Anda di halaman 1dari 8

RANGKAIAN PENGUAT TRANSISTOR

Wafi Fattahillah Ramadhana1,Nanda Febby Yuliantina2,Finka Rizkina Sani3


Wafi Fattahillah Ramadhana1 201811064
Nanda Febby Yuliantina2 201811076
Finka Rizkina Sani3 201811079
E-mail: finkarizkina14@gmail.com

ABSTRACT

The transistor is an electronic component made from semiconductors that has three electrode
legs, namely the base, emitter and collector which function as amplifiers, breakers and
connectors as well as current or voltage stabilization. The three basic series of transistor
amplifiers are the common emitter amplifier, the common base and the common collector. In
the amplifier circuit the best transistor is a common emitter or a common emmiter circuit
because the strengthening of the current, voltage and power produce high measuring values.

Keywords: transistor, transistor amplifier circuit

ABSTRAK
Transistor merupakan sebuah komponen elektronik yang berbahan semikonduktor yang
memiliki tiga kaki elektroda yaitu basis, emitor dan kolektor yang berfungsi sebagai penguat,
pemutus dan penyambung serta stabilisasi arus ataupun tegangan. Adapun tiga rangkaian
dasar penguat transistor yaitu penguat emitor bersama (common emitter), basis bersama (
common basis) dan kolektor bersama (common collector). Pada rangkaian penguat transistor
yang paling baik adalah common emitter atau rangkaian emmiter bersama karena pada
penguatan arus, tegangan maupun daya menghasilkan nilai ukur yang tinggi.

Kata kunci: transistor, rangkaian penguat transistor


1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Pada praktikum ini membahas pengunaan transistor dalam penguat pada rangkaian dan
melihat bentuk sinyal input dan output sebagai rangkaian penguat . Transistor merupakan
komponen elektronika yang memiliki tiga buah kaki yaitu basis , emitor dan kolektor dimana
basis sebagai gate atau gerbang masuknya arus dari sumber tegangan dan kolektor sebagai
tempat berkumpulnya muatan listrik dan emitor sebagai pemancar muatan listrik menuju
rangkaian. Pada rangkaian penguat transistor terbagi oleh tiga bagian yaitu rangkaian emitor
bersama, rangkaian basis bersama dan rangkaian kolektor bersama. Adapun pengertian
daripada rangkaian emitter bersana atau common emitter yaitu emitter digunakan secara
bersama sama sebagai sinyal input maupun output dimana sinyal masukan atau input
diumpankan pada basis dan emitter sedangkan sinyal keluaran atau output pada kolektor
terhadap emitor. Kemudian ada rangkaian penguat basis bersama atau common basis dimana
elemen untuk sinyal masukan maupun keluaran ialah basis , untuk sinyal masukan
diumpankan pada basis terhadap emitter sedangkan sinyal keluaran disalurkan basis terhadap
kolektor. Dan yang terakhir yaitu rangkaian penguat kolektor bersama atau common collector
yaitu kolektor sebagai sinyal masukan maupun keluaran .

Maksud dan Tujuan


Berdasarkan hal diatas maka maksud dan tujuan praktikum ini dilakukan adalah sebagai
berikut :
 Mempelajari rangkaian dasar penguat transistor, yaitu rangkaian kolektor
bersama (common collector), emitor bersama (common emitter) dan basis
bersama (common base)
 Mempelajari karakteristik penguatan tegangan dan penguatan arus dari
rangkaian – rangkaian dasar penguat
2. METODE / PERANCANGAN PENELITIAN

Rangkaian Dasar Penguat Emitor Bersama

Gambar 5.5 Rangkaian Percobaan 6.1

a. Buat rangkaian seperti gambar 5.5. Rangkai dengan benar transistor yang
digunakan (kaki – kakinya jangan terbalik). Periksalah terlebih dahulu
semua alat ukur yang digunakan, bila fusenya putus gantilah terlebih dahulu
sebelum disambungkan ke rangkaian.

b. Lakukan pengamatan ringan atas kaki – kaki transistor dengan


menggunakan Ohm Meter, untuk menentukan posisi kolektor, basis, dan
emitor. Bandingkan hasil pengamatan saudara dengan standar dari kaki –
kaki tersebut.
c. Atur sumber tegangan VCC sehingga mencapai tegangan 12 Volt.
Kemudian atur tahanan basis agar Ib mengalir sebesar 100 μA. Jaga agar
transistor tetap dalam kondisi aktif.
d. Periksa kondisi kerja transistor dengan memperhatikan / catat nilai – nilai
IC dan VCE.
e. Nyalakan oscilloscope dan atur fokus serta intensitas cahayanya sehingga
mudah dilihat / diamati. Tempatkan probenya pada posisi / titik
pengamatan yang benar
f. Atur keluaran dari generator fungsi sebesar 100 mV puncak – puncak dan
masukan / injeksikan ke rangkaian penguat.
g. Amati dan gambar bentuk gelombang masukan dan keluaran yang terjadi
h. Ubah besar arus basis (lebih besar / lebih kecil) sampai didapat gamba
sinyal keluaran yang cacat (terdistorsi)
i. Gambarlah sinyal keluaran yang cacat tersebut
j. Kembalikan Ib ke nilai semula. Naikan amplitude sinyal masukan secara
bertahap dari mV samapi 1 V peak – peak dan catat besar amplitude
keluaran yang dihasilkan penguat.
k. Matikan sumber tegangan dan generator fungsi

Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama

Gambar 5.6 Rangkaian Percobaan 6.2

a. Buat rangkaian seperti gambar 5.6. Rangai dengan benar transistor yang
digunakan (kaki – kakinya jangan terbalik).
b. Atur sumber tegangan VCC ke 12 Volt. Kemudian aturlah tahanan basis
agar Ib mengalir sebesar 100 μA. Jaga transistor dalam kondisi aktif
c. Periksalah kondisi kerja transistor dengan memperhatikan / catat nilai dari
Ic dan VCE
d. Nyalakan osiloscope dan pasanglah penyidiknya pada titik pengamatan
yang benar.
e. Pilihlah sinyal keluaran sinusoidal dari generator fungsi dan aturlah
amplitudonya sebesar 100 mV puncak – puncak. Kemudian masukan /
injeksikan ke rangkaian penguat.
f. Amati dan gambar bentuk gelombang masukan dan keluaran yang terjadi
g. Naikan amplitude sinyal masukan secara bertahap dari 100 mV sampai 1
V peak – peak dan catat besar amplitudo keluaran yang dihasilkan penguat
h. Matikan sumber tegangan dan generator fungsi
Rangkaian Dasar Penguat Kolektor Bersama

Gambar 5.7 Rangkaian Percobaan 6.3

a. Buat rangkaian seperti gambar 5.7. Rangkai dengan benar transistor yang
digunakan (kaki – kakinya jangan terbalik).
b. Atur sumber tegangan VCC ke 12 Volt. Kemudian aturlah tahanan basis
agar Ib mengalir sebesar 100 μA. Jaga transistor dalam kondisi aktif
c. Periksalah kondisi kerja transistor dengan memperhatikan / catat nilai dari
Ic dan Vce

d. Nyalakan osiloscope dan pasanglah penyidiknya pada titik pengamatan


yang benar
e. Pilihlah sinyal keluaran sinusoidal dari generator fungsi dan aturlah
amplitudonya sebesar 100 mV puncak – puncak. Kemudian masukan /
injeksikan ke rangkaian pnguat.
f. Amati dan gambar bentuk gelombang masukan dan keluaran yang terjadi
g. Naikan amplitude sinyal masukan secara bertahap dari 100 mV sampai 1
V peak – peak dan catat besar amplitudo keluaran yang dihasilkan penguat
h. Matikan sumber tegangan dan generator fungsi.
3.Hasil dan Pembahasan
3.1 Data Pengamatan
A. Rangkaian Dasar Penguat Emitor Bersama

AF

F (Hz) VCC (Volt) VCE (Volt) IB (mA) IC (mA)

Generator

2Vrms 1000 12 5,81 0,06 0,21

4Vrms 1000 12 6,25 0,25 0,70

B. Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama

AF

F (Hz) VCC (Volt) VCE (Volt) IB (mA) IC (mA)

Generator

2Vrms 1000 12 7,61 0,54 0,39

4Vrms 1000 12 6,59 1,81 0,43

C. Rangkaian Dasar Penguat Kolektor Bersama

AF

F (Hz) VCC (Volt) VCE (Volt) IB (mA) IC (mA)

Generator

2Vrms 1000 12 1,130 0,07 0,09

4Vrms 1000 12 3,235 0,02 0,09


3.2 Pembahasan
Pada percobaan ini kita menggunakan dua buah sumber tegangan yaitu AC dan DC
dimana sumber tegangan AC yaitu generator yang sudah diatur besar frekuensinya
sebesar 1000 Hz dan untuk sumber tegangan DC yaitu pada power supply yang nilai
tegangannya tetap yaitu sebesar 12Volt dan hanya sumber AC yang diubah untuk
melihat siklus karakteristik serta gelombang sinyal input dan output pada tiap tiap
rangkaian dasar penguat transistor. Pada tabel pertama yaitu pembuktian rangkaian
dasar penguat emitor bersama dimana emitor sebagai lajur sinyal masukan dan
keluaran, untuk sinyal masukan yaitu diumpankan pada emitor dan basis sedangkan
untuk keluaran yaitu pada kolektor dan emitor. Pada hasil data pengamatan kita lihat
nilai penguatan tegangan yaitu tinggi serta terjadi penguatan arus sehingga jika melihat
dari keseluruhan data maka rangkaian dasar penguat emitor merupakan rangkaian
penguat transistor yang paling baik . Sedangkan untuk rangkaian dasar penguat basis
cukup baik karena penguatan tegangan yang sedang namun untuk penguatan arus
dibawah satu satuan sehingga dapat dianggap sebagai penguat transistor yang cukup
baik dan untuk penguat kolektor bersama kurang baik dikarenakan pada hasil
pengamatan dapat kita lihat bahwa penguatan arus yang tinggi namun penguatan
tegangan tidak atau rendah sehingga tidak baik sebagai rangkaian penguatan transistor.

Kesimpulan dan Saran

Rangkaian dasar penguat transistor terdiri dari tiga bagian yaitu rangkaian dasar penguat
emitor bersama ( common emitter), rangkaian dasar penguat basis bersama ( common basis)
dan rangkaian dasar penguat kolektor ( common collector). Dari ketiga dasar rangkaian
penguat adanya karakteristik dari rangkaian penguat transistor seperti penguatan arus ,
tegangan dan daya , lalu impedansi masukan dan keluaran serta hubungan fasa. Untuk
rangkaian dasar penguat transistor paling baik adalah rangkaian emitor bersama ( common
emitter ) dimana penguatan tegangan yang besar karena beda fase 1800 sehingga untuk
gambaran gelombang memiliki daerah saturasi dan cutoff dimana biar pun pada posisi cut off
terdapat penguatan tegangan yang membuat kenaikan gelombang pada posisi cut off.
Daftar Pustaka
[1]https://www.academia.edu/12301065/Rangkaian_penguat_transistor_common_emitor
_common_basis_common_colector
[2] https://caridokumen.com/download/bab-i-pendahuluan-11-tujuan-percobaan-
_5a44ac55b7d7bc7b7a7a96b9_pdf
[3] http://elektronika-dasar.web.id/penguat-1-satu-transistor/
[4] https://skemaku.com/jenis-konfigurasi-transistor-sebagai-penguat/
[5] http://dasarelektronika2.blogspot.com/2014/02/penguat-transistor.html

Anda mungkin juga menyukai