Anda di halaman 1dari 4

POLA KEPRILAKUAN AUDITOR

A. Definisi Auditing Dan Auditor


Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-
bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Auditor adalah seseorang yang menyatakan suatu
pendapat atas suatu laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dalam hal
kewajaran pada seluruh hal yang sifatnya material, posisi keuangan serta arus kas yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
B. Aspek Keprilakuan Auditing
1. Memotivasi Pihak yang Diaudit
Motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dalam teori
motivasi, dikenal dengan lima kebutuhan pokok Maslow. Dua dari kebutuhan pokok
tersebut adalah keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk
diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor internal secara baik.
1) Kebutuhan menjadi bagian dari organisasi
Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi
untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit dapat dijanjikan
bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan untuk dimasukan dalam
pertimbangan keseluruhan manajemen guna memperbaiki kondisi operasi organisasi.
2) Menghormati diri sendiri dan orang lain
Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak
yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit untuk
mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam mengidentifikasi
kinerja, serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif.
2. Hubungan dengan Gaya Manajemen
Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum. Keempat gaya
manajemen tersebut yaitu :
1. Gaya mengarahkan
2. Gaya melatih
3. Gaya mendukung
4. Gaya mendelegasikan

Dari empat gaya tersebut, gaya pertama dan gaya keempat merupakan gaya yang
terpenting. Pada gaya pertama, auditor seharusnya mencoba untuk bekerja sama dengan
seluruh manajemen dalam proses audit sehingga dapat meyakinkan pihak manajeman
bahwa auditor berada di pihak mereka dan mempunyai tujuan untuk mengembangkan
desain guna membantu memperbaiki operasi. Pada gaya keempat, auditor seharusnya
mengambil pendekatan bahwa mereka merupakan bagian dari tim manajemen dan
bertindak sebagai rekan kerja atau konsultan.

3. Kesadaran Pada Diri Sendiri


Dalam suatu situasi dimana banyak hubungan interpersonal, hal terpenting
adalah untuk menyadari dan memegang teguh keseimbangan serta untuk memandang
diri sendiri sebagaimana orang lain memandangnya (Ratcliff et al., 1988). Elemen-
elemen utama tersebut adalah:
1) Adanya pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan
secara mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi.
2) Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja.
3) Kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki
seseorang, dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok
organisasi yang luas.
4) Suatu keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain.
5) Suatu perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang.
6) Suatu perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang
berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis.

4. Komunikasi Secara Efektif


Komunikasi ini terdiri atas wawancara, musyawarah, laporan lisan, laporan
tertulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kominikasi yang efektif
adalah:
1) Jangan bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukanlah bagian
dari manajemen.
2) Jangan menggunakan istilah-istilah yang berimplikasi pada kesalahn-kesalahan
kerja dari pihak yang diaudit.
3) Jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal
atau tertulis.
C. Masalah-Masalah Pengendalian Internal
Konflik sering kali membantu pencapaian tujuan audit, tetapi jika ditangani lebih awal,
maka konflik akan menjadi lebih tajam dan luas. Konflik dapat terjadi dalam hal: lingkup,
tujuan, tanggungjawab, nilai.
Dalam hal akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung
mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang cenderung
mempertahankan lembaga atau keinginannya. Dapat disimpulkan bahwa ketika seorang
auditor bekerja pada suatu lembaga bisnis professional.
D. Manfaat Pengendalian Internal
Pengendalian internal mempunyai kemampuan untuk 1)mencegah dan mengurangi
penyimpangan atas perilaku yang tidak diinginkan yang terjadi 2) mengurangi biaya atas
perilaku yang menyimpang atau tidak diinginkan.dalam hal ini kategorinya terbagi menjadi
tiga kelompok utama yaitu motivasi,kemampuan, dan pengetahuan.
E. Tipe Pengendalian
Manajer biasanya menggunakan berbagai peralatan untuk mengantisipasi perilaku atau
biaya yang tidak diinginkan yang vterjadi. Semuan perangkat ini disebut dengan
pengendalian internal.
Kelompok 1; Khusus/Pencegahan
a) Restriksi akses wilayah dimana penilaian terhadap harta atau pencatatan
b) Pembagian tugas
c) Memvalidkan data sebelum
Kelompok 2: khusus/ pendeteksian
a) Rekonsiliasi terhadap jumlah persediaan dengan pencatatan persediaan.
b) Bentuk penomoran
c) Rekonsoliasi terhadap akun-akun neraca.
Kelompok 3: Umum/ pencegahan
a) Adanya pelatihan yang efektif
b) Rencana yang efektif perusahaan.
c) Kode etika tingkah laku.

Kelompok 4: umum/ pendeteksian


a) Menggunakan audit internal staff
b) Pengamanan terhadap pencatatan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai