Angkatan XXXVI
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PNS
DI PUSKESMAS KALANGAN
OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang teramat besar,
sehingga Saya dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini sebagai salah satu syarat untuk
kelulusan dalam pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Gol. III Gelombang XI Angkatan
36.
Rancangan aktualisasi ini telah saya susun secara maksimal dan dalam penyusunannya
telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalsam penyusunan
rancangan aktualisasi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Kaiman Turnip, M.Si, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Sumatera Utara
2. Bapak Samrul Bahri Hutabarat, S.Ag, MA, selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah
memberikan fasilitas kepada kami selaku peserta latsar.
3. Bapak Suriyadi, S.Pd, M.Pd, selaku Coach yang telah memberikan petunjuk,
bimbingan, saran, dan motivasi dalam proses penulisan Laporan Rancangan
Aktualisasi
4. Bapak Masa Efo, SKM, selaku Mentor yng telah memberi arahan dan bimbingan,
saran, dan motivasi dalam proses penulisan Laporan Rancangan Aktualisasi
6. Teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol III, Gel XI, terutama Angkatan
36 (XXXVI) yang telah bersama-sama menjalani suka-duka selama mengikuti
pelatihan.
7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.
i
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Rancangan
Aktualisasi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik agar
dapat memperbaiki ini.
Akhir kata, saya berharap semoga Laporan Rancangan Aktualisasi ini dapat
bermanfaat dan menjadi referensi serta inspirasi untuk para pembaca.
Penulis
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
GELOMBANG/ANGKATAN : XI / XXXVI
Telah diseminarkan pada hari Kamis di hadapan Coach, Penguji dan Mentor di
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Mengetahui :
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disebut sebagai ASN adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina
Kepegawaian dan diserahi tugas dalam satu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
ASN dapat bekerja sesuai dengan kualifikasi masing-masing. Ada yang
melaksanakan tugasnya dengan jabatan struktural, ada juga yang bertugas sebagai
tenaga fungsional, salah satunya yang berada dibawah naungan KEMENKES dan Dinas
Kesehatan Provinsi/Kota/Kabupaten, yang pada hal ini termasuk Dokter Ahli Pertama.
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara seharusnya Dokter Ahli Pertama juga
dapat membentuk karakter diri yang mencerminkan seorang ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas maupun fungsi yang
diemban untuk itu. Dalam peraturan Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan
Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditetapkan jenis DIKLAT yang ideal sebagai upaya
pembentukan PNS sebagai bagian ASN yang profesional yang mampu melayani
masyarakat seperti yang tersebut diatas adalah Pelatihan Dasar.
Selain itu dalam peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38
Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III adalah kompetensi PNS sebagai pelayan
masyarakat yang profesional dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar.
Lima nilai dasar profesi tersebut adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi (ANEKA). Maka dari itu Dokter Ahli Pertama
sebagai ASN waiib mengaktualisasikan nilai ANEKA pada ruang lingkupnya.
Sebagai salah satu upaya pada proses penanaman karakter ANEKA, Dokter Ahli
Pertama ditugaskan untuk membuat sebuah laporan kegiatan Aktualisasi yang
berdasarkan temuan isu yang berkembang di lingkungan kerja masing-masing, dalam
1
hal ini adalah lingkungan Puskesmas, baik lingkungan dalam Puskesmas ataupun
lingkungan sekitar Puskesmas.
Berbicara tentang kesehatan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan
pelayanan kesehatan. Baik buruknya kualitas pelayanan sangat tergantung pada mutu
pelayanan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan. Namun kenyataannya saat ini
masih banyak tenaga kesehatan yang belum optimal dalam kualitas pelayanannya.
Selama saya bertugas di Puskesmas Kalangan, banyak yang saya rasa pelayanan
yang belum optimal, terutama masalah penanganan beberapa penyakit menular, sebagai
contoh Tb Paru pada masyarakat, sehingga masih banyak ditemukan pasien yang positif
terkena penyakit menular ini. Tb Paru adalah salah satu penyakit menular yang cara
penularannya melalui udara. Gejalanya berupa batuk yang lebih dari 2 minggu, batuk
darah, sesak, kadang disertai demam, dan kurangnya nafsu makan. Jika tidak segera
ditangani, akan berdampak buruk bagi orang banyak, dikarenakan penyakit ini menular.
Berkaitan dengan penjelasan diatas, saya sebagai ASN yang bertugas sebagai
Dokter Ahli Pertama ingin melakukan inovasi, menuangkan kreatifitas terkait untuk
peningkatan pelayanan kesehatan yang selama ini belum berjalan sebagai mana
mestinya.
Dengan pertimbangan diatas, saya peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019
ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai dasar PNS yang akan dilaksanakan
ditempat kerja, yang dalam hal ini penyusun akan melaksanakan di Puskesmas
Kalangan.
2
Struktur Organisasi Puskesmas Kalangan
3
A. Visi dan Misi Organisasi Uni Kerja
a. Visi Organisasi :
Visi Puskesmas Kalangan adalah “ Mewujudkan Puskesmas Kalangan
sebagai pusat pelayanan kesehatan yang bermutu menuju masyarakat sehat
dan mandiri ”
b. Misi Organisasi :
1. Perubahan perilaku petugas, disiplin kerja dan peningkatan SDM
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Kalangan
3. Memelihara, meningkatkan mutu, pemerataan jangkauan pelayanan
kesehatan.
4
7. Melakukan tindakan darurat medik/ pertolongan pertama pada kecelakaan
tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medic
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsul dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsul dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi Tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga/ on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana
5
1.3. Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Puskesmas Kalangan, ditemukan
permasalahan yang dapat menyebabkan kurang optimalnya pelayanan kesehatan.
Seperti kasus Tb Paru yang hampir tidak pernah absen di Puskesmas Kalangan.
Sampai saat ini tenaga kesehatan sudah berusaha mengoptimalkan pengobatannya,
namun terkadang beberapa pasien tidak tuntas dalam menyelesaikan pengobatannya,
sehingga banyak pasien yang putus obat. Padahal dengan keadaan putus obat ini
dapat memperparah penyakitnya, dan akan semakin sulit untuk diobati. Pada tahun
2018 ditemukan 28 kasus Tb Paru yang terdata di Puskesmas Kalangan. Bulan
Januari sampai November 2019, ditemukan 31 kasus Tb Paru di Puskesmas
Kalangan.
Selain kasus Tb Paru, saya juga melihat kurang berjalannya program Lansia
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan, sehingga
peserta yang datang saat diadakannya program ini hanya sedikit, padahal pasien
lansia di Puskemas Kalangan tergolong banyak. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masyarakat Puskesmas Kalangan juga masih menjadi salah satu masalah
yang sering dijumpai di Puskesmas. Ini juga dikarenakan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Selain itu Ibu-Ibu hamil juga
ada beberapa yang malas untuk memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas, padahal
pemeriksaan kehamilan itu sangat penting agak kita mengetahui keadaan kandungan
kita. Menurut saya ini semua terjadi karena masih kurang optimalnya pelayanan
kesehatan di Puskesmas Kalangan.
B. Manfaat
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain:
1. Bagi diri sendiri
Penerapan aktualisasi ini dapat menjadi pengalaman belajar untuk
mengemban tanggung jawab penuhnya sebagai abdi Negara pada
khususnya dan pelayan masyarakat pada umumnya. Selain itu penerapan
aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja dapat merubah mindset di dalam
dirinya untuk menjadi lebih profeional, berkomitmen, beretika, dan
berintegritas tinggi.
2. Bagi Unit Kerja
Penerapan aktualisasi ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis.
3. Bagi masyarakat
Penerapan aktualisasi ini dapat menciptakan pelayanan yang prima dan
berdaya guna bagi masyarakat sekitar.
4. Bagi Negara
Penerapan aktualisasi ini dapat menjadikan abdi Negara yang bekerja
dengan sepenuh hati demi terciptanya NKRI yang berdaulat, adil dan
makmur.
7
BAB II
Aktual : artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat
Kekhalayakan : artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik : artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
8
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif
Kelayakan : artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Untuk mengambil isu prioritas yang akan diangkat di Puskesmas Kalangan,
terlebih dahulu akan ditentukan kualitas isu menggunakan AKPK, yang dapat dilihat
dari tabel dibawah ini :
Kriteria Isu
No Isu A K P K
Aktual Kekhalayakan Problematik Kelayakan
Belum optimalnya
penyuluhan mengenai Tb
1 √ √ √ √
Paru pada masyarakat di
Puskesmas Kalangan
Kurangnya sosialisasi
mengenai program Lansia
2 √ √ √ √
pada masyarakat di
Puskesmas Kalangan
Kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai
3 √ √ √ √
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Puskesmas Kalangan
Kurangnya kesadaran Ibu
Hamil untuk memeriksakan
4 √ √ √ √
kehamilannya di Puskesmas
Kalangan
Tabel 1. Penilaian Kualitas Isu menggunakan AKPK
Urgeny : artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti
9
Seriousness : artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan
Growth : artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera
NILAI KETERANGAN
5 Sangat Urgent / Serius / Mendesak
4 Urgent / Serius / Mendesak
3 Sedang Urgent / Serius / Mendesak
2 Rendah Urgent / Serius / Mendesak
1 Sangat Rendah Urgent / Serius / Mendesak
Tabel 2. Penilaian Kriteria USG
Dari isu yang telah ditetapkan tersebut, semua isu yang terpilih akan dianalisis
untuk menilai isu mana yang paling perioritas untuk diselesaikan. Penilaian prioritas
isu dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
10
Hamil untuk memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas
Kalangan
Tabel 3. Penilaian Prioritas Isu menggunakan USG
Berdasarkan hasil analisis AKPK dan USG diatas, maka dapat kita lihat
manakah permasalahan atau isu yang lebih prioritas untuk diselesaikan yaitu :
“ Belum optimalnya penyuluhan mengenai Tb Paru pada masyarakat di Puskesmas
Kalangan “.
Jika isu ini tidak bisa dicarikan solusinya, maka akan berdampak pada
kesehatan masayarakat luas, dikarenakan penyakit ini merupakan salah satu penyakit
yang bisa menular dari satu orang ke orang yang lain. Apabila isu ini tidak diatasi,
dikhawatirkan penularan penyakit ini semakin meluas dan dapat semakin sulit dalam
mengobatinya.
Isu :
Belum optimalnya penyuluhan mengenai Tb Paru pada masyarakat di
Puskesmas Kalangan.
Kegiatan :
1. Melakukan penyuluhan mengenai penyakit Tb Paru pada masyarakat di
Puskesmas Kalangan
2. Melakukan penjaringan terhadap masyarakat yang memiliki gejala Tb Paru
di Puskesmas Kalangan
3. Melakukan Home Visite kepada pasien Tb Paru
4. Menentukan koordinator PMO (Pengawas Minum Obat) pada pasien Tb
Paru
5. Melakukan One Job Training di Puskesmas Kalangan
6. Membagikan Leaflet tentang Tb Paru pada masyarakat
11
2.5. Role Mode
12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
13
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences), yaitu berupa penghargaan atau sanksi;
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance),
yaitu dengan bersifat proaktif dimana semua pihak yang terlibat dalam setiap
proses akan diminta pertanggungjawaban secara aktif.
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa
keputusan atau tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan hasil
evaluasinya dapat berupa reward atau punishment. Akuntabilitas yang dilakukan
oleh PNS akan teruji ketika PNS tersebut mengalami permasalahan dalam
transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan
sumber daya milik negara dan konflik kepentingan. Seorang PNS dapat dikatakan
PNS yang akuntabel apabila mampu mengatasi masalah-masalah tersebut. Dalam
artian mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan,
tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
14
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya;
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi;
3. Integritas : adalah konsistensi dan keteguhan hati dalam menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku;
4. Tanggungjawab : adalah memberikan kesadaran bahwa ada konsekuensi dari
setiap tindakan yang dilakukan, karena ada tuntutan untuk bertanggungjawab
keputusan yang telah dibuat;
5. Keadilan : sebagai landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya;
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas;
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan; dan
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan
yang menjadi tolak ukur dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila oleh setiap penyelenggara
negara, baik di pusat maupun di daerah.
15
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
16
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.
C. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan
baik atau buruk, benar atau salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan apakah suatu perbuatan itu pantas dilakukan, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan
yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai
yang dianut.
17
Indikator dari nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, antara lain sebagai berikut:
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tiap tindakan yang kita lakukan untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap
produk atau jasa berupa ukuran baik atau buruk. Bidang apapun yang menjadi
18
tanggung jawab PNS harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder. Indikator komitmen mutu antara lain:
E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi juga sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
19
biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Sebagai PNS, dampak korupsi tidak
hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara, namun juga dapat
menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek,
namun juga secara jangka panjang.
Sadar diri akan anti korupsi bisa dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia dan selalu ingat
bahwa seluruh ruang dan waktu dalam hidup ini harus dipertanggungjawabkan.
Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan
mendukung prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan
baik serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.
20
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat;
d. Kedisiplinan, Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi
diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya;
e. Tanggung Jawab, Pribadi yang sadar bahwa segala tindakan dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya;
f. Kerja keras, Individu yang memiliki etos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya;
g. Kesederhanaan, gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak
hidup boros;
h. Keberanian, Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan; dan
i. Keadilan, Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Bila dia seorang pimpinan maka dia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya.
21
PNS merupakan Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran
PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua pegawai
yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus
sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN, salah satunya dengan menerapkan sistem merit. Sistem Merit
adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
22
B. Pelayan Publik
Sebagaimana termuat dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan
berkeadilan.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu
diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai
berikut: Sikap atau perilaku; Ekspresi wajah; Penampilan; Cara berpakaian; Cara
berbicara; Cara mendengarkan; dan Cara bertanya.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Berdasarkan nilai dasar yang dijelaskan di atas maka peserta Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Golongan III Tahun 2019 membuat rancangan aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS dalam pekerjaan sebagaimana tercantum dalam format-format rancangan
aktualisasi.
24
Tabel Rancangan Aktualisasi (Formulir 1)
25
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
1. Melakukan 1. Melapor kepada Masyarakat Ketika saya melaporkan kepada Dengan melakukan Dengan melakukan
penyuluhan Kepala Puskesmas mengetahui Kepala Puskesmas dengan sikap kegiatan penyuluhan kegiatan
mengenai untuk melakukan tentang penyakit sopan dan beretika, serta penyakit Tb Paru penyuluhan
penyakit Tb kegiatan. Tb Paru. menghormati keputusan kepada masyarakat penyakit Tb Paru
Paru pada 2. Menentukan waktu pimpinan. Saat menentukan Kelurahan Kalangan, kepada masyarakat
masyarakat dan lokasi dari waktu dan lokasi, saya lakukan memberi kontribusi Kelurahan
di penyuluhan secara jujur dan transparan. pada misi No 2 yaitu Kalangan memberi
Puskesmas 3. Melapor kepada Saat melapor kepada Lurah, : kontribusi pada
Kalangan Lurah setempat saya lakukan dengan sikap “ Mendorong nilai “Universal”
4. Mengumpulkan sopan dan beretika. Begitu kemandirian hidup
peserta yang akan juga saat mengumpulkan sehat bagi keluarga
mengikuti peserta penyuluhan, saya tidak dan masyarakat di
penyuluhan dengan membeda-bedakan wilayah kerja
berkoordinasi masyarakat. Dalam Puskesmas
dengan bidan desa menyampaikan penyuluhan Kalangan.”
5. Melakukan saya melakukan dengan penuh
penyuluhan tentang tanggung jawab. Proses
26
penyakit Tb Paru Tanya jawab dilakukan
6. Melakukan tanya seefektif mungkin. Ketika saya
jawab kepada melaporkan hasil kepada
masyarakat Kepala Puskesmas dengan sikap
7. Melaporkan hasil sopan dan beretika.
penyuluhan kepada
Kepala Puskesmas Nilai dasar yang terkait :
Etika Publik : sopan, beretika,
Nasionalisme : tidak membeda-
bedakan
Anti Korupsi : Jujur,
Transparan
Akuntabilitas : Tanggung
jawab
Komitmen mutu : Efisien
27
2 Melakukan 1. Melapor kepada Adanya hasil Saya melaporkan ide kegiatan Dengan melakukan Dengan melakukan
penjaringan Kepala Puskesmas penjaringan kepada Kepala Puskesmas penjaringan terhadap penjaringan
terhadap untuk melakukan pasien yang dengan sikap sopan dan masyarakat yang terhadap
masyarakat kegiatan memiliki gejala beretika. Pendataan dilakukan memiliki gejala Tb masyarakat yang
yang 2. Pendataan para Tb Paru. dengan adil.. Dalam Paru di Puskesmas memiliki gejala Tb
memiliki pasien yang melakukan pemeriksaan, saya Kalangan memberi Paru di Puskesmas
gejala Tb terinfeksi Tb Paru tidak membeda-bedakan kontribusi kepada Kalangan memberi
Paru di 3. Melakukan pasien. misi No 2 yaitu: kontribusi kepada
Puskesmas pemeriksaan kepada Penampungan dahak dilakukan “Mendorong nilai “Manusiawi”
Kalangan masyarakat sekitar secara jujur. Edukasi dilakukan kemandirian hidup
pasien apakah ada dengan penuh tanggung jawab. sehat bagi keluarga
yang punya gejala Ketika saya melaporkan hasil dan masyarakat di
Tb Paru kepada Kepala Puskesmas wilayah kerja
4. Melakukan dengan sikap sopan dan Puskesmas
penampungan dahak beretika. Kalangan.”
untuk diperiksa
5. Edukasi pada pasien Nilai dasar yang terkait :
yang berhasil Etika Publik : sopan, beretika,
diperiksa Anti Korupsi : Adil, jujur
6. Melaporkan hasil Nasionalisme : tidak membeda-
28
kegiatan kepada bedakan
Kepala Puskesmas Akuntabilitas : Tanggung
jawab
3 Melakukan 1. Melapor kepada Adanya hasil Saya melaporkan ide kegiatan Dengan Melakukan Dengan Melakukan
Home Visite Kepala Puskesmas home visite kepada Kepala Puskesmas Home Visite kepada Home Visite
kepada untuk melakukan pasien yang dengan sikap sopan dan paisen Tb Paru, kepada paisen Tb
paisen Tb kegiatan terinfeksi Tb beretika. Pendataan dilakukan memberi kontribusi Paru, memberi
Paru 2. Pendataan para Paru dengan adil.. Dalam pada misi No 2 yaitu kontribusi pada
pasien yang mengunjungi tempat tinggal, : nilai “Universal”
terinfeksi Tb Paru saya tidak membeda-bedakan “Mendorong
3. Mengunjungi masyarakat kemandirian hidup
tempat tinggal Konseling dan pemeriksaan sehat bagi keluarga
pasien rumah dilakukan dengan penuh dan masyarakat di
4. Melakukan seefektif dan seefisien wilayah kerja
konseling kepada mungkin. Edukasi dilakukan Puskesmas
pasien dan keluarga dengan penuh tanggung jawab. Kalangan.”
pasien Ketika saya melaporkan hasil
29
5. Melakukan kepada Kepala Puskesmas
pemeriksaan rumah dengan sikap sopan dan
atau inspeksi beretika.
sanitasi rumah
6. Edukasi perilaku Nilai dasar yang terkait :
hidup sehat dan Etika Publik : sopan, beretika,
bersih pada pasien Anti Korupsi : Adil
dan keluarga Nasionalisme : tidak membeda-
7. Melaporkan hasil bedakan
kegiatan kepada Komitmen mutu : Efektif,
Kepala Puskesmas Efisien
Akuntabilitas : Tanggung
jawab
4. Melakukan 1. Melapor kepada Ditentukannya Saya melaporkan ide kreatif ini Dengan melakukan Dengan melakukan
koordinator Kepala Puskesmas koordinator kepada Kepala Puskesmas koordinator PMO koordinator PMO
PMO untuk melakukan PMO (Pengawas dengan sikap sopan dan (Pengawas Minum (Pengawas Minum
(Pengawas kegiatan Minum Obat) beretika. Pendataan dilakukan Obat) pada pasien Tb Obat) pada pasien
30
Minum 2. Pendataan pasien dengan adil dan tidak Paru memberi Tb Paru memberi
Obat) pada Tb Paru membeda-bedakan. Penentuan kontribusi kepada kontribusi kepada
pasien Tb 3. Menentukan PMO dilakukan dengan penuh misi No 2 yaitu : nilai “Manusiawi”
Paru Pengawas Minum tanggung jawab. Edukasi “Mendorong
Obat dari pihak dilakukan seefektif mungkin. kemandirian hidup
keluarga atau teman Ketika saya melaporkan hasil sehat bagi keluarga
4. Melakukan Edukasi kepada Kepala Puskesmas dan masyarakat di
pada koordinator dengan sikap sopan dan wilayah kerja
PMO (Pengawas beretika. Puskesmas
Minum Obat) Kalangan.”
Melaporkan hasil Nilai dasar yang terkait :
kegiatan kepada Etika Publik : sopan, beretika,
Kepala Puskesmas Anti Korupsi : Adil
Nasionalisme : tidak membeda-
bedakan
Komitmen mutu : Kreatif,
Efektif
Akuntabilitas : Tanggung
jawab
31
Mata pelatihan yang terkait :
Pelayanan Publik
5. Melakukan 1. Melapor kepada Terlaksananya Saya melaporkan kegiatan Dengan Melakukan Dengan Melakukan
One Job Kepala Puskesmas kegiatan One kepada Kepala Puskesmas One Job Training di One Job Training
Training di untuk melakukan Job Training di dengan sikap sopan dan Puskesmas Kalangan di Puskesmas
Puskesmas One Job Training Puskesmas beretika. Menentukan topik memberi kontribusi Kalangan
Kalangan 2. Menentukan topik dilakukan dengan penuh pada misi No 3 yaitu memberi kontribusi
yang akan dibahas. tanggung jawab. Menentukan : “Memelihara, pada nilai “ Loyal”
3. Menentukan peserta peserta saya lakukan tanpa meningkatkan mutu,
yang akan membeda-bedakan peserta. pemerataan
menghadiri kegiatan Dalam melakukan One Job jangkauan pelayanan
4. Menentukan waktu Training, saya lakukan dengan kesehatan “
dan tanggal penuh tanggung jawab. Ketika
kegiatan saya melaporkan hasil kepada
5. Melakukan One Job Kepala Puskesmas dengan sikap
Training di sopan dan beretika.
Puskesmas
Kalangan Nilai dasar yang terkait :
6. Melaporkan hasil Etika Publik : sopan, beretika,
kegiatan kepada Nasionalisme : tidak membeda-
32
Kepala Puskesmas bedakan
Akuntabilitas : Tanggung
jawab
6. Membagikan 1. Melapor kepada Adanya leaflet Saya melaporkan ide kreatif Dengan membagikan Dengan
Leaflet Kepala Puskesmas untuk dibagikan saya kepada Kepala Puskesmas Leaflet tentang Tb membagikan
tentang Tb untuk membuat kepada dengan sikap sopan dan Paru pada masyarakat Leaflet tentang Tb
Paru pada leaflet masyarakat beretika. Pembuatan leaflet di Puskesmas Paru pada
masyarakat 2. Menentukan isi dan dilakukan dengan seefektif dan Kalangan memberi masyarakat di
di design leaflet yang seefisien mungkin. Dalam kontribusi pada misi Puskesmas
Puskesmas akan dibuat. membagikan leaflet, saya tidak No 2 yaitu : Kalangan memberi
Kalangan 3. Menentukan jumlah membeda-bedakan masyarakat “Mendorong kontribusi pada
leaflet yang ingin Dalam membagikan leaflet, kemandirian hidup nilai “Universal”
dibuat saya lakukan secara adil dan sehat bagi keluarga
4. Membagikan leaflet tanggung jawab. Ketika saya dan masyarakat di
kepada masyarakat melaporkan hasil kepada wilayah kerja
Kepala Puskesmas dengan sikap Puskesmas
33
sopan dan beretika. Kalangan.”
34
Adapun jadwal yang direncanakan sebagai berikut :
Oktober November
Minggu
No Kegiatan Minggu ke
ke
1 1 2 3 4
1 Melakukan penyuluhan
mengenai penyakit Tb Paru
pada masyarakat di Puskesmas
Kalangan
2 Melakukan penjaringan
terhadap masyarakat yang
memiliki gejala Tb Paru di
Puskesmas Kalangan
3 Melakukan Home Visite
kepada pasien Tb Paru
4 Menentukan koordinator PMO
(Pengawas Minum Obat) pada
pasien Tb Paru
5 Melakukan One Job Training
di Puskesmas Kalangan
6 Membagikan Leaflet tentang
Tb Paru pada masyarakat
35
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pelatihan dasar CPNS saat ini lebih berorientasi pada pembentukan karakter
diantaranya penanaman nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi atau disingkat ANEKA. Selain itu, ASN juga
harus paham dan menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik dan perekat pemersatu bangsa.
Pola berpikir kritis dan kreatif harus dimiliki CPNS untuk dapat berperan
dalam melakukan perubahan atau perbaikan maupun inovasi di unit kerjanya agar
masyarakat dapat melayani masyarakat lebih baik lagi secara efektif dan efisien.
Rancangan aktualisasi ini merupakan dasar pembentukan Pegawai Negeri
Sipil yang berkualitas, dan berintegrasi karena menanamkan pemahaman tentang
nilai-nilai dasar profesi PNS. Kegiatan aktualisasi tersebut direncanakan akan
dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2019 sampai dengan 23 November 2019
dengan bimbingan dan arahan dari coach serta mentor. Laporan hasil pelaksanaan
kegiataan akan dipresentasikan pada tanggal 26 November 2019.
Demikianlah isi rancangan aktualisasi ini saya sampaikan semoga segala
rencana kegiatan aktualisasi dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan bisa
menjadi habituasi di Instansi tempat saya bertugas.
36
DAFTAR PUSTAKA
Kusumasari, Bevaola, dkk. 2015. “Akuntabilitas” Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Latief, Yudi, dkk. 2015. “Nasionalisme” Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Golongan
III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Kumorotomo, Wahyudi dkk. 2015. “Etika Publik” Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjutju, dan Taufiq,. 2015. “Komitmen Mutu” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Golongan III. Jakarta :Lembaga Administrasi Negara.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. “Anti Korupsi” Modul Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Fatimah, Elly dkk. 2015. “Manajemen ASN” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Purwanto, dkk. 2015. “Pelayanan Publik” Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Golongan
III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi, dan Sejati, Atmo. 2015. “Whole of Government” Modul Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno Yogi; Dkk. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: “Analisis Isu
Kontemporer”.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
37