Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN II


Tahun Akademik 2018/2019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
JL. Khairil Anwar No. 3B Telp/Fax. (0332) 433015 Bondowoso
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Nyeri Nonfarmakologi


Sasaran : Pasien Dan Keluarga Yang Ada Di Ruang Jantung
Hari/Tgl : Kamis / 24 Oktober 2019
Waktu : 15-35 menit
Tempat : Ruang Melati

I. Analisis Situasi
1.1 Peserta diskusi : Keluarga dan Pasien Ruang Melati
1.2 Ruangan Diskusi : Ruang Rawat Inap Ruang Melati
1.3 Pemberi Materi : Mahasiwa DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan diharapkan pasien mampu
mengetahui dan memahami tentang manajemen nyeri non farmakologi
2.2 Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang manajemen nyeri non farmakologi, diharapkan
peserta dapat :
a. Mengetahui tentang pengertian nyeri
b. Mengetahui tentang penyebab nyeri
c. Mengetahui tentang tanda gejala nyeri
d. Mengetahui tentang klasifikasi nyeri
e. Mengetahui tentang manajemen nyeri non farmakologi

III. Materi
3.1 Pengertian Nyeri
3.2 Penyebab Terjadinya Nyeri
3.3 Tanda dan Gejala Terjadinya Nyeri
3.4 Klasifikasi Nyeri
3.5 Manajemen Nyeri Non Farmakologi

IV. Metode dan Media


4.1 Metode : Diskusi kelompok
4.2 Media : Leaflet

V. Kegiatan Diskusi
No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Memberikan leaflet 1. Menerima dan
membaca leaflet
2. Membuka kegiatan 2. Menjawab salam
diskusi dan mengucapkan
salam
2. Pelaksanaan 20 menit 1. Mengkaji pengetahuan 1. Menyimak dan
pasien tentang pengertian menjawab
nyeri 2. Menyimak dan
2. Menjelaskan pengertian mendengarkan
nyeri 3. Menyimak dan
3. Mengkaji pengetahuan menjawab
pasien tentang penyebab 4. Menyimak dan
nyeri mendengarkan
4. Menjelaskan penyebab 5. Menyimak dan
nyeri menjawab
5. Mengkaji pengetahuan 6. Menyimak dan
pasien tentang tanda mendengarkan
gejala nyeri 7. Menyimak dan
6. Menjelaskan tanda gejala menjawab
nyeri 8. Menyimak dan
7. Mengkaji pengetahuan mendengarkan
pasien tentang klasifikasi 9. Menyimak dan
nyeri menjawab
8. Menjelaskan klasifikasi 10. Menyimak dan
nyeri mendengarkan
9. Mengkaji pengetahuan
klien tentang manajemen
nyeri non farmakologi
10. Menjelaskan tentang
manajemen nyeri non
farmakologi
3. Evaluasi 5 menit 1. Pemandu diskusi 1. Replay materi yang
kelompok mengevaluasi telah disampaikan
hasil diskusi dalam
kelompoknya
4. Penutup 5 menit 1. Kesimpulan dari 1. Mendengarkan
penyuluhan 2. Mendengarkan
2. Evaluasi dari pemimpin
diskusi 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam
penutup, mengakhiri
pertemuan serta
mengucapkan terima
kasih

VI. Kriteria Evaluasi


6.1 Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Peserta hadir di tempat diskusi
e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di ruang melati
6.2 Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta menyampaikan
pendapatnya.
c. Suasana menyenangkan
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai
6.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan
b. Peserta dapat memahami tentang manajemen nyeri non farmakologi.

VII. Daftar Pustaka


Wikjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Rosda.
Willis, Sofyan. 2000. Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung : Angkasa.
Carpenitto, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester,
Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

VIII. Pengorganisasian
Penyaji : Ayu Ananda Bachtiar
a. Peran Moderator
1. Bertanggung jawab atas kelancaran acara penyuluhan
2. Membuka dan menutup acara penyuluhan
3. Menyimpulkan hasil penyuluhan
b. Peran Penyaji
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Bertugas menjawab pertanyaan
c. Peran Observer
1. Mengobservasi jalannya acara
2. Mencatat jumlah klien yang hadir
3. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4. Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
5. Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
1. Mamfasilitasi jalannya kegiatan
2. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

IX. Kriteria Hasil


1. Evaluasi Struktur
a. SAP telah diselesaikan dan dikonsulkan kepada pembimbing klinik dan akademik 3
hari sebelum penyuluhan dilaksanakan.
b. Media dan alat telah disiapkan sesuai dengan yang dibutuhkan.
c. Ruangan sesuai dengan setingan tempat
d. Struktur organisasi dalam penyuluhan sesuai dengan rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa duduk berhadapan dengan pasien di ruang melati
b. Selama proses berlangsung diharapkan pasien dapat mengikuti seluruh kegiatan.
c. Selama kegiatan yang diharapkan pasien aktif
d. Suasana tenang
3. Evaluasi Hasil
a. 80 % pasien dapat menjelaskan pengertian nyeri
b. 80 % pasien dapat menjelaskan penyebab nyeri
c. 80 % pasien dapat menjelaskan tanda dan gejala nyeri
d. 80 % pasien dapat menjelaskan klasifikasi nyeri
e. 80 % pasien dapat menjelaskan manajemen non farmakologi
Tata Cara Berdiskusi yang Benar

Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Saling bertukar
pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan
diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu
permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman
(sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini,
harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga
terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi
menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan
baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator,
notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat
secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika
proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi. Inti dari
kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikran antar peserta diskusi. Peserta diharap
menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang di hadapi selanjutnya pendapat
tersebut harus disampaikan oleh peserta lain. bermacam- macam bentuk tanggapan dapat
disampaikan, misalnya dengan mempertahankan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap
belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan menyatakan sikap setuju atau tidak
setuju/mendukung atau tidak mendukung terhadap pendapat yang telah di kemukakan.
Munculnya berbagai sikap dan pikiran dan tanggapan yg berbeda – beda itu merupakan hal yang
positif dalam kegiatan berdiskusi.
MATERI DISKUSI
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS

PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah perasaan tak nyaman dan sensasi yang sangat individual yang tidak
dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri adalah sensori yang tidak nyaman dan pengalaman
emosi yang dihubungkan dengan luka nyata atau potensial atau digambarkan dalam bentuk
luka (IASP/International Association for the Study of Pain, 1979).
Nyeri adalah apapun yang dikatakan seseorang yang dialaminya, ada kapanpun
seseorang mengatakannya (McCaffery, 1979). Nyeri merupakan fenomena yang dipengaruhi
oleh interaksi faktor-faktor affective (emosional), behavior, cognitive, dan physiologic-
sensory.
Nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan yang merupakan pertanda bahwa
tubuh telah mengalami kerusakan atau terancam oleh suatu cedera.

MACAM-MACAM NYERI
a. Nyeri Akut
Nyeri yang berlangsung hanya selama periode penyembuhan yang diharapkan
b. Nyeri Kronik
Berlangsung selama proses penyembuhan dan biasanya dalam periode 6 bulan
Perbedaan Nyeri Akut dengan Nyeri Kronik
NYERI AKUT NYERI KRONIK
Ringan sampai berat Ringan sampai berat
Respon sistem syaraf Symphatic: Respon sistem syaraf Parasymphatic:
 Nadi meningkat  Tanda-tanda vital normal
 Pernafasan meningkat  Kulit kering, hangat
 Peningkatan tekanan darah  Pupil normal atau dilatasi
 Diaphoresis
 Dilatasi pupil
Berhubungan dengan luka jaringan, Penyembuhan berlangsung lama
hilang dengan penyembuhan
Klien tampak gelisah dan cemas Klien tampak depresi dan menarik diri
Klien melaporkan nyeri Klien sering tidak menyatakan nyeri
tanpa ditanya
Klien memperlihatkan perilaku yang Perilaku nyeri tidak ada
mengindikasikan nyeri: menangis,
menggaruk atau memegang area

MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS


a. Farmakologis
Kolaborasi dengan dokter, obat-obatan analgesia, narkotik cute oral atau parenteral ( IM,
IV, SC ) untuk mengurangi nyeri secara cepat.
b. Non Farmakologis
1) Stimulasi dan pijatan
Pasien jauh lebih nyaman karena otot relaksasi, sensasi tidak nyeri memblokir
menurunkan transmisi nyeri, menggosok kulit, punggung, bahu.
2) Kompres Es dan Panas
a. Es : Menurunkan prostaglandin, sensitivitas reseptor nyeri kuat, menghambat
inflamasi
b. Panas : Melancarkan aliran darah, nyeri berkurang
3) Distraksi
Suatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan
perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang di
alami.
a. Memfokuskan sesuatu selain nyeri
b. Persepsi nyeri berkurang
c. Melihat film, musik, kunjungan teman–teman atau keluarga, permainan, aktivitas
tertentu
Beberapa teknik distraksi :
 Bernafas secara pelan – pelan, massase sambil menarik nafas pelan–pelan,
mendengarkan lagu, sambil menepuk – nepukkan jari/kaki.
 Membayangkan hal – hal yang indah sambil menutup mata
 Menonton TV atau acara kegemaran
4) Relaksasi
 Tiga hal penting dalam relaksasi adalah :
a. Posisi yang tepat
b. Pikiran tenang
c. Lingkungan tenang
 Teknik relaksasi:
a. Menarik nafas dalam
b. Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan
c. Nafas beberapa kali dengan irama yang normal
d. Ulangi nafas dalam dengan konsentrasi pikiran
e. Setelah rileks, nafas pelan
5) Imajinasi Terbimbing
 Membayangkan setiap energi dalam menarik nafas adalah energi kesembuhan.
 Bayangkan saat mengeluarkan nafas, nyeri keluar dan tegang berkurang.
 Sebagai tambahan dari bentuk pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai