Anda di halaman 1dari 4

WAWASAN WIYATA MANDALA

MATERI PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (PLS)


SMK SUNAN GUNUNG JATI BABAKAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan
percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat perlu terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan
perilaku kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga lupa pada factor-
faktor lain yang menyebabkan beban sekolah menjadi semakin berat.
Oleh karena itu perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai untuk mengelola sekolah.
Wawasan itu dikenal dengan istilah wawasan wiyata mandala.
Dalam mencipatakan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan kondisi yang dinamis dan iklim yang
menguntungkan disekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan tertib, aman dan
dalam suasana kekeluargaan. Oleh karena itu partisipasi seluruh komponen baik kepala sekolah, guru
maupun karyawan

II. SEKOLAH DAN FUNGSINYA


Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses belajar mengajar, menanamkan dan mengembangkan
berbagai nilai, Iptek, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang utuh dan bulat, yang memiliki makna
sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan
teranyam menjadi satu.
Apabila terjadi kekurangan atau tidak berfungsinya bagian-bagian itu maka akan menyebabkan fungsi
sekolah akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan. Bagian-bagian itu antara lain
gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan, laboratorium, aula (bentuk fisik dan
kurikulum peserta didik, instruktur dan karyawan).
Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai dengan fungsinya.
Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada prinsip 5K yaitu Kebersihan,
Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan.
Sekolah pada dasarnya mempunyai fungsi dan tugas menyelenggarakan proses pendidikan secara
terencana, tertib dan teratur. Sekolah juga dapat dipandang sebagai masyarakat belajar yang utuh dan
bulat yang memiliki kepribadian tersendiri. Sebagai masyarakat belajar maka sekolah tidak dapat
dilepaskan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena sekolah sebenarnya merupakan sub
system dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

III. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA


Wawasan secara harafiah berarti pandangan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Dan juga dapat
diartikan sebagai cara memandang atau cara melihat atau cara meninjau. Kata wawasan berarti
pengajaran atau pendidikan sedangka mandala berarti lingkungan atau lingkaran atau daerah. Jadi
Wawasan Wiyata Mandala berarti cara pandang kalangan pendidikan tentang keberadaan sekolah
sebagai pengemban tugas dan fungsi sekolah di lingkungan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan dan fungsi serta tugas sekolah dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan
pandangan yang sama dari seluruh warga mengenai sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Setiap sekolah wajib menyelenggarakan seluruh proses pendidikan di seklahnya. Kesatuan pandang
yang disebut Wawasan Wiyata Mandala merupakan kebijakan di lingkungan sekolah. Wawasan Wiyata
Mandala harus merupakan satu kesatuan yang menjamin berlangsungnya proses pendidika di sekolah
secara efisien dan efektif. Wawasan Wiyata Mandala merupakan wawasan yang mengikat seluruh warga
sekolah sebagai suatu wahana menuju tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional.
Unsure-unsur Wawasan Wiayata Mandala :
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggun jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan
dalam lingkungan sekolahnya.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk
mengemban tugas pendidikan.
4. Para warga sekolah di dalam maupun diluar sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan
citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya mendukung antar warga.

IV. SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Dikarenakans sekolah sebagai Wiyata Madala atau lingkungan pendidikan maka sekolah tidak boleh
digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan yang bertentangan dengan
tujuan pendidikan. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru mengajar, tempat untuk menuntut
ilmu, tempat membina dan mengembangkan pandangan hidup dan kepribadian bangsaa, tata karma,
nilai-nilai agama, Iptek serta berbagai macam keterampilan siswa.
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa menjunjung tinggi
nama baik sekolah, menghormati sekolah, serta menjaga dan melindungi sekolah dari segala macam
unsure yang dapat menganggu proses pendidikan. Disini diperlukan kemanunggalan, persatuan dan
kesatuan warga sekolah untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat mengganggu jalannya
proses belajar mengajar disekolah. Setiap warga sekolah harus dapat menunjukan loyalitas atau
pengabdian kepada sekolah.

Untuk itu maka peran aktif siswa dan guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan. Tugas guru
dan siswa adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang mendorong
para siswa untuk belajar interaktif. Dalam hal ini yang mendapat perhatian adalah :
1. Bentuk pengaturan perabot disesuaikan dengan situasi kelas.
2. Jumlah kelompok dalam kelas
3. Jumlah siswa dalam kelompok
Keaktifan siswa dapat tercipta dengan langkah sebagai berikut :
1. Siswa ikut secara aktif dalam pelajaran
2. Sikap positif siswa dalam mengikuti pelajaran
3. Menggunakan kesempatan baik dalam mengambil keputusan
4. Sikap guru yang positif dalam mengambil keputusan
Dalam hal ini perlu juga dukungan dari semua pihak untuk berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler
disamping kegiatan kurikuler.
Kondisi yang mendukung kegiatan Wawasan Wiyata Mandala :
1. Menaati tata tertib sekolah
Tata tertib sekolah disusun secara operasional untuk mengatur tingakah laku dan sikap siswa dan guru
serta karyawan. Dalam tata tertib sekolah dikemukakan tentang hal-hal yang diharuskan, dianjurkan dan
yang tidak boleh dilakukan dalampergaulan di lingkungan sekolah.
2. Hormat dan taat pada guru
Guru memiliki tugas professional yaitu mendidik dalam rangka mengembangkan keterampilan. Tugas
berat guru adalah tugas kemasyarakatan yaitu ikut serta mengembangkan terbentuknya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Kerjasama antar warga sekolah
Antara warga sekolah dan masyarakat harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk
mengembangkan tugas pendidikan. Kerjasama ini akan menimbulkan saling pengertian dan akan lebih
membuka cakrawala pandangan oran tua siswa tentang hal-hal yang menjadi tugas dan tanggungjawab
dalam mendidika anaknya.

V. KETAHANAN SEKOLAH DALAM WAWASAN WIYATA MANDALA


Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan dlam
menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar sekolah yang langsung
ataupun tidak langsung dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi dinamik yang dimaksud
adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya kekuatan positif yang sumbernya antara lain dari siswa
yang aktif melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi masing-masing, maupun unsru kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan anggota masyarakat di lingkungan seklah.

Untuk mencipta ketahanan sekolah maka perlu dicipta :


1. Menaati dan memenuhi tata tertib sekolah
2. Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah
3. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan
4. Belajar keras, teratur dan terencana
5. Melaksanakan upacara bendera dengan tertib, disiplin, khidmat dan penuh kesungguhan.
6. Memelihara 7 K

VI. PENUTUP
Seperti telah diuraikan diatas bahwa Wawasan Wiyata Mandala diartikan sebagai suatu pandangan atau
tinjauan mengenai lingkungan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan secara ideal harus
mempunyai kelengkapan yang memadai. Suasana kondusif dan dinamis dukungan partisipasi keluarga,
masyarakat dan pemerintah yang lebih positif juga sangat diperlukan. Disamping itu semua komponen
harus memiliki rasa memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap terpeliharanya dan terbinanya lebaga
pendidikan sehingga terjamin kelancaran proses belajar mengajar yang mendukung masukan yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai