Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS,


LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT. HOLCIM INDONESIA
TBK CILACAP

Shinta Ayu Pramita, Siti Rosyafah, Mahsina


Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya
Shintaayu62@rocketmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada PT. Holcim Indonesia
Tbk Cilacap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT.
Holcim Indonesia Tbk Cilacap. Untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan
menggunakan analisis laporan keuangan dengan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas,
rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis
rasio keuangan. Dari hasil penelitian menggunakan analisis rasio keuangan dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada rasio likuiditas kondisi perusahaan cukup baik karena masih
berada diatas rata-rata rasionya. Berdasarkan rasio solvabilitas perusahaan dalam
keadaan cukup baik karena perusahaan tidak terlalu banyak dibiayai kreditur. Pada rasio
profitabilitas, perusahaan dalam kondisi cukup baik karena perusahaan menghasilkan
laba bersih.

Kata kunci : Analisis Rasio, Kinerja Keuangan

ABSTRACK
This research was conducted at PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap. The purpose
of this study was to determine the financial performance at PT. Holcim Indonesia Tbk
Cilacap. To assess the financial performance of companies using financial statement
analysis with financial ratios that the liquidity ratio, solvency and profitability ratios
during the period of 5 (five) years. The method used in this research is descriptive
qualitative with financial ratio analysis. From the research results using financial ratio
analysis can be concluded that the liquidity ratio of the company's condition is quite
good because it remained above the average ratio. Based on the company's solvency
ratio is in a state good enough because the company is not too much financed by
creditors. In profitability ratios, the company in good enough condition for the company
generate a net profit.

Keywords: Ratio Analysis, Financial Performance

PENDAHULUAN
Dalam kondisi perekonomian pada saat ini, laporan keuangan sudah merupakan
media dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan merupakan
media informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi

308
keuangan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan. Seiring
dengan perkembangan perekonomian yang pesat serta didukung oleh kemajuan dalam
industri, perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Untuk itu
diperlukan manajemen yang baik sehingga perusahaan mempunyai kesempatan untuk
bersaing dan bertahan hidup. Karena semakin banyak industri yang memproduksi
semen sehingga persaingan antar perusahaan – perusahaan semen semakin ketat.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual
yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai
kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif
dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan
komparatif. Dalam membahas analisis penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus
didasarkan pada data keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang
paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut. Perusahaan kemungkinan akan
menggunakan informasi akuntansi untuk menilai kinerja manajer.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
adalah dengan “Analisis Rasio Keuangan”. Dengan ini diharapkan dapat diketahui
sejauh mana kinerja keuangan perusahaan. Analisis dilakukan terhadap perusahaan
semen yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
membandingkan laporan keuangan saat ini dengan laporan keuangan masa lalu. Secara
umum pengukuran kinerja keuangan perusahaan banyak dilakukan dengan
menggunakan rasio keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio manajemen
aktiva, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Kelebihan
pengukuran dengan metode tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya selama
data historis tersedia. Sedangkan kelemahannya adalah metode tersebut tidak dapat
mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Hal ini disebabkan karena data yang
digunakan adalah akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran atau estimasi yang dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi sehingga kinerja perusahaan tidak
terukur secara tepat dan akurat.
Analisa terhadap laporan keuangan memerlukan suatu ukuran dan cara, dimana
dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan. Perusahaan dapat menganalisa laporan keuangan dengan membandingkan
rasio – rasio keuangannya selama beberapa tahun untuk mengetahui bagaimana

309
perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan menggunakan
analisa terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan yang
tepat demi kelangsungan perusahaannya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
” analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan melalui
rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas PT. HOLCIM INDONESIA Tbk di
Cilacap ”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan yang
menjadi pokok permasalahan adalah “Bagaimana penerapan rasio keuangan dalam
menilai kinerja keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk di Cilacap”.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari permasalahan yang dijelaskan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui penerapan rasio keuangan dalam menilai
kinerja keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk di Cilacap“.
Laporan Keuangan
Akuntansi memberikan informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan melalui laporan keuangan yang telah disajikan dalam tiap-tiap
periode. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Munawir (2004:2), laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Analisis Laporan Keuangan
Harahap (2015:190), mengemukakan pendapatnya mengenai analisis laporan
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifkan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif amupun data non-
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Kegiatan analisis laporan
keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas
mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.

310
Analisis Rasio Keuangan
Kasmir (2015:104) menjelaskan analisis rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi
satu angka dengan angka yang lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan, kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Untuk mengukur kondisi atau kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan
analisis rasio-rasio keuangan. Menurut Kasmir (2013:106) analisis rasio yang dapat
digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan meliputi :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada
pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Jenis-jenis rasio likuiditas antara
lain:
d. Current Ratio (Rasio Lancar)
Merrupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan (Kasmir, 2015:133). Untuk menghitung Current Ratio (CR)
menggunakan rumus :

Aktiva Lancar
Current Ratio =
Utang Lancar

e. Quick Ratio (Rasio Cepat)


Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan.
Untuk menghitung Quick Ratio (QR) menggunakan rumus :
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio =
Utang Lancar

311
f. Cash Ratio (Rasio Kas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Untuk menghitung Cash Ratio (CSR)
menggunakan rumus :
Kas
Cash Ratio =
Utang Lancar

Kinerja Keuangan Peusahaan


Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer perusahaan di dalam
melaksanakan tanggung jawabnya.
Menurut Fahmi (2015:142), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Model Analisa
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model analisis dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :

Identifikasi dan pengumpulan data-data laporan keuangan


PT. Holcim Indonesia Tbk.

Analisis perhitungan rasio-rasio keuangan untuk


pengukuran kinerja keuangan PT. Holcim Indonesa Tbk.

Analisis Komparatif dan evaluasi hasil perhitungan rasio-


rasio keuangan atas kebijakan-kebijakan yang terkait
dengan kinerja perusahaan.

Kesimpulan dan saran

Sumber : Peneliti (2016)


Gambar 1
Model Analisis

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dan melakukan perhitungan terhadap data-data kuantitatif yang tercatat dalam neraca

312
keuangan dan laporan laba-rugi. Metode ini menunjukkan data dalam bentuk yang dapat
membantu untuk memahami karakteristik variable dalam suatu situasi yang
menarik.Data yang diperoleh disusun secara sistematis dan diuraikan kemudian
dianalisis untuk ditarik kesimpulan serta untuk dicari jalan pemikirannya.
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder karena data yang diperoleh
peneliti berasal dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dengan
caramendownload. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Perhitungan rasio keuangan untuk pengukuran kinerja keuangan PT.
Holcim Indonesia Tbk
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a. Rasio Lancar (current Ratio)

Aktiva lancar
Rasio Lancar = X 100%
Hutang lancar

b. Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio =
Utang Lancar

c. Cash Ratio

Kas
Cash Ratio =
Utang Lancar

2. Rasio Laverage
a. Debt to Assets Ratio (Rasio hutang terhadap aktiva)
Total Hutang
Rasio Total Hutang atas Aktiva = X 100%
Total Aset

313
b. Rasio Total Hutang atas Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Totak Hutang
Rasio Total Hutang atas Ekuitas =
Total Ekuitas

3. Rasio Profitabilitas
a. Rasio Margin Keuntungan (Profit Margin)

Laba Bersih
Profit Margin = X 100 %
Penjualan

b. Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)

Laba Bersih
Return on Aset = X 100 %
Total Aset

c. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Totak Hutang
Rasio Total Hutang atas Ekuitas =
Total Ekuitas

Analisis Ratio Likuiditas


Tabel 1. Perhitungan Current Rasio Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN CURRENT RATIO PERHITUNGAN RASIO Naik
(turun)
2011 Aktiva lancar 2.468.172 146,5% -
X 100% X 100%
Hutang lancar 1.683.799
2012 Aktiva lancar 2.186.797 140,46% turun
X 100% X 100%
Hutang lancar 1.556.875
2013 Aktiva lancar 2.085.055 63,91% Turun
X 100% X 100%
Hutang lancar 3.262.054
2014 Aktiva lancar 2.290.969 60,16% Turun
X 100% X 100%
Hutang lancar 3.807.545
2015 Aktiva lancar 2.581.774 65,23% Naik
X 100% X 100%
Hutang lancar 3.957.441
Sumber : Peneliti (2016)

314
Tabel 2
Perhitungan Quick Rasio Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN QUICK RATIO PERHITUNGAN RASIO Naik
(turun)
2011 Aktiva Lancar -Persediaan 2.468.172 – 570.459 112,70% -
Hutang lancar
1.683.799
2012 Aktiva Lancar - Persediaan 2.186.797 – 687.087 96,32% Turun
Hutang lancar
1.556.875
2013 Aktiva Lancar - Persediaan 2.085.055 – 591.057 45,79% Turun

Hutang lancar 3.262.054

2014 Aktiva Lancar - Persediaan 2.290.969 – 736.995 40,81 % Turun

Hutang lancar 3.807.545

2015 Aktiva Lancar - Persediaan 2.581.774 – 553.364 51,25% Naik

Hutang lancar 3.957.441

Sumber : Peneliti (2016)

Tabel 3
Perhitungan Cash Ratio Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN CASH RATIO PERHITUNGAN RASIO Naik
(turun)
2011 Kas 1.127.482 -
Hutang lancar 66,96%
1.683.799
2012 Kas 555.785 Turun
35,69%
Hutang lancar 1.556.875

2013 Kas 375.565 Turun


11,51 %
Hutang lancar 3.262.054

2014 Kas 214.570 Turun


5,63%
Hutang lancar 3.807.545

2015 Kas 638.335 Naik


16,21%
Hutang lancar 3.957.441

Sumber : Peneliti (2016)

315
Tabel 4
Perhitungan Rasio Total Hutang atas Aktiva Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN RASIO HUTANG ATAS PERHITUNGAN RASIO Naik
AKTIVA (turun)
2011 Total Kewajiban 3.423.241
X 100% X 100% 31,26% -
Total Aset 10.950.501
2012 Total Kewajiban 3.750.461
X 100% X 100% 30,82% turun
Total Aset 12.168.517
2013 Total Kewajiban 6.122.043
X 100% X 100% 41,10% naik
Total Aset 14.894.990
2014 Total Kewajiban 8.436.760
X 100% X 100% 49,06% naik
Total Aset 17.195.352
2015 Total Kewajiban 8.871.708
X 100% X 100% 51,21% naik
Total Aset 17.321.565

Sumber : Peneliti (2016)


Tabel 5
Perhitungan Rasio Total Hutang atas Ekuitas Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN Rasio Hutang atas PERHITUNGAN RASIO Naik
Ekuitas (Debt to Equity (turun)
Ratio)
2011 Total Kewajiban 3.423.241
X 100% X 100% 45,47% -
Modal (Equity) 7.527.260
2012 Total Kewajiban 3.750.461
X 100% X 100% 44,55% Turun
Modal (Equity) 8.418.056
2013 Total Kewajiban 6.122.043
X 100% X 100% 69,78% Naik
Modal (Equity) 8.772.947
2014 Total Kewajiban 8.436.760
X 100% X 100% 96,32% Naik
Modal (Equity) 8.772.947
2015 Total Kewajiban 8.871.708
X 100% X 100% 51,21% Turun
Modal (Equity) 17.321.565

Sumber : Peneliti (2016)

316
Tabel 6
Perhitungan Profit Margin Dalam Rp (1.000,-)

TAHUN Margin Keuntungan PERHITUNGAN RASIO Naik


(profit margin) (turun)
2011 Laba bersih 1.054.987
14,02% -
X 100% X 100%
Penjualan 7.523.964
2012 Laba bersih 1.381.404
15,33% Naik
X 100% X 100%
Penjualan 9.011.076
2013 Laba bersih 1.006.363
10,38% Turun
X 100% X 100%
Penjualan 9.686.262
2014 Laba bersih 652.412
6,20% Turun
X 100% X 100%
Penjualan 10.528.723
2015 Laba bersih 199.488
2,15% Turun
X 100% X 100%
Penjualan 9.239.022

Sumber : Peneliti (2016)

Tabel 7
Perhitungan Return on Aset Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN Tingkat Pengembalian PERHITUNGAN RASIO Naik
Aset (Return On (turun)
Assets)
2011 Laba bersih 1.054.987
9,6% -
X 100% X 100%
Total asset 10.950.501
2012 Laba bersih 1.381.404
11,3% Naik
X 100% X 100%
Total asset 12.168.517
2013 Laba bersih 1.006.363
6,7% Turun
X 100% X 100%
Total asset 14.894.990
2014 Laba bersih 652.412
3,8% Turun
X 100% X 100%
Total asset 17.195.352
2015 Laba bersih 199.488
1,15% Turun
X 100% X 100%
Total asset 17.321.565
Sumber : Peneliti (2016)

317
Tabel 8
Perhitungan Return on Equity Dalam Rp (1.000,-)
TAHUN Tingkat Pengembalian PERHITUNGAN RASIO Naik (turun)
Ekuitas (Return On
Ekuity)
2011 Laba bersih 1.054.987
14% -
X 100% X 100%
Ekuitas 7.527.560
2012 Laba bersih 1.381.404
16% Naik
X 100% X 100%
Total asset 8.418.056
2013 Laba bersih 1.006.363
11% Turun
X 100% X 100%
Total asset 8.772.947
2014 Laba bersih 652.412
7,44% Turun
X 100% X 100%
Total asset 8.758.592
2015 Laba bersih 199.488
2,36% Turun
X 100% X 100%
Total asset 8.449.857

Sumber : Peneliti (2016)

Tabel 9
Ikhtisar Rasio Keuangan Pt. Holcim Indonesia Tbk
RASIO 2011 2012 2013 2014 2015 RATA- KET
RATA
RASIO
CR 146,5% 140,46% 63,91% 60,16% 65,23% 95,2% Baik
QR 112,70% 96,32% 45,79% 40,81% 51,25% 69,4% Baik
CR 66,96% 35,69% 11,51% 5,63% 16,21% 27,2% Baik
DAR 31,26% 30,82% 41,10% 49,06% 51,21% 40,7% Baik
DER 45,47% 44,55% 69,78% 96,32% 51,21% 61,5% Baik
PM 14,02% 15,33% 10,38% 6,20% 2,15% 9,6% Baik
ROA 9,6% 11,3% 6,7% 3,8% 1,15% 6,5% Baik
ROE 14 kali 16 kali 11 kali 7,44 kali 2,36 kali 10,16kali Baik
Sumber :Peneliti (2016)

Intepretasi
Evaluasi Hasil Perhitungan Rasio Keuangan atas kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan kinerja perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Dari hasil tabel 11 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia Tbk
untuk Current Ratio selama 5 tahun adalah sebesar 95,2 %. Dimana dari lima tahun
berturut-turut hanya tahun 2011 dan 2012 yang lebih dari rata-rata rasionya, karena

318
semakin tinggi rasio ini dari rata-rata rasionya semakin Baik. Semakin besar rasio ini
berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur.Hal ini
menunujukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aset lancar dengan cukup baik walaupun ditahun 2011
sampai 2014 mengalami penurunan namun ditahun 2015 tingkat Current Ratio
mengalami kenaikan.
a. Quick Ratio ( Rasio Cepat)
Dari hasil tabel 4.14 dapat di ketahui bahwa Rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia
Tbk untuk quick ratio selama 5 tahun adalah sebesar 69,4%. Dimana dari lima tahun
berturut-turut hanya tahun 2011 dan 2012 yang lebih dari rata-rata rasionya, karena
semakin tinggi rasio ini dari rata-rata rasionya semakin Baik dan bisa dikatakan bahwa
posisi perusahaan likuid.Hal ini menunujukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan tidak memperhitungkan nilai
persediaan yang dianggap sebagai aktiva yang tidak liquid dengan cukup baik walaupun
ditahun 2011 sampai 2014 mengalami penurunan, namun ditahun 2015 tingkat Quick
Ratio mengalami kenaikan.
b. Cash Ratio
Dari hasil tabel 4.14 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia
Tbk untuk Current Ratio selama 5 tahun adalah sebesar 27,2%. Dimana dari lima tahun
berturut-turut hanya tahun 2011 dan 2012 yang lebih dari rata-rata rasionya, karena
semakin tinggi rasio ini dari rata-rata rasionya semakin Baik. Semakin besar rasio ini
berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur.Hal ini
menunujukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan uang kas yang tersedia, artinya dalam hal ini perusahaan tidak perlu
menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan
menggunakan rasio lancar dengan cukup baik walaupun ditahun 2011 sampai 2014
mengalami penurunan, namun ditahun 2015 tingkat Cash Ratio mengalami kenaikan.
2. Rasio Leverage
a. Debt to Assets Ratio (Rasio hutang terhadap aktiva)
Dari hasil tabel 11 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia Tbk
untuk Debt to Asset Ratio selama 5 tahun adalah sebesar 40,07%. Dimana dari lima
tahun berturut-turut hanya tahun 2011 dan 2012 yang kurang dari rata-rata rasionya,

319
karena semakin kecil rasio ini dari rata-rata rasionya semakin Baik. Apabila semakin
tinggi rasio hutang maka semakin banyak kewajiban atau beban yang harus ditanggung
oleh perusahaan.Hal ini menunujukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjangnya, serta mampu menunjukkan adanya kelebihan
aktiva diatas hutang, walaupun rasio hutang atas aktiva pada tahun 2011 dan tahun 2012
mengalami penurunan, tetapi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya cukup baik karena hasil yang dicapainya
masih berada diposisi aman yaitu porsi hutang terhadap aktiva.
b. Debt to Equity Ratio ( Rasio hutang dengan modal sendiri)
Dari hasil tabel 11 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia Tbk
untuk Debt to Equity Ratio selama 5 tahun adalah sebesar 61,5%. Dimana dari lima
tahun berturut-turut tahun 2011, 2012 dan 2015 kurang dari rata-rata rasio, semakin
kecil rasio ini dari rata-rata rasionya semakin baik. Karena dapat menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai kemampuan membayar hutang perusahaan dengan Baik.Hal ini
menunujukkan bahwa perusahaan mampu menutupi hutang jangka pendek dan jangka
panjang. Kondisi ini disebabkan jumlah modal sendiri yang lebih besar dari jumlah
hutang atau setidaknya seharusnya minimal jumlahnya sama.
3. Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba (Profit Margin)
Dari hasil Tabel 9 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia
Tbk untuk Profit Margin selama 5 tahun adalah sebesar 9,6%. Dimana dari lima tahun
berturut-turut hanya tahun 2011 sampai 2013 yang lebih dari rata-rata rasionya, karena
semakin tinggi rasio ini dari rata-rata rasionya semakin Baik. Semakin besar rasio ini
berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur.Hal ini
menunujukkan bahwa kemampuan PT. Holcim Indonesia Tbk untuk menghasilkan laba
yang tinggi pada pendapatan tertentu, hal ini dapat dilihat dari rasio yang prosentasenya
semakin menurun untuk tiap tahunnya. Kondisi ini disebabkan jumlah penjualan yang
lebih besar dari jumlah laba bersih atau setidaknya seharusnya minimal jumlahnya
sama.
b. Return On Assets
Dari hasil Tabel 9 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia Tbk
untuk untuk Return On Assetselama 5 tahun adalah sebesar 6,5%. Dimana dari lima

320
tahun berturut-turut tahun hanya tahun 2012, 2012, dan 2013 yang mampu melebihi dari
rata-rata rasionya. Karena semakin besar rasio dari rata-rata rasionya semakin baik.Hal
ini menunujukkan bahwa kenaikan total aktiva lebih besar dari pada kenaikan laba
bersih perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
efisiensi manajemen aset yang baik.
c. Return On Equity
Dari hasil Tabel 9 dapat di ketahui bahwa rata-rata rasio PT. Holcim Indonesia Tbk
selama 5 tahun adalah sebesar 10,16%. Dimana dari lima tahun berturut-turut tahun
hanya tahun 2012, 2012, dan 2013 yang mampu melebihi dari rata-rata rasionya. Karena
semakin besar rasio dari rata-rata rasionya semakin Baik.Hal ini mengindikasikan
adanya penurunan laba bersih yang diiringi dengan peningkatan modal yang
dikeluarkan perusahaan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan rasio keuangan guna menilai
kinerja keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, dapat disimpulkan bahwa:
Rasio likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap menggambarkan kondisi
kurang baik, dikarenakan adanya kenaikan pada akun kewajiban lancar lebih besar dari
pada kenaikan aktiva lancar, lalu pada rasio solvabilitas juga menunjukkan penurunan
dalam setiap tahunnya yang digambarkan dengan adanya kenaikan tingkat resiko total
hutang terhadap aset-aset koperasi, yang disebabkan tinggi nya akun Total hutang
(khususnya akun rasio simpanan sukarela). Dan pada rasio Rentabilitas adanya kenaikan
maupun penurunan, dikarenakan adanya kenaikan SHU Bersih maupun SHU Kotor dan
adanya penurunan total penjualan dalam setiap tahunnya.

SARAN
Untuk lebih mengoptimalkan pekerjaan agar mendapatkan kualitas yang baik
dalam operasional maka penulis menyarankan sebagai berikut: PT. Holcim Indonesia,
hendaknya dapat meningkatkan aktiva lancar perusahaan agar bisa menutupi hutangnya.
Dan juga perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan lagi disisi modal seperti cadangan
atau laba dan menekan hutang. Rasio Profitabilitas dapat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan jumlah penghasilan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya. Karena jika

321
perusahaan tidak dapat menggunakan modalnya secara efisien maka perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham 2015, Manajemen kinerja teori dan aplikasi,Cetakan Ketiga, Alfa Beta,
Bandung.

Harahap, Sofyan S. 2015, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan,Cetakan keduabelas,


Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Kasmir 2015, Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, Rajagrafindo persada,


Jakarta.

Munawir, S. 2004, Analisa Laporan Keungan, Edisi keempat, Cetakan Ketigabelas,


Liberty, Yogyakarta.

322

Anda mungkin juga menyukai