Tugas Akhir TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI BUDAYA PRIMA
Tugas Akhir TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI BUDAYA PRIMA
HAQI FADILLAH
Haqi Fadillah
J3N108158
ABSTRAK
ABSTRACT
HAQI FADILLAH
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Madsari, SE, MM
NIP : 19640225 198703 1 002
Mengetahui,
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Haqi Fadillah
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN
“Kita tidak mesti menjadi sempurna tapi sebisa mungkin mendekati kebenaran.”
(Pak Syarif Hidayat—Koperasi Budaya Prima)
“Orang yang sukses adalah orang yang mampu melawan rasa malas dengan
semangat juang tinggi.”
(Haqi Fadillah)
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi............................................................................................. 5
2.1.1. Pengertian Koperasi............................................................... 5
2.1.2. Jenis Koperasi di Indonesia.................................................... 7
2.2. Kredit................................................................................................. 7
2.2.1. Pengertian Kredit................................................................... 7
2.2.2. Unsur-Unsur Kredit................................................................ 8
2.2.3. Tujuan Kredit......................................................................... 8
2.2.4. Prinsip-Prinsip Perkreditan.................................................... 9
2.3. Sistem Akuntansi................................................................................ 11
2.3.1. Pengertian Sistem dan Prosedur............................................. 11
2.3.2. Pengertian Akuntansi............................................................. 13
2.3.3. Sistem Akuntansi.................................................................... 13
2.4. Sistem Pengendalian Intern................................................................ 13
2.4.1. Unsur Sistem Pengendalian Intern......................................... 15
2.4.2. Perlunya Sistem Pengendalian Intern bagi Koperasi............. 17
x
3.1.2. Modal Koperasi Budaya Prima.............................................. 19
3.2. Struktur Organisasi............................................................................. 20
3.3. Kegiatan Koperasi Budaya Prima...................................................... 24
xi
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan........................................................................................ 59
5.2. Saran................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nota Penjualan.............................................................................................. 63
2 Formulir Pengajuan Pinjaman Insidentil....................................................... 64
3 Surat Permohonan Pinjaman Jangka Panjang............................................... 65
4 Formulir Permohonan Kredit........................................................................ 66
5 Surat Persetujuan Suami/Istri/Ahli Waris..................................................... 67
6 Surat Pengajuan Permohonan Pinjaman Kepada Puskoppen........................ 68
7 Laporan Pemeriksaan Badan......................................................................... 69
8 Surat Persetujuan Pinjaman dari Puskoppen................................................. 74
9 Perjanjian Kredit antara KBP dan Puskoppen............................................... 75
10 Perjanjian Kredit antara KBP dan Anggota................................................... 79
11 Surat Pencairan Dana.................................................................................... 83
12 Tanda Bukti Pencairan.................................................................................. 84
13 Standing Order.............................................................................................. 85
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun
pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui
musyawarah rapat anggota.
Dalam menjalankan kegiatan usaha koperasi, koperasi dapat melaksanakan
kegiatan usaha simpan pinjam sebagai salah satu ataupun satu-satunya kegiatan
usaha yang dilakukannya. Kegiatan usaha simpan pinjam ini dilakukan dengan
menghimpun dana dari anggota koperasi, kemudian menyalurkan kembali dana
yang dihimpun tersebut kepada anggota koperasi bersangkutan atau menghimpun
dana dari koperasi lain dan/ atau anggotanya, kemudian menyalurkannya kembali
kepada koperasi lainnya tersebut dan/ atau anggotanya. Pengertian anggota
koperasi di sini adalah termasuk juga calon anggota yang memenuhi syarat.
Sedangkan yang menyangkut koperasi lain dan/ atau anggotanya, ketentuan yang
berlaku dilandasi oleh perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh antar koperasi
bersangkutan. Artinya antar koperasi dapat melakukan kerja sama usaha dalam
usaha simpan pinjam, dengan jalan menghimpun dana dan menyalurkannya
kembali dari dan untuk mereka dan/ atau anggotanya. Namun demikian, sesuai
dengan ketentuan dalam undang-undang yang mengatur tentang Perbankan, usaha
simpan pinjam ini diatur secara khusus dalam undang-undang tersebut.
Koperasi Budaya Prima Bogor yang menjadi tempat Praktek Kerja Lapang
(PKL) penulis merupakan koperasi yang terbentuk dari perkumpulan pensiunan
Bank Bumi Daya. Selain usaha menyediakan kebutuhan bahan pokok (sembako)
untuk para anggotanya—baik penjualan dilakukan secara tunai maupun non tunai;
kegiatan utamanya ialah menyalurkan kredit berupa uang (modal) yang
dibutuhkan untuk para anggotanya.
Untuk mengetahui ketentuan apa saja yang ditetapkan dalam permohonan
kredit pada Koperasi Budaya Prima, bagaimana sistem pemberian kredit serta
sistem pengendalian intern yang ada di dalamnya, maka penulis mengkaji masalah
ini secara mendalam sebagai bahasan dalam Tugas Akhir (TA) penulis yang
berjudul “TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA
KOPERASI BUDAYA PRIMA.”
1.2. Tujuan
3
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir (TA) adalah untuk mengkaji sistem
pemberian kredit oleh Koperasi Budaya Prima yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Mengetahui ketentuan dan syarat-syarat pemberian kredit yang ditetapkan
Koperasi Budaya Prima kepada anggotanya;
2. Mengkaji sistem akuntansi pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi
Budaya Prima kepada anggotanya yang dilihat dari: prosedur, fungsi yang
terkait, catatan akuntansi, dan dokumen-dokumen yang terkait; dan
3. Mengkaji pengendalian intern yang diterapkan Koperasi Budaya Prima.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung
terhadap objek penelitian yang terdiri dari:
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengadakan tanya jawab langsung kepada narasumber yang
berkompeten dengan menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur yang
disiapkan oleh penulis. Dengan metode wawancara diharapkan dapat
diperoleh keterangan-keterangan yang dibutuhkan.
b. Observasi
4
2.1. Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi
Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin
yaitu Cum yang berarti “dengan” dan Aperari yang berarti “bekerja”. Dari dua
kata ini, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Co dan Operation, yang
dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang
berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kata CoOperation kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai
Kooperasi yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan
istilah Koperasi, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang
sifatnya sukarela.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu
perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota
menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan
menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya (Nindo Pramono 1986 : 9 di dalam buku Sutyanta R 2000 : 2).
Di dalam Undang-Undang Koperasi Nomor 12 Tahun 1967 pada Pasal 3
dinyatakan bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Bagian Kesatu, dinyatakan
bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
6
2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan.
Sementara itu, menurut Munir Fuady (2008 : 111) yang dimaksud dengan
perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya,
yang didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur (bank,
koperasi, perusahaan atau perorangan) dan pihak debitur (peminjam), yang
mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu
tertentu, di mana sebagai imbalan jasanya, kepada pihak kreditur (pemberi
pinjaman) diberikan hak untuk memberikan bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung.
Sedangkan menurut Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank (atau
dalam hal ini koperasi) dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2. Jangka Waktu
Adanya jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai pemberian
kredit oleh pihak koperasi dan pelunasan kredit oleh pihak anggota.
3. Prestasi
Prestasi boleh dikatakan sebagai objek berupa bunga atau imbalan yang
telah disepakati koperasi dan anggota.
4. Risiko
Untuk menghindari risiko buruk dalam perjanjian kredit, diadakan
pengikatan agunan atau jaminan yang dibebankan pada pihak anggota atau
peminjam.
2. Prinsip Kehati-hatian
Agar kredit atau pembiayaan tidak menjadi macet, maka dalam memberikan
kredit dan pembiayaan haruslah cukup kehati-hatian dari pihak kreditur
dengan menganalisis dan mempertimbangkan semua faktor yang relevan.
Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap suatu pemberian kredit.
3. Prinsip Sinkronisasi
Prinsip Sinkronisasi (matching) merupakan prinsip yang mengharuskan
adanya sinkronisasi antara pinjaman/pembiayaan dan asset/income dari
debitur. Misalnya, jangan diberikan kredit/pembiayaan jangka pendek untuk
keperluan investasi jangka panjang.
Selain prinsip-prinsip tersebut ada lagi prinsip yang sangat umum diketahui,
yaitu Prinsip 5C:
1. Character (Kepribadian)
Karakter berarti bahwa para peminjam adalah orang-orang yang dapat
memegang teguh setiap perkataan mereka. Mereka harus memiliki
10
kejujuran dan dapat dipercaya. Pun mereka akan melakukan segala sesuatu
untuk membayar kembali pinjaman mereka baik hutang pokoknya maupun
bunganya.
2. Capacity (Kemampuan)
Kapasitas digunakan untuk mengukur keuangan dan sejarah seseorang
secara menyeluruh. Penilaian terhadap kapasitas ini dimaksudkan untuk
menilai sampai sejauh mana hasil usaha (kemampuan) yang akan
diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi pinjamannya tepat waktu
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara pihak koperasi dan
pihak peminjam.
3. Capital (Modal)
Modal yang dimiliki oleh pengusaha di dalam perusahaannya sangatlah
penting. Untuk pertimbangan tersebut, para pejabat koperasi akan lebih
berkeyakinan untuk meminjamkan uangnya kepada orang-orang yang
mempunyai kekuatan keuangan yang cukup kuat dibandingkan dengan
mereka yang banyak berutang. Bila keuangan yang dimiliki mereka cukup
baik, akan memberikan gambaran kelangsungan usahanya untuk
berkelanjutan dan juga dapat menjaga dalam menghadapi masalah
keuangan.
5. Collateral (Agunan)
Agunan atau jaminan kebendaan merupakan salah satu pengamanan untuk
pengembalian pinjaman bilamana pinjaman tersebut bermasalah dan macet.
Oleh karena itu, peminjam uang diminta untuk memberikan agunan atau
jaminan kebendaan atau melengkapinya dengan perlindungan tambahan
sebagai garansi untuk koperasi. Jika peminjam mengalami kesulitan dalam
membayar kembali pinjamannya, maka jaminan tersebut akan dijual dan
11
uang yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk
melunasi pinjamannya.
Pinjaman Setempat
ke Lokasi Anggota
Analisa
Kredit
DISETUJUI
Menjaga kekayaan
organisasi
Tujuan
Pengendalian
Intern Akuntansi
Mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi
Tujuan Pokok Sistem
Pengendalian Intern
Mendorong efisiensi
Tujuan
Pengendalian
Intern Akuntansi
Mendorong dipenuhinya
kebijakan manajemen
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut ini:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang
untuk melaksanakan suatu kegiatan.
b. Setiap fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap transaksi.
2. Unsur-unsur ekstern
a. Adanya pihak-pihak atau oknum yang kurang menyukai kegiatan usaha
koperasi karena persaingan atau faktor-faktor lain; dan
b. Adanya kecenderungan dari oknum anggota koperasi yang ingin
mendahulukan kepentingannya antara lain dengan cara:
(1) Memanfaatkan celah-celah aturan yang lemah;
(2) Memanfaatkan kelemahan kepemimpinan koperasi; dan
(3) Memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi.
BAB III
KERAGAAN KOPERASI BUDAYA PRIMA
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang wajib
dibayar oleh setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu, yang nilainya setiap anggota tidaklah harus sama. Dengan
demikian anggota yang lebih mampu dari segi keuangan, dapat memberikan
lebih kepada koperasi dibanding anggota lainnya, sebagai simpanan
wajibnya. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil kembali oleh anggota,
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi tersebut.
Adapun simpanan wajib yang dibayarkan oleh anggota yang dibayarkan
setiap bulan adalah sebesar Rp 20.000.
19
3. Simpanan Sukarela
Di Koperasi Budaya Prima juga terdapat simpanan sukarela.
Simpanan sukarela adalah simpanan yang besarnya tidak ditentukan, tetapi
bergantung kepada kemampuan anggota. Simpanan sukarela dapat
disetorkan dan diambil setiap saat.
4. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan
untuk menutup kerugian koperasi jika diperlukan. Sehubungan dengan itu,
dana cadangan koperasi ini tidak boleh dibagikan kepada anggota, meskipun
terjadi pembubaran koperasi. Karena pada masa pembubaran ini, oleh
Penyelesai Pembubaran, dana cadangan tersebut dipakai untuk
menyelesaikan hutang-hutang koperasi, kerugian-kerugian koperasi, biaya-
biaya penyelesaian dan lain sebagainya.
Adapun dana cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha—setelah
dikurangi dengan pajak—sesuai anggaran dasar koperasi adalah sebesar
25%. Selanjutnya sebesar 75% SHU didistibusikan untuk: 1) Anggota:
50%; 2) Pengurus: 7%; 3) Pengawas: 4%; 4) Pendidikan: 4%; 5)
Kesejahteraan Pegawai: 5%; 6) Pemerintahan Daerah: 2,5%; dan 7) Sosial:
2,5%.
Rapat Anggota
Pengawas
Ketua
Sekretaris Bendahara
Pegawai
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi
dan merupakan perwujudan kehendak dari para anggota koperasi untuk
membicarakan segala sesuatu menyangkut kehidupan serta pelaksanaan
koperasi. Koperasi Budi Daya Prima melakukan Rapat Anggota tiga tahun
sekali saat akan terjadinya pergantian kepengurusan lama dengan yang baru.
Adapun Rapat Anggota mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) Koperasi;
b. Menetapkan kebijakan umum koperasi;
c.Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengurus;
d. Menetapkan dan mengesahkan rencana kerja ataupun rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi;
21
2. Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk
dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditentukan dalam
Anggaran Dasar.
Dalam hal koperasi yang mengangkat pengelola pengawas dapat
diadakan secara tetap atau pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan
rapat anggota. Hal ini tidak mengurangi arti pengawas sebagai perangkat
organisasi dan memberikan kesempatan kepada koperasi untuk memilih
pegawas secara tetap atau pada waktu diperlukan sesuai dengan
keperluannya. Pengawas yang diadakan pada waktu diperlukan tersebut
melakukan pengawasan sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh Rapat
Anggota.
1) Pengawas bertugas:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi; dan
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
2) Pengawas berwenang:
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi; dan
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperoleh.
4. Sekretaris
a. Menyelenggarakan dan memelihara buku organisasi dan semua arsip;
b. Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan khusus serta
ketentuan lain;
c. Merencanakan kegiatan operasional bidang ideal meliputi program
pendidikan, penyuluhan, dan sebagainya;
d. Mengesahkan semua surat dan buku yang menyangkut bidang
kesejahteraan bersama Ketua;
e. Mengajukan pinjaman ke PUSKOPPEN;
f. Melakukan analisis kelayakan pinjaman anggota;
g. Bertanggung jawab dalam bidang administrasi organisasi kepada
ketua; dan
23
5. Bendahara
a. Merencanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi;
b. Mencari dana baik dari anggota yang berupa simpanan;
c. Memelihara harta kekayaan koperasi;
d. Mengatur pengeluaran uang (biaya) agar tidak melampaui anggaran
yang telah ditetapkan;
e. Mempersiapkan data dan informasi bidangnya dalam rangka
menyusun laporan organisasi baik untuk rapat anggota tahunan
maupun untuk pihak yang diperlukan;
f. Melakukan pemeriksaan secara langsung jumlah uang kas dan
jumlah persediaan barang dan disesuaikan dengan catatan;
g. Mengambil langkah pengamanan tertentu untuk mencegah kerugian
koperasi; dan
h. Membuat pertanggungjawaban keuangan koperasi (data-data
diperoleh dari pegawai).
6. Karyawan
a. Menerbitkan neraca harian (keluar masuk barang); dan
b. Mencatat semua kegiatan keuangan koperasi.
kepada anggota koperasi. Untuk anggota luar biasa Koperasi Budaya Prima
memiliki ketentuannya tersendiri yang akan dijelaskan pada BAB IV.
Untuk penambahan modal, Koperasi Budaya Prima juga melakukan
penjualan bahan-bahan pokok. Penjualan bahan pokok tersebut terdiri dari: teh,
gula, kecap, sikat dan pasta gigi, sabun mandi, mie instan, minyak goreng serta
susu manis. Selain itu, koperasi menerima barang konsinyasi dari para anggota.
Barang konsinyasi yang berasal dari anggota berupa obat-obatan tradisional
bahkan sampai ke helm. Penjualan barang-barang tersebut tidak hanya dijual
untuk anggota namun masyarakat umum pun dapat membelinya.
Sebelumnya pada tahun 2006 Koperasi Budaya Prima juga menyediakan
jasa cleaning service untuk Bank Mandiri Cabang Bogor yang terletak di bilangan
Jalan Ir. H. Djuanda dan Jalan Kapten Muslihat dengan jumlah pegawai sebanyak
enam orang ditambah satu pengawas. Namun tahun 2008, jasa cleaning service
dialihkan ke Plaza Bumi Daya.
BAB IV
TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA
KOPERASI BUDAYA PRIMA
b. Pinjaman Insidentil
Maksimum pinjaman yang diberikan adalah Rp 2.000.000 yang bersifat
plafon menurun. Namun bisa juga melebihi sesuai keadaan anggota yang
bersangkutan dan juga sesuai ketentuan kebijakan pengurus koperasi.
4.1.4. Agunan
Agunan adalah jaminan berupa hak dan kekuasaan yang diserahkan oleh
peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan apabila peminjam tidak
dapat melunasi utang-utangnya atau melakukan wanprestasi.
Agunan untuk semua jenis pinjaman adalah SK Pensiun anggota—yang di
mana anggota tersebut masih menerima manfaat pensiun tiap bulan. Dokumen-
dokumen SK Pensiun anggota yang asli disimpan save locket pada Bank CIMB
cabang Ir. H. Djuanda Bogor. Sedangkan kopian SK Pensiunan diserahkan
kepada Puskoppen pada setiap mengajukan permohonan pinjaman jangka
panjang.
Syarat untuk penjualan non tunai hanya diberikan kepada Anggota Luar
Biasa, yakni pembayarannya melalui pemindahbukuan pada rekening Bank
Mandiri dengan jaminan Anggota Luar Biasa tersebut memiliki saldo. Alternatif
apabila Anggota Luar Biasa tidak memiliki rekening pada Bank Mandiri, yaitu
dengan transfer langsung ke rekening Koperasi Budaya Prima setiap bulannya.
bunga 9% p.a. tersebut dirinci dengan ketentuan 3% p.a. untuk Puskoppen dan
6% p.a. untuk Koperasi Budaya Prima.
Pada pinjaman insidentil dan jangka panjang, Koperasi Budaya Prima
menggunakan anuitas biasa. Yang dimaksud dengan anuitas adalah suatu
rangkaian pembayaran/penerimaan sejumlah uang, umumnya sama besar, dengan
periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran. Persamaan yang dipakai
dalam anuitas biasa ada dua, yaitu untuk nilai sekarang (present value) dan untuk
nilai akan datang (future value). Persamaan untuk nilai akan datang dapat
digunakan untuk mencari nilai akhir suatu tabungan atau nilai tabungan pada saat
tertentu, lamanya waktu yang diperlukan untuk bisa mencapai jumlah tabungan
tertentu dan besarnya tabungan yang harus dilakukan setiap periode untuk bisa
memperoleh jumlah tertentu.
Sedangkan persamaan untuk nilai sekarang dapat digunakan untuk
menghitung besarnya cicilan per bulan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), cicilan
utang sewa guna usaha (leasing), tingkat bunga efektif dari suatu pinjaman,
lamanya periode waktu yang diperlukan, nilai sekarang dari rangkaian
pembayaran di kemudian hari dan saldo pinjaman pada saat tertentu—termasuk
dalam hal ini pembayaran kredit jangka panjang pada Koperasi Budaya Prima.
Rumus untuk perhitungan persamaan anuitas nilai sekarang.
Keterangan:
PV = nilai di awal periode atau nilai sekarang (present value)
i = tingkat bunga per periode
n = jumlah periode
A = anuitas atau pembayaran per periode
31
dinotasikan dengan .
Contoh kasus:
Koperasi Budaya Prima memberikan pinjaman K.U.K kepada anggotanya, yaitu
Nyonya A dengan plafon sebesar Rp 10.000.000, jangka waktu 36 bulan dan
tingkat bunga sebesar 9%. Hitung besarnya angsuran pokok dan angsuran bunga
—untuk Koperasi Budaya Prima serta Puskoppen—yang harus dibayar Tuan A
setiap bulan!
Jawab:
PV = Rp 10.000.000
n = 36 bulan
i = 9%/12 = 0,75% = 0,0075
A = Rp 317.997
Tabel 1. Daftar Angsuran Pinjaman Jangka Panjang
Tingkat Bunga : 9%
Angsuran/Bulan : Rp 317.997
Bunga Bunga
Angsuran Saldo
Periode Saldo Puskoppen Koperasi
Pokok Akhir
(3%) (6%)
1 Rp 10.000.000 Rp 242.997 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 9.757.003
2 Rp 9.757.003 Rp 244.819 Rp 24.393 Rp 48.785 Rp 9.512.184
3 Rp 9.512.184 Rp 246.656 Rp 23.780 Rp 47.561 Rp 9.265.528
4 Rp 9.265.528 Rp 248.506 Rp 23.164 Rp 46.328 Rp 9.017.022
5 Rp 9.017.022 Rp 250.369 Rp 22.543 Rp 45.085 Rp 8.766.653
6 Rp 8.766.653 Rp 252.247 Rp 21.917 Rp 43.833 Rp 8.514.406
7 Rp 8.514.406 Rp 254.139 Rp 21.286 Rp 42.572 Rp 8.260.267
8 Rp 8.260.267 Rp 256.045 Rp 20.651 Rp 41.301 Rp 8.004.222
9 Rp 8.004.222 Rp 257.965 Rp 20.011 Rp 40.021 Rp 7.746.257
10 Rp 7.746.257 Rp 259.900 Rp 19.366 Rp 38.731 Rp 7.486.357
11 Rp 7.486.357 Rp 261.849 Rp 18.716 Rp 37.432 Rp 7.224.507
12 Rp 7.224.507 Rp 263.813 Rp 18.061 Rp 36.123 Rp 6.960.694
13 Rp 6.960.694 Rp 265.792 Rp 17.402 Rp 34.803 Rp 6.694.902
14 Rp 6.694.902 Rp 267.785 Rp 16.737 Rp 33.475 Rp 6.427.117
15 Rp 6.427.117 Rp 269.794 Rp 16.068 Rp 32.136 Rp 6.157.323
16 Rp 6.157.323 Rp 271.817 Rp 15.393 Rp 30.787 Rp 5.885.506
17 Rp 5.885.506 Rp 273.856 Rp 14.714 Rp 29.428 Rp 5.611.651
18 Rp 5.611.651 Rp 275.910 Rp 14.029 Rp 28.058 Rp 5.335.741
19 Rp 5.335.741 Rp 277.979 Rp 13.339 Rp 26.679 Rp 5.057.762
20 Rp 5.057.762 Rp 280.064 Rp 12.644 Rp 25.289 Rp 4.777.698
21 Rp 4.777.698 Rp 282.164 Rp 11.944 Rp 23.888 Rp 4.495.534
22 Rp 4.495.534 Rp 284.280 Rp 11.239 Rp 22.478 Rp 4.211.254
23 Rp 4.211.254 Rp 286.413 Rp 10.528 Rp 21.056 Rp 3.924.841
24 Rp 3.924.841 Rp 288.561 Rp 9.812 Rp 19.624 Rp 3.636.280
25 Rp 3.636.280 Rp 290.725 Rp 9.091 Rp 18.181 Rp 3.345.555
26 Rp 3.345.555 Rp 292.905 Rp 8.364 Rp 16.728 Rp 3.052.650
27 Rp 3.052.650 Rp 295.102 Rp 7.632 Rp 15.263 Rp 2.757.548
28 Rp 2.757.548 Rp 297.315 Rp 6.894 Rp 13.788 Rp 2.460.232
29 Rp 2.460.232 Rp 299.545 Rp 6.151 Rp 12.301 Rp 2.160.687
30 Rp 2.160.687 Rp 301.792 Rp 5.402 Rp 10.803 Rp 1.858.895
31 Rp 1.858.895 Rp 304.055 Rp 4.647 Rp 9.294 Rp 1.554.840
32 Rp 1.554.840 Rp 306.336 Rp 3.887 Rp 7.774 Rp 1.248.504
33 Rp 1.248.504 Rp 308.633 Rp 3.121 Rp 6.243 Rp 939.871
34 Rp 939.871 Rp 310.948 Rp 2.350 Rp 4.699 Rp 628.923
35 Rp 628.923 Rp 313.280 Rp 1.572 Rp 3.145 Rp 315.643
36 Rp 315.643 Rp 315.643 Rp 776* Rp 1.578 Rp 0
*
Rounding (pembulatan)
Sumber: Koperasi Budaya Prima
33
b. Sekretaris
Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk
membuat surat daftar tagihan dan memberikannya kepada anggota.
c. Bendahara
Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk
membuat daftar tagihan.
d. Karyawan
Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk
memasukkan data transaksi penjualan ke dalam jurnal serta merekap
nota penjualan tersebut.
b. Bendahara
Dalam sistem pinjaman insidentil, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menerima pengajuan pinjaman insidentil, menghitung kelonggaran tarik
yang dimiliki oleh anggota, menyerahkan uang pinjaman langsung
kepada anggota atau via ATM, dan juga memasukkan data transaksi ke
dalam jurnal.
34
c. Karyawan
Dalam sistem pinjaman insidentil, fungsi ini bertanggung jawab untuk
memasukkan data transaksi tersebut ke dalam jurnal.
b. Sekretaris
Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menganalisis kelayakan pinjaman anggota; membuat dokumen-
dokumen, seperti surat permohonan pinjaman ke koperasi dan surat
persetujuan suami/istri/ahli waris, surat permohonan pengajuan pinjaman
ke Puskoppen, formulir analisa pinjaman, dan surat usulan kredit. Selain
itu, Bagian Sekretaris membuat Perjanjian Kredit (PK) untuk anggota,
membuat tanda bukti pencairan dan juga membuat standing order
kepada Bank Mandiri.
c. Bendahara
Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menerima uang dari Puskoppen serta mentransfer dana pinjaman
ke rekening anggota.
d. Puskoppen
Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk memberikan dana pinjaman sesuai dengan prosedur yang telah
dijalankan.
diberikan kepada anggota dan satunya lagi untuk koperasi sebagai dasar
pembuatan surat tagihan.
b. Surat tagihan
Surat tagihan ini berisi semua utang—penjualan non tunai, pinjaman
insidentil, dan pinjaman jangka panjang—yang dimiliki oleh anggota
dan diberikan pada setiap akhir bulannya.
b. Struk ATM
Struk ATM ini menandakan bahwa pinjaman yang diajukan telah
ditransfer ke rekening anggota yang bersangkutan—apabila pemberian
pinjaman tidak dilakukan secara kas.
c. Standing order
Dokumen ini berisi pernyataan anggota kepada Bank Mandiri untuk
memindahbukukan sejumlah uang sebesar angsuran setiap bulan ke
rekening Koperasi Budaya Prima.
k. Struk ATM
Struk ATM ini menandakan bahwa pinjaman yang diajukan telah
ditransfer ke rekening anggota yang bersangkutan.
37
l. Standing order
Dokumen ini berisi pernyataan anggota kepada Bank Mandiri untuk
memindahbukukan sejumlah uang sebesar angsuran setiap bulan ke
rekening Koperasi Budaya Prima.
2. Pinjaman insidentil
Prosedur untuk pinjaman insidentil tidaklah sekomplek bila
dibandingkan pinjaman jangka panjang. Prosedur pinjaman insidentil
dimulai dari anggota menyampaikan pengajuan pinjaman insidentil dengan
mengisi formulir pengajuan permohonan pinjaman. Selanjutnya pihak
koperasi melakukan analisis kelayakan dengan melihat persentase
maksimum manfaat pensiun (lihat kembali Persyaratan Pengajuan Kredit
halaman 30). Apabila dinyatakan layak, sebelum dana diberikan ternyata
anggota masih mempunyai kewajiban hutang lainnya dengan koperasi,
dimusyawarahkan terlebih dahulu apakah hutang tersebut akan dilunasi atau
tidak. Jika akan dilunasi, hutang tersebut akan dikurangi dengan besarnya
jumlah pinjaman yang baru.
Pada pinjaman insidentil, terdapat dua cara dalam pemberian pinjaman:
bisa secara tunai atau melalui transfer ke rekening anggota—dilihat dari
mendesaknya kebutuhan anggota dan ketersediaan uang koperasi pada hari
yang bersangkutan.
.
3. Pinjaman jangka panjang
Prosedur pinjaman jangka panjang dimulai dari anggota menyampaikan
pengajuan pinjaman jangka panjang dengan membawa surat permohonan
pinjaman ke koperasi dan surat persetujuan suami/istri/ahli waris. Namun
biasanya surat permohonan pinjaman ke koperasi dan surat persetujuan
suami/istri/ahli waris dibuatkan oleh pihak koperasi—dalam hal ini adalah
Bagian Sekertaris—agar lebih seragam surat tersebut dengan anggota
lainnya. Anggota hanya perlu membawa foto kopi KTP, SK Pensiun
39
kesehatan dan tes urin bertujuan untuk menentukan berapa besarnya premi
yang harus dibayar oleh anggota.
Biasanya pada awal bulan, apabila hasil kesehatan layak untuk
dipertimbangkan maka pinjaman uang tersebut akan ditransfer ke rekening
Koperasi Budaya Prima sebesar jumlah pinjaman yang diajukan anggota
dikurangi premi asuransi (lihat kembali jurnal umum pada pinjaman jangka
panjang halaman 39 nomor 1).
Pelaksanaan di koperasi
Tahap selanjutnya, Koperasi Budaya Prima membuat pula Perjanjian
Kredit (PK) antara pihak koperasi dan anggota yang juga berisi pasal-pasal
mengenai ketentuan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak. Tidak
hanya itu pihak Koperasi pun membuat standing order kepada Bank Mandiri
untuk memindahbukukan rekening anggota yang bersangkutan sebesar
angsuran yang harus dibayar setiap bulannya. Dokumen terakhir yang
dibuat adalah Tanda Bukti Pencairan.
Tidak hanya dipotong premi asuransi, anggota pun dikenakan pula
kewajiban untuk membayar biaya materai dan adiministrasi sebesar Rp
125.000. Biaya tersebut sudah dipotong dari besarnya jumlah yang dipinjam
oleh anggota.
Sebelum benar-benar dana pinjaman tersebut diberikan kepada anggota
—sama seperti pinjaman insidentil—apabila anggota masih mempunyai
kewajiban hutang lainnya dengan koperasi, dimusyawarahkan terlebih
dahulu apakah hutang tersebut akan dilunasi atau tidak. Jika dilunasi,
hutang tersebut akan dikurangi dengan besarnya jumlah pinjaman yang baru.
Setelah selesai semua dan Perjanjian Kredit (PK) tersebut
ditandatangani oleh kedua belah pihak, barulah dana pinjaman tersebut
dipindahbukukan dari rekening koperasi ke rekening anggota yang
bersangkutan via ATM (bisa dilihat kembali jurnal umum pada pinjaman
jangka panjang halaman 40 nomor 2).
Tabel 2: Analisa Kredit
NILAI
NO KRITERIA BOBOT KLASIFIKASI NILAI
ANGGOTA
4
1 2 3 5
a b c d e
PRIBADI
1 USIA 3 56-74 thn 45 49-55 thn 35 38-48 thn 20 > 74 thn 0 45
PEKERJAAN/USAHA
2 PEKERJAAN 1 Usaha kecil 40 Tidak bekerja 35 Lainnya 25 40
3 WIRASWASTA 0.8 Perdagangan 25 Jasa 20 Industri 20 Profesional 20 Lainnya 15 25
4 POSISI 1 Pemilik 40 Karyawan 30 Lainnya 30 40
5 PENG. KERJA/USAHA 0.8 > 5 tahun 35 2-5 tahun 35 1-2 thn 25 < 1 tahun 5 25
PENDAPATAN (INCOME)
6 SUMBER PENDAPATAN 1.7 PEND. GAB 60 PEND. TETAP 40 60
7 TOTAL PEND. PER BULAN 1.7 > 4 juta 2-4 juta 25 1-2 juta 25 0.5-1 juta 15 < 0.5 juta 5 25
TOTAL 10.00 260
Sumber: Koperasi Budaya Prima
41
42
Ya
Dari anggota
Tidak
Masuk ke sistem
Dokumen Keterangan,
komentar Keputusan
Diberikan kepada
anggota
Kelua
Catatan Arsip sementara Garis alir r ke sistem lain
NP = Nota Pembelian
Sekretaris Ketua
45
2. Pinjaman insidentil
46
Bendahara
SKP = SK Pensiun
MP = Manfaat Pensiun
NA = Diarsipkan berdasarkan Nama Anggota
…….dalam satu berkas
Sekretaris (Lanjutan)
49
SO = Standing order
TBP = Tanda Bukti Pencairan
PK2 = Perjanjian Kredit antara
Koperasi Budaya Prima dan anggota
Puskoppen
51
Bendahara Karyawan
pinjaman tidak akan terlaksana tanpa otorisasi dari Ketua dan Sekretaris. Untuk
pinjaman jangka panjang, perlu mendapat persetujuan dari Puskoppen.
4.4. Analisis
Koperasi Budaya Prima bukanlah suatu unit koperasi besar yang di mana
membutuhkan banyak karyawan dalam mengelola usahanya. Meskipun demikian,
para pengurus Koperasi Budaya Prima mampu me-manage koperasi dengan
sangat baik. Hal itu dapat dibuktikan dengan terpilihnya Koperasi Budaya Prima
sebagai koperasi berprestasi se-Kota Bogor pada tahun 2008.
dilakukan baik dari sisi intern (misalkan terjadi kecurangan oleh pihak intern)
maupun ekstern (misalkan anggota yang meminjam dana kepada koperasi tidak
membayar kewajibannya atau kredit macet). Bentuk pengendalian yang
dilakukan oleh Koperasi Budaya Prima dapat dilihat di pembahasan sebelumnya.
Pada pinjaman jangka panjang, pinjaman insidentil dan penjualan non tunai,
untuk mencegah terjadinya kredit macet adalah memberikan ketentuan bahwa
setiap tanggal 25 dilakukan pemindahbukuan dari manfaat pensiun masing-
masing anggota yang berada di Bank Mandiri ke rekening Koperasi Budaya Prima
sebesar hutang yang ditanggungnya.
menunjukkan untuk usia anggota yang lebih dari 74 tahun diberi poin analisis
sebesar nol. Hal ini menunjukkan akan semakin kecilnya nilai analisis yang
mengakibatkan anggota tersebut akan ditolak atau dipertimbangkan kembali
pengajuan kreditnya. Namun secara umum kondisi anggota dengan usia tersebut
tidak berpengaruh kepada penjualan non tunai dan pinjaman insidentil. Karena
jangka waktu sangat sebentar dan jumlah pinjamannya pun tidaklah besar.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan hasil kajian mengenai sistem pengajuan
pinjaman dan penjualan non tunai yang dilakukan oleh penulis di Koperasi
Budaya Prima, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan berikut ini:
1. Koperasi Budaya Prima telah memenuhi tujuan dari pembentukan koperasi
sendiri, yaitu untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan para anggota.
Koperasi Budaya Prima memberikan jasa pemberian kredit guna membantu
para anggota yang sedang kesulitan finansial. Ketentuan dan persyaratannya
pun tidaklah sulit sehingga hal ini benar-benar membantu anggota yang rata-
rata adalah para pensiunan Bank Bumi Daya.
2. Untuk koperasi kecil seperti Koperasi Budaya Prima sistem yang diterapkan
pada pemberian pinjaman dan penjualan kebutuhan bahan pokok sudah
dapat dikatakan baik. Masing-masing fungsi memiliki tugas dari setiap
prosedur unit usaha. Aliran dokumen ke setiap fungsi berjalan dengan baik
serta pengarsipan dokumen tersebut disesuaikan dengan nama anggota
masing-masing. Hal ini dapat mengurangi terjadinya kehilangan dokumen
sebagai bukti otentik timbulnya transaksi.
3. Sistem pengendalian intern pada Koperasi Budaya Prima terjalin dengan
baik. Untuk mengurangi risiko kredit macet, pembayaran pinjaman dan
penjualan dilakukan dengan pemindahbukuan manfaat pensiun anggota yang
berada di rekening Bank Mandiri ke rekening Koperasi Budaya Prima setiap
tanggal 25 bulan bersangkutan.
58
5.2. Saran
Berdasarkan pengamatan dan hasil kajian yang dilakukan oleh penulis di
Koperasi Budaya Prima, penulis memberikan beberapa saran demi kemajuan
Koperasi Budaya Prima di masa depan.
1. Sebaiknya Koperasi Budaya Prima memenuhi Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pada BAB VI mengenai Perangkat
Organisasi bahwa melaksanakan Rapat Anggota diadakan dalam waktu
paling lambat tiga bulan sesudah tutup tahun buku. Hal ini dapat
memengaruhi kriteria penilaian yang dilakukan oleh Deperindakop.
2. Setelah tidak lagi melakukan usaha jasa cleaning service, praktis usaha
Koperasi Budaya Prima hanya tergantung pada sektor penjualan bahan
pokok dan pemberian pinjaman. Sebaiknya Koperasi Budaya Prima
mengembangkan usaha baru dengan melakukan kerja sama dengan koperasi
atau pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir. 2008. Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis di Era Global.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Sukandar, Entjep. 2010. Modul Kuliah: Bank dan Lembaga Keuangan. Bogor:
Direktorat Program Diploma IPB
Tim Dosen SIA. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Direktorat Program
Diploma IPB
2. Pinjaman Insidentil
Lampiran 2: Formulir Pengajuan Pinjaman Insidentil
63