Anda di halaman 1dari 26

TERAPI SEL PUNCA (STEAM CELL)

Dalam rangka pemenuhan tugas Biologi pada kegiatan belajar mengajar di kelas
XII IPA 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Sungai Penuh

Oleh : Khory Aurora Berty


NISN : 9987918731
Guru Pembimbing : Delviza Eka Putri S,pd
NIP :

SMA NEGERI 1 SUNGAI PENUH


KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN 2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya lah saya
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dalam rangaka pemenuhan tugas biologi
pada kegiatan belajar mengajar di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kota Sungai
Penuh dengan judul “Inovasi Pembuatan Sel Darah dari Kulit Manusia”
Karya ilmiah ini dibuat dengan maksud agar dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat terhadap inovasi bioteknologi terkini yang bermanfaat
dalam mengatasi masalah dan hambatan dalam bidang kesehatan. Dengan adanya
pengetahuan akan pembuatan darah dari kulit manusia diharapkan masyarakat
tidak perlu khawatir lagi dalam mencari pendonor darah.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Delviza Eka Putri
S,pd yang telah membimbing , memberikan pengetahuan , semangat dan motivasi
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan optimal.
Sebagai pelajar saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam karya ilmiah ini, hal ini tak lain karena keterbatasan ilmu, pengalaman, dan
pengetahuan dalam pengerjaan karya ilmiah ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
perbaikan dimasa yang akan datang,
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
penyadaran , pengetahauan, serta informasi bagi pembacanya, dan berbagai pihak
terkait.

Sungai penuh, 26 September 2015

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................
C. manfaat....................................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
BAB III. GAGASAN...............................................................................................7
BAB IV. KESIMPULAN.........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
ABSTRAK

Stem Sel (Stem cell ) atau Sel punca, sel induk, sel batang merupakan sel yang
belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang
menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.Stem Sel juga berfungsi sebagai
sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan
hidup organisme. Saat Stem Sel terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk
tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih
khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Peneliti medis meyakini
bahwa penelitian sel punca berpotensi untuk mengubah keadaan penyakit manusia
dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh tertentu. Namun
demikian, hal ini tampaknya masih kontroversial dan belum dapat benar-benar
diwujudkan dewasa ini.

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di era


globalisasi saat ini. Salah satunya dibidang kesehatan. Perkembangan itu
didukung dengan banyaknya para ahli yang melakukan penelitian dan
menelaah tentang sesuatu hal yang masih harus diteliti. Penelitian para ahli
tersebut ada yang menimbulkan kontoversi tetapi ada juga yang tidak.
Penelitian tersebut menimbulkan kontoversi karena adanya penyimpangan
yang dilakukan berdasarkan pada pandangan agama maupun etika. Saat ini
menimbulkan kontroversi adalah adalanya stem cell. Stem cell merupakan
salah satu penemuan baru di bidang kedokteran.

Stem sel adalah sel primitif yang memiliki kemampuan memperbaru dan
potensi untuk berdiferensiasi, merupakan sel yang bersumber dari tubuh, dalam
keadaan tertentu dapat berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel
maupun organ, dalam dunia medis disebut sebagai “sel multi-fungsi”. Stem cell
sendiri ada yang disebut stem cell embrionik dan stem cell dewasa. Selama ini
stem cell embrionik lebih populer di kalangan awam ketimbang stem cell dewasa.

1
Dunia kesehatan telah lama mengenal stem cell atau sel punca atau sel induk. Sel
ajaib yang dapat menyerupai maupun berkembang menggantikan sel-sel rusak di
bagian manapun. Sel otak, hati, otot, paru dan masih banyak lagi.

Proses regenerasi stem sel adalah transplantasi dengan menggunakan sel induk
tubuh sendiri, dapat dikatakan stem sel atau sel induk dapat ditanamkan ke
berbagai organ tubuh yang sakit, untuk mencapai keefektifan pengobatan
penyakit kronis

b. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :


1. Memberi informasi tentang terapi alternatif dengan sel punca
2. Memberikan gambaran tentang bagaimana mekanisme terapi sel punca pada
transplantasi hati, jantung, dan leukimia.

c. Manfaat

Manfaat penulisan dan pemyusunan makalah ini adalah agar pembaca dan
penulis dapat mengetahui informasi tentang sel punca dan terapi alternatifnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi sel punca

Sel Punca atau stem cell adalah sel yang tidak atau belum terspesialisasi,
berpotensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik untuk
membentuk berbagai jaringan tubuh. Sel punca juga berfungsi sebagai system perbaikan
untuk menggantikan sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organism.
Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi stem cell
atau menjadi sel lain dengan fungsi yang lebih khusus misalnya sel otot, sel darah merah
atau sel otak(2,3,4).

Gambar 1. Sel Punca (stem cell)

2
2. Karateristik sel punca

Sel punca mempunyai 2 sifat yang khas, yaitu(2,3,4):

a. Differentiate yaitu kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel yang lain yang spesifik.
Sel punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik) misalnya
sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas.

b. Self regenerate atau self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri. Stem cell mampu membuat salinan sel yang persis sama
dengan dirinya melalui pembelahan sel.

Gambar 2. Karateristik sel punca (stem cell) terbagi atas differentiate dan self
regenerate

Stem Sel memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang
lain:

 Stem Sel belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat
memperbaharui diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif
dalam waktu yang panjang
 Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan
fungsi tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai
tugas tersendiri. Pada sumsum tulang dan darah tali pusar (umbilical cord
blood), sel punca secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang
rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau hati,
pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Peneliti medis meyakini bahwa penelitian Stem sel berpotensi untuk mengubah
keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau
organ tubuh tertentu.Namun demikian, hal ini tampaknya belum dapat benar-
benar diwujudkan dewasa ini. Penelitian Stem sel dapat dikatakan dimulai pada
tahun 1960-an setelah dilakukannya penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A.
McCulloch dan James E. Till.

3
Penggolongan

Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel
tersebut maupun berdasarkan asalnya.

Berdasarkan potensi

 Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki


potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel
ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual.
 Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan
dukungan maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari
sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
 Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat
membentuk suatu organisme baru.

4
 Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi beberapa jenis sel dewasa.
 Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan
memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.

Berdasarkan asalnya

 Sel punca embrio (embryonic stem cells) Sel induk ini diambil dari
embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian
dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk embrionik. Sel-sel
diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro. Sel
induk embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai
pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-
sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
 Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells) Sel
germinal/benih (seperti sprema/ovum) embrionik induk/primordial
(primordial germ cells) dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada
embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel somatik gond dan
kemudian menjadi sel germinal[2]. Sel germinal embrionik
manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang
berasal dari sel germinal primordial dari janin berumur 5-9
minggu.[rujukan?] Sel punca jenis ini memilki sifat pluripotensi.
 Stem sel fetal Stem sel fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan
pada organ-organ fetus (janin) seperti Stem sel hematopoietik fetal dan
progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal yang ditemukan pada
otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel

5
neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah,
plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal.
 Stem sel dewasa (adult stem cells) Stem seldewasa mempunyai dua
karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat
berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri.
Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk
menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan
fungsi yang spesial.

1. Sel induk hematopoietik Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel
induk hematopoietik (hematopoietic stem cells), yaitu sel induk
pembentuk darah :yang mampu membentuk sel darah merah, sel darah
putih, dan keping darah yang sehat Sumber sel induk hematopoietik adalah
sumsum :tulang, darah tepi, dan darah tali pusar. Pembentukan sel induk
hematopietik terjadi pada tahap awal embriogenesis, yaitu dari mesoderm
dan disimpan pada situs-situs spesifik di dalam embrio
2. Stem sel mesenkimal Sel induk mesenkimal/ mesenchymal stem cells
(MSC)dapat ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum,
lemak, dan kulit. MSC termasuk sel induk multipontensi yang dapat
berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak.
Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sebagian MSC
bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah menjadi jaringan
mesodermal tetapi juga endodermal.
3. Sel punca kanker (cancer stem cells) Stem selkanker adalah sel yang
mengaktivasi lintasan onkogenik berupa tumorigenesis yang membuat sel
normal mengalami fase inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak
memiliki sifat tumorigenik. Dari data terakhir, ditemukan keberadaan sel
punca kanker pada berbagai jenis kanker seperti leukimia, kanker
payudara, kanker otak, kanker otak, kanker usus besar dan kanker kulit.
Sel punca kanker pankreas memiliki kluster diferensiasi CD44, CD24 dan
epithelial-specific antigen, selain SDF-1 (stromal cell-derived factor
1)/CXCR4 untuk bermigrasi seperti sel punca normal,serta ekspresi
genetik lebih tinggi dari sel punca normal, seperti gen BMI-1 dan SHH
(Sonic hedgehog) untuk memperbaharui diri

5. Macam-macam transplantasi sel punca

Transplantasi sel punca dapat berupa:

a. Transplantasi autologus dimana dilakukan transplantasi menggunakan sel punca pasien


itu sendiri, yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi.

b. Transplantasi alogenik yaitu menggunakan sel punca dari donor yang cocok, baik dengan
hubungan kelurga atau tanpa hubungan keluarga, atau transplantasi singenik yaitu
menggunakan sel punca dari saudara kembar identik.

6
Transplantasi sel induk dapat berupa:

 Transplantasi autologus (menggunakan sel induk pasien sendiri, yang


dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi)
 Transplantasi alogenik (menggunakan sel induk dari donor yang cocok,
baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga),
 Transplantasi singenik(menggunakan sel induk dari saudara kembar
identik.

Jenis-jenis transplantasi Stem sel

Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi:

 Transplantasi Stem sel dari sumsum tulang (bone marrow


transplantation) Umumnya Stem Sel diambil dari sumsum tulang
belakang karena memiliki lebih banyak Stem Sel. Hanya ada satu sel
punca dalam 10.000 sel sumsum tulang belakang. Sedangkan dalam darah,
hanya ada satu Stem Seldi antara 100.000 sel. Isolasi Stem Sel dipastikan
dengan fluorescence activated cell sorting (FACS) atau flowcytometer.
FACS merupakan alat pendeteksi karakteristik suatu sel berdasarkan
pendaran sinar fluoresens. FACS melihat tanda penomoran tertentu pada
sel punca, yang dikenal sebagai cluster of differentiation. Misalnya,
CD105 dan CD73 untuk penanda sel punca mesenkimal (mampu
berdiferensiasi menjadi sel penyusun jaringan ikat, seperti osteosit,
kondrosit, dan adiposit), Stem Sel hematopoietik CD34, sel punca saraf
CD133, dan sel punca jantung Sca-1. Dalam laboratorium, Stem Sel yang
diisolasi kemudian dibiakkan dalam larutan agar memperbanyak diri dan
berdiferensiasi menjadi organ tubuh tertentu. Sumsum tulang adalah
jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang
pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang
merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoietik. Sejak
dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum
tulang digunakan sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis
tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka keberhasilannya
semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang
sekarang ini semakin meluas. Pada transplantasi ini prosedur yang
dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan teranestesi
total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor
dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu
disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan
menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi. Pada
akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan
tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun, prosedur
transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel darah putih
resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi. Sumsum
tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk
menghasilkan sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi
resipien terhadap infeksi. Transplantasi sumsum tulang memerlukan

7
kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6. Risiko lainnya adalah timbulnya
penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan sel-sel
aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko
kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang
memakan waktu lama.
 Transplantasi Stem sel darah tepi (peripheral blood stem cell
transplantation) Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi
merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang dikandung
tidak sebanyak pada sumsum tulang.Untuk mendapatkan jumlah sel induk
yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi, biasanya pada donor
diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk
menstimulasi sel induk hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke
peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut
aferesis.Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses
ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan
darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel
induk dan mengembalikan sisa darah ke donor. Transplantasi sel induk
darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986. Keuntungan
transplantasi sel induk darah tepi adalah lebih mudah didapat. Selain itu,
pengambilan sel induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu
sekitar 100 cc. Keuntungan lain, sel induk darah tepi lebih mudah tumbuh.
Namun, sel induk darah tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang.
Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain mengandung sel induk juga ada
jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel
induk darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.
 Transplantasi sel induk darah tali pusat Pada tahun 1970-an, para
peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel induk
yang sama dengan sel induk yang ditemukan dalam sumsum tulang.
Karena sel induk dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien-
pasien dengan penyakit-penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa
seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka
para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel induk
dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka. Darah tali
pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki
keunggulan di atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari
darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.Transplantasi sel induk dari darah
tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah
sumber yang dapat menyelamatkan jiwa. Transplantasi sel induk darah tali
pusat pertama kali dilakukan di Perancis pada penderita anemia Fanconi
tahun 1988. Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada
penderita Chronic Myelogenous Leukemia.Kedua transplantasi ini berhasil
dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi
darah tali pusat.
 Gigi Susu Saat ini peneliti sedang mempelajari bagaimana stem cell dari
gigi susu ini dapat digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit dan
kondisi, termasuk diabetes, cedera tulang belakang, stroke dan masalah
hati. Gigi susu bagian depan yang goyah lalu dicabut, emudian pulpa gigi
dari gigi susu ini dikumpulkan, dibekukan dan disimpan selama 30 tahun

8
atau lebih sampai nanti dibutuhkan. Ternyata pulpa gigi ini dapat
mengobati penyakit, dan hasil ekstraksi menemukan gigi susu ini bisa
menjadi sumber stem cell yang baik. Di dalam giginya ada sel dan bisa
disimpan di dalam lemari es yang besar. Jika nanti terjadi sesuatu atau
membutuhkan operasi, maka sel-selnya ini akan membuatnya menjadi
lebih baik.

BAB III

PENGGUNAAN SEL PUNCA (STEM CELL) DALAM PENGOBATAN PENYAKIT

Sel punca dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun
pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cell adalah sebagai berikut:

a. Terapi gen

Stem cell khususnya hemopoetik stem cells digunakan sebagai pembawa transgen
kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah jejaknya stem cell ini berhasil
mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Adanya sifat self renewing pada
stem cell menyebabkan pemberian stem cell yang mengandung transgen tidak perlu
dilakukan berulang-ulang. Selain itu hematopoetik stem cell juga dapat berdiferensiasi
menjadi bermacam-macam gen sehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai
macam sel.

b. Penelitian untuk mempelajari proses-proses biologis yang terjadi pada organism


termasuk perkembangan organism dan perkembangan kanker

c. Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan obat-obat baru terutama untuk


mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan

d. Terapi sel (cell based therapy)

Stem cell diapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan petri. Sifat ini dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cell yang dapat ditransplantasikan
kedalam organ tubuh utnuk menangani penyakit-penyakit tertentu tanpa mengganggu
organ tubuh.

9
Penggunaan stem cell dalam pengobatan penyakit yang potensial dapat diterapi:

a. Parkison dan alzaimer

b. Cedera medulla spinalis

c. Stroke

d. Luka bakar

e. Penyakit jantung

f. Diabetes

g. Distrofi otot

h. Osteoporosis

i.. Sirosis hepatis

j.. Leukemia

k. Anemia sel sabit

l. , Osteoarthritis

Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi dengan stem cell:

a. Penyakit autoimun

Misalnya pada lupus, arthritis rheumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi dengan
growth factor agar hematopoetic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang
belakang ke darah tepi, hematopoetic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk
dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi
untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap
sebagai foreign antigen). Setelah itu hemopoetic stem cell dimasukkan kembali ke
tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel
imun matur sehingga system imun tubuh kembali seperti semula.

b. Penyakit degenerative

Pada penyakit degenerative sepeti stoke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer,


terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi

10
klinis sebagai suatu penyakit. Dalam keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat
ditransplantasikan kedalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi
menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati
akibat penyakit degenerative.

c. Penyakit keganasan

Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic
stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama
digunakan dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.

Aplikasi Klinis dan Manfaat

 Saat ini dalam pengobatan stem sel banyak diterapkan pada pengobatan
diabetes tipe 1 dan 2, sirosis, penyakit hati yang sudah parah, sindroma ginjal,
radang lupus ginjal, penyakit tulang, otot tidak bertenaga, fungsi kelamin pria
yang tidak normal, penyakit sekitar pembuluh darah, dan penyakit lain yang
tidak dapat pengobatan dengan cara biasa.
 Terapi stem cell juga dapat digunakan untuk osteoarthritis, cedera tulang
belakang, sakit ginjal, gangguan hati, stroke, Lupus, multiple sclerosis,
rheumatoid arthritis, Parkinson hingga gangguan ereksi.
 Pengobatan infark jantung Menggunakan sel stem sumsum tulang (bone
marrow) yang beredar dalam darah perifer dan sel stem yang sudah berada di
jantung akan menuju ke daerah infark, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk
dapat mengatasi dan menyembuhkan daerah infark tersebut. Sel stem akan
membentuk sel kardiomiosit dan juga mengadakan neovaskularisasi. Karena
jumlah sel stem endogen kurang banyak maka logis untuk mecarikan bantuan
sel stem dari luar yang bisa berasal dari sumsum tulang atau sumber lain seperti
UCB. Hal ini telah dilakukan dengan hasil yang cukup menggembirakan.
Intracoronary infusion BM stem cell otolog telah dilakukan pada 22 pasien
dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik. [9] Sekarang dalam literatur
sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem BM intrakoroner pada
AMI.
 Pengobatan diabetes tipe I Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang
mensekresi insulin mengalami kerusakan oleh faktor genetik, lingkungan dan
imunologik. Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan menyebabkan
hiperglikemi.Transplantasi seluruh organ pankreas kadaver dapat
menyembuhkan penderita. Tetapi jumlah kadaver sangat sedikit dan obat
imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi imunologik menimbulkan
banyak efek samping. Transplantasi sel stem merupakan alternatif baik dan
telah menunjukkan hasil positif pada mencit. Tetapi masih banyak kendala yang
harus diatasi supaya penggunaan sel stem untuk menyembuhkan pasien
diabetes tipe I dapat terlaksana
 Penderita Sirosis Hati Terapi Stem Sel untuk mengganti hati yang rusak akibat
pengerutan hati atau sirosis kini sedang giat dikembangkan di China. Di dunia

11
international, sejak beberapa puluh terakhir terus diteliti alternatif lain
pencangkokan hati dengan sel punca. Terapi ini bertujuan untuk menggantikan
sel atau organ yang rusak dengan sel-sel baru yang berasal dari sel punca.
Dengan terapi ini, hati yang rusak dihidupkan kembali sehingga dapat berfungsi
normal meski tanpa dilakukan transplantasi hati. Selama ini, transplantasi hati
menjadi pilihan terbaik bagi pasien kanker hati atau sirosis hati yang sudah
dalam stadium akhir. Akan tetapi, faktor utama yang membatasi terapi ini
adalah terbatasnya jumlah donor dan biaya yang sangat mahal, mencapai
miliaran rupiah. Untuk mengobati hati, sel punca diambil dari sumsum tulang
atau sel darah. Pembiakan lalu dilakukan di luar tubuh (in vitro) kemudian
dimasukkan kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh arteri hati karena
pembuluh ini adalah pemasuk nutrisi sehingga hasilnya lebih efektif. Di Runah
Sakit Guangzhou Cina yang sudah menerapkan hal ini telah melakukan terapi sel
punca memperoleh hasil yang baik. Dari 30 kasus, 22 pasien sirosis fungsi
hatinya terus membaik setelah 12 minggu pasca terapi dan tidak ada lagi cairan
di perut. Metode sel punca pada sirosis hati stadium akhir harus dilakukan
dengan dua kali pengambilan sel punca. Bila satu kali pembiakan belum tentu
semua sel bisa dipakai,” katanya. Dalam satu kali terapi, disuntikkan 100 juta sel
punca baru. Biaya satu kali terapi, termasuk pembiakan dan penyuntikan
kembali mencapai 60.000 RMB (Yuan) atau sekitar Rp 780 juta.
 Penderita talasemia Pada penderita talasemia paling baik jika donor dari
saudara kandung sendiri. Hanya saja, jumlah darah tali pusat sering tak
mencukupi, selain tingkat keberhasilannya hanya 60 persen. Di Italia dan
Thailand, sel punca darah tali pusat dikombinasikan dengan sel punca dari
sumsum tulang dan tingkat keberhasilannya menjadi lebih dari 90 persen untuk
tingkat kelangsungan hidup 10 tahun.
 Penderita stroke Seorang pasien stroke asal Inggris mendapat suntikan dua juta
sel punca saraf untuk memperbaiki sel-sel otak yang mati. Uji coba yang
pertama kali di dunia ini diharapkan membantu pasien itu sembuh dari stroke
dengan cara merangsang otak menggunakan sel saraf yang matang. Laruence
Dunn, ahli bedah saraf, berhasil menyuntikkan sel punca pada pasien stroke
pertama sejak metode sel punca embrionik ini diizinkan. Sebagian sel punca
saraf yang diinjeksi tersebut secara otomatis akan mengubah dirinya menjadi
saraf. Seperti diketahui, sel-sel otak pasien stroke mati karena kekurangan
oksigen. Perkembangan terapi ini akan dimonitor selama dua tahun. Dalam uji
coba pada tikus percobaan diketahui, sel punca juga memicu berbagai proses
perbaikan pada tubuh, seperti membantu pertumbuhan pembuluh darah di otak
yang baru serta memacu otak untuk menumbuhkan populasi sel punca sendiri.
Hingga tahun 2011 mendatang, sudah 13 pasien yang terlibat dalam uji coba ini
akan mendapatkan injeksi sel punca dengan dosis yang ditingkatkan.
Seluruh pasien yang terlibat rata-rata berusia di atas 60 tahun dan berjenis
kelamin pria. Mereka mengalami stroke iskemik, terjadi akibat penyumbatan
pembuluh darah ke otak, dan tidak berhasil dalam menjalani terapi pengobatan.
 Kulit Elastis dan Rambut Hitam Di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang,
Korea dan Amerika sudah banyak yang menjalankan terapi ini. Stem cell yang
masuk langsung menyebar ke dalam tubuh kemudian berikatan dengan kimia
yang dilepaskan sel-sel yang rusak. Di sana sel punca kemudian mereparasi dan
berkembang menjadi sel-sel baru menggantikan sel-sel yang telah rusak,
sehingga terjadi proses peremajaan. Perlahan-lahan terapi juga mengurangi kulit
yang kusam dan berkerut akibat penurunan produksi kolagen oleh proses

12
degeneratif. Beberapa praktisi mengkalim bahwa terapi hasilnya kulit akan
bertambah elastis, kulit semakin tebal dan mengurangi pigmentasi sehingga
penampilan jauh lebih baik. Sedangkan efek lain yang didapat, rambut juga
semakin tebal dan menghitam karena mengurangi kerontokan dan
menumbuhkan rambut baru yang hitam dan tebal. Selain untuk penampilan
kulit dan rambut, beberapa pasien yang telah menjalani terapi juga mengalami
penurunan berat badan.
 Baik Untuk Terapi Kesehatan Terapi stem cell dapat digunakan untuk kebugaran
secara menyeluruh. Sebagian besar sel punca yang masuk ke tubuh langsung
mencari sasaran ke organ-organ yang membutuhkan. 37 % sel punca akan
langsung menuju paru-paru, sisanya menuju limpa, ginjal, hati, pankreas, otak,
jantung dan otot.

Faktor-faktor yang menentukan hasil pengobatan stem sel:

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keberhasilan terapi sel punca,
antara lain lamanya penyakit yang diderita, faktor usia, dan ada tidaknya riwayat
penyakit lain.

 Makin muda usianya, makin besar peluang kesembuhannya. Namun untuk


sirosis hati, jika ditemukan ada tumor atau kanker terapi sel punca tidak kami
lakukan.
 Faktor kualitas sel induk. Cara pengkloningan yang sederhana dan pemasukan
kembali pada tubuh pasien dari stem sel yang diambil dari darah atau sumsum
tulang, pada umumnya tidak ada hasil yang efektif. Stem sel menggunakan
teknologi khusus untuk pengkloningan dan perkembangbiakan sel.
 Cara implan atau pemasukkan stem sel ke tubuh pasien. Penggunaan cara
transarterial intercurent melalui pembuluh arteri hati. Sekarang ini di
Internasional juga ada yang melalui pembuluh darah vena. Tetapi karena
pembuluh arteri hati berfungsi sebagai pemasok nutrisi, sehingga hasil akan
lebih efektif.
 Periode pengobatan. Faktor kondisi pasien menentukan periode pengobatan,
tetapi untuk menghemat biaya pengobatan dengan hasil pengobatan yang
tetap terjamin harus dipertimbangkan secara menyeluruh.

Proses pengobatan stem sel

 Pengambilan sumsum tulang dari tubuh pasien


 Pemisahan, pemeliharaan dan pengembang biakan sel induk di luar tubuh
 Kemudian stem sel dimasukkan ke organ tubh yang hendak dilakukan intervensi
 Stem sel akan bekerja di dalam organ tubuih dan berdiferensiasi menjadi sel
yang baru

Kontroversi Stem Sel

Menurut perusahaan swasta yang menawarkan jasa sebagai bank darah tali pusat,
seperti CordLife dari Singapura, menyimpan darah tali pusat dari sejak bayi
hingga puluhan tahun. Beberapa negara seperti Italia menerapkan ketentuan darah
tali pusat disimpan oleh bank darah pemerintah. Di Amerika Serikat, selain diurus

13
oleh lembaga pemerintah, ada pula beberapa bank darah swasta yang menawarkan
jasa penyimpanan. CordLife, yang semula sejak 2004 merintis kerja sama dengan
Kalbe Farma dan pada tahun 2006 resmi mendirikan bank darah tali pusat, sejak
tahun lalu pecah kongsi. Kalbe, menurut sekretaris perusahaan, Vidjongtius, lebih
ingin konsentrasi pada penjualan produk-produk kesehatan dan terapi, bukan
kepada layanan bank sel punca. Hingga kini jumlah klien Indonesia yang
menyimpan darah tali pusat di CordLife mencapai 4.000-5.000 orang. Sejauh ini
belum ada satu pun yang digunakan.

Namun jasa penyimpanan tali pusat tersebut masih kontroversial. Belum ada
jaminan apakah darah tali pusat yang disimpan dalam nitrogen cair pada suhu
minus 196 derajat celsius akan tetap bertahan baik dan dapat dikembangbiakkan
setelah puluhan tahun. Harus ada asuransi jika itu disimpan dalam bank darah
swasta. Statistik menunjukkan peluang penggunaan darah tali pusat yang
disimpan untuk diri sendiri hanya 1:100.000. Karena peluangnya amat kecil.
Karena itu, maka beberapa klinisi hanya memilih menggunakan sel punca dari
sumsum tulang dan dari darah tepi.

Sedikitnya jumlah darah dalam tali pusat plus plasenta juga menjadi kendala,
apalagi jika badan penerima transplantasi beratnya puluhan kilogram. Selain itu,
biaya transplantasi di sumsum tulang mencapai miliaran rupiah.

Referensi

 Stem cell basics”. National Institute of Health.


http://stemcells.nih.gov/info/basics/basics1.asp. Diakses pada 1 Maret 2010.
 Bongso A & Lee EH. 2005. Stem Cells: From Bench to Bedside.Singapore: World
Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
 Stem Cell and Developmental Biology Writing Group’s Report. 2004. Natl Inst
Diabetes & Digestive & Kidney Dses, NIH. 1-27
 Caplan AI. 1994. The mesengenic process.Clin Plast Surg 21: 429-435.
 Jiang Y, Jahagirder BN, Reindhardt RL, et al. 2002. Pluripotency of mesenchymal
stem cells derived from adult bone marrow. Nature 418:41-49

DAFTAR PUSTAKA

1. McNeish, J. (2004) Embryonic Stem Cells in Drug Discovery Nat. Rev. Drug Discov. 3, 70-
80

2. Davila, J.C., Cezar, G.G., Thiede, M., Strom, S., Miki, T., Trosko J. (2004) Use and
Application of Stem Cells in Toxicology. Toxicol. Sci. 79, 214-223

3. The stem Cell- Stem cell information- The Official national Institute of Health Resource for
Stem Cell Research

14
4. Anatomy 101: Stem cell-Reeve Irvine Research Center-
http//: www.reeve.uci.edu/anatomy /stem cells.php Sell, S. (2004) Stem cells. Stem Cell
Handbook ed. by Sell, S. 1-18.

5. FOXNews.com - New Stem-Cell Procedure Doesn't Harm Embryos, Company Claims -


Biology | Astronomy | Chemistry | Physics Therapeutic use of cell nuclear replacement:
Therapeutic cloning-Research in focus- MRC (Medical Research Council) For review:
Floss,T., Wurst, W. (2002) Functional Genomics by Gene-trapping in ES cells. Embryonic
Stem Cells Methods and Protocols ed. by Turksen, K. 347-379 What are stem eclls? –
CSA guide to discovery – http://www.csa.com/discovery guide/stem cell//overview.php

6. Liu S, Qu Y, Stewart TJ et al. Embryonic stem cells differentiate into oligodendrocyts and
myelinated in culture and after spinal cord transplantation. PNAS 2000: 97(11):6126-
6131

7. Li Y, Chen J, Chen XG, et al. Human marrow stromal cell therapy for stroke in rat:
neurotrophins and functional recovery Neurology 2002;59:514 –523

8. Zhao LR, Duan WM, Reyes M, et al. Human bone marrow stem cells exhibit neural
phenotypes and ameliorate neurological deficits after grafting into the ischemic brain of
rats. ExpNeurol 2002;174:11–20)

9. Bartinek J, Vanderheyden M, Vandekerchove B et al., Intracoronary injection of CD133-


positive enriched bone marrow progenitor cells promotes cardiac recovery after recent
myocardial infarction. Circulation 2005; 112 (9 suppl): 78-83

10. Stem cells transplantation in myocard infarction: A status report- Ann Intern. Med. 2004
May: 140(9): 729-737

15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman obat keluarga merupakan budaya Indonesia yang sudah ada


semenjak jaman kerajaan. Selain itu, tanaman obat keluarga memiliki banyak
sekali manfaat dan potensinya yang dapat dikonsumsi sehari-hari.Pemerintah
Indonesia mulai meneliti dan mempelajari tanaman obat keluarga. Dari website
resminya, Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan sedang menggalakkan
saintifikasi jamu dan budidaya tanaman obat keluarga dan jamu-jamuan. Selain
itu, terdapat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 003 Tahun 2010 yang mengatur
penyediaan data dan informasi tentang jamu dan tanaman obat keluarga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menerbitkan kebijakan WHO Traditional
Medicine Strategy 2014-2023 yang menekankan pada pengembangan dan
penelitian tanaman obat sebagai salah satu alternatif pengobatan.
Obat herbal telah diterima luas di hampir seluruh Negara di dunia.
Menurut WHO, negaranegara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan
obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di
Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan
primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat
herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat
prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat

16
modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses
informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar E Y, 2006). WHO
merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk
penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-
upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO,
2003).
Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari
pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional
memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.
Obat-obatan herbal sulit dikonsumsi secara mentah-mentah oleh
masyarakat zaman sekarang bahkan dengan mengolahnya sebagai makanan
seperti yang telah dilakukan masyarakat terhadahulu belum mampu membuat
sejumlah besar kalangan masyarakat berminat untuk mengkonsumsinya. Dengan
mengembangakan produk obat-obatan tersebut masyarakat akan lebih tertarik
untuk mengkonsumsinya.
Sosis puaing merupakan sebuah inovasi pengembangan produk pangan
lokal menjadi produk pangan bernilai jual tinggi dan diminati oleh masyarakat
luas, sosis puaing akan lebih mudah memasyarakat dibandingkan sambang puaing
itu sendiri.
Sosis puaing bermula dari sambang puaing, dimana sambang puaing itu
sendiri terdiri atas berbagai macam tanaman obat keluarga yang diracik menjadi
satu. Sambang puaing memiliki banyak khasiat bagi tubuh diantaranya adalah
sebgai berikut:

Tabel 1. Manfaat yang terkandung dalam sambang puaing


Kandungan zat
No. Jenis bahan Nama ilmiah Khasiat obat
kimia
Zingiber Gigi, perut
Minyak atsiri
1. Lempuyang aromaticum dan pegal
dan zat pati
linu
Solanum Saponin, Tanin, jantung berdebar
torvum - Sw. Flavonid, ,kepala pusing,
2. Leunca Alkaloid, Protein kurang nafsu
Lemak, Kalsium, makan serta
Fosfor, Zat Besi tekanan darah

17
serta Vitamin A, tinggi, mata
B dan C
Psidium Minyak atsirin,
guajava tannin, asam
3. Daun Jambu Diare
psidialat, asam
uronolat
Carica papaya demam dan
4. Daun Pepaya
L disentri
5. Daun Senduduk
Toona sureni Zat semak dan Tenaga
6. Daun Suren
tanin lesu
Daun Kunyit
7.
Muda
Citrus histryx Minyak atsiri, Perut,
8. Daun Jeruk Purut
asam sitrat batuk
Coriandrum Minyak atsiri,
Pegal linu,
sativum tannin, asam
9. Ketumbar Muda perut, bisul
malat dan ca-
oxalat
10. Daun Kemangi
Curcuma Batuk,
demostica mata,
Minyak atsiri, ambeien,
11. Kunyit kurkuminoid kepala,
dan kurkumin pinggang,
bisul dan
diare
Zingiber Minyak atsiri,
officinale zingeton, zi-
ngibetol, Batuk dan
12. Jahe
zingiberin, rematik
borneol dan
sineol.
Cocos nucifera Minyak,
lemak, Jantung,
mineral, zat gigit anjing,
13 kelapa putih telor , perut diare,
vitamin A, B, batuk, gigi
C stigmastin,
fitosterin
Capsicum Kapsaisin,
frutescen lapsatin,
14 Cabe rawit Rematik
corotinoid,
alkaloid arsin
Allium cepa Minyak asiri, Panas,
var dialildisufilda, perut, gigi,
15. Bawang merah
oscalorikum allin, allicin bisul,
keseleo

18
Allium Kepala,
sativum batuk,
Minyak atsiri, demam,
16. Bawang putih
allin, allisin panas
dingin,
kurap,

BAB III
GAGASAN

Menurut narasumber (Eni Suryati, 60 th) sambang puaing sudah sejak


lama dikonsumsi oleh masyarakat asli sungai penuh, sambang puaing menjadi
penambah nafsu makan masyarakat sekaligus menjadi obat dimana manfaat yang
diketahui oleh masyarakat sungai penuh adalah untuk menguatkan perut, obat
magh, dan melancarkan BAB.

Sambang puaing yang kaya manfaat ini sangat cocok untuk dikonsumsi
berbagai kalangan, namun rata rata hanya kalangan orang dewasa dan lansia yang
menyukainya untuk dikonsumsi sehari-hari. Berjuta nutrisi, berjuta manfaat itu
lah sebutan untuk makanan tradisional khas Sungai Penuh-Kerinci ini ( Eni
Suryati, 60th ). Sangat sulit bagi orang-orang dari berbagai kalangan untuk
mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat setiap harinya tapi melalui
makanan tradisional ini kita dapat menemukannya dengan mudah karena
kombinasi dedaunan dan tanaman toga tersebut sangat cocok untuk kesehatan dan
sangat enak untuk dikonsumsi. Meskipun begitu masih banyak kalangan yang
tidak mau memakannya dikarenakan bentuknya yang kurang menarik dan
disajikan dengan sangat sederhana.

Melalui pengembangan bentuk dari sambang puaing menjadi sosis puaing


diharapkan semua kalangan terutama anak-anak dapat mengkonsumsinya dengan
mudah dan instan. Karena pada umumnya anak-anak sangat menyukai sosis,
kebanyakan sosis yang dikonsumsi oleh anak-anak sudah banyak campuran zat

19
kimia dan pengawet sehingga tergolong tidak sehat untuk dikonsumsi anak-anak,
dengan mengganti sosis isi daging dengan sosis isi puaing diharapkan anak-anak
dapat mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi dan bermanfaat sekalipun
dimakan secara instan.

Daftar kandungan gizi yang terdapat dalam sambang puaing:

No. Jenis bahan Jumlah


1. Lempuyang 5 gram
2. Rimbang Kecil 50 gram
3. Rimbang Besar 100 gram
5. Daun Jambu muda 40 gram
6. Daun Pepaya 100 gram
7. Daun Senduduk 100 gram
8. Daun Suren 50 gram
9. Daun Kunyit Muda 70 gram
10. Daun Jeruk Purut 10 gram
11. Ketumbar Muda 10 gram
12. Daun Kemangi 10 gram
13. Kunyit 10 gram
14. Jahe 10 gram
15. Kelapa setengah tua 550 gram
16. Cabe rawit 80 gram
17. Bawang merah 50 gram
18. bawang putih 25 gram
19. Cabe merah 20 gram

Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat sosis puaing dalam 60


gram sambang puaing antara lain :

No. Jenis bahan jumlah

1. Usus sapi 250 gram

2. Telor ayam 2 butir

20
3. Tepung beras 30 gram

BAB IV

KESIMPULAN

Sambang puaing adalah salah satu makanan khas Sungai penuh yang
dibuat dari berbagai macam tanaman obat keluarga yang memiliki berbagai
manfaat. Namun hanya orang dewasa dan lansia yang menyukai sambang puaing.
Hal ini dikarenakan tampilannya yang kurang menarik dan kurang familiar. Oleh
sebab itu diperlukannya inovasi baru dalam pengembangan sambang puaing
sehingga dapat memasyarakat . Pada era globalisasi saat ini banyak kalangan yang
lebih memilih mengkonsumsi makanan instan yang siap saji, menyeimbangi
perkembangan teknologi sambang puaing diinovaikan menjadi sosis puaing
sehingga dapat dikonsumsi dengan mudah oleh semua kalangan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Lusia Oktora Ruma Kumala Sari. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional


Dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya.Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. Iii, No.1, April 2006, 01 – 07

Sang Ketut Sudirga. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional


di Desa Trunyan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
E;Jurnal;Bumi-Lestari/Rtf;Sangket.Doc /12

22
23

Anda mungkin juga menyukai