Anda di halaman 1dari 9

Macam-Macam Himpunan Bilangan Beserta Symbol Dan Cara Penulisannya

Definisi Himpunan

Himpunan : Dapat dinyatakan sebagai suatu usaha pengelompokan objek-objek yang memiliki
keterkaitan dimana di dalam suatu himpunan dapat dibedakan secara jelas yang mana termasuk
himpunan,anggota-anggota himpunan dan yang bukan termasuk anggota himpunan.

Notasi Himpunan : Adalah salah satu cara memberi simbol suatu himpunan.

Contoh : Suatu himpunan selalu dinyatakan dengan huruf besar.

A adalah himpunan siswa-siswa berotak cerdas.

B Adalah himpunan siswa-siswa DCC.

Anggota-Anggota Suatu Himpunan : Selalu dinyatakan dengan huruf kecil.

Contoh : A adalah himpunan alat-alat sekolah.

{Buku,Pena,Pensil,Pengaris}.

Macam-macam himpunan
1. Himpunan bilangan asli
A = { 1, 2, 3, 4, 5, ... }

2. Himpunan bilangan cacah


C = { 0, 1, 2, 3, 4, .... }

3. Himpunan bilangan prima


P = { 2, 3, 5, 7, 11, .... }
4. Himpunan bilangan genap
G = { 0, 2, 4, 6, 8, 10, .... }

5. Himpunan bilangan ganjil


G = { 1, 3, 5, 7, 9, .... }

6. Himpunan bilangan komposit (tersusun)


T = { 4, 6, 8, 9, 10, 12, .... }

7. Himpunan tak hingga


A = { 1, 3, 5, 7, ..... }, (n)A = ∞ (jumlah anggota himpunan A adalah tak terhingga)

8. Himpunan berhingga
B = { 1, 3, 5, 7 }, (n)A = 4 (jumlah anggota himpunan B adalah sebanyak 4)
9. Himpunan kosong
K = { himpunan bilangan prima antara 7 dan 9 }, K = { } (jumlah anggota himpunan K adalah tidak
ada atau kosong)

10. Himpunan bagian


A = {2, 3, 5 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Semua anggota himpuna A adalah merupakan anggota himpunan B. Sehingga dapat dikatakan
bahwa; A bagian dari B, ditulis A c B atau B memuat A ditulis B ‫ ﬤ‬A

11. Himpunan semesta


Bila A = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka beberpa himpunan semesta pembicaraan yang mungkin untuk A
adalah;
S = { bilangan asli }
S = { bilangan cacah }
S = { bilangan kelipatan 2 }

Macam-Macam Himpunan
1. Himpunan Berhingga (finite set) himpunan yg unsurnya bila di hitung akan di peroleh
jumlahnya.

Contoh : P : himpunan bulan dalam setahun

Q : Himpunan siswa dalam satu kelas

2. Himpunan Tak Berhingga (Infinet set) himpunan yg unsurnya bila di hitung tidak akan di
peroleh hasilnya sampai kita berhenti menghitungnya.

Contoh : R : Himpunan bilangan cacah {0,1,2…}

3. Himpunan Kosong (Hampa) adalah Himpunun yg tidak memiliki anggota sama sekali.
Contoh : Kuda bermata 3.

Alasan pada umumnya kuda bermata 2

4. Himpunan Semesta usaha untuk menyatakan sekumpulan objek yang merupakan bagian dari
kumpulan objek-objeck tertentu tetapi memiliki batasan tertentu.

Contoh : Himpunan warga di salah satu negara bagian Amerika Selatan maka di sini kita memiliki
batasan dalam membahas himpunan tersebut. Dan secara keseluruhan warga negara di bagian
Amerika Selatan adalah sebagian dari warga negara Amerika Lambang S atau U.

5. Himpunan Sederajat adalah himpunan dua buah himpunan yang memiliki jumlah bilangan
kardinal yang sama.

Contoh : R = { Putih, biru, merah, kuning}

S = { Rakit, Sampan, Perahu, Kapal }

N(R)=4

N ( S) = 4

6. Himpunan Kuasa suatu pengelompokan himpunan yang dapat di bedakan dgn jalas anggotanya.

Contoh : A{a,b,c)maka ini adalah himpunanya

{{a,b,c},{a,b},{a,c},{b,c},{a},{b},{c}}

Dimana n (2A) = 23 = 8

7. Himpunan bagian ada 2 yaitu suatu himpunanan A juga merupakan

himpunan B.

Notasinya : A C B

Himpunan bagian A di sebut himpunan murni dan himpunan B paling sedikit harus ada 1 unsur
yang bukan unsur A.

Contoh : A{2,4,6,8}

B {2,4,6,8,1}

Himpunan S juga termasuk himpunan R.

Contoh : S{6,8,10,12}
R {6,8,10}

Notasinya : R C S

Dan jika suatu himpunan tidak memikiki unsur di sebut himpunan kosong.

Contoh – contoh Himpunan


Untuk lebih memahami tentang pengertian himpunan silahkan perhatikan contoh kasus berikut ini!
1. Kumpulan pemuda ganteng
2. Kumpulan orang tua yang bijaksana
3. Kumpulan pena, buku, penggaris, penghapus, pensil
4. Kumpulan pisang, salak, duku, durian, rambutan, jeruk

Penjelasan contoh kasus himpunan


Pada contoh (a) kumpulan pemuda ganteng; pengertian ganteng itu relatif dan tidak dapat
didefinisikan dengan jelas, dan (b) sifat bijaksana juga merupakan hal yang tidak dapat
didefinisikan dengan jelas karena setiap orang memiliki penilaian yang berbeda-beda (relatif).

Kesimpulan:
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada contoh kasus (a) dan (b) di atas bukanlah termasuk contoh
himpunan, karena anggota-anggotanya tidak dapat didefinisikan atau ditetapkan dengan jelas.
Sedangkan pada contoh kasus (c) merupkanan kumpulan alat tulis dan contoh (d) merupakan
kumpulan buah-buahan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada contoh kasus (c) dan (d) di atas merupakan contoh
dari himpunan karena anggota- anggotanya dapat didefinisikan atau ditentukan dengan jelan. Yaitu
(c) himpunan alat tulis dan (d) himpunan buah-buahan

Cara-Cara Penulisan Himpunan

Suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kapital, seperti A, B, C, D, ..., dan untuk menyatakan
himpunan itu sendiri dinotasikan dengan tanda kurung kurawal (aqulade). Objek yang dibicarakan
dalam himpunan tersebut dinamakan anggota (elemen, unsur). Anggota-anggota dari suatu
himpunan dinyatakan dengan huruf kecil atau angka-angka dan berada di dalam tanda kurawal.
Tanda keanggotaan dinotasikan dengan ∈, sedangkan tanda bukan anggota dinotasikan dengan ∉.

Jika x adalah anggota dari A maka dapat ditulis x ∈ A, dan jika y bukan anggota himpunan A maka
ditulis dengan y ∉ A. Banyaknya anggota dari suatu himpunan disebut dengan kardinal (bilangan
kardinal) himpunan tersebut. Jika A adalah suatu himpunan, maka banyaknya anggota dari A
(bilangan kardinal A) ditulis dengan notasi n(A) atau |A|.

Contoh : A = {a, b, c, d, e, f}, maka n(A) = 6

Cara-Cara atau Metode Penulisan Himpunan

Ada empat cara atau metode untuk menyatakan (menuliskan) suatu himpunan, yaitu:

1. Cara Tabulasi

Cara ini sering disebut juga dengan cara pendaftaran (roster method) atau enumerasi, yaitu cara
menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan anggotanya satu per satu. Untuk membedakan
anggota yang satu dengan yang lainnya digunakan tanda koma (,). Jika banyaknya anggota
himpunan itu cukup banyak atau tak terhingga, untuk menyingkat tulisan biasanya digunakan tanda
titik tiga (...) yang berarti “dan seterusnya”. Cara tabulasi biasanya digunakan jika anggota dari
himpunan itu bias ditunjukan satu persatu (diskrit), misal :

A = {0, 1, 2, 3, 4, ...}

B = {0, 1, 4, 9, 16, ..., 100}

C = {merah, jingga, kuning, hijau, biru}

Pada contoh pertama, banyak anggota dari himpunan A adalah tak terhingga, sehingga tidak
mungkin dituliskan semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu digunakan titik tiga setelah
aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat dilihat. Perhatikan bahwa kita tidak boleh menuliskan
seperti A = {0, ...} atau A = {0, 1, ...} untuk contoh yang pertama, sebab belum tampak polanya.
Penulisan seperti itu bisa mengandung interpretasi lain, sehingga tidak sesuai dengan yang
dimaksudkan.

Pada contoh kedua, juga digunakan tanda titik tiga karena banyak, anggotanya cukup banyak dan
aturan bilangannya sudah tampak, yaitu kuadrat dari bilangan cacah. Kardinal dari setiap himpunan
di atas adalah n(A) = ~, n(B) = 11, dan n(C) = 5.

2. Cara Pencirian / Deskriptif

Cara ini dikenal dengan “rule method” atau metode aturan, atau disebut juga metode pembentuk
himpunan. Dalam menggunakan metode deskripsi ini, anggota dari suatu himpunan tidak
disebutkan satu per satu, tetapi penyajian anggota himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan
suatu aturan / rumusan yang merupakan batasan bagi anggota-anggota himpunan. Himpunan yang
anggotanya diskrit dapat disajikan dengan cara deskripsi ini, akan tetapi suatu himpunan yang
anggotanya kontinu hanya bisa disajikan dengan cara deskripsi, dan tidak bisa disajikan dengan
cara tabulasi.

Contoh:

(1) A = adalah himpuan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8. Himpunan
A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat :

A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}

Sedangkan jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat :

A = {x | 1 < x < 8, x bilangan cacah}

(2) B = {x | 1 < x < 8, x bilangan real}.

Himpunan tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi, karena anggotanya kontinu.

Kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A) = 6 sedangkan n(B) = ~.

3. Simbol-Simbol Baku

Beberapa himpunan yang khusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah baku. Terdapat
sejumlah simbol baku yang menyatakan suatu himpunan, yang biasanya disajikan dengan
menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal. Berikut adalah contoh-contoh himpunan yang
dinyatakan dengan simbol baku, yang sering kita dijumpai, yaitu :

N = himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, ...}

P = himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, ...}

Z = himpunan bilangan bulat {...,-2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}

Q = himpunan bilangan rasional

R = himpunan bilangan riil

C = himpunan bilangan kompleks

4. Diagram Ven

Dalam diagram venn, himpunan semesta S digambarkan dengan persegi panjang, sedangkan untuk
himpunan lainnya digambarkan dengan lengkungan tertutup sederhana, dan anggotanya
digambarkan dengan noktah. Anggota dari suatu himpunan digambarkan dengan noktah yang
terletak di dalam di dalam daerah lengkungan tertutup sederhana itu, atau di dalam persegi panjang
untuk anggota yang tidak termasuk di dalam himpunan itu.

Contoh:

Cara Menyatakan Suatu Himpunan

1. Metode Pendaftaran Tabulasi (Roster)

Metode ini dapat di gunakan dengan mencantumkan seluruh anggota himpunan dan di pisahkan
dengan tanda koma dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal.

2. Metode Pencirian Deskripsi (Ruler)

Metode ini dapat di gunakan dengan menyebutkan salah satu sifat himpunan.

Contoh : A adalah himpunan anak-anak TK alhidayah kelas Bunga Mawar

Catatan : Bila dalam suatu himpunan unsurnya hanya boleh muncul sekali. Dan bila dalam suatu
himpunan unsur-unsur yang muncul lebih dari satu.maka peryataan itu bukan suatu himpunan

Contoh : A{Mawar,Lili,Melati} Himpunan.

B {Mawar,Mawar,Lili,Melati}Bukan Himpunan.

Cara Menyatakan suatu himpunan


Untuk menyatakan suatu himpunan, dalam bidang matetaika dapat dinyatakan dengan beberapa
cara, diantaranya:

1. Menyatakan himpunan dengan menggunakan kata-kata atau menyebut syarat-syaratnya

Conyohnya adalah;

- A = { bilangan prima kurang dari 20 }

-B = { bilangan asli antara 7 sampai 25 }


2. Menyatakan himpunan dengan menyebutkan atau mendaftar anggota-anggotanya

Yaitu dengan cara anggota himpunan dituliskan di dalam kurung kurawal dan antara anggota yang
satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda koma.

Contohnya adalah;

- A = { jeruk, salak, jambu, semangka, mangga }

(untuk himpunan yang anggotanya sedikit atau terbatas)

- B = { Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bengkulu, Lampung, ....., Makasar }

(untuk himpunan yang anggotanya banyak tapi terbatas)

- C = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, ..... }

(untuk himpunan yang jumlah anggotanya banyak dan tidak terbatas)

3. Menyatakan himpunan dengan notasi pembentuk himpunan

Cara menyatakana himpunan dengan notasi pembentuk himpunan adalah dengan mengikuti aturan
berikut ini;

a Benda atau objeknya dilambangkan dengan sebuah peubah (a, b, c, ...., z)


b) Menuliskan syarat keanggotaannya dibelakang tanda ‘I’

Contohnya adalah;
- A = { x I x < 7, x bilangan asli }
Dibaca: himpunan setiap x sedemikian hingga x adalah kurang dari 7 dan x adalah bilangan asli.

- B = { (x,y) I y + x = 7, x dan y bilangan asli }


Dibaca: himpunan pasangan x dan y sedemikian hingga y ditambah x sama dengan 7 untuk x dan y
adalah bilangan asli.

4. Menyatakan himpunan dengan diagram Venn

Perhatikan gambar diagram Venn di bawah ini!


Diagram tersebut di atas memberikan gambaran bahwa;
A = { 1, 2, 3, 4, 5 }

Anda mungkin juga menyukai