Critical Jurnal Report
Critical Jurnal Report
DISUSUN OLEH :
IKM 7 SEMESTER 3
KELOMPOK 11
CJR ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, seperti referensi jurnal, dan dosen mata kuliah, sehingga dapat
memperlancar pembuatan CJR ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Critical
Jurnal Review ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam CJR ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami bisa menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga CJR ini dapat memberikan manfaat,
inspirasi, dan acuan bagi pembaca. Wallahu a’lam bi al-shawab…
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I. PENGANTAR 1
V. IMPLIKASI TERHADAP: 7
(a) Teori/Konsep 7
1. Kesimpulan 8
2. Saran 8
VII. PUSTAKA 9
ii
I
PENGANTAR
Salah satu bencana besar yang pernah terjadi di Indonesia adalah gempa bumi
dan tsunami Aceh pada 2004 silam. Aceh yang berada di jalur patahan Semangko
dan Seulimum ini mengalami kerusakan parah di daerah pesisir utara dan barat. Ada
265.896 jiwa dinyatakan hilang dan meninggal dunia (BRR dalam Mangkusubroto
2011). Kurangnya pendidikan formal, pengetahuan masyarakat terhadap bencana
alam, dan prosedur penyelamatan diri ditenggarai sebagai faktor banyaknya korban
jiwa yang muncul (Depkominfo 2008). Regulasi dan anjuran terkait dengan
bencana alam yang terjadi dan penanggulannya pun muncul, baik dari pemerintah
Indonesia (UU RI 2007) maupun dari organisasi internasional (LIPI-UNESC 2006).
1
Tindakan- tindakan tersebut mengandung unsur- unsur pengelolaan bencana yang
dipaparkan oleh Carter (1991), yakni perencanaan, pengorganisasian, perekrutan
sumber daya manusia, kepemimpinan, dan pengawasan.
II
Studi yang bersifat kualitatif deskriptif dan berlangsung selama tiga bulan ini
menggunakan beberapa subjek penelitian seperti Dinas Pariwisata Kota Banda
Aceh, geuchik (kepala desa) dan masyarakat Punge Blang Cut, manajerial di Situs
Tsunami Kapal PLTD Apung, dan guide (pemandu wisata) serta pengunjung wisata
di situs tersebut. Survei awal dalam bentuk pemberian informasi atau dokumen
terhadap Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan, Manajer, dan para staf di
PLTD Apung, dilakukan sebagai langkah dalam pengumpulan data mengenai
pengelolaan mitigasi di tempat tersebut. Selanjutnya, data tambahan dikumpulkan
melalui wawancara mendalam terhadap 30 informan yang dipilih berdasarkan latar
belakang dan tingkat pemahaman mitigasinya. Validasi data kemudian dilakukan
dengan mengonfirmasi unsur pimpinan lembaga dan kepada bidang untuk setiap
unit di lokasi tersebut. Sebagai penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai
instrumen utama dan didukung oleh instrumen tambahan yakni lembar observasi
dan pertanyaan pada wawancara. Reduksi data, display data, dan verifikasi
diterapkan untuk penganalisisan data (Nasution 1996).
2
mitigasi bencana alam (Carter 1991).
3
III
KEUNGGULAN PENELITIAN
b) Originalitas Temuan
Pembahasan jurnal yang kami baca, penulis membuat jurnal tersebut sesuai
dengan keadaan yang pernah terjadi, hal ini dikarenakan dalam melakukan
penelitian melibatkan keadaan asli mitigasi bencana tsunami melalui pariwisata.
Aceh yang terletak di daerah rawan bencana alam dianggap harus meningkatkan
mitigasi pengelolaan bencana. Pengkajian lima unsur pengelolaan bencana –
perencanaan, pengorganisasian, perekrutan sumber daya manusia, kepemimpinan,
4
dan pengawasan – pada salah satu objek wisata dan edukasi di Banda Aceh, Situs
Tsunami Kapal PLTD Apung. Lokasi tersebut menjadi proyeksi pemerintah
sebagai wadah mitigasi bencana gempa dan tsunami. Hasil data yang didapatkan
melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi terhadap manajer dan staf
PLTD Apung, Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh, pemandu wisata, masyarakat
sekitar, dan pengunjung lokasi tersebut mendapatkan beberapa temuan.
Pembangunan zona prioritas penanggulangan bencana, sosialisasi dan
kebijakan mitigasi bencana telah direncanakan oleh pemerintah dan instansi terkait.
Pengorganisasian yang dilakukan terdiri dari persiapan prabencana, pertolongan
dampak bencana, dan pemulihan pascabencana. Lalu, perekrutan sumber daya
manusia yang dilakukan merekrut petugas keamanan, pemandu wisata, dan petugas
kebersihan, dengan prasyarat mengikuti pelatihan mitigasi bencana. Selanjutnya,
Kementrian ESDM telah bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah
mengenai upaya dan kebijakan pengelolaan mitigasi bencana tsunami. Terakhir,
para informan mengakui bahwa pengawasan pengelolaan bencana yang diterapkan
sudah meliputi antisipasi/mitigasi bencana gempa dan tsunami serta sosialisasi
sistem peringatan dini tsunamini memang orang aceh yang tentu mengalami
bencana tsunami aceh.
c) Kemutakhiran Masalah
5
dengan tsunami dan penyelamatan diri dari bencana alam tersebut, baik dari aspek
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, maupun pengawasan.
Dari jurnal yang kami baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup
singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis
memaparkan isi dengan singkat disetiap judulnya, dan mengembangkan point-point
kecil yang penting untuk dikaji. Materi yang dibahas dalam jurnal ini mudah
dipahami karena penulis langsung menuliskan isi dari permasalahan yang dituju
tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).
IV
KELEMAHAN PENELITIAN
b) Originalitas Temuan
c) Kemutakhiran Masalah
Masalah ini masih terbilang cukup bagus untuk diangkat kepermukaan, karena
mitigasi bencana tsunami aceh ada kemungkinan akan terjadi lagi pada suatu hari
nanti. Sehingga melalui pariwisata dapat meningkatkan pengetahuan bagi orang
yang berkunjung ke kapal PLTD Apung Banda Aceh.
6
Pemborosan teori dalam isi penelitian adalah bukti konkret tidak adanya arah
tujuan yang jelas dalam menyikapi mitigasi bencana tsunami melalui pariwisata.
IMPLIKASI TERHADAP
a) Teori/ Konsep
Studi yang bersifat kualitatif deskriptif dan berlangsung selama tiga bulan ini
menggunakan beberapa subjek penelitian seperti Dinas Pariwisata Kota Banda
Aceh, geuchik (kepala desa) dan masyarakat Punge Blang Cut, manajerial di Situs
Tsunami Kapal PLTD Apung, dan guide (pemandu wisata) serta pengunjung
wisata di situs tersebut. Survei awal dalam bentuk pemberian informasi atau
dokumen terhadap Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan, Manajer, dan para
staf di PLTD Apung, dilakukan sebagai langkah dalam pengumpulan data
mengenai pengelolaan mitigasi di tempat tersebut. Selanjutnya, data tambahan
dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 30 informan yang dipilih
berdasarkan latar belakang dan tingkat pemahaman mitigasinya. Validasi data
kemudian dilakukan dengan mengonfirmasi unsur pimpinan lembaga dan kepada
bidang untuk setiap unit di lokasi tersebut.
7
c) Pembahasan dan Analisis
Menurut penulis, topik yang diangkat dalam jurnal ini sangat menarik dan
penting untuk dibaca. Topik yang diangkat sangat dibutuhkan oleh semua orang
sehingga setiap orang berminat untuk membaca jurnal tersebut. Jurnal ini juga dapat
mendorong keingintahuan para pembaca untuk lebih memahami lagi tentang
manajemen dan mitigasi bencana serta mencari sebab mengapa manajemen dan
mitigasi bencana itu harus dipelajari. Materi yang disajikan juga aktual yaitu sesuai
dengan keadaan wilayah Indonesia sekarang.
VI
1. Kesimpulan
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh gejala atau faktor
alam. Gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada
bumi, tetapi hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (kehilangan
nyawa) dan segala produk budi dayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru
dapat menyebutnya sebagai bencana. Universitas british columbia mendefinisikan
arti penanganan bencana, yaitu proses pembentukan atau penetapan tujuan bersama
dan nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat
(partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi bencana, baik bencana
potensial maupun aktual. Informasi penanganan krisis akibat bencana harus
dilakukan dengan cepat, tepat, akurat, dan sesuai kebutuhan. Pada tahap pra, saat,
dan pasca bencana pelaporan informasi masalah kesehatan akibat bencana dimulai
dari tahap pengumpulan sampai penyajian informasi dilakukan untuk
mengoptimalisasi upaya penanggulangan krisis akibat bencana.
2. Saran
8
mengetahui bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan mengajak kita untuk lebih
mengenal bagaimana suatu konsep bencana sampai terjadinya bencana bahkan
penanggulannya agar pembaca bisa menjaga diri setelah membacanya.
VII
PUSTAKA