Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN INDIVIDU (K-3)

KULIAH KERJA NYATA


ALIH SEMESTER GANJIL 2019

DESA : DAIAMA
KECAMATAN : LANDU LEKO
KABUPATEN : ROTE NDAO
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH :
NAMA : Maria Melanny Overa
NIM : 1609010042
FAK/ JUR : Kedokteran Hewan/ Kedokteran Hewan

LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Prioritas Pemilihan Masalah


Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan salah satu bagian atau mata kuliah yang tidak
terpisahkan dan wajib diprogram oleh seluruh mahasiswa Universitas Nusa Cendana.
Pelaksanaan program KKN merupakan wadah yang diberikan Lembaga Pendidikan
Universitas agar mahasiwa dapat mengaplikasikan seluruh ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama proses perkuliahan. Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat agar
masyarakat dapat diberdayakan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan potensi dan
sumber daya alam yang ada disekitar agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara
maksimal.
Dari observasi lapangan yang dilakukan, didapatkan hasil menunjukkan bahwa
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan perlu dibenahi secara serius dari desa
Daiama yakni di bidang kesehatan manusia dan hewan, pendidikan, dan peningkatan
ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil identifikasi masalah khususnya dalam bidang
kesehatan sesuai dengan ilmu yang diperoleh dalam bangku perkuliahan, maka dirancang
beberapa program individu antara lain sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang konsep one health
2. Pemberian obat cacing pada ternak
Adapun tujuan dari pelaksanaan program individu adalah:
1. Sebagai bentuk pengabdian diri kepada masyarakat.
2. Penerapan ilmu teoritis yang didapatkan selama proses perkuliahan pada lingkungan
masyarakat.
3. Dijadikan sebagai salah satu pengalaman dan bekal untuk kedepannya.
Di bawah ini saya akan melaporakan hasil program yang dijalankan selama melakukan
Kuliah Kerja Nyata di Desa Daiama:
1. Sosialisasi Konsep one health
Desa Daiama merupakan salah satu desa yang menyumbang hasil peternakan
di kabupaten Rote Ndao. Oleh karena salah satu penghasilan yang diperoleh adalah
dengan menjual ternak, maka masyarakat banyak memelihara hewan ternak seperti
babi,sapi dan kambing. Program ini dilakukan berdasarkan hasil observasi yang
menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman masyarakat di Desa Daiama mengenai
konsep one health (hubungan kesahatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan
lingkungan).
Ada banyak aspek dalam kehidupan yang berhubungan dengan Kedokteran
Hewan yakni dalam bidang-bidang yang krusial, seperti keamanan bahan pangan asal
hewan, penanggulangan penyakit-penyakit menular zoonotik dan non-zoonotik,
pengembangan dan penelitian untuk kedokteran perbandingan, dan lain-lain. Dari
hasil survei yang telah dilakukan, ada banyak persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat terkait penyakit yang menyerang hewan, menyebabkan populasi hewan
yang mati dalam jumlah yang banyak. Selain itu, minimnya pengetahuan masyarakat
tentang penyakit zoonosis yang terjadi di desa Daiama. Oleh karena itu, salah satu
program yang dilaksanakan adalah sosialisasi tentang penyakit hewan dan penyakit
zoonosis yang lebih menekankan konsep one health. Program ini dilaksanakan dengan
tujuan menambah wawasan masyarakat akan pentingnya mengenal penyakit hewan
dan penyakit zoonosis. Sosialisasi yang dilakukan melibatkan masyarakat desa baik
sebagai peternak maupun petani.
Pelaksanaan program ini didahului dengan mengumpulkan masyarakat di
rumah salah seorang peternak. Alat dan bahan yang digunakan adalah materi dan
telepon genggam. Sosialisasi ini mencakup pengertian penyakit zoonosis, penyebab
penyakit zoonosis, gejala dan dampak yang ditimbulkan, dan pengendalian penyakit
zoonosis dengan menerapkan konsep one health. Antusiasme masyarakat terhadap
pemaparan materi yang disajikan oleh penulis sangat besar, dibuktikan dengan
banyaknya pertanyaan tentang materi yang dipaparkan. Diharapkan dengan
dilakukannya sosialisasi ini, dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya
mengetahui penyakit pada hewan ternak dan bahaya penyakit zoonosis yang dapat
ditularkan oleh hewan peliharaan di desa Daiama.
Hambatan dalam melakukan program ini adalah pemateri yang akan
melakukan sosialsasi mengalami kesulitan pada saat mengumpulkan masyarakat pada
satu tempat atau rumah untuk dilakukan sosialisasi. Solusi yang dibuat oleh pemateri
adalah pemateri menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemateri akan memberikan
pelayanan (penyuntikan vitamin dan pemberian obat cacing) secara gratis kepada
masyarakat yang mengikuti sosialisasi, dan pada akhirnya pada saat pelaksanaan
sosialisasi banyak masyarakat yang hadir untuk mengikuti sosialisasi. Sehingga pada
akhirnya sosialisasi dapat dilakukan dan masyarakat dapat memahami dan
mengetahui penyakit yang sering terjadi pada ternak dan juga mengenai bahaya
zoonosis yang menyerang hewan, selain itu masyarakat juga dapat memahami dengan
baik mengenai menejeman pemeliharaan hewan dengan baik agar hewan yang
dipelihara tidak mudah terinfeksi suatu penyakit, dan juga masyarakat mengetahui apa
itu penyakit zoonosis dan bahaya penyakit zoonosis bagi hewan dan juga peternak dan
juga peternak dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang baik pada
hewan sakit maupun yang sudah mati.

Gambar 1. 1. Sosialisasi/ceramah yang diberikan pada peternak setelah pemberian


obat cacing
2. Pemberian Obat cacing
Program ini dilaksanakan selama beberapa hari di desa Daiama yakni dusun
1, dusun 2, dusun 3 dan dusun 4. Pemberian obat cacing bertujuan untuk
memberantas cacing yang ada pada ternak Babi, sapi dan kambing. Sasaran dari
program ini adalah ternak babi,sapi dan kambing milik masyarakat Desa Daiama.
Obat yang digunakan pada program ini adalah Neomasal. Neomasal merupakan salah
satu produk obat cacing yang mampu membasmih cacing yang hidup di dalam usus,
paru-paru dan tenggorokan pada sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan unggas.
Proses kegiatan ini diawali dengan penggiringan dan penarikan babi dari dalam
kandang untuk di restrain oleh peternak. Setelah melakukan pengamatan secara
langsung, obat cacing di berikan secara peroral dengan memasukan/mencampur obat
tersebut dengan pakan ternak tersebut. Untuk ternak sapi, obat cacing diberikan oleh
pemilik ternak dengan cara obat cacing dicampurkan pada makanan atau minuman
sapi. Hambatan dalam melakukan progam ini adalah kurangnya pemahaman
masyarakat akan pentingnya pemberian obat cacing pada hewan.
Dari hambatan yang didapatkan pada saat melakukan kegitan pelayanan ini
maka solusi yang diberikan kepada peternak adalah sebelum ternak diberikan obat
cacing maka dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu obat cacing (neomasal),
manfaat obat cacing bagi hewan setelah diberikan, bahaya pemberian obat cacing
pada hewan dan juga mengenai aturan pemakaian obat cacing pada hewan sehingga
pada akhirnya peternak dapat mengerti dan bersedia untuk ternaknya diberikan obat
cacing. Jumlah hewan yang diberikan obat cacing berjumlah 67 ekor, yakni kambing
sebanyak 44 ekor kambing, 20 ekor babi dan 5 ekor sapi.

Anda mungkin juga menyukai