KEPERAWATAN MATERNITAS
Kelompok 10
SURABAYA
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “HIV Pada Maternitas” tepat pada waktunya
meskipun terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Penugasan mata kuliah
keperawatan maternitas merupakan salah satu tugas kelompok untuk dapat lulus
dalam mata kuliah keperawatan maternitas.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini. Karena tidak ada hal yang sempurna tanpa adanya saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi
kami maupun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul ................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ................................................................................................ 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar HIV ..................................................................................... 6
2.2 HIV Pada Ibu Hamil................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10
3.2 Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
transfusi darah dengan skrining donor dan pencegahan penularan dari ibu
ke anak dengan program PMTCT.
Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan
HIVdari ibu ke anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012). ARV sudah terbukti dapat menghambat
replikasi virus sehingga kadar virus dalam darah yang menginfeksi sel
kekebalan tubuh atau CD4 menurun dan akibatnya kekebalan tubuh mulai
pulih atau meningkat (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
yang lama dan meluas, pembesaran kelenjar limfa secara menyeluruh.
Adanya kanker kulit (sarkoma kaposi) meluas atau Meningitis
cryptococcal sudah cukup untuk menegakkan AIDS
4. Cara Penularan HIV
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara yaitu
hubungan seksual; pajanan oleh darah, produk darah atau organ dan
jaringan yang terinfeksi termasuk terpajan jarum suntik yang telah
terinfeksi HIV; penularan dari ibu keanak (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015). Perilaku berisiko tertularnya HIV adalah
perilaku individu yang memungkinkan tertular virus HIV. Sejumlah
perilaku risiko yang dimaksud adalah berhubungan seksual yang tidak
aman (tidak memakai kondom), berganti-ganti pasangan seksual, berganti-
ganti jarum suntik dan alat lain yang kontak dengan darah dan cairan tubuh
dengan orang lain (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV antara lain keringat, air mata, air
liur/ludah dan air kencing.
Sedangan menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2015 Human Immunodeficiency virus (HIV) tidak ditularkan melalui hidup
serumah, tidur bersama, bersalaman, berpelukan, bersentuhan, berciuman,
kolam renang, alat makan dan minum secara bersama, ataupun gigitan
serangga seperti nyamuk.
5. Cara Pencegahan Penularan HIV
Kita dapat melakukan pencegahan penularan HIV dengan berbagai
cara sederhana antara lain berperilaku seks yang aman (abstinen, saling
setia, seks dengan menggunakan kondom), mencegah penularan melalui
alat-alat yang tercemar dengan prinsip kewaspadaan universal, pencegahan
pada transfusi darah dengan skrining donor dan pencegahan penularan dari
ibu ke anak melalui program PMTCT (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).
7
2.2 HIV Pada Ibu Hamil
1. Waktu Dan Risiko Penularan HIV Pada Ibu Hamil
Waktu penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil
(5-10%), melahirkan (10 20%) dan saat menyusui (5-20%) (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
2. Faktor Yang Berperan Dalam Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke
anak yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4,
status gizi selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan
gangguan pada payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat
lahir, periode pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan,
ketuban pecah dini dan tindakan episiotomi (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
3. Pengobatan ARV
Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan 1
dari ibu ke anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015). ARV sudah terbukti dapat menghambat
replikasi virus sehingga kadar virus dalam darah yang menginfeksi sel
kekebalan tubuh atau CD4 menurun dan akibatnya kekebalan tubuh mulai
pulih atau meningkat (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Untuk memulai terapi ARV perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1. Persiapan klien secara fisik/mental untuk menjalani terapi melalui
edukasi prapemberian ARV;
2. Bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut perlu diobati
terlebih dahulu. Terapi ARV baru bisa diberikan setelah infeksi
oportunistik diobati dan stabil (kira-kira setelah dua minggu sampai
dua bulan pengobatan).
3. Profilaksis kotrimoksazol diberikan pada stadium klinis 2, 3, 4 dan atau
CD4 < 200. Untuk mencegah PCP, Toksoplasma, infeksi bacterial
8
(pneumonia, diare) dan berguna juga untuk mencegah malaria pada
daerah endemis;
4. Pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan mendahului
ARV sampai kondisi klinis pasien memungkinkan (kira-kira dua
minggu sampai dua bulan) dengan fungsi hati baik untuk memulai
terapi ARV. Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan
singkatan SADAR, yaitu sebagai berikut.
1. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek ARV
terhadapinfeksi HIV.
2. Adherence: kepatuhan minum obat.
3. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
4. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter mengenai
terapi.
5. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor penyebab penularan HIV dari ibu ke janin
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) faktor yang berperan dalam
penularan HIV dari ibu ke janin yaitu :
1. Kadar HIV (vira load) merupakan faktor yang paling utama terjadi
penularan HIV dari ibu ke anak semakin tinggi kadarnya semakin
besar tingkat penularannya, khususnya pada
saat/menjelang persalinan dan masa menyusui bayi.
2. Kadar CD4, ibu dengan kadar CD4 rendah bila jumlah sel dibawah
350 sel/mm menunjukkan daya tahan tubuh yang rendah karena
banyak sel limfosit yang pecah/rusak. Kadar CD4 tidak selalu
sebanding dengan viral load.
3. Status gizi selama kehamilan, berat badan yang rendah serta
kekurangan zat gizi terutama protein, vitamin dan mineral selama
kehamilan meningkatkan risiko ibu untuk mengalami penyakit
infeksi yang dapat meningkatkan kadar HIV dalam darah ibu,
sehingga menambah risiko penularan ke bayi.
4. Penyakit infeksi karena kehamilan, IMS (infeksi menular
seksual) misalnya sifilis, infeksi organ reproduksi, malaria dan
tuberkulosis berisiko meningkatkan kadar HIV pada darah ibu,
sehingga penularan HIV ke bayi semakin besar.
5. Masalah pada payudara, misalnya puting lecet (jika menyusui),
mastitis dan abses pada payudara akan meningkatkan faktor
penularan HIV melalui pemberian ASI.
3.2 Saran
Mengetahui status HIV secara dini waktu hamil sangat bermanfaat
untuk perempuan dan bayi. Kemampuan perempuan untuk mengawasi
kesehatan dan kehidupan sendiri diperbaiki bila diketahui apakah dia
terinfeksi HIV. Lagi pula, bila dia mengetahui dirinya HIV-positif,
perempuan dapat melakukan intervensi untuk mencegah penularan pada
bayi. Oleh karena itu, sebaiknya tes HIV ditawarkan kepada perempuan
hamil, apalagi bila dia pernah berperilaku berisiko.
10
DAFTAR PUSTAKA
11