralized AC-bus; (b)
q= muatan litsrik= 1.6e-19
Distributed AC-bus; (c) Centralized DC-
n=faktor kualitas dioda
bus [5].
k=konstanta Boltzman=1.38e-23
T= temperatur kerja
Model PLTS T1= temperatur referensi-1
Komponen utama dari PLTS adalah Photovoltaic (PV) T2= temperatur referensi-2
yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik. G= radiasi sinar matahari
Dewasa ini, seiring dengan krisis energi berbahan Isc=arus hubung pendek

D-8
ISBN : 978 979 96964 6 5
Yogyakarta, 14 November 2009

Voc=tegangan rangkaian terbuka 2


Vg=tegangan jarak pita (band gap) Vo Vo
1 1
V V
Cp (16)
Model PLTB 2
Faktor Cp disebut sebagai efisiensi rotor. Secara teori,
Pada PLTB, turbin angin digunakan untuk mengubah
nilai maksimum Cp adalah 0,59.
energi kinetik angin menjadi energi listrik. Turbin
angin terdiri dari rotor dengan dua atau lebih bilah
Dari persamaan (15), terlihat bahwa daya output dari
(blade) yang terhubung secara mekanik dengan sebuah
turbin angin bervariasi secara linier dengan luas daerah
generator listrik. Energi listrik yang dihasilkan
yang disapu oleh rotor. Untuk turbin angin dengan
tergantung dari energi angin yang ditangkap rotor.
sumbu horisontal, luas daerah ini dinyatakan oleh
Energi listrik yang dihasilkan dapat dimodelkan 2
A D (17)
dengan persamaan berikut ini [13]. Energi kinetik dari 4
udara dengan massa m yang bergerak dengan dimana D adalah diameter rotor.
kecepatan V diberikan oleh
Sistem SCADA
(9)
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition)
Daya dari udara yang bergerak adalah kecepatan alir merupakan sistem yang mengkombinasikan telemetri
dari energi kinetik per detik. Sehingga (pengukuran jarak jauh) dan akuisisi data. SCADA
mengumpulkan informasi dari peralatan di lapangan
2
(10) yang selanjutnya dikirimkan ke pusat, kemudian
dilakukan analisa dan pengendalian yang diperlukan
Jika didefinisikan dan menampilkan informasi tersebut pada layar
P= daya mekanik pada udara yang bergerak operator. SCADA berfungsi untuk memantau dan
= densitas udara, kg/m3 mengendalikan peralatan di lapangan dari jarak jauh
A= luas daerah yang disapu bilah-bilah rotor, m2 menggunakan jaringan telekomunikasi [14]. SCADA
V= kecepatan udara, m/det, umumnya digunakan di indutsri [14], sistem
Maka daya pada persamaan (10) dapat dinyatakan oleh pengendalian tenaga listrik [15], jaringan penyedia air
bersih [16].
(11)
Arsitektur suatu sistem SCADA terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut :
Daya aktual yang diserap oleh rotor adalah perbedaan 1. Peralatan lapangan (sensor dan aktuator) :
antara daya angin yang masuk dan keluar. Sehingga Peralatan instrumentasi di lapangan berupa
(12) sensor digunakan untuk membaca sinyal
analog atau digital yang diukur, sedangkan
aktuator digunakan untuk mnegendalikan
dimana peralatan seperti motor, saklar, katup, dll.
Po=daya mekanik yang diserap rotor, yaitu daya output 2. Remote terminal unit (RTU) : RTU atau
V= kecepatan angin yang masuk ke rotor remote station umumnya berupa PLC
Vo= kecepatan angin yang keluar dari rotor. (Programmable Logic Controller) yang
Kecepatan alir massa yang melewati rotor dapat berfungsi untuk mengendalikan aktuator,
diasumsikan sebagai hasil kali dari densitas dan rata- membaca sinyal dari sensor dan
rata kecepatan, atau berkomunikasi dengan pusat pengendali.
3. Jaringan komunikasi : digunakan untuk
(13) menghubungkan RTU dengan stasiun pusat
pengendali yang berupa jaringan kabel, atau
Daya mekanik yang diserap motor, yang digunakan radio.
untuk menggerakkan generator listrik adalah 4. Stasiun pusat pengendali : merupakan stasiun
1 V Vo 2 2 pusat monitoring dan pengendalian dimana
Po A V Vo (14) terdapat komputer host dengan perangkat
2 2 lunak SCADA/HMI (Human Machine
Persamaan di atas dapat dituliskan sebagai Interface) yang memudahkan operator
1 2 melakukan monitoring dan pengendalian
Po AV C (15) peralatan-peralatan di lapangan.
2 p
dimana

D-9
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2009
Bidang Teknik Elektro

Gambar 3 memperlihatkan rancangan sistem SCADA obyek yang digunakan, seperti gambar
pada pembangkit listrik tenaga hibrida (PLTB dan bitmap, teks, nilai, status bar, led indicator,
PLTS). dll.
- Code builder : digunakan untuk memperkaya
HMI aplikasi menggunakan bahasa pemrograman
(Human Machine seperi bahasa C yang memungkinkan
Interface)
programmer berinteraksi dengan semua
looping
if-then-else
MTU
(Master Terminal
Unit) Protokol Komunikasi Modbus
Terdapat berbagai macam protokol yang dapat
digunakan untuk komunikasi MTU dan RTU/PLC,
seperti MODBUS (Modicon), Profibus (Siemens),
DeviceNet (Allen Bradley), dll. Dalam penelitian ini
Jaringan Komunikasi:
Wireless, PSTN, Internet
digunakan protokol MODBUS karena merupakan
protokol yang banyak digunakan oleh manufaktur
peralatan instrumentasi.

MODBUS merupakan protokol pesan yang terletak


RTU RTU RTU
PLC PLC ...... PLC
pada lapisan ke-7 (Application Layer) pada model OSI
(Open Systems Interconnection) yang mendukung
komunikasi client-server antara PLC dan peralatan-
peralatan yang terkonek pada suatu jaringan.
MODBUS diimplementasikan menggunakan (lihat
PLTB
PLTS
PLTB
PLTS
...... PLTB
PLTS
gambar 4):
- TCP/IP melalui Ethernet
- Transmisi serial asinkron (EIA-232-E,EIA-
Gambar 3. Sistem SCADA pada pembangkit listrik 422,EIA-485-A, dll)
tenaga hibrida. - MODBUS PLUS melalui jaringan kecepatan
tinggi.
Perangkat Lunak SCADA/HMI
Perangkat lunak SCADA/HMI yang digunakan dalam
penelitian ini adalah WINLOG SCADA [8]. WINLOG
SCADA merupakan perangkat lunak SCADA yang
sederhana dan fleksibel untuk supervisi proses industri.
Perangkat lunak ini dilengkapi dengan bermacam-
macam library driver untuk digunakan berkomunikasi
dengan berbagai jenis RTU/PLC yang mempunyai
protokol komunikasi yang berbeda.

Untuk mempermudah pengembangan aplikasi Gambar 4. Komunikasi MODBUS [17].


SCADA, WINLOG SCADA dilengkapi dengan
beberapa tool seperti Gate Builder, Template Builder, Dengan protokol MODBUS, komunikasi pada semua
Code Builder. tipe arsitektur jaringan dapat dilakukan dengan mudah
- Gate Builder : digunakan untuk setting gate seperti diilustrasikan pada gambar 5. Setiap peralatan
(tags), seperti definisi nama, alamat, unit seperti PLC, HMI, piranti I/O, motion control, dll dapat
pengukuran, faktor skala, dll. Terdapat menggunakan protokol MODBUS untuk
berbagai macam gate, yaitu : numeric, digital, pengoperasian secara jarak jauh (remote). Komunikasi
string, compound, even, alarm. Gate yang sama dapat dilakukan juga pada komunikasi serial
merupakan variable proses yang dapat dibaca atau jaringan TCP/IP.
dari peralatan luar, seperti PLC, indikator,
modul data akuisisi, atau dihasilkan oleh
program sendiri.
- Template builder : digunakan untuk membuat
template dan menampilkannya di layar.
Sebuah template digunakan untuk menyusun

D-10
ISBN : 978 979 96964 6 5
Yogyakarta, 14 November 2009

Output Setting
output dari simulator yang digunakan. Dalam
penelitian ini digunakan komunikasi MODBUS TCP
untuk berkomunikasi dengan SCADA melalui jaringan
TCP/IP.

Simulator PLTS
Tampilan simulator PLTS diperlihatkan pada gambar
7. Menu yang ada hampir sama dengan simulator
PTLB, hanya berbeda pada parameter masukan dan
data yang ditampilkan saat simulasi berlangsung.

Parameter masukan yang digunakan adalah tegangan


dan jumlah modul PV. Sedangkan data yang
Gambar 5. Arsitektur Jaringan MODBUS [17]. ditampilkan saat simulasi adalah waktu simulasi,
besarnya radiasi sinar matahari, suhu dan daya output
pembangkit.
Implementasi dan Pengujian
Dalam penelitian ini, model PLTB dan PLTS
disimulasikan dengan menggunakan bahasa
pemrograman Delphi. Sedangkan komunikasi antara
pembangkit dengan Winlog SCADA menggunakan
protocol MODBUS TCP yang dapat dihubungan
melalui LAN (Local Area Network).

Parameter - parameter utama yang dimonitor dalam


sistem SCADA ini adalah : kecepatan angin, intensitas
atau radiasi sinar matahari, dan daya yang dihasilkan
masing-masing pembangkit. Berikut penjelasan dari
implementasi dan pengujian dari simulator sistem
pembangkit dan sistem SCADA.
Gambar 7. Photovoltaic (PV) Simulator.
Simulator PLTB
Pengujian Sistem Winlog SCADA
Gambar 6 memperlihatkan tampilan dari simulator
Untuk mempermudah dan memberikan kenyaman
PLTB. Data masukan yang diperlukan adalah
operator memonitor dan mengendalikan sistem,
paramater turbin angin, seperti densitas udara, diameter
tampilan berbentuk grafik dan gambar digunakan
bilah (blade), koefisien daya turbin, data kecepatan
dalam aplikasi SCADA ini seperti terlihat pada gambar
angin yang dapat diambil dari file data angin.
8. Gambar kipas/kincir akan berputar jika PLTB
bekerja. Sebuah gauge meter digunakan untuk
menunjukkan besarnya kecepatan angin di PLTB saat
itu. Dan besarnya radiasi sinar matahari di PLTS
dinyatakan dalam bentuk seperti termometer.
Sedangkan saklar berwarna hijau/merah digunakan
untuk menghidupkan/mematikan pembangkit. Aplikasi
ini dilengkapi pula dengan grafik harian data input
(kecepatan angin, radiasi matahari) dan ouput daya
pembangkit

Proses pengujian dilakukan dengan menjalankan


simulator PLTB dan PLTS dan program aplikasi
SCADA yang diimplementasikan dengan Winlog
Gambar 6. Simulator PLTB SCADA. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa data-
data yang ditampilkan pada HMI SCADA sama
dengan data yang ditampilkan pada masing-masing
Pada saat simulasi berjalan, maka data-data seperti
simulator PLTB dan PLTS. Selain itu dilakukan pula
waktu simulasi, kecepatan angin dan daya output saat
pengujian pengendalian dari HMI SCADA untuk
itu akan ditampilkan pada simulator.
menghidupkan dan mematikan pembangkit, yang

D-11
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2009
Bidang Teknik Elektro

dalam hal ini diwakili oleh simulator. Hasil pengujian [4] S. S. Dihrab, M.A. Alghoul, K. Sopian, M.Y.
menunjukkan bahwa dengan SCADA proses Sulaiman. (2009). Potential of Hybrid PV/Wind
pengendalian dan monitoring dapat dilakukan secara Turbine System in Jordan. Procedings of Global
remote (dalam peneletian ini dilakukan melalui Conference on Renewables and Energy Efficiency
jaringan TCP/IP). for Desert Regions 2009. Amman, Jordan.
[5] E. Ortjohann, O. Omari, R. Saiju, N. Hamsic, D.
Morton. (2003). A simulation Model For
Expandable Hybrid Power Systems. Proceedings
of 2nd European PV-Hybrid and Mini-Grid
Conference. Kassel, Germany.
[6] K.Ch. Karasavvas. (2008). Modular Simulation of
A Hybrid Power System With Diesel,
Photovoltaic Inverter And Wind Turbine
Generation. Journal of Engineering Science and
Technology Review 1.
[7] W.F. Young, J.E. Stamp, J.D. Dillinger, M.A.
Rumsey. (2003). Communication Vulnerabilities
and Mitigations in Wind Power SCADA Sytems.
Proceedings of American Wind Energy
Association WINDPOWER 2003. Texas, USA.
[8] http://www.sielcosistemi.com/en/products/winlog
_scada_hmi/
[9] G.R. Walker. (2001). Evaluating MPPT
Gambar 8. Tampilan SCADA untuk monitoring PLTB
Converter Topologies Using A MATLAB PV
dan PLTS.
Model. Journal of Electrical & Electronics
Engineering, Australia, Vol. 21. No. 1, pp. 49-56.
Kesimpulan [10] F.M. Gonzalez-Longatt. (2005). Model of
Pada makalah ini dijelaskan pengembangan sistem Photovoltaic Module in Matlab. Proceedings of II
SCADA untuk memonitor dan mengendalikan CIBELEC 2005. Puerto La Cruz, Venezuela.
pembangkit listrik tenaga hibrida yang terdiri dari [11] H.L. Tsai, C.S. Tu, Y.J. Su. (2008). Development
PLTB dan PLTS. Dengan aplikasi SCADA ini, proses of Generalized Photovoltaic Model Using
monitoring dan pengendalian pembangkit-pembangkit MATLAB/SIMULINK. Proceedings of World
yang lokasinya berjauhan dilakukan secara terpusat Congress on Engineering and Computer Science
dengan bantuan perangkat muka yang mempermudah 2008. San Fransisco, USA.
dalam pengambilan keputusan untuk pengendalian [12] B.K. Kumar. (2009). Matlab Based Modelling of
sistem. Photovoltaic Panels and Their Efficient
Utilization for Maximum Power Generation.
Pengembangan lebih lanjut yang akan dilakukan adalah Proceedings of 1st National Conference on
penambahan jumlah pembangkit dan parameter input . Salem,
yang dimonitor dan output yang dikendalikan, dan India.
implementasi pada pembangkit yang sebenarnya. [13] M. R. Patel. (1999). Wind and Solar Power
Systems. CRC Press.
[14] D. Bailey dan E. Wright. (2003). Practical
Daftar Pustaka SCADA for Industry. Newnes Publication.
[1] J. Baghdadchi dan D.S. Varmette. (2002). Wind- [15] B. Pandjaitan. (1999). Teknologi Sistem
Based Hybrid Power Systems in Rural Western Pengendalian Tenaga Listrik Berbasis SCADA.
New York, Proceedings of WINDPOWER Prehallindo.
Conference. [16] M. Dobriceanu, A. Bitoleanu, M. Popescu, S.
[2] E. Muljadi dan J. T. Bialasiewicz. (2003). Hybrid Enache, dan E. Subtirelu. (2008). SCADA System
Power System with a Controlled Energy Storage. for Monitoring Water Supply Networks. WSEAS
Proceedings of 29th Annual Conference of the Transactions on Systems.
IEEE Industrial Electronics Society. [17] MODBUS Application Protocol Specification
[3] L.H. Tay, W.W.L. Keerthipala, L.J. Borle. V1.1b dari http://www.Modbus-IDA.org.
(2001). Performance Analysis of A
Wind/Diesel/Battery Hybrid Power System.
Proceedings of the Australasian Universities
Power Conference (AUPEC-2001). Perth,
Australia.

D-12

Anda mungkin juga menyukai