Anda di halaman 1dari 16

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume X, Nomor 2 : 62 - 77, 1985 ISSNO216-1877

HUTAN BERAIR MELIMPAH DI INDONESIA

Oleh

Sukristijono Sukardjo 1)

ABSTRACT

THE WATER-LOGGED FOREST IN INDONESIA, Because of their situation


in estuaries, and thus having affinities with both terrestrial and aquatic environments,
mangrove provide an interesting natural laboratory for ecologists. In Indonesia,
mangroves occupied a large areas of about 4.25 million hectare, and they well developed
and grow along the shores of estuaries, tidal creeks and sheltered bays. Physiog-
nomically and structurally, there are very distinct different between mangroves in
Lesser Sunda Inslands and larger island such as Sumatra, Kalimantan and Irian Jaya.
Zonation in mangrove forest is a response changes to the duration of tidal flooding,
soil salinity, available sunlight, currents and fresh water run-off Each of these factors
changes along a transect from the water's edge to the land. They also differ from place to
place within estuary or tidal river system. Mangroves cope with salinity in several ways,
and there are two groups in terms of salt, namely Excluders (e.g. Rhizophora & Ceriops),
arid Excretors (e.g. Aegiceras & Aegialitis). Many mangroves are viviparous. Furthermore,
with an abundance of water, nutrients and sunlight, the Rhizophora forests in Tiris-
Indramayu produces 5.3. ton of dry leaf/ha/year. Also, the economic importance of
mangroves is considerable in large number of villages within the islands. In Indonesia
where the national economy is also supported upon these trees, an opportunity exists
for an extended to conservation and management. In this article I am taken into the
very heart of these waterlogged forests and given the opportunity to feel the pulse of a
threatened environment.

PENDAHULUAN nya Rhizophora) dan perdu kecil (misalnya


Aegiceras). Pohon-pohon mangrove yang
Pelaut-pelaut Portugis menyebutnya besar dan tinggi umumnya terdapat di wi-
mangue. Orang-orang Melayu menamakan layah tropika.
manggi-manggi dan mangin. Kita sekarang Mangrove merupakan bagian penting dari
mengenalnya sebagai mangrove, yaitu seke- muara dan merupakan pula sumber perten-
lompok tumbuhan yang terdiri atas berbagai tangan pendapat. Peran mangrove di dalam
suku tumbuhan yang berbeda satu dengan daur hara dan alir energi mengakibatkan
lainnya, tetapi mempunyai persamaan adap- muara merupakan wilayah penting sebagai
tasi morfologi dan fisiologi terhadap habitat sumber makanan berbagai organisme laut
yang dipengaruhi oleh pasang surut. Mangrove (Gambar 1), dan pengetahuan ini telah di-
dapat berupa pohon besar dan tinggi (misal-

1) Laboratorium Botani Laut, Pusat Penelitian Biologi Laut, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI, Jakarta.

62

Oseana, Volume X No. 2, 1985


Phytoplankton
Photosynthesis

Oseana, Volume X No. 2, 1985


63
Gambar 1. Proses-proses alih energi dan pertukaran antara rawa mangrove, muara-
muara dan perairan pantai
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

POC = Particulate organic carbon PM = Particulate material


DOC = Dissolved organic carbon DM = Dissolved materials
(Sumber Haines 1979 dalam Knox & Milyabara 1984).
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

ketahui walaupun di Indonesia belum di- Di Indonesia kenyataan ini merupakan po-
pelajari sepenuhnya. Mangrove memberi tensi ekonomi yang penting. Karena kayu
sumbangan ekonomi yang nyata bagi banyak balokan mangrove merupakan komoditi
orang, walaupun tempatnya tidak menye- eksport dan lain kegunaannya, misalnya
nangkan. Akibatnya banyak hutan mangrove kayu bakar, arang dan bangunan rumah.
yang dibabat habis dan diubah menjadi ber- Di Indonesia seluruh hutan mangrove
bagai macam kepentingan, misalnya di Jawa luasnya 4,25 juta ha, dan floranya terdiri
(permukiman, lokasi industri, fasilitas pela- atas 35 jenis berbentuk hidup pohon, 9 jenis
buhan dan pertambakan). terna, 9 jenis liana, 29 jenis tumbuhan epifit,
dan 2 jenis tumbuhan parasit, dan 5 jenis
Sekarang di Indonesia nilai mangrove
perdu, atau ada 31 suku tumbuhan (Tabel
pada sektor perhutanan dan perikanan telah
1). Mangrove adalah tumbuhan tropik dan
luas dikenal dan juga pendekatan ekologi
subtropik, dan hutan mangrove terluas dan
untuk pemanfaatan habitatnya telah dilaku-
berkembang baik terdapat di wilayah tropik.
kan. Tetapi harus diakui bahwa mangrove
Mangrove hanya tumbuh di pantai-pantai
dan komunitasnya di Indonesia masih se-
yang terlindung dan airnya dangkal. Pada
dikit diketahui dan diungkapkan, bahkan
kondisi yang demikian akumulasi lanau (silt)
perlindungannya masih belum efektif, misal-
dan unsur hara banyak sehingga mangrove
nya hutan mangrove di Riau, Segara Anakan
muda dapat sempurna menetap dengan sen-
dan pantai utara Jawa Barat. Karena makna-
dirinya. Sebaran mangrove di seluruh Indo-
nya bagi ekologi muara-muara, hutan mang-
nesia nampak merupakan jalur hijau di wila-
rove menjadi semakin penting keberadaan-
yah pesisir. Hanya pada tempat-tempat yang
nya, sehingga perlindungan/pelestarian serta
beriklim kering disertai oleh kekhasan struk-
pengelolaannya semakin mendesak dan perlu
tur geologinya, mangrove tidak berkembang
disyahkan. Usaha ini telah lebih dari 10
sempurna tetapi merupakan bercak-bercak
tahun dikerjakan oleh PPA( sekarang PHP A).
kecil dan pohonnya biasanya kerdil, misal-
Pada artikel ini penulis menekankan nya di Nusa Tenggara. Umumnya ada per-
uraian tentang natural history mangrove dan bedaan jumlah dan kehadiran jenis di hutan
peran ekologinya di muara-muara yang di- mangrove antara wilayah Indonesia bagian
harapkan menjadi masukan bagi terlaksana- Barat dan Timur, misalnya Aegiceras flori-
nya usaha konservasi secara baik. dum hanya terdapat di wilayah Maluku.
Tidak semua jenis mangrove terdapat di
setiap tipe komunitas mangrove. Setiap
STRUKTUR
komunitas dihuni oleh jenis-jenis yang mem-
punyai kelimpahan yang berbeda.
Mangrove berupa pohon atau semak,
perdu, terna, yang tumbuh di sepanjang Menerobos rawa mangrove di Indonesia
pantai dan muara, parit alarm dan teluk yang kita akan melewati tipe-tipe komunitas
terlindung. Lama penggenangan dan ke- ataupun mintakat mangrove yang berbeda,
dudukan lahan terhadap pasang-surut, mem- dan sulitnya melebihi mendaki gunung
bentuk habitat 'inter-tidal' yang luas jang- karena struktur perakaran dan keadaan
kauan variasi temperatur dan salinitasnya fisik hutan secara keseluruhan. Seperti
(Gambar 2). Namun di sini, melimpah air halnya di hutan pegunungan, mintakat di
dan unsur hara. Sehingga biasanya pada ha- hutan mangrove juga berbeda komposisi
bitat yang demikian ini mangrove tumbuh flora dan struktur hutannya satu dengan
baik dan berkembang menjadi pohon besar lainnya. Di beberapa tempat mungkin
dan tinggi hingga 30-60 meter, misalnya di pohon mangrove tumbuh teratur sehingga
Banyuasin Sumatra Selatan dan Kalimantan. mudah untuk melewatinya. Namun kadang-

64

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

65

Gambar 2. Habitat 'inter-tidal' dan mintakat mangrove

Lapisan permukaan tanah berlumpur lunak

Lapisan permukaan tanah pada umumnya bertanah liat yang pejal.

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

kadang perakarannya sangat rapat antara mangrove dipengaruhi kuat oleh aliran per-
satu pohon dengan lainnya dan berlumpur mukaan air tawar selama musim huian.
lunak. Fenomena alam yang demikian itu
menjadikan penelitian penelitian ekologi Permintakatan perlu diperhatikan di mu-
hutan mangrove menarik (Gambar 3). Di ara-muara sungai di wilayah Indonesia,
pegunungan perubahan komposisi jenis ber- dima-na keanekaragaman jenis mangrove
kaitan dengan tinggi tempat, tetapi di hutan tinggi. Setiap mintakat diidentifikasi
mangrove tidak sebab topografi lahannya berdasarkan individu jenis mangrove atau
datar. Tetapi ini justru tipuan lihai habitat kelompok jenis dan dinamakan sesuai
mangrove bagi orang yang tidak pernah dengan jenis yang dominan atau sangat
bekerja di mangrove ataupun bahkan ter- melimpah. Mintakat di tepian air biasanya
lewatkan bagi peneliti yang tidak jeli. tipis dan ditumbuhi oleh jenis pionir. Dua
Mangrove dibanjiri oleh air asin pada waktu jenis mangrove di Indonesia yang umum
pasang dan mengalami kekeringan pada tumbuh sebagai jenis pionir yaitu Avicennia
waktu surut. Habitat diantara batas pasang alba dan Sonneratia caseolaris. Semai dan
perbani dan surut perbani merupakan wi- beltanya terdapat sampai ketepian laut.
layah mangrove yang disebut 'Hutan Pasang' Tetapi tumbuhan dewasanya bisa tumbuh
atau mintakat 'inter-tidal' (Gambar 2). jauh dari laut ke arah daratan. Jenis pionir
Setiap jenis mangrove tanggap terhadap dapat menjadi dominan bahkan membentuk
perubahan elevasi seperti halnya tumbuhan tegakan murni, misalnya di Kuala
terhadap tinggi di gunung. Perubahan Sekampung, muara Sungai Kandilo
mintakat inter-tidal terhadap elevasi per- (SUKARDJO 1979 dan 1985). Umumnya
bedaannya sukar diketahui dan halus. sesudah mintakat pionir adalah mintakat
Rhizophora. Jenis ini juga khas di tepi parit-
parit alam dan berfungsi sebagai pengokoh
PERMINTAKATAN tepian terhadap arus pasang-surat. Sistem
perakaran Rhizophora yang merupakan
Permintakatan di hutan mangrove me- jangkar membantu menstabilkan
rupakan tanggap terhadap perubahan lama- mintakatnya. Sesudah mintakat ini adalah
nya waktu penggenangan, salinitas tanah, mintakat Bruguiera dengan jenis mangrove
tersedianya sinar matahari, aliran pasang yang dominan adalah B. gymnorrhiza. Hutan
surut dan aliran air tawar. Setiap faktor ini mintakat ini pohonnya besar-besar dan tinggi
berubah sepanjang transek mulai dari tepian serta tajuknya rapat. Jenis mangrove lain
laut sampai ke pedalaman hutan. Keadaan yang menjadi sekutunya di mintakat ini,
ini juga berbeda dari satu tempat ke lainnya yaitu Xylocarpus granatum, X.moluccensis,
dalam satu sistem muara ataupun sungai. dan Heritiera littoralis. Ceriops spp.
Pada tempat-tempat yang drainage tanahnya membentuk mintakat keempat. Pohon-
buruk, sangat asin, atau aliran sungainya pohonnya dapat mencapai tinggi 12 meter,
kecil, jenis mangrove yang ada sedikit dan tetapi umumnya lebih rendah dari mintakat
mintakatnya sederhana. Contoh keadaan Rhizophora dan Bruguiera (Gambar 4).
tersebut misalnya di Teluk Apar Kalimantan Pohon Ceriops menjadi pendek dan banyak
Timur yang salinitasnya dapat mencapai tunas batangnya, apabila tumbuh di
30‰—59‰, yang suhu hariannya ± 30° C sepanjang aliran air pasang-surut yang
pada waktu musim panas, dan disertai pula drainage tanahnya baik. Tetapi dapat juga
tidak adanya aliran air tawar. Penelitian di tumbuh di tempat-tempat terbuka yang
Segara Anakan Cilacap yang penulis kerja- bersalinitas tinggi di vegetasi mangrove
kan pada tahun 1980-1982 menunjukkan yang jarang. Mintakat yang terakhir
bahwa tinggi dan diameter pohon-pohon biasanya menyatu dengan vegetasi
pedalaman (bisa hutan daratan, air tawar,
hutan gambut) disajikan pada Gambar 4

66

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

O
67

Gambar 3. Diagram lingkungan hutan mangrove di Segara Anakan memperlihatkan :


hubungan timbal-balik secara ekologik, dampak tumbuhan dan binatang terhadap
tanah dan perkembangan struktur tanah.

Oseana, Volume X No. 2, 1985


Oseana, Volume X No. 2, 1985
68
Gambar 4. Skema diagram profil hutan di wilayah tropika yang diwakili oleh transek
hutan mangrove di Kalimantan Timur. Mintakat tepi laut sampai dengan
Ceriops digenangi oleh setiap daur pasang dengan mintakat penggenangan
air laut yang lama periodenya. Mintakat hutan hujan tropika tidak pernah
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

digenangi oleh air laut.


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Mintakat ini mungkin tipis namun kaya ditumbuhi oleh Pempis acidula dan R.
dengan jenis-jenis tumbuhan. Permintakatan stylosa. Sering kali pada keadaan yang me-
ini terdapat hanya apabila mempunyai mungkinkan perkembangan habitat ber-
keseragaman kemiringan lahan mulai dari karang berpasir ditumbuhi pula oleh lamun
batas air rendah hingga air pasang tinggi. (sea grass) yang dapat membentuk ham-
Namun karena variasi kemiringan lahan di paran luas yang selaras dengan topografi
seluruh daerah pasang-surut, maka kelima dan pasang-surut, dasar habitat yang stabil
mintakat ini bercampur aduk di antara te- dan air laut yang bersih. Di antara mang-
gakan mangrove. rove dan tanah darat sering kali ditum-
buhi melimpah oleh rawa payau berumput
A. marina tumbuh hampir di sepanjang
teki Cyperus malacensis, Scirpus littoralis
pesisir bermangrove, terutama di muara
dan lain-lain . Pada tanah yang meninggi
hingga bagian hilir berair tawar, dan meru-
dan berdrainage baik atau ada tirisan air
pakan jenis pionir yang sering dominan
tawar, Aegiceras corniculatum sering kali
membentuk tegakan murni, misalnya di
membatasi A. marina di wilayah muara.
Kuala Sekampung, Lampung (SUKARDJO
Sehingga A. corniculatum juga disebut
1979). Lingkungan tempat tumbuhnya ke-
estuarine mangrove species.
jam. Tanahnya secara periodik penuh dengan
air, kaya bahan organik, namun miskin
oksigen. Air dan unsur hara melimpah, tetapi ADAPTASI DAN REPRODUKSI
airnya asin. Untuk tumbuh, mangrove harus
melawan setiap masalah tersebut. Untuk Mangrove melawan salinitas dengan ber-
reproduksi harus menghasilkan biji atau bagai cara. Beberapa jenis mangrove toleran
propagule yang mampu menetap di perairan terhadap konsentrasi garam di jaringannya,
dangkal sebelum tersapu keluar oleh angin dan garam-garam ini dikeluarkannya melalui
dan pasang. Untuk membentuk koloni baru kelenjar-kelenjar khusus yang terdapat di
di pantai, propagule harus mampu meng- daun-daunnya. Umumnya mangrove adalah
apung. excluders atau excretors garam. Misalnya
Berjalan di hutan Avicennia dirintangi jenis kelompok excretors adalah Aegiceras
oleh rapatnya akar berkayu yang mencuat dan Aegialitis dan kelompok excluders
ke atas permukaan tanah, yang dikenal adalah Rhizophora dan Ceriops.
sebagai pneumatophore. Akar ini berhubung-an Avicennia secara aktip mengeluarkan ga-
satu dengan lainnya (Gambar 5) dan ber-. ram melalui daun-daunnya. Kemampuan
fungsi sebagai paru-paru yang menghirup Avicennia untuk mengeluarkan garam mu-
udara untuk pertumbuhan dan hidupnya dah sekali diketahui, yaitu mengapungkan
pohon. Akar jangkar pada Rhizophora dan helaian daun Avicennia dengan terbalik
banir pada Xylocarpus sama fungsinya di mangkuk berair asin. Beberapa jam ke-
dengan pneumatophore. Udara masuk melalui mudian permukaan bawah helaian daun
lenticel pada akar-akar tersebut. Ini Avicennia ini akan ditutupi oleh kristal-
membuktikan bahwa mangrove tidak dapat kristal garam. Hal tersebut menandakan
tumbuh, apabila akar-akarnya selalu terus- bahwa pengeluaran garam lebih banyak ter-
menerus ditutupi oleh air. jadi pada permukaan bawah helaian daun.
Beranjak ke wilayah Indonesia bagian Tidak semua jenis mangrove mempunyai
Timur, terutama di Nusa Tenggara, vegetasi mekanisme pengeluaran garam yang sempur-
mangrove mempunyai jenis sedikit. Di wila- na seperti pada Avicennia. Sebagai gantinya
yah pulau-pulau karang, mangrove tumbuh mereka menyimpan garam yang diambil-
kerdil, mempunyai cabang banyak, dan nya tersebut pada jaringan-jaringan daun
merupakan gerumbulan. Habitat berkarang tuanya. Ini menyebabkan daun nampak

69

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 5. Sistem perakaran mangrove

70

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

berminyak, gemuk dan tebal. Garam akan rupakan satu himpunan kehidupan yang
hilang dari tumbuhan mangrove apabila aneh dan kelimpahannya merupakan petun-
daunnya gugur. juk dari produktivitas hutannya (Gambar 3).
Mangrove banyak yang bersifat vivipar, Muara-muara merupakan ekosistem yang
yaitu biji berkecambah di pohon induknya produktif di dunia. Di Indonesia, lebih
sebelum jatuh. Rhizophora termasuk ber- kurang 80% hasil perikanan merupakan
sifat vivipar, dan semainya yang berbentuk usaha perikanan pantai dan muara. Di lautan
seperti rokok, umumnya terdapat di se- tumbuhan rendah bersel satu yang dinama-
panjang pantai muara-muara. Propagule kan fitoplankton merupakan prosedur primer
semua jenis mangrove ini berpelampung, utama yang menggunakan energi surya
sehingga apabiia jatuh ke air akan meng- untuk menghasilkan bahan organik (senyawa
apung. Perpanjangan batangnya menjulur ke gula), dan dapat dimanfaatkan oleh bina-
bawah menuju air dan apabila ini dibawa tang-binatang atau dirinya sendiri untuk
angin atau arus menuju ke tempat yang tumbuh dan reproduksi. Di Indonesia, mang-
dangkal akan dengan sempurna menduduki roves dan lamun adalah produser primer pen-
tempatnya di dasar. Akar-akarnya dengan ting di wilayah perairan pantai dan muara.
cepat berkembang dan menembus ke subs- Karena mangrove terdapat luas hampir di
tratnya. Semai Rhizophora dimungkinkan semua pantai di Indonesia. Di wilayah
berkembang di pohonnya hingga lebih dari ugahari hal serupa terjadi juga. karena
satu meter panjangnya sebelum jatuh. Meng- rumput rawa payau (salt marsh) di wilayah
apung sangat dikehendaki untuk pemen- ini terdapat luas dan mempunyai fungsi
caran dan memberi kesempatan waktu bagi sama pentingnya dengan mangrove.
mangrove muda menempati tempat yang Dengan air melimpah. unsur hara dan
cocok untuk tumbuh. Beberapa jenis seperti sinar matahari melimpah, rata-rata hutan
Avicennia marina memerlukan waktu sampai mangrove menghasilkan beberapa kilogram
berminggu-minggu lamanya melayang di air bahan organik kering setiap tahunnya untuk
laut agar berhasil tumbuhnya. Hampir semua setiap satu meter persegi hias hutan. Hutan
mangrove memerlukan sinar matahari penuh mangrove tropika di Philipina yang produktif
untuk pertumbuhannya dan ini mengharus- menghasilkan bahan organik kering se-
kan tumbuhan muda untuk menghindarkan banyak 45,936 ton/tahun/ha (de LA
diri dari naungan pohon induk. Tumbuhan CRUZ & BANAAG 1969) (Tabel 2). Di
muda juga harus mampu berakar dengan hutan mangrove Tiris Indramayu
cepat apabiia terbawa arus ke perairan yang menghasilkan kurang lebih 5,3 ton serasah
dalam, atau ke pantai yang kondisinya tidak daun kering/tahun/ha yang dihasilkan oleh
cocok untuk tumbuh. tipe hutan R.apiculata - R.mucronata
(SUKARDJO, manuskrip). Walaupun
mangrove tidak selalu berupa pohon besar
PRODUKTIVTTAS DAN NILAI
dan produktif seperti halnya hutan daratan,
EKONOMI
bahan-bahan organik yang dihasilkannya
merupakan bentuk dasar rantai makanan di
Hidup di antara tanah darat dan laut,
muara-muara.
maka hutan mangrove termasuk kedalam
dua dunia tersebut. Burung, mamalia, reptil, Menurut beberapa hasil penelitian di luar
dan insekta yang berasal dari daratan masuk negeri ternyata produktivitas pendahulu
ke dalam hutan mangrove. Karena air pa- yang merupakan bagian dari mangrove juga
sang, sekelompok ikan dapat memasuki berasal dari run-off air tawar yang berasal
bagian pedalaman hutan mangrove dan dari sistem daratan. Misalnya di Florida,
memangsa krustasea, cacing-cacing dan mo- sesudah hujan lebat bahan organik berupa
luska yang terdapat di lantai hutan. Ini me- buah-buahan serupa kacang-kacangan yang

71

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

terdapat di hutan mangrove berasal dari Pada penelitian klasik yang dilakukan oleh
sekitar areal padang rumput rawa yang ter- ODUM & HEALD (1974) menunjukkan
cuci oleh air menuju ke mangrove (LUGO bahwa daun mangrove merupakan bentuk
1974). Hasil ini menunjukkan betapa pen- dasar dari rantai makanan detrital di
tingnya hubungan di antara kedua ekosis- Florida Selatan. Juga, diperlihatkan
tem tersebut, dan ini mengharuskan untuk bahwa rawa mangrove merupakan daerah
mengelola kedua tipe ekosistem tersebut asuhan dan tempat bermain serta mencari
sebagai satu sistem. makan terpenting bagi berbagai macam ikan.
Ketika daun, buah dan bagian lain dari Lebih lanjut disebutkan bahwa di Florida
tumbuhan mangrove gugur, akan masuk setiap are luas hutan diperkirakan memberi
kepada sistem serasah dari muara (Gambar keuntungan $ 4000/tahun yang diperoleh
1 dan 6). Tenggelam menuju dasar, daun dari hasil penangkapan ikan. turisme dan
mangrove dipenuhi oleh koloni bakteri, rekreasi. Nilai uang tersebut dan peran mang-
jamur dan fauna kecil lainnya seperti nema- rove di produktivitas muara dapat dinik-
toda. Bakteri dan jamur memiliki enzim mati langsung oleh setiap orang. Maka dalam
yang diperlukan untuk merusak dan men- arti kata ekonomi itulah harga yang akan
cerna daun. Tetapi peneliti di Florida me- dapat didapat dari usaha perlindungan
nunjukkan bahwa hal tersebut terjadi se- mangrove.
tahun sebelum daun rusak sempurna dan Walaupun sekarang telah diketahui mang-
semua energi dan unsur haranya terbebas. rove menyumbang secara nyata pada produk-
Prosesnya dibantu oleh kepiting-kepiting, tivitas muara, pengrusakan hutan mangrove
udang-udangan, cacing dan siput. Kelompok di Indonesia berlangsung secara terus-mene-
binatang ini merusak daun-daun menjadi rus dengan segala macam dalihnya. Misalnya
serpihan kecil dan memakannya setelah di- di pantai utara Jawa Barat pertumbuhan
liputi oleh mikroorganisme. Serpihan daun populasi manusia meningkat sehingga selalu
dan sampahan buangan dari organisme dicari alasan untuk tetap merusak hutan
pemakan detritus dapat dikolonisir oleh mangrove guna memenuhi kebutuhan manu-
mikroorganisme dan lagi dimakan oleh sia. Hal ini semakin diperparah oleh segala
kepiting, udang, siput dan cacing. Pada macam bentuk pembangunan industri di
rantai makanan, binatang-binatang yang me- wilayah pesisir tanpa mengindahkan lagi
makan detritus merupakan makanan pula prinsip-prinsip ekologi mangrovenya. Semua
bagi kepiting yang lebih besar, ikan dan tindakan ini akan merugikan manusia sendiri
burung (Gambar 6). Akhirnya energi surya dikemudian hari, cepat atau lambat akibat
yang ditangkap oleh mangrove akan disalur- ini pasti muncul. Kita dapat berdebat bahwa
kan pula menuju ke ikan, kepiting dan udang mangrove merupakan bagian integral dengan
yang dapat kita makan di restoran. muara. Tetapi apakah ini penting sekali,
Nilai ekonomi mangrove tidak mudah sehingga tidak perlu dipikirkan dalam pem-
ditera. Di Indonesia masih belum sepenuh- bangunan pantai? Berapa orang berpendapat
nya diketahui nilai uang yang berasal dari bahwa ekosistem ini tidak terlalu penting.
ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove Maka kita tidak perlu melindungi mangrove.
mempunyai fungsi yang tidak dapat dinilai Perdebatan demikian selalu muncul di antara
dengan uang, tetapi vital secara ekologis para pemuncak. Namun buktinya atau bukti
agar wilayah bermangrove lingkungannya pentingnya eksistensi mangrove semakin
sehat, dan bermanfaat bagi manusia ataupun nyata dan terlihat faedahnya. Sehingga se-
organisme laut yang bernilai ekonomi. karang usaha-usaha pelestarian dan perlin-
Supaya fungsi ekosistem mangrove tersebut dungan mangrove di Indonesia telah sampai
lestari, maka usaha pelestarian disara sema- pada tingkat nasional dan memasyarakat,
kin mendesak dan penting. misalnya usaha mandiri reboisasi hutan

72

Oseana, Volume X No. 2, 1985


Oseana, Volume X No. 2, 1985
73
Gambar 6. Diagram sederhana rantai makanan secara garis besar di mangrove mem-
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

perlihatkan beberapa hubungan antara manusia, mangrove dan binatang


makanannya. Manusia sendiri tercatat juga sebagai makanan bagi ikan
hiu.
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

mangrove dan rehabilitasinya oleh masyara- tem tanah basah harus dinyatakan sebagai
kat di Probolinggo, Jawa Timur. Walaupun endangered habitat dan harus dikenalkan
demikian masih terlihat bahwa peraturan- kepada masyarakat secara nasional sebagai
peraturan kehutanan pelaksanaannya masih sumberdaya yang kritis.
perlu dikontrol dengan tegas.
DAFTAR PUSTAKA
USAHA PELESTARIAN
de LA CRUZ, A.A. dan J.F. BANAAG. 1967.
Sekarang ini usaha-usaha pelestarian dan The ecology of a small mangrove patch
perlindungan ekosistem mangrove yang beru- in Matabungkay beach, Batangas pro-
pa cagar alam dan/atau bagian dari Taman vince. Natur. Appl Sci. Bull. 20(4) : 486
Nasional sudah ada di Indonesia, misalnya - 949.
di Ujung Kulon, Muara Angke (95 ha),
Cagar Alam Hutan Mangrove Teluk Ke- HAINES, E.B. 1979. Interactions between
lumpang, Selat Laut dan Selat Sebuku di Georgia salt marsh and coastal waters :
Kalimantan Selatan (66.650 ha). Luas hutan A changing paradigm. In Ecological
mangrove yang telah disahkan oleh Menteri Processes in Coastal and Marine System,
Pertanian menjadi cagar alam di seluruh ed. R.J. Livingstone. Marine Science 10.
Indonesia mencapai 570.830.4 ha. Ironisnya, Plenum Press : 35-46 New York.
kecepatan perusakan ekosistem mangrove LUGO, A.E. 1974. The ecology of mang-
di Indonesia terus meningkat. Ini merupakan roves. Annual Review of Ecology and
bukti bahwa hukum dan peraturan pelak- Syst. 5 : 39-64.
sanaannya masih lemah. Apabila kita meng- ODUM, W.E. dan E.J. HEALD. 1974. Mang-
hendaki perikanan pantai dan produktivitas rove forest and aquatic productivity.
muara lestari, kita harus melindungi mang- In : Hasler (Ed.), Coupling of Land and
rovenya. Dengan kata lain, hukum dan pe- Water Systems. Ecol.Stud. 10 : 129-136.
laksanaan peraturannya harus dibenahi dahu- Springer-Verlag, Berlin : 309 hal.
lu, terutama soal manusianya.
SUKARDJO, S. 1979. Hutan Payau di Kuala
Tidak semua orang menerima bahwa Sekampung, Lampung Selatan, Sumatra.
hutan mangrove adalah tempat yang menye- Prosiding Seminar Ekosistem Hutan
nangkan dan indah. Mereka lebih mengenal- Mangrove: 59—68.
nya sebagai tempat berkembang biaknya
nyamuk dan agas. Bahkan beberapa orang SUKARDJO, S. 1985. Ekologi Acrostichum
lebih menghendaki muara bermangrove di- aureum L. di hutan mangrove Avicennia
bersihkan saja dan diubah untuk tempat officinalis L. Muara Pasir, Sungai Kandi-
tinggal. Kita harus dengan tegas menolak lo, Kalimantan Timur. Makalah diajukan
pandangan-pandangan yang demikian ini. pada Seminar Biologi VII, Palembang 29-
31 Juli 1985.
Karena ekosistem-ekosistem tanah basah
juga merupakan outdoor classrooms yang SUKARDJO, S. The litter fall production
berdaya guna tinggi, dan bernilai politik dan in the mangrove forest of Tiris, Indra-
HanKamNas. Maka selayaknya tipe ekosis- mayu, West Java, Indonesia (manuskrip

74

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 1. Jenis-jenis mangrove dan sekutunya di Ekosistem mangrove Indonesia.

Habitus Suku Jenis

I. POHON 1. Apocynaceae 1. Cerbera manghas L

2. Bignoniaceae 1. Dolichandrone spathacea (L.f)K. SCHUM.


3. Combretaceae 1. Lumnitzera littorea (JACK) VOIGT
2. L lutea PRESL
3. L. racemosa WILLD
4. Euphorbiaceae 1. Excoecaira agallocha L.
5. Leguminosae 1. Cumingia philippinesis VIDAL
2. Cynomerta ramiflora L.
3. Pithecellobium umbellatum (VAHL)
6. Lythraceae 1. Pemphis acidula J.R. & G. Furst.
7. Meliaceae 1. Xylocarpus granatum Koen
2. X.moluccensis (Link.) Roem.
8. Myrsinaceae 1. Aegiceras corniculatum (L.) BLANCO
2. A.floridum R. &S.
9. Myrtaceae 1. Osbornea octodonta F. v. M.
10. Palmae 1. Nypa fruticans WURMB
2. Oncosperma tigillaria (JACK) RIDL.
3. Phoenix paludosa ROXB.
1 1 . Rhizophoraceae 1. Bruguiera cylindrica (L.) LMK
2. B. exaristata DING HOU
3. B. gymnorrhiza (L.) LMK
4. B. parviflora (ROXB.) WITHT & ARN. ex.
GRIFF
5. B. sexangula (LOUR) POIR
6. Ceriops decandra (GRIFF.) DING HOU
7. C tagal (Perr.) C.B. ROBINS
8. Kandelia candel (L.) DRUCE
9. Rhizophora apiculata BL.
10. R. mucronata LMK.
1 1 . R. stylosa GRIFF
12. Rubiaceae 1. Scyphiphora hydrophyllacea GAERTN.
13. Rutaceae 1. Paramignya angulata (WILLD.) KURZ
14. Sonneratiaceae 1. Sonneratia alba J.E. SMITH
2. S. caseolaris (L.) ENGL.
3. 5. ovata BACK
15. Steculiaceae 1. Heritiera littoralis DRYND. ex. W. AIT.

75

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Habitus Suku Jenis

16. Verbenaceae 1. Avicennia alba BL.

2. A. manna (Forsk.) VIERH


3. A. officinalis L.
II. PERDU 17. Leguminosae 1. Caesalpinia crista L.
18. Rubiaceae 1. Ixora timoriensis DECNE
19. Tiliaceae 1. Bronlowia argentea KURZ
2. B. lanceolata BTH.
20. Verbenaceae 1. Clerodendrum inerme (L.) GAERTN
III. TERNA 21. Acanthaceae 1. Acanthus ebracteatus VAHL.
2. A. illicifolius L.
3. A. volubilis WALL.
22. Araceae 1. Cryptocoryne ciliata (ROXB.) SCHOTT.
23. Cyperaceae 1. Cyperus malaccensis LAMK.
2. Diplachne fusca (L.) BEAUV.
3. Fimbrystylis ferruginea (L.) VAHL.
24. Daenstaedtiaceae 1. Acrostichum aureum L.
25. Plumbaginaceae 1. Aegialitis annulata R. Br.

IV. LIANA 26. Asclepiadaceae 1. Cynanchum carnosum SCHLTR.


2. Finlaysonia obovata WALL.
3. Gymnathera paludosa (BL.) K. SCHUM.
4. Sarcolobus banksii R. & S.
27. Leguminosae 1. Dalbergia caudenatensis (Dennst.) Prains.
2. D. menoeides Prain.
3. Derris heptaphylla (L.) Merr.
4. D. heterophyla (WILLD.) BACKER
28. Rhamnaceae 1. Smythea lanceata (TUL.) SUMMERH.
V. EPIFIT 29. Adianthaceae 1. Vittaria sp.
30. Asclepiadaceae 1. Dischidia benghalensis COLEBR.
2. Hoya sp.
31. Daenstaedtiaceae 1. Davallia sp.
32. Ericaceae 1. Rhododendron brookkeanum LOW.
33. Jungermanniceae 1. Frullania sp.
34. Melastomataceae 1. Pachycentria constricta (BL.) BL.
2. Plethiandra sessilifolia (RIDL.)

76

Oseana, Volume X No. 2, 1985


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Habitus Suku Jenis

35. Orchidaceae 1. Aerides odorata LOUR.

2. Anota violacea SCHLTR


3. Bulbophyllum xylocarpi J.J.S.
4. Dendrobium alvifolium (Bl.) RCHB.f.
5. D. callibotrys RIDL.
6. D. prostratum RIDL.
7. D. rhizophoreti J.J.S.
8. D. subulatum Bl.) LINDL.
9. Oberonia laeta J.J.S.
10. O. rhizophoreti J.J.S.
36. Polypodiaceae 1. Cychphorus cinnamomeus V.A.V.R.
2. Drynaria spasisora MOORE
3. Drymoglossum heterophyllum C.Chr.
4. Humata parvula (WALL) METT.
5. Nephrolepis acutifolia(DESV.)VER.
6. Platycerium coronarium (KOENIG) DESV.
7. Phymatodes scolopendria (BURM.) CHING
8. P. simeosa (WALL.) J. SM.
37. Rubaceae 1. Hydnophytum formicarum JACK
2. Myrmecodia sp.
38. Schyzaeaceae 1. Lygodium laxum PR.
VI. PARASIT 39. Loranthaceae 1. Amyema gravis DAVIS.
2. Viscum orientalis L.

Tabel 2. Perkiraan biomassa hutan mangrove diPhilippina(de LA CRUZ & BANAAG 1967)

Macam biomassa Kg. berat kering per hektare

Daun 13.319

Kayu 24.346

Pneumatophora 8.271

Jumlah biomassa 45.936

77

Oseana, Volume X No. 2, 1985

Anda mungkin juga menyukai