Anda di halaman 1dari 3

SMF KULIT DAN PENY KELAMIN RSMTH

KEPANITERAAN KLINIK FK USAKTI

STATUS PASIEN

Nama Mahasiswa : Sari Riastiningsih


NIM : 030.14.171
Periode : 10 Juni – 13 Juli 2019

A. IDENTITAS
Nama : Tn. G
Nomor rekam medik :-
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir/usia : 28 tahun
Alamat : Bendungan Hilir, Jakarta Pusat

B. ANAMNESIS
Pasien mengeluh pada daerah bibir bagian atas timbul benjolan kecil, merah, dan gatal
sejak 3 minggu yang lalu. Gatal bila berkeringat. Sekitar 3 minggu yang lalu pasien
potong rambut dan mencukur kumis di tukang cukur. Setelah itu keluhan muncul.
Keluhan serupa di bagian tubuh lain disangkal. Tidak ada keluhan serupa dalam keluarga.
Tidak ada riwayat alergi.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Status Gizi : gizi baik
Tanda vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 85 X/mnt
 Pernapasan : 22 X/mnt
 Suhu : 36.90C
Status dermatologi

 Regio : Perioral
 Lesi kulit : papul eritem multiple

D. RESUME
Pasien laki-laki, 28 tahun, benjolan kecil, merah (+), gatal (+). Riwayat berganti alat
cukur (+). Lesi kulit regio perioral: papul eritem multipel

E. DIAGNOSIS KERJA
Tinea Barbae (ICD X B.35.0)

DIAGNOSIS BANDING
Tinea Barbae
Dermatitis Atopi

F. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
R/ Miconazole 2% cream tube No.IV
 2 dd ue

Non-medikamentosa
 Menjaga kebersihan wajah
 Hindari penggunaan handuk bersamaan
 Tidak menggunakan alat cukur bergantian dengan orang lain

G. EDUKASI

“Pak, berdasarkan keterangan dan hasil pemeriksaan, saat ini Bapak mengalami tinea
barbe, suatu penyakit jamur. Hal ini bisa terjadi dari alat cukur yang ada di tempat cukur,
karena dipakai bergantian oleh banyak orang. Saya berikan obat salep anti-jamur dioleskan
di daerah yang terkena selama 2 minggu. Pastikan kulit sekitar dagu kering sebelum
mengoleskan obatnya. Saat bapak berkeringat di daerah wajah dan dagu sebaiknya
langsung dikeringkan. Saya harap Bapak kontrol kembali 2 minggu lagi. Lalu hindari
penggunaan handuk bersamaan agar tidak menular dan tidak mencukur kumis atau jenggot
bergantian dengan orang lain lagi.”

H. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad kosmetikum : ad bonam

I. TINJAUAN PUSTAKA

PPK MENKES – FASKES PRIMER


Penatalaksanaan
1. Higiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian secara bersamaan harus
dihindari.
2. Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal, yaitu dengan:
antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol, atau terbinafin yang diberikan
hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
3. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap terapi topikal, dilakukan
pengobatan sistemik dengan:
a. Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g per hari untuk orang dewasa dan 0,25
– 0,5 g per hari untuk anak-anak atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
b. Golongan azol, seperti Ketokonazol: 200 mg/hari; Itrakonazol: 100 mg/hari atau
Terbinafin: 250 mg/hari
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah makan.

Konseling dan Edukasi


Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit. Edukasi pasien dan keluarga juga
untuk menjaga higienetubuh, namun penyakit ini bukan merupakan penyakit yang berbahaya.

Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila:
1. Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah terapi.
2. Terdapat imunodefisiensi.
3. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka.

Anda mungkin juga menyukai