Anda di halaman 1dari 4

A.

Kajian Al-Qur’an

َ ً‫ضر َأْلاَو ِتاَواَمَّسلا ِق ْلَخ ي ِف َ ووُ ََََّّ َ َََ َ وو ْمِهِبوونوج ٰى َلَعَو اًدووعوقَو ا‬
‫ماي ِق َهَّللا َ ووُ وك ْ َذَ َنَِذَّلا‬ ْ ِ ‫اَنَّبَر‬
‫طاب اَذ َٰه َتْق َلَخ اَم‬
َ ِ ‫حبوس ًال‬
ْ َ ‫ِرا َّنلا َباَذَع اَنِقَف َكَنا‬
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali‫‘و‬Imran:‫و‬191).

1. Kelas Oligochaeta
a. Habitat
Hidup di air tawar, di daratan (tanah), atau di tempat lembab. Cacing ini bersifat saprofit
dengan memakan zat organik da organisme yang telah mati. (Arief nugraha Ting: filum
annelida polychaetaoligochaeta. http://ariefnugraha.blogspot.com/2012/06/filum-annelida-
polychaetaoligochaetahir).
b. Morfologi kelas oligochaeta
Oligochaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunyai sedikit rambut. Oligochaeta
tidak memiliki parapodia, namun memiliki beberapa seta pada tubuhnya yang bersegmen.
Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah, (Lulu
Mukhoyyaroh: makalah zoology annelida.
http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida). panjang tubuh
mulai 1cm-3cm, kulit dilapisi kutikula, tubuh mengandung hemoglobin. Pada lapisan kulit
terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan. Seta tidak membentuk
berkas, tunggal, dan membentuk rangkaian tertentu, jarang mempunyai insang (kecuali yang
akuatik), prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata ataupun tentakel. (annelida:
pengertian,reproduksi,ciri, klasifikasi dan peranannya.
http://www.gurupendidikan.co.id/annelida).
c. Fisiologi kelas oligochaeta
1) sistem Pencernaan
sistem pencernaan makanan terdiri atas mulut, faring, kerongkongan, dan usus. Traktus
digestivus beberapa sebuah tabung lurus mulai dari mulut, lalu faring yang kuat dan
membengkak (segmen 2-6), esofagus (segmen 6-14), ingluvies (tembolok) yang berdinding
tipis (segmen 14-17), gizzard (lambung tebal) (segmen 17-18), kemudian usus halus (segmen
19 sampai akhir) dan anus. Usus halus mempunyai lipatan internal sebelah dorsal yang
disebut tiflosol, yang memanjang mengikuti panjang usus. Esofagus dilengkapi dengan 3
pasang kelenjar berkapur yang memanjang pada sisi-sisinya. Makanannya adalah sisa
dedaunan yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat
mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap
oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus. (Lulu Mukhoyyaroh:
makalah zoology annelida. http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-
zoologi-annelida).
2) Sistem ekskresi
Pada anggota oligochaeta, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang
metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir. Bagian akhir dari saluran
yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan
bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua,
disebut nefridior. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh
gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-
bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel
tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi.
Sampah nitrogen da sedikit air tersisa di nefridium dan kadang dieksresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakan sampah dan mengembalikan
substansi yang berguna ke sistem sirkulasi. Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah
mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu ammonia dan zat lain
yang kurang toksik, yaitu ureum.
(http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia).
3) Sistem saraf
Sistem saraf oligochaeta terdiri dari otak (ganglion cerebral), dua lobus di atas faring, dua
saraf penghubung disekitar faring meunuju ke ganglia sub paringeal, tali saraf ventral
(sepanjang dasar selom kea rah somit anal). Beberapa saraf menuju ke prostomium dan
daerah mulut. Tali saraf ventral dalam tiap somit mempunyai ganglion membesar dan
memberikan 3 pasang saraf lateral. Tiap saraf lateral membentang setengah somit terdiri
dari serabut sensoris dan motoris.
(http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia).

4) Sistem reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri. Hal itu
karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama waktunya dengan matangnya sel kelamin
jantan. Organ reproduksi betina terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ
reproduksi jantan terdapat di segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37
terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lender. Sewaktu sepasang
cacing berkopulasi maka akan keluar lender yang akan membungkus kedua cacing dan
menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon) lendir tadi akan maju mundur di
sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari masing-masing cacing keluar dan
memasuki coccon. jika melewati lubang kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam
coccon akan dibuahi oleh sperma daric acing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan,
coccon akan lepas ke arah depan. Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur yang akan
dibuahi dan kemudian telur-telur tersebut akan menetas menjadi cacing.
(http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia).
5) Sistem respirasi
Kelas oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti pada kelas polychaeta, pernapasannya
dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok
cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah tertutup oleh selaputu bening dan tipis yang
disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembab dan basah. Melalui selaput inilah cacing
bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah,
udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada juga oligochaeta yang bernafas
dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta yang hidup akuatik.
(http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia).

2. Kelas Hirudinea
a. Habitat
Hidup di air tawar, di darat, dan di air laut. Hidup parasitis atau bahkan sebagai predator.
(Lulu Mukhoyyaroh: makalah zoology annelida.)
((http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida).

Hirudinea parasite hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup
dengan memangsa invertebrate kecil seperti siput. (Arief nugraha Ting: filum annelida
polychaetaoligochaeta)
(http://ariefnugraha.blogspot.com/2012/06/filum-annelida-polychaetaoligochaetahir).

b. Morfologi kelas Hirudinea


Anggota kelas ini tidak mempunyai parapodia atau seta-seta. Tubuhnya dengan 33 segmen
di tambah lagi dengan prostomium. Mempunyai alat pengisap posterior dan anterior
digunakan untuk menempel dan bergerak, bersifat hermafrodit. Panjang tubuh mencapai
30 cm, tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula, tubuh relatif pipih dengan ujung anterior dan
prosterior yang meruncing, terdiri dari 34 segmen.
(http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia)

c. Fisiologi kelas Hirudinea


1) Sistem pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rectum,dan anus. Anus
terletak pada bagian dorsal.
(http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia). Proses pencernaan di
mulut dari mulut terus ke faring yang berotot dan di kelilingi dengan kelenjar ludah. Kelenjar
ini mengeluarkan secret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah mengentalnya
darah). Dari faring terus ke tombolok yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung lateral,
memanjang sampai segmen ke 18. Faring otot yang dilengkapi rahang bergigi atau probosis
berotot. Kantung-kantung yang memanjang itu kemudian bersatu lagi menjadi lambung
yang di sebelah dalamnya terdapat lipatan-lipatan spiral internal, yang berguna untuk
mencerna darah yang mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur. Kantung-kantung
tembolok itu berguna untuk menyimpan darah. Dari lambung saluran pencernaan
melanjutkan ke usus, rectum, dan berakhir sebagai anus di sebelah prosterior. (Lulu
Mukhoyyaroh: makalah zoology annelida.
(http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida).
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti
setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bias
menyedot darah sebanyak 15 ml cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air
ludahnya mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya,
zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung
penisilin. (http://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/annelidia).
2) Sistem Ekskresi
Setiap segmen dari segmen ke 7-23 berisi nefridia yang berpasangan. Masing-masing
nefridia mempunyai ekspansi berupa vesikula yang berbentuk gelembung dan
merupakan muara saluran ekskresi.
(http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida).
3) Sistem saraf
Sistem saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada lintah ganglion-
ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkan ganglion serebal lebih kecil. Lintah bermata
10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama. Pada segmen-segmen
selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida).
4) Sistem reproduksi
Lintah itu hermafrodit dengan beberapa pasang testes dan satu pasang ovarium. Untu
reproduksi diperlukan fertilisasi silang. Massa sel sperma (spermator) yang telah
mengental (aglutinasi) dimasukkan kedalam vagina lintah partnernya melalui penis.
Fertilisasi berlangsung secara internal dan perkembangan terjadi dalam kokon seperti
pada cacing tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi lintah
kecil dalam kokon. Kokon di letakkan dalam alam bebas.
http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida).
5) Sistem Respirasi
Pernapasan berlangsung melalui kulit. Darah yang mengandung hemoglobin mengalir
dalam pembuluh-pembuluh longitudinal yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di
sebelah dorsal dan ventral tubuh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak
langsung menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu dengan rongga-
rongga dalam selom. Selom pada lintah telah tereduksi menjadi kecil. Beberapa ahli
sinus-sinus itu sebenarnya merupakan bagian-bagiab selom yang tereduksi.
http://lulumukhoyyaroh.blogspot.com/2015/10/makalah-zoologi-annelida).

Anda mungkin juga menyukai