Anda di halaman 1dari 4

Gambar. Melakukan percobaan slump.

Cara mengetahui sifat pengerjaan beton yang sedang diperiksa


adalah dengan mengetuk-ngetuk kerucut beton dengan tongkat pemadat. Dari "Con crete
Manual". US Department of the Interior Bureau of Reclamation 1975.

Bilamana kerucut diletakkan disamping beton yang telah mengendap dan tongkat pemadat digunakan
sebagai sebuah penggaris yang dipasang diatas puncak kerucut, maka jarak antara sisi bawah tongkat dan
tinggi puncak rata-rata dari beton dapat diukur dengan ketelitian sampai cm, jarak ini adalah nilai slump
yang dicari.

Gambar. Tiga jenis utama slump

Tiga jenis utama slump yang biasa dijumpai adalah slump sejati (murni), slump geser, slump runtuh.
Slump sejati dijumpai pada beton yang kohesi dan gemuk dalam hal ini slump yang diperoleh itu peka
terhadap variasi-variasi dalam sifat pengerjaan. Slump-slump biasanya terjadi karena betonnya sangat
encer dan pada umumnya menunjukkan beton yang mutunya jelek dan sering kali terjadi akibat segregasi
dari bahan-bahan campurannya. Slump-geser terjadi lebih banyak dalam campuran kasar dengan kadar
mortel yang rendah. Bilamanapun terjadi slump-geser, percobaannya harus diulang kembali dan jika
terjadi berulang-ulang, kejadian itu harus dicatat bersama-sama dengan hasil-hasil percobaannya, oleh
karena nilai-nilai slump yang perbedaannya besar dapat terjadi apakah slump sejati atau slump geser.

Alat pemeriksaan slump standar hanya dapat digunakan untuk beton dengan ukuran maximum agregat
37,5 mm. Perlu dicatat bahwa nilai slump berubah dengan waktu setelah selesai pengadukan akibat
proses-proses hydrasi serta penguapan dari air bebas, oleh karena itu percobaan-percobaan slump
sebaiknya dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu dan bilamana
telah dipe roleh izin dari pengawas akhli,dapat diqunakan nilai- nilai slump yang berbeda dari yang tertera
pada daftar : Nilai-nilai slump untuk berbagai-bagat pekerja an beton, asalkan diikuti persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :

- Beton itu dapat dikerjakan dengan mudah, namun sede mikian sehingga dapat didapatkan dengan baik

- Tidak akan terjadi segregasi pada beton itu. - Beton itu harus memenuhi persyaratan mutu yang diminta

4 BETON

Alat pemeriksaan slump standar hanya dapat digunakan untuk beton dengan ukuran maximum agregat
37,5 mm. Perlu dicatat bahwa nilai slump berubah dengan waktu setelah selesai pengadukan akibat
proses-proses hydrasi serta penguapan dari air bebas, oleh karena itu percobaan-percobaan slump
sebaiknya dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu dan bilamana
telah dipe roleh izin dari pengawas akhli,dapat diqunakan nilai- nilai slump yang berbeda dari yang tertera
pada daftar : Nilai-nilai slump untuk berbagai-bagat pekerja an beton, asalkan diikuti persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
- Beton itu dapat dikerjakan dengan mudah, namun sede mikian sehingga dapat didapatkan dengan baik

- Tidak akan terjadi segregasi pada beton itu. - Beton itu harus memenuhi persyaratan mutu yang diminta

4.5.4. PERUBAHAN BENTUK

Beton berubah bentuk jika dibebani, perubahan bentuk (deformasi) yang bertambah dengan pembebanan
disebut perubahan bentuk elastis. Perubahan bentuk beton berlansung terus dengan berlalunya waktu,
dibawah pembebanan yang tetap; peristiwa ini disebut perubahan bentuk yang pada waktu dan pula
sebagai rangkak (creep), perhatikan pula Gambar di bawah ini.

D. contoh perencanaan suatu campuran beton.

2. Seorang pomborong harus merencanakan suatu campuran beton untuk sebuah kantor di Jakarta.
Pemborong itu harus menghitung jumlah semen: air; serta bahan-bahan agregat yang dibutuhkan
untuk membuat 1 𝑚3 beton. Berdasarkan pengalaman terdahulu, dengar bahan-bahan yang sama
dan kondisi yang sama pemborong itu mampu menghasilkan beton dangan mutu K 225 dan deviasi
standard 70 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 .
Untuk produksi beton itu dipakai 2 macam pasir alam IV dan V, untuk agregat kasar digunakan
batu pecah dengan ukuran maximum 40 mm.
Suatu analisa saringan menghasilkan distribusi ukuran-ukuran butiran seperti tertera pada Daftar
4.1 dan Gambar 4.1 untuk agregat kasar dan Daftar 4.2 serta Gambar 4.2 untuk agregat halus.

Daftar 4.1

Ukuran Agregat Kasar (I) Agregat Kasar (II) Agregat Kasar (III) Agregat kasar gabungan
Saringan 19-38 mm 9.6 – 19 mm 4.8 – 9.6 mm (VII)
(mm) 57% (I) + 29% (II) + 14% (III)
Tertahan I Tertahan II Tertahan III Lewat Lewat Lewat Lewat
% Lewat % Lewat % Lewat ∑% ∑% ∑% 𝑌𝐼𝐼
𝑌𝐼 𝑌𝐼𝐼 𝑌𝐼𝐼𝐼 ∑%
57% x 29% x 14% x
∑% ∑% ∑% 𝑌𝐼 𝑌𝐼𝐼 𝑌𝐼𝐼𝐼 Agreg
kasar
gabungan
76 100 100 100 57 29 14 100
38 95 100 100 54 29 14 97
19 5 95 100 3 28 14 45
9.6 0 5 95 0 1 13 14
4.8 0 0 5 0 0 1 1
2.4 0 0 0 0 0 0 0
Pasir dan agregat kasar itu dapat dikombinasikan sedemikian sehingga dapat menghasilkan agregat yang
gradasinya baik. Distribusi ukuran-ukuran butiran dari agregat gabungan bersangkutan dapat dilihat pada
Gambar 4.3.

Ordinat-ordinat y untuk lengkung gradasi gabungan dari campuran yang terdiri dari 3 fraksi agregat kasar
seragam, yaitu I,II dan III dengan lengkung- lenekung gradasi yang diketahui, kemudian dicampur kan
dengan perbandingan-perbandingaa a%: b%: c% dan dihitung berdasarkan persamaan.

𝑎 𝑏 𝑐
𝑦= × × × 𝑦𝐼𝐼𝐼
100 100 100
Dengan :
a + b + c = 100%
Y = ordinat dari lengkungan gradasi gabungan untuk ukuran saringan yang diketahui

𝑦𝐼 , 𝑦𝐼𝐼 , 𝑦𝐼𝐼𝐼 = ordinat-ordinat dari lengkungan-lengkunagn gradasi individual I,II,III untuk ukuran saringan
yang diketahui.

Daftar 4.1. menunjukan bagaimana lengkungan gradasi gabungan itu dihitung untuk campuran 3 macam
agregat kasar seragam dengan ukuran-ukuran 38-19 mm (I), 19-9.6 mm (II) serta 9.6-4.8 mm (III).
Bahan-bahan ini dicampurkan dalam proporsi –proporsi 57% untuk bahan agregat (I), 29% untuk bahan
agregat (II) dan 14% untuk bahan agregat (III). Tampak jelas bahwa diperoleh lengkungan gradasi yang
bagus dan menerus tidak terpotong-potong (lihat Gambar 4.1.)

Untuk saringan B.S. dalam mm.

Lengkung gradasi gabungan VII diperoleh dengan menggabungkan 3 fraksi agregat 1, II dan III beruku-
an tunggal, yang lengkung-lengkung gradasinya diketahui, dengan perbandingan-perbandingan 57 % :
29% : 14 %.

Selain data yang telah disebut itu, ada data serta persyaratan-persyaratan lain yang harus dipenuhi, y.i.
yang di cantumkan pada butir-butir berikut:

i. Kekuatan tekan karakteristik pada 28 hari adalah 225 kg/cm2 ; dengan persentase defekti 5% maka
k = 1.64. data ini diisikan kedalam No. 1 dan No.3 dari formulir 6.2;
ii. Untuk campuran beton ini digunakan semen portland type I; data ini dimasukkan ke dalam No,5 dari
formulir isian.
iii. Slump yang disyaratkan adalah antara 3-6 cm; data ini dimasukkan ke dalam No. 9 dari formulir.
iv. Ukuran maximum agregat adalah 40 mm; data ini diisi kan ke dalam No. l0 dari formulir.
v. Faktor air-bebas/semen berdasarkan syarat PBI hal 4,94 adalah 0.60; data ini diisikan ke dalam No. 8
dari formulir.
vi. Kadar semen minimum berdasarkan persyaratan PBI adalah 275 kg/m3 beton; data ini diisikan ke
dalam No. 14 dari formultr isian.
vii. Deviasi standar berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dulu adalah s = 70 kg/cm2.
Data yang telah diperoleh dulu itu dimasukkan ke dalam No.3 dari formulir isian.
viii. Kekuatan tekan rata-rata yang diharapkan dapat di capai (target mean strength) didapat dengan
memakai persamaan sebagai berikut yang hasilnya adalah:

𝜎𝑏𝑚 ′ = 𝜎𝑏𝑘 + 1.64 × 𝑠
= 225 + 1.64 × 70
= 340 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
ix. Dengan menggunakan Deftar pada hal. 4.98 untuk bahan-bahan yang akan dipakai itu, maka
perkiraan kekuatan tekan beton yang akan dicapai pada umur 28 hari adalah 450 kg/cm2
untuk faktor air/semen 0.50. Nilai kekuatan tekan ini digambarkan pada sumbu y pada
Gambar 4.3; untuk harga kekuatan tekan rata-rata 340 kg/cm2 diperoleh nilai faktor air/semen
0.60, harga ini masih memenuhi persyaratan karena belum melebihi harga faktor air semen
maximun 0.60, jadi bisa langsung dipakai; data ini dimasuksan ke dalam formulir pada No. 7.

x. Dengan menggunakan grafik pada hal.4.91 dan 4.92 serta berpegang pada ketentuan-
ketentuar ukuran maximur agregat kasar 40 mm; slump 30-60 mm; dan faktor air/semen 0.60
terdapat proporsi aregat halus antara 30% - 38%. Untuk kabutuhan perencanaan campuran
beton pada paragraph terdahulu telah ditentukan proporsi ag regat halus sebesar 35% dan
agregat kasir sebesar 65%. Gambar 4.3. memperlihatkan secara grafis hasil perhitungan
proporsi agregat halus; data ini dimasukkan ke dalam No. 20 dari daftar isian.

xi. Dalam pekerjaan ini digunakan agregat halus alami dan batu pecah urtuk agregt kasarnya;
mesukkanlah informasi ini ke dalam No.6 pada forrrulir isian

xii. Dari Daftar 4.3 dikatakan bahwa berat jenis dari pasir halus alami IV adalah 2.50; berat jenis
agregat kasar alami V 2.44 dan berat jenis agregat kasar VII berupa batu pecah adalah 2.66.
Ke-2 macan agregat halus itu tidak cocok jika secara individual digunakan sebagai bahan
untuk produksi beton. Pasir halus IV terlalu halus sebab ternyata lengkung gradasinya jatuh
diluar batas atas dari batas- batas gradasi daerah-4; jika jenis pasir ini langsung digunakan
untuk produksi beton, maka beton yang akan dihasilkan tidak akan ekonomis karena terlalu
banyak

Anda mungkin juga menyukai